Anda di halaman 1dari 8

       MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

ILMU PENYULUHAN Drs. H. Ilham , MAP

Masyarakat Sasaran Penyuluhan

Kelompok 5

Oleh:
Ahmad Ansari : 180104020293
Azwar Arifin : 180104020

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
BANJARMASIN
2020
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan wadah untuk membentuk kepribadian diri setiap kelompok
manusia atau suku yang berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu masyarakat adalah
kelompok manusia yang tinggal menetap dalam suatu wilayah yang tidak terlalu jelas batas-
batasnya, berinteraksi menurut kesamaan pola tertentu, diikat oleh suatu harapan dan
kepentingan yang sama, keberadaannya berlangsung terus-menerus, dengan suatu rasa
identitas yang sama.

Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar


masyarakat tertarik, berminat dan bersedia untuk melaksanakannya dalam kehidupan
merekasehari-hari. Penyuluhan tidak lepas dari bagaimana agar sasaran penyuluhan dapat
mengerti, memahami, tertarik, dan mengikuti apa yang disuluhkan dengan baik, benar, dan
atas kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide baru dalam kehidupannya.
Oleh karena itu penyuluhan membutuhkan suatu perencanaan yang matang, terarah, dan
berkesinambungan. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku adalah penyuluhan yang
berkesinambungan dan continue. Dalam proses perubahan perilaku dituntut agar sasaran
berubah tidak hanya semata-mata karena adanya penambahan motivasi saja, namun
diharapkan juga adanya perubahan pada keterampilan sekaligus sikap mantap yang menjurus
kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif dan menguntungkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat ?
2. Apa yang dimaksud dengan Penyuluhan ?
3. Apa yang dimaksud dengan Masyarakat sebagai Sasaran Penyuluhan ?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik
dari keadaan yang ada. Perubahan kehidupan masyarakat tersebut mencakup setiap bidang, di
segala segi dan dalam semua lapangan. Menurut Kartasapoetra (1987).
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan wadah untuk membentuk kepribadian diri setiap kelompok
manusia atau suku yang berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu masyarakat adalah
kelompok manusia yang tinggal menetap dalam suatu wilayah yang tidak terlalu jelas batas-
batasnya, berinteraksi menurut kesamaan pola tertentu, diikat oleh suatu harapan dan
kepentingan yang sama, keberadaannya berlangsung terus-menerus, dengan suatu rasa
identitas yang sama. Dalam bahasa ingris masyarakat disebut society, yang berasal dari kata
Latin “socius” yang berarti: teman atau kawan. Kata masyarakat, yakni sekelompok orang
yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam suatu proses pergaulan, yang berlangsung
secara berkesinambungan. Pergaulan ini terjadi karena adanya nilai-nilai, norma-norma, cara-
cara dan prosedur serta harapan dan keinginan yang merupakan kebutuhan bersama. Hal-hal
yang disebut terakhir inilah merupakan tali pengikat bagi sekelompok orang yang disebut
masyarakat (Antonius Atosokhi Gea dkk, 2003 : 30-31).

Menurut Horton dalam M. Zaini Hasan dkk, (1996 : 12-13) mengatakan masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri, yang hidup bersama-sama dalam waktu
relatif lama mendiami kawasan tertentu, memiliki kebudayaan relatif lama, serta melakukan
aktivitas yang cukup lama pada kelompok tersebut.

Lebih lanjut Horton dalam M. Zaini Hasan dkk, (1996 : 247) mengatakan bahwa
masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup dalam suatu wilayah tertentu, yang
memiliki pembagian kerja yang berfungsi khusus dan saling tergantung (interdependent), dan
memiliki sistem sosial budaya yang mengatur kegiatan para anggota, yang memiliki
kesadaran akan kesatuan dan perasaan memiliki, serta mampu untuk bertindak dengan cara
yang teratur.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama-sama
untuk mendiami wilayah tertentu dan saling bergaul serta mempunyai kebudayaan dan
memiliki pembagian kerja, dalam waktu relatif lama, saling tergantung (interdependent),
memiliki sistem sosial budaya yang mengatur kegiatan para anggota serta memiliki kesadaran
akan kesatuan dan perasaan memiliki, mampu untuk bertindak dengan cara yang teratur dan
bekerja sama dalam melakukan aktivitas yang cukup lama pada kelompok tersebut.

a. Masyarakat Desa
Pada umumnya pengertian desa dikaitkan dengan pertanian, yang sebenarnya masih
bisa didefinisikan lagi berdasarkan pada jenis dan tingkatannya. Masyarakat desa yaitu
masyarakat yang ruang lingkupnya berada di desa dan cenderung hidup secara tradisional
serta memegang adat istiadat. Menurut P.H Landis terdapat tiga definisi tentang desa yaitu
pertama desa itu lingkungan yang penduduknya kurang dari 2.500 orang, kedua desa adalah
suatu lingkungan yang penduduknya mempunyai hubungan yang saling akrab serba informal
satu sama lain, dan yang ketiga desa adalah suatu lingkungan yang penduduknya hidup dari
pertanian. Kebudayaan yang terdapat pada masyarakat desa masih tergolong masuk dalam
kategori yang belum maju dan masih sederhana. Kebanyakan orang menganggap bahwa
masyarakat desa khususnya masyarakat petani masih dianggap secara umum yang mana
mereka dianggap seragam atau sama antara masyarakat petani yang satu dengan yang lain.
Kebudayaan tradisional masyarakat desa merupakan suatu hasil produk dari besar kecilnya
pengaruh alam terhadap masyarakat yang bergantung pada alam itu sendiri.

b. Masyarakat Kota
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community yaitu masyarakat yang
tidak tertentu jumlah penduduknya. Pengertian kota sendiri adalah suatu himpunan penduduk
masalah yang tidak agraris, bertempat tinggal di dalam dan di sekitar suatu kegiatan ekonomi,
pemerintah, kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Kota merupakan suatu daerah yang
memiliki ciri-ciri khusus yang dapat membedakannya dengan daerah desa, seperti pemusatan
jumlah penduduk, pusat pemerintahan dan sarana prasarana penunjang aktivitas manusia
yang relatif lebih lengkap di bandingkan dengan daerah desa, menurut Bintarto ( 1989 : 36 ):
“Kota ialah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang di tandai dengan kepadatan
penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen secara
materialis serta dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur
alami dan unsur-unsur non alami dengan gejala-gejala penduduk yang cukup besar dan
dengan corak kehidupan yang heterogen materialistis dibandingkan dengan daerah
belakangnya”. Masyarakat kota sering dicirikan dengan masyarakat modern. Masyarakat kota
adalah masyarakat yang anggota-anggotanya terdiri dari manusia yang bermacam-macam
lapisan/tingkatan hidup, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain.
2. Pengertian Penyuluhan 
Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan (UU No. 16, Tahun 2006
tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan ). Penyuluhan dapat diartikan
sebagai proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar
terbangun proses perubahan “perilaku” (Behaviour) yang merupakan perwujudan dari
Pengetahuan , Sikap dan Keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang atau pihak
lain , baik secara langsung atau tidak langsung.
Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui
pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara sistematik, terencana, dan terarah dengan peran serta aktif individu,
kelompok, atau masyarakat untuk memecahkan masalah dengan memperhitungkan faktor
sosial, ekonomi, dan budaya setempat. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku adalah
penyuluhan yang berkesinambungan dan continue. Dalam proses perubahan perilaku dituntut
agar sasaran berubah tidak hanya semata-mata karena adanya penambahan motivasi saja,
namun diharapkan juga adanya perubahan pada keterampilan sekaligus sikap mantap yang
menjurus kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif dan menguntungkan.

3. Masyarakat Sasaran Penyuluhan


Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar
masyarakat tertarik, berminat dan bersedia untuk melaksanakannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Penyuluhan tidak lepas dari bagaimana agar sasaran penyuluhan dapat mengerti,
memahami, tertarik, dan mengikuti apa yang disuluhkan dengan baik, benar, dan atas
kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide baru dalam kehidupannya. Oleh
karena itu penyuluhan membutuhkan suatu perencanaan yang matang, terarah, dan
berkesinambungan.
Pada dasarnya sasaran penyuluhan adalah manusia biasa dengan segala keterbatasan
dan kelebihan masing-masing, di mana secara umum kondisi yang demikian sangat
mempengaruhi efektivitas penyuluhan. Beberapa hal yang perlu diamati pada diri sasaran
penyuluhan adalah ada tidaknya motivasi pribadi sasaran penyuluhan dalam melakukan suatu
perubahan.
Menurut Samsudin (1992), sasaran penyuluhan sebenarnya tidak hanya individunya
saja, tetapi meliputi juga keluarganya, kelompok masyarakat yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dalam usahanya.
UUD RI No. 16, tentang Sistem Penyuluhan Prtanian, Perikanan dan Kehutanan,
BAB III pasal 5, mengatakan bahwa sasaran penyuluhan adalah : Pihak yang paling berhak
memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara. Pihak yang
paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara.
Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha. Sasaran antara penyuluhan
yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati
pertanian, serta generasi muda dan tokoh masyarakat. Pemilihan sasaran penyuluhan harus
tepat agar materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan dapat memecahkan
permasalahan yang dihadapi.
Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha. Sasaran antara
penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga
pemerhati pertanian, perikanan,, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat
(Kusnadi, 2011).
Sasaran program penyuluhan adalah agar masyarakat dapat mengerti, memahami,
tertarik, dan mengikuti apa yang disampaikan dengan baik dan benar dan atas kesadarannya
sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide baru tersebut dalam kehidupannya. Keadaan
pribadi sasaran. Beberapa hal yang perlu diamati pada diri sasaran penyuluhan adalah ada
tidaknya motivasi pribadi sasaran penyuluhan dalam melakukan suatu perubahan.
Berikutnya, adanya ketakutan atau trauma di masa lampau yang berupa ketidakpercayaan
pada pihak lain karena pengalaman ketidak-berhasilan atau kegagalan, kekurangsiapan dalam
melakukan perubahan karena keterbatasan pengetahuan, keterampilan dana, saran, dan
pengalaman serta adanya perasaan puas dengan kondisi yang dirasakan sekarang tanpa harus
melakukan perubahan. 

Disini ada beberapa contoh tentang sasaran penyuluhan:


Sasaran penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok
atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh
masyarakat.  Yang dimaksud dengan generasi muda dan tokoh masyarakat yaitu generasi
muda dan tokoh masyarakat dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
a. Sasaran Penyuluhan Pertanian
Sasaran penyuluhan pertanian adalah siapa sebenarnya yang disuluh atau ditujukan
kepada siapa penyuluhan pertanian tersebut (Samsudin, 1987). Jadi sasaran dalam
penyuluhan adalah masyarakat yang membutuhkan sesuatu informasi/ pesan yang
disampaikan dalam kegiatan penyuluhan tersebut. Dalam kegiatan penyuluhan pertanian
ditujukan kepada keluarga tani dipedesaan, yang terdiri dari bapak tani, ibu tani, dan pemuda-
pemudi tani atau ditujukan untuk masyarakat tani dipedesaan, yang merupakan kesatuan
petani dan keluarganya (Samsudin, 1987).

b. Sasaran Penyuluhan Perikanan


Berdasarkan UU No 16 tahun 2006, Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat
penyuluhan meliputi:
Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha. Pelaku utama
kegiatan perikanan adalah nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah ikan. Pelaku usaha
adalah perorangan warga negara Indonesia atau badan hukum yang dibentuk menurut hukum
Indonesia yang mengelola sebagian atau seluruh kegiatan usaha perikanan dari hulu sampai
hilir. Tenaga Pelaku Penyuluhan Perikanan Berdasarkan UU No. 16 tahun 2006, yang
dimaksud dengan tenaga penyuluh perikanan meliputi Penyuluh PNS, penyuluh swasta
dan/atau penyuluh swadaya. Pada hakekatnya setiap orang yang mempunyai pengetahuan
tentang perikanan dan mampu berkomunikasi dapat menjadi penyuluh perikanan.
c. Sasaran Penyuluhan Kehutanan
Penyuluhan kehutanan memiliki kegiatan yang tertentu agar tujuan yang diinginkan
(perbaikan-perbaikan teknologi, cara kerja dan tingkat kehidupan masyarakat tani hutan)
dapat tercapai. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara teratur dan terarah, tidak mungkin
dilaksanakan begitu saja, oleh karena itu memerlukan dan menerapkan, sehingga masyarakat
tani hutan tersebut dapat menolong dirinya sendiri mengubah dan memperbaiki tingkat
pemikiran , tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya. Salah satu tugas yang menjadi
tanggung jawab setiap penyuluh kehutanan adalah mengkomunikasikan inovasi, dalam arti
mengubah prilaku masyarakat sasaran agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi
demitercapainya perbaikan mutu hidupnya. Dalam hubungan ini, perlu diingat bahwa sasaran
penyuluh sangatlah beragam, baik mengenai karakteristik individunya, beragam lingkungan
fisik dan sosialnya dan beragam pula kebutuhan-kebutuhannya, motivasi, serta tujuan yang
diinginkannya. Dengan demikian, tidak ada satu metode yang selalu untuk diterapkan dalam
setiap kegiatan penyuluhan kehutanan.
Karena itu, dalam setiap pelaksanaan penyuluhan kehutanan, penyuluh kehutanan
harus memahami dan mampu memilih metode penyuluhan kehutanan yang paling baik
sebagai salah satu cara yang terpilih untuk tercapainya tujuan penyuluhan kehutanan yang
dilaksanakannya.

BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa mengetahui Masyarakat sebagai
Sasaran Penyuluhan sangat penting. Karena untuk menjadi seorang penyuluh selain juga
mempunyai kemampuan khusus juga dapat mengerti dan memahami apa-apa saja yang harus
diutamakan sebagai seorang penyuluh agar masyarakat mengerti agar sasaran penyuluhan
dapat mengerti, memahami, tertarik, dan mengikuti apa yang disuluhkan dengan baik, benar,
dan atas kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide baru dalam kehidupannya.
Oleh karena itu penyuluhan membutuhkan suatu perencanaan yang matang, terarah, dan
berkesinambungan.
Masyarakat sebagai sasaran penyuluhan harus memperhatikan beberapa hal yang
perlu diamati pada diri sasaran penyuluhan adalah ada tidaknya motivasi pribadi sasaran
penyuluhan dalam melakukan suatu perubahan.
Dalam UUD RI No. 16, tentang Sistem Penyuluhan Prtanian, Perikanan dan
Kehutanan, BAB III pasal 5, mengatakan bahwa sasaran penyuluhan adalah : Pihak yang
paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara.
Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan
sasaran antara. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha. Sasaran
antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau
lembaga pemerhati pertanian, serta generasi muda dan tokoh masyarakat. Pemilihan sasaran
penyuluhan harus tepat agar materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan dapat
memecahkan permasalahan yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA

Subejo. 2010. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Extention.

Bahua, Muhammad. 2010. Model Pengembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian Di


Provinsi Gorontalo. Jurnal. Vol 1(1)

Sumber:http://www.pustakaskripsi.com/perananpangeranwalangsungsang-dalam-merintis-
kesultanan-cirebon-1445-1529m-5632.html (Diunduh tanggal 23/10/2014 pukul 13.13)

Departemen Pertanian.2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006


Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.Jakarta..

Jamie. 1994. Penyuluh berperan sebagai motivator, Penyuluhan Pertanian.Jakarta : Penebar


Swadaya.78 hal.

Setiana,L. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.Yogyakarta : Penerbit


ANDI. 137 hal.

Anda mungkin juga menyukai