Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ambar Wulandari

NIM : 6411419039

Rombel 2A Kesmas

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja [ CITATION Irz16 \l
1057 ]. Kecelakaan kerja tidak hanya menimbulkan korban jiwa tetapi juga
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha dan dapat menganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.

Di dalam K3 memiliki prinsip yang merupakan sebuah landasan berfikir,


landasan berpijak, acuan atau petunjuk arah dalam menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja guna melindungi pekerjanya dari potensi bahaya. Berikut adalah
prinsip-prinsip K3 :

1. Prinsip K3 sesuai JSA (Job Safety Analysis)

Prinsip K3 sesuai JSA adalah bekerja aman dan selamat.

Aman artinya

a. Mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan


b. Mengetahui langkah/tahapan pekerjaan tersebut
c. Mengetahui bahaya-bahayanya
d. Mengetahui cara mengendalikan bahaya-bahaya tersebut

Selamat artinya

a. Menyelamatkan karyawan dari sakit, kesedihan, kehilangan masa


depan, dan kehilangan gaji/nafkah
b. Menyelamatkan keluarga dari kesedihan, masa depan yang tidak
menentu, dan kehilangan pendapatan
c. Menyelamatkan perusahaan dari kehilangan tenaga kerja, kehilangan
pengeluaran biaya akibat kecelakaan, kehilangan waktu karena terhenti
kegiatan, kehilangan karyawan yang celaka, dan menyelamatkan
perusahaan dari terhentinya aktivitas produksi
2. Prinsip K3 dalam OHSAS 18001
a. Semua pekerja memiliki hak
Pekerja serta pengusaha dan pemerintah, harus memastikan bahwa
hak-hak pekerja dilindungi dan harus berusaha untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang layak.
b. Kebijakan K3 harus ditetapkan
Kebijakan tersebut harus dilaksanakan baik di tingkat lokal dan
perusahaan nasional. Kebijakan harus secara efektif dikomunikasikan
kepada semua pihak yang terkait.
c. Harus ada komunikasi yang baik antara mitra sosial (pengusaha
dan pekerja) dan pemangku kepentingan lainnya
Hal tersebut harus dilakukan selama formulasi, implementasi, dan
peninjauan semua kebijakan, sistem, dan program.
d. Program K3 dan kebijakan harus bertujuan baik dalam hal
pencegahan dan perlindungan
Upaya harus difokuskan terlebih pada pencegahan primer di tingkat
tempat kerja. Tempat kerja dan lingkungan harus direncanakan dan
dirancang untuk menjadi aman dan sehat
e. Perbaikan terus-menerus K3 harus dipromosikan
Hal tersebut diperlukan untuk memastikan bahwa hukum, peraturan,
dan standar teknis nasional untuk mencegah kecelakaan kerja,
penyakit, dan kematian yang disesuaikan secara berkala untuk
kemajuan sosial, teknis, dan ilmiah dan perubahan lain dalam dunia
kerja. Hal ini akan optimal dilakukan dengan cara pengembangan dan
pelaksanaan kebijakan nasional, sistem nasional, dan program nasional
f. Informasi penting untuk pengembangan dan pelaksanaan
program dan kebijakan yang efektif
Pengumpulan dan penyebaran informasi yang akurat tentang bahaya
dan bahan berbahaya, pengawasan kerja, pemantauan kepatuhan
terhadap kebijakan dan praktek yang baik, dan kegiatan terkait lainnya
adalah pusat untuk pembentukan dan penegakan kebijakan yang efektif
g. Promosi kesehatan adalah unsur utama dari praktik kesehatan
kerja
Upaya yang harus dilakukan untuk meningktkan pekerja fisik, mental,
dan kesejahteraan sosial
h. Pelayanan kesehatan kerja yang mencakup semua pekerja harus
dibentuk
Semua pekerja di semua kategori harus memiliki akses ke layanan
tersebut, yang bertujuan untuk melindungi dan meingkatkan kesehatan
pekerja dan memperbaiki kondisi kerja
i. Pendidikan dan pelatihan merupakan komponen penting dari
lingkungan kerja yang sehat dan aman
Pekerja dan pengusaha harus dibuat sadar akan pentingnya
membangun prosedur kerja yang aman dan bagaimana melakukannya.
Pelatih/trainer internal harus dilatih di bidang relevansi khusus untuk
industri tertentu, sehingga mereka dapat mengatasi masalah K3 yang
spesifik
j. Pekerja, pengusaha, dan pejabat yang berwenang memiliki
tanggung jawab, tugas, dan kewajiban tertentu
Misalnya, pekerja harus mengikuti prosedur keselamatan yang
ditetapkan, pengusaha harus menyediakan tempat kerja yang aman
dan menjamin akses ke pertolongan pertama, dan pihak yang
berwenang harus menyususn, berkomunikasi dan meninjau secara
berkala dan memperbarui kebijakan K3
k. Kebijakan harus ditegakkan
Harus ada sistem pemeriksaan dan evaluasi di tempat kerja untuk
memastikan kesesuaian langkah-langkah K3 dan undang-undang
tenaga kerja lainnya dengn implementasi yang sesungguhnya
3. Prinsip-prinsip K3 Beradasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar radiasi, suara dan getaran
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
j. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
k. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
l. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya
m. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang
n. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
o. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan
dan penyimpanan barang
p. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
q. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
4. Prinsip-Prinsip K3 di Kutip dari [ CITATION Sut07 \l 1057 ]
a. Adanya APD ditempat kerja
b. Adanya buku petunjuk penggunaan alat dn atau isyarat bahaya
c. Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab
d. Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (Syarat-Syarat
Lingkungan Kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu, kotoran,
asap rokok, uap gas, radisi, getaran mesin dan peralatan, kebisingan,
tempat kerja aman dari arus listrik. Lampu penerangan cukup
memadai, ventilasi dan sirkulasi udara seimbanga, adanya aturan kerja
atau aturan keprilakuan
e. Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani di tempat kerja
f. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap di tempat kerja
g. Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja

Kesimpulan : Berdasarkan prinsip-prinsip yang ada dapat disimpulkan


bahwa prinsip K3 yaitu pekerja di dalam melakukan pekerjaannya harus
dijamin keamanannya, keselamatannya, dan kesehatannya melalui program-
program dan kebijakan K3 di perusahaan atau di instansi tempat kerja
lainnya.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Penyusunan program dan kebijakan K3 untuk melindungi pekerja tentunya


membutuhkan sistem manajemen agar keamanan, keselamatan, dan kesehatan
pekerja dapat tercapai.

Berdasarkan Permenaker 05/MEN/1996 bab 1, SMK3 adalah bagian dari


sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur, organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses atau sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kebiasaan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan
produktif
Penerapan SMK3 bertujuan untuk :

1. Mencegah dan mengurangi kecelakan dan penyakit akibat kerja


2. Menciptakan tempat kerja yang aman terhadap kebakaran, peledakan, dan
kerusakan guna melindungi aset yang ada serta menjadikan tempat kerja
yang sehat
3. Menciptakan efisiensi dan produktivitas kerja
4. Meningkatkan daya saing perdagangan internasional
5. Meningkatkan komitmen pemimpin perusahaan dalam melindungi tenaga
kerja

Prinsip penerapan SMK3 meliputi berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja meliputi :

1. Komitmen dan penetapan kebijakan K3


Penetapan kebijakan K3 dilaksanakan oleh pengusaha. Hal-hal yang
dilakukan pengusahan ketika menetapkan kebijakan K3 antara lain :
a. Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi ;
1) Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
2) Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain
yang lebih baik
3) Peninjauan sebab akibat kejadia yang membahayakan
4) Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang
berkaitan dengan keselamatan
5) Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan
b. Memeprhatikan peningkatan kinerja menajemen K3 secara terus-
menerus
c. Memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh
Kebijakan K3 paling sedikit memuat :
a. Visi
b. Tujuan perusahaan
c. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan
d. Kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan
secara menyeluruh yang bersifat umum dan/atau operasional
Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah ditetapkan
kepada seluruh pekerja/buruh, orang lain seleain pekerja atau buruh yang
berada di perusahaan, dan pihak lain yang terkait.
2. Perencanaan K3
Perencanaan dilakukan untuk menghasilkan rencana K3. Rencana K3
disusun dan ditetapkan oleh pengusahan dengan mengacu pada kebijakan
K3 yang tekah ditetapkan sebelumnya. Pengusaha dalam menyusun
rencana K3 harus melibatkan ahli K3, panitia pembina K3, wakil
pekerja/buruh, dan pihak lain yang terakit di perusahaan.

Hal yang perlu dipertimbangkan ketikan menyusun rencana :

a. Hasil penelaahan awal


b. Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
c. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
d. Sumber daya yang dimiliki

Rencana K3 paling sedikit memuat :

a. Tujuan dan sasaran


b. Skala prioritas
c. Upaya pengendalian bahaya
d. Penetapan sumber daya
e. Jangka waktu pelaksanaan
f. Indikator pencapaian
g. Sistem pertanggungjawaban
3. Pelaksanaan rencana K3
Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya
manusia di bidang K3, prasarana, dan sarana.

Sumber daya manusia yang dimaksud dalam untuk mendukung


pelaksanaan rencana K3 harus memiliki :

a. Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat


b. Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin
kerja/operasional dan/atau surat penunjukan dari instansi yang
berwenang

Prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari:

a. Organisasi/unit yang bertaggung jawab di bidang K3


b. Anggaran yang memadai
c. Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta
pendokumentasian
d. Instruksi kerja

Kegiatan dalam pelaksanaan rencana K3 berdasarkan identifikasi bahaya,


penilaian, dan pengendalian risiko paling sedikit memuat:

a. Tindakan pengendalian
b. Perancangan dan rekayasa
c. Prosedur dan instruksi kerja
d. Penyerahan sebagain pelaksanaan pekerjaan
e. Pembelian/pengadaan barang dan jasa
f. Produk akhir

Kegiatan dalam pelaksanaan rencana K3 berdasarkan potensi bahaya,


investigasin dan analisan kecelakaan paling sedikit memuat :

a. Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri


b. Rencana dan pemulihan keadaan darurat
Pengusahan dalam melakukan kegiatan harus :

a. Menunjuk sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi kerja


dan kewenangan di bidang K3
b. Melibatkan seluruh pekerja/buruh
c. Membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oleh seluruh pekerja/buruh,
orang lain selain pekerja/buruh yang berada diperusahaan, dan piihak
lain yang terkait
d. Membuat prosedur informasi, informasi K3 harus dikomunikasikan
kepada semua pihak dalam perusahaan dan pihak terkait di luar
perusahaan
e. Membuat prosedur pelaporan yang meliputi :
1) Terjadinya kecelakaan di tempat kerja
2) Ketidaksesuaian terhadap peraturan perundang-undangan
3) Kinerja K3
4) Identifikasi sumber bahaya
f. Mendokumentasikan seluruh kegiatan
Pendokumentasian paling sedikit dilakukan terhadap
1) Peraturan perundang-undangan di bidang K3 dan standar di bidang
K3
2) Izin kerja
3) Indikator kinerja K3
4) Hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko
5) Kegiatan pelatihan K3
6) Kegiatan inspeksi, kalibrasi dan pemeliharaan
7) Catatan pemauntauan data
8) Hasil pengkajian kecelakaan di tempat kerja dan tindak lanjut
9) Identifikasi produk termasuk komposisinya
10) Informasi mengenai pemasok dan kontraktor
11) Audit dan peninjauan ulang SMK3
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3.
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan oleh sumber daya yang
berkompeten. Hasil pemantauan dilaporkan kepada pengusahan untuk
dasar melakukan tindakan perbaikan.
5. Peninjauan dan peningkatan kerja SMK3
Peninjauan dilakukan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi. Hasil penijauan digunakan untuk melakukan
perbaikan dan peningkatan kenierja.

Peninjauan dan peningkatan kinerja dapat dilaksanakan dalam hal :

a. Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan


b. Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar
c. Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan
d. Terjadinya perubahan struktur organisasi perusahaan
e. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk
epidemiologi
f. Adanya hasil kajian kecelakaan kerja di tempat kerja
g. Adanya pelaporan
h. Adanya masukan dari pekerja/buruh
DAFTAR PUSTAKA

Irzal. (2016). Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Kencana.


Koesyanto, H., & Yuantari, C. (2019). Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Semarang: Anugerah Semarang.
Larasati, S. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit
Deepublish.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sutrisno, & Ruswadi. (2007). Prosedur Keamanan dan Keselamatan Kera.
Sukabumi: Yudhistira.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.

Anda mungkin juga menyukai