Kelompok 1 SosBud
Kelompok 1 SosBud
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Psikososial dan Kebudayaan dalam Keperawatan
Dosen Pembimbing :
H. Wasludin, S.KM., M.Kes.
Disusun oleh :
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat dan karunia-Nya. Kami selaku penulis masih diberikan nikmat akal dan
pikiran sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan masalah “Masyarakat
Rumah Sakit dan Kebudayaan”. Sholawat serta salam kami curahkan kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Yang berkat hadirnya membawa
cahaya yang membuat manusia melangkah keluar dari dunia gelap.
Disusunnya makalah ini adalah untuk meningkatkan pengembangan
keilmuan mata kuliah serta memenuhi tugas Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan dengan pokok bahasan Masyarakat Rumah Sakit dan Kebudayaan.
Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak berkait :
1. Bapak H. Wasludin, S.KM., M.Kes. selaku dosen pembimbing psikososial
dan budaya dalam keperawatan yang telah memberikan bimbingan kepada
kami sehingga tersusunlah makalah ini.
2. Rekan kelompok yang telah bersama-sama mengerjakan serta menyusun
makalah ini
Makalah ini jauh dari kata sempurna segala saran dan kritik sifatnya
membangun, senantiasa kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga
Allah SWT memberikan keberkatan kepada kita semua. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian antropologi........................................................................................... 4
B. Pengertian antropologi kesehatan........................................................................... 4
C. Hubungan antara sosial budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antropologi kesehatan.................................................................... 5
D. Masyarakat rumah sakit dan kebudayaan............................................................... 6
E. Transkultural nursing.............................................................................................12
F. Penerapan prinsip sosial budaya dalam pemberian asuhan keperawatan klien di
rumah sakit.............................................................................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................20
B. Saran.......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan
nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi
dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit
merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa
dicegah atau dihindari.
Secara teoritis dan praktis, antropologi keperawatan sebagai ilmu akan
memberikan suatu sumbangan pada pengemban pelayanan kesehatan,
termasuk didalamnya ocialm ginekologi ocial. Antropologi mempunyai
pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan
pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara
memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan
bagaimana berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau
Tuhan serta lingkungan alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan dari suatu
generasi ke generasi selanjutnya dengan cara menggunakan social, bahasa,
seni, dan ritual yang dilakukan dalam perwujudan kehidupan sehari-hari. Di
sisi lain, latar belakang budaya mempunyai pengaruh yang penting dalam
berbagai aspek kehidupan manusia (kepercayaan, perilaku, persepsi, emosi,
bahasa, agama, ritual, struktur keluarga, diet, pakaian, sikap terhadap sakit,
dll). Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi status
kesehatan yang ada di masyarakat tersebut baik itu terhadap budaya sikap
terhadap penyakit ataupun tentang pelayanan rumah sakit.
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional
yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
kesehatan lainnya. Peran perawat dalam upaya penyembuhan penyakit yang
diderita pasien sangatlah dominan. Karena perawat adalah ujung tombak
1
dalam memegang peran di rumah sakit, sebagai actor yang berhadapan
langsung dengan pasien dalam waktu yang lama dan rutin. Oleh karena itu
dibutuhkan totalitas seorang perawat yang professional. Profesionalisme
seorang perawat dapat dipacu dengan menumbuhkan kemauan serta
semangat perawat untuk mengembangkan dirinya dibidang ilmu
keperawatan. Untuk melakukan intervensi pada pasien dibutuhkan
pendekatan-pendekatan tertentu. Salah satu model pendekatan yang perlu
diingat adalah model pemenuhan harapan pasien, dimana pemenuhan
harapan pasien akan dapat terpenuhi bila perawat mengacu pada
pengalaman masa lampau dalam hidup pasien yang sangat dipengaruhi oleh
internalisasi nilai-nilai budaya yang sudah menyatu dalam diri pasien.
Latar budaya pada setiap individu tentu berbeda, dan nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap budaya bersifat kompleks. Selain latar belakang,
lingkungan hidup dan pengalaman hidup setiap individu juga berbeda. Salah
satu factor yang mempengaruhi dinamika nilai budaya adalah
perkembangan IPTEK. Hal ini ikut serta membentuk paradigma seseorang
terhadap realita yang telah dihadapinya. Realita yang seperti ini menuntut
seorang perawat yang berhadapan dengan pasien harus mampu memahami
kondisi pasien, bukan hanya dari sisi metode pelayanan klinis teknis
keperawatan namun juga pendekatan nilai-nilai budaya yang beraneka
ragam pada pasien yang harus dimengerti dan dipahami, agar kebutuhan
pasien dapat terpenuhi secara holistik. Pelayanan perawatan akan dikatakan
berkualitas apabila layanan yang diberikan oleh perawat dilandasi pada
standar keperawatan yang mampu memenuhi harapan pasiennya.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
masyarakat mengalami peningkatan pengetahuan tentang kesehatan dan
perkembangan informasi semakin cepat. Pembangunan fasilitas kesehatan
seperti rumah sakit, sebagai unit tempat pelayanan kesehatan, bertanggung
jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Demikian juga
dengan upaya pemberian pelayanan keperawatan di rumah sakit yang
merupakan bagian integral dari upaya pelayanan kesehatan, dan secara
langsung akan memberi konstribusi dalam peningkatan kualitas hospital
care. Namun, perubahan pola hidup termasuk dalam bidang kesehatan
sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan
norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam
suatu tempat tertentu.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat mengetahui terkait masyarakat rumah sakit dan
kebudayaan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari makalah ini dapat menjelaskan kembali terkait :
a. Pengertian antropologi
b. Pengertian antropologi kesehatan
c. Hubungan antara sosial budaya dan biologi yang merupakan dasar
dari perkembangan antropologi kesehatan
d. Masyarakat rumah sakit dan kebudayaan
e. Transkultural nursing
f. Penerapan prinsip sosial budaya dalam pemberian asuhan
keperawatan klien di rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Antropologi
Menurut bahasa Yunani, Antropologi dari bahasa latin; Anthropos
yang berarti manusia, dan Logos yang berarti akal. Dengan begitu
Antropology dapat diartikan sebagai seuatu ilmu yang berusaha mencapai
pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna
bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya (Asriwati &
Irawati, 2019).
Jadi, dapat disimpulkan Antropology adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari umat manusia sebagai makhluk masyarakat. Perhatian ilmu
pengetahuan ini ditujukan pada sifat khusus badani dan cara produksi, tradisi
dan nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda dari
pergaulan hidup lainnya. Didalam antropologi memang terdapat banyak ilmu
yang membahas tentang manusia, seperti ekologi, biologi, anatomi, psikologi
dan sebagainya.
E. Transkultural Nursing
1. Pengertian
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan
budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus
memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan
budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Tujuan dari keperawatan transkultural adalah untuk
mengidentifikasi, menguji, mengerti dan menggunakan pemahaman
keperawatan transkultural untuk meningkatkan kebudayaan yang spesifik
dalam pemberian asuhan keperawatan.
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring
adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan. Tindakan Caring dikatakan
sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada
individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada
manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa
pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara
umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan
dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan
fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya
bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.
2. Perspektif Transkultural dalam Keperawatan
Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota
kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam
berfikir, bertindak dan mengambil keputusan. Budaya adalah sesuatu
yang kompleks yang mengandung pengetahuan,keyakinan, seni, moral,
hukum, kebiasaan, dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan
manusia sebagai anggota kemunitas setempat.
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada
abad ke-21, termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang
berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya globalisasi, dimana
perpindahan penduduk antar negara (imigrasi) dimungkinkan,
menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of
knowledge yang kuat, yang dapat dikembangkan serta dapat
diaplikasikan dalam praktek keperawatan. Salah satu teori yang
diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing
Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan
konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya
perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat.
Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan
keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan
keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan
mengakibatkan terjadinya cultural shock.
Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana
perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan
kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa
ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami
disorientasi. Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah ketika klien
sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau negara
diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan
berteriak atau menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila
merasa nyeri hanya dengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis
akan dianggap tidak sopan, maka ketika ia mendapati klien tersebut
menangis atau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara
pelan-pelan, atau memintanya berdoa atau malah memarahi pasien
karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya. Kebutaan budaya
yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas
pelayanan keperawatan yang diberikan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang
budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi
keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa
keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi
sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan
sistem nilai yang diyakini.
Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa
tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien
akan terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas
keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat
terapeutik.
4. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap
keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan
kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan
atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan
dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transcultural nursing harus dikembangkan oleh seorang perawat dengan cara
selalu membuka diri dengan berbagai budaya yang ada, memotivasi dirinya agar
mampu dan mau untuk selalu mengevaluasi terdahap tindakannya sebagai perawat
dalam upaya meningkatkan mutu keperawatan.
Era globalisasi mengasilkan berbagai perubahan yang tidak dapat dihindari
oleh siapapun termasuk profesi keperawatan. Jalannya komunikasi dalam rangka
pertukaran informasi begitu cepat, selain itu sarana transportasi juga semakin canggih
dan modern. Kemajuan IPTEK terus bekembang sehingga sangat berpengaruh pada
upaya mempercepat proses interaksi antar budaya dalam setiap profesi, termasuk
profesi keperawatan. Sejalan dengan berkembangnya dunia ilmu pengetahuan,
pendidikan tenaga keperawatan mau tidak mau, senang maupun tidak senang harus
membekali peserta didiknya tentang asuhan keperawatan yang akurat dengan nilai-
nilai budaya yang menjadi milik individu atau klien. Bukan hanya management
keperawatan yang harus menjadi acuan dalam asuhan keperawatan, tetapi juga nilai-
nilai budaya menjadi suatu yang penting dalam setiap tindakan keperawatan.
B. Saran
Diharapkan seluruh tenaga parmedis termasuk perawat siap secara adekuat
pada setiap tindakan keperawatan antara pengetahuan maupun konsep keperawatan
dengan nilai-nilai lintas budaya pada setiap pasien yang dilayaninya, karena tantangan
terhadap lintas nilai-nilai budaya pada era globalisasi akan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan, kualitas pelayanan yaitu intervensi kepada pasien berupa
asuhan keperawatan yang baik dan benar serta pemenuhan kebutuhan pasien secara
keseluruhan atau holistic.
Kemampuan unggul dan profesionalisme seorang perawat kini menjadi
tantangan yang sangat signifikan dengan demikian penulis memberi rekomendasi :
20
1. Tenaga keperawatan harus mengerti, memahami transcultural nursing
2. Transcultural nursing sebagai kesatuan integral dalam setiap intervensi, setiap
tenaga paramedis diharapkan mempunyai kompetensi.
3. Setiap lembaga pendidikan tenaga paramedis hendaknya memberikan
kompetensi transcultural nursing kepada mahasiswa/i,
4. Pengetahuan dan penelitian tentang transcultural nursing terus menerus
dilakukan dalam praktik / pelayanan.
5. Di lahan praktik / pelayanan perlu adanya pendamping yang mengerti dan
mengerti transcultural nursing
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, Elly M, dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta :
Kencana.