A. Tujuan
1. Mengetahui spesifikasi suatu alat/mesin dalam kaitannya untuk usaha
pemeliharaan (maintenance) dan perbaikan (repair).
2. Memilih alat/mesin yang sesuai dengan kebutuhan.
C. Landasan Teori
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan
dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi
pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat
atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar,
motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi
pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk
mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam
produksi pertanian (Putra, 2013). Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga
berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi
pertanian. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi,
pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.
Penggunaan alat mekanisasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan
daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan
dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian (Sukirno,
1999). Alat dan mesin (alsin) pertanian dikelompokkan menjadi 2, yaitu alsin
1
2
moldboard plow). Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal
dimana pada waktu pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah
hanya pada satu arah saja. Sedangkan bajak singkal 2 arah pada waktu
mengolah tanah arah pelemparan atau pembalikan tanah dapat diatur 2
arah, yaitu ke kanan dan ke kiri (Winarno, 1994).
c. Perata (Leveler)
Perata atau leveler merupakan alat pertanian yang mempunyai gigi yang
bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada
rangka. Perata umumnya digunakan untuk menghaluskan dan meratakan
tanah setelah pembajakan. Selain itu juga dapat digunakan untuk
penyiangan pada tanaman yang baru tumbuh. Cara penggunaannya dengan
trailing (Arisandi, 2013).
d. Penggulut (Ridger)
Penggulud atau ridger merupakan alat pertanian berfungsi dalam
pembuatan irigasi bagi tanaman dimana terdapat bagian-bagian, antara lain
titik pengandeng untuk penghubung traktor, pengatur lebar gulud,
mengatur lebar kerja, sayap untuk mengembalikan tanah, mata bajak untuk
memotong tanah, pisau untuk pemecah tanah (Arisandi, 2013).
D. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1. Spesifikasi Teknis Traktor
Jenis Traktor Traktor Roda 4 Traktor Roda 2
Merek/Simbol Dagang
belakang
Kecepatan cakar 0 0
Ukuran ban depan 5-12 80 cm
Ukuran ban belakang 7-14 -
Jarak antara roda depan 70 cm 60 cm
Jarak antara roda 80 cm -
belakang
Jumlah PTO 2 -
Letak PTO Di antara sumber tenaga -
dan implemen
Tingkat Putaran - -
Diagram Versneling R2 6 1
R1 3
N
1/2
4 5
1 2 Netral
Mesin/Motor Penggerak
Spesifikasi Traktor Roda 4 Traktor Roda 2
Nama dagang/Model Kubota/D650 Kubota/RD 85DI-25
Jenis/Tipe Motor Diesel Diesel
Jumlah/Volume 3/675 cc 510 cc
Silinder
Daya kontinyu/RPM 14 HP/2800 RPM 7,5 HP / 2200 RPM
Daya maksimum/RPM 14 HP/3000 RPM 7,5 HP / 2200 RPM
Volume Oli
Mesin/SAE 3,9 L 5,5 L
Versneling/SAE 11,5 L 11,5 L
Gardan/SAE 0,5 L 5,5 L / 90-140
horizontal
c. Kolter, untuk memotong seresah
dan memotong tanah ke arah
vertikal
d. Gandar, untuk menstabilkan bajak
agar bergerak lurus
e. Tangkal kolter, untuk memotong
ke arah vertikal
Model/Tipe Perata
Cara Pemasangan Trailing
Bagian-bagiannya
1. Penggandeng, untuk
penghubung traktor
2. Mata pisau, untuk meratakan
tanah
E. Pembahasan
Traktor mini roda 4 adalah mesin berdaya gerak sendiri berupa motor
diesel beroda empat. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang
duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Traktor tersebut
memiliki panjang 2 meter, lebar 1,2 meter dan tinggi 1,4 meter. Memiliki
power take off berjumlah 2, yang terletak di antara sumber tenaga dan
implemen. Serta versneling berbentuk seperti huruf I dengan 6 versneling.
Mesin penggeraknya berupa diesel.
Traktor roda 2 digunakan untuk mengolah tanah pada tahap pertama
sehingga siap untuk ditanami. Traktor tersebut memiliki panjang 2,7 meter,
lebar 1,2 meter dan tinggi 1,45 meter. Tidak memiliki power take off. Serta
versneling berbentuk seperti huruf F dengan 2 versneling. Mesin penggeraknya
berupa diesel.
Lalu, bajak yang paling sering digunakan di Indonesia adalah bajak
singkal (Molboard Plow). Bagian-bagian bajak singkal terdiri atas, tangkal
jointer, tangkal kolter, gandar, jointer dan kolter. Cara penggandengannya
adalah mounted (memiliki lebih dari 1 titik penggandengan). Untuk bajak
putar, bagian-bagiannya terdiri dari mata pisau, penutup pisau, roda
penyeimbang dan pengukur kedalaman. Cara penggandengannya adalah
mounted.
Kemudian, untuk penggulud atau ridger, bagian-bagiannya terdiri dari
mata bajak, badan/sayap dan titik penggandeng. Cara penggandengannya
7
adalah trailing (hanya memiliki 1 titik penggandengan). Lalu, untuk perata atau
leveler, bagian-bagiannya terdiri dari penggandeng dan mata pisau. Cara
penggandengannya juga trailing.
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan dapat diketahui spesifikasi alat
dan mesin pertanian. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan melihat
bentuk fisik alat atau mesin. Traktor mini roda 4 memiliki dimensi total tanpa
implemen sebesar 3,36 m3, jumlah versneling 6 dengan bentuk huruf I, jumlah
power take off 2, terletak di antara sumber tenaga dan implemen. Traktor roda
2 memiliki dimensi total tanpa implemen sebesar 4,698 m 3, jumlah versneling
2 dengan bentuk huruf F dan tidak mempunyai power take off. Jenis mesin
penggerak traktor roda mini roda 4 dan traktor roda 2 adalah diesel.
Dapat diketahui juga bagian-bagian pada bajak singkal, bajak putar,
ridger dan leveler. Untuk cara penggandengan implemen pada bajak singkal
dan bajak putar adalah tipe mounted, sedangkan pada ridger dan leveler tipe
cara penggandengan adalah trailing. Agar dapat diketahui bagaimana
memelihara dan memperbaiki alat dan mesin tersebut. Serta dapat memilih alat
dan mesin yang tepat sesuai dengan kebutuhan dalam pengolahan tanah.
DAFTAR PUSTAKA
A. Tujuan
1. Mengetahui komponen, cara kerja dan kegunaan dari traktor.
2. Mengetahui cara menyiapkan traktor untuk bekerja.
3. Mengetahui dasar-dasar melayani/menguasai traktor.
4. Belajar mengemudikan traktor dan cara menggandengkan traktor dengan
alat/mesin pertanian
C. Landasan Teori
Traktor roda empat adalah mesin berdaya gerak sendiri berupa motor
diesel beroda empat (ban karet atau ditambah roda sangkar yang terbuat dari
baja) mempunyai tiga titik gandeng yang berfungsi untuk menarik,
menggerakan mengangkat, mendorong alat dan mesin pertanian dan juga
sebagai sumber daya gerak. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator
yang duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Peralatan
pengolah tanah dipasangkan atau disambungkan dengan traktor melalui
perangkat yang disebut three hitch point atau penyambungan titik tiga, yang
terdiri sepasang garpu kiri dan kanan, sedangkan satu tuas lainnya berada di
bagian atas sistem penyambungan titik tiga, disebut top link (tuas penyambung
bagian atas) (Putra, 2013).
Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerek dari
implement pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah
9
10
tanah. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna,
karena dapat digunakan untuk tenaga penggerek implement yang lain, seperti
pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain–lain (Anonim, 2011).
Selain kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudi terletak
di bawah gigi persneling, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudian
dioperasikan melalui tunas kemudi kiri dan kanan. Apabila kopling kemudi
kanan ditekan, maka putaran gigi persneling tidak tersambung dengan poros
roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor tangan dapat
bergerak maju mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor
penggerek disalurkan di samping roda. Ada tiga jenis roda yang digunakan
pada traktor tangan, yaitu roda ban, roda besi, roda apung (roda sangkar/cage
whell).
Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering.
Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam untuk mencegah slip. Roda
ban dapat meredam getaran, sehingga tidak merusak jalan–jalan. Roda besi
digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan
menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat
menarik bebab berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah.
Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar kecilnya roda akan
berpengaruh terhadap lajunya traktor. Poros roda traktor biasanya cukup
panjang dan dilengkapi dengan beberapa lubang. Poros yang panjang ini
dimaksudkan untuk menyesuaikan lebar oleh implement. Pemanasan roda yang
cukup lebar juga menjaga keseimbangan traktor (Jatmiko, 2012).
D. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1. Spesifikasi dan Komponen Papan Instrumen Traktor Mini Roda 4
Nama Dagang Kubota B6100
Model Traktor Mini Roda 4
Jenis/Tipe Mesin Diesel
Bagian-bagian Papan Instrumen
11
1. Decamp knob
2. Front lamp switch
3. Hour meter
4. Glow lamp
5. Horn button
6. Key switch
7. Engine oil pilot lamp
E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan diketahui traktor mini roda 4
yang digunakan bernama dagang Kubota B6100, dengan jenis mesin diesel.
Untuk bagian-bagian papan instrumen antara lain, decamp knob, front lamp
switch, hour meter, glow lamp, horn button, key switch dan engine oil pilot
lamp. Lalu, untuk bagian-bagian traktor mini roda 4 secara keseluruhan, yaitu
tuas hidrolik, penutup ban, tuas 2 WD/4WD, gas, rem, Power Take Off (PTO),
lampu, roda depan, stir, tangki bahan bakar, knalpot, kopling, tuas, tempat
duduk/seat, pengatur kedalaman, roda pemotong tanah, roda belakang dan As
roda/propeler. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di
atas tempat duduk sambil mengemudikannya.
14
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan hasil pengamatan dapat diketahui
komponen, cara kerja, dan kegunaan dari traktor. Kemudian dapat diketahui
juga cara menyiapkan masing-masing jenis traktor saat akan digunakan untuk
bekerja. Kemudian, dengan mengetahui beberapa hal diatas dapat dipelajari
dasar-dasar menguasai traktor, cara mengemudikan traktor. Traktor roda empat
dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat duduk sambil
mengemudikannya.
Dan cara menggandengkan traktor dengan alat/mesin pertanian.
Sebelum dioperasikan perlu dilakukan pemeriksaan bahan bakar, minyak
pelumas, sistem pendinginan, battery, tekanan angin ban, rem traktor dan
bagian lain pada traktor seperti mur/baut.
15
DAFTAR PUSTAKA
A. Tujuan
1. Mengetahui macam dan jenis alat pengolah tanah.
2. Mengetahui bagian-bagian dari alat pengolah tanah dan kegunaannya.
3. Mengetahui kemampuan kerja dari suatu alat/mesin pertanian.
C. Landasan Teori
Pengolahan lahan adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi
pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap
tanam. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara tradisional maupun modern.
Pengolahan secara tradisional meliputi pengolahan dengan menggunakan
tenaga manusia dengan memakai cangkul dan pengolahan dengan tenaga
hewan berupa bajak tradisional. Sedangkan pengolahan secara modern dapat
dilakukan dengan menggunakan traktor roda dua ataupun roda empat.
Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik
agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan
terbenam. Kedalaman pemotongan dan pembalikan tanah umumnya antara 15-
20 cm. Pengolahan tanah kedua bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil
pengolahan tanah pertama yang besar menjadi lebih kecil dan sisa tanaman dan
16
17
gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan
mempercepat proses pembusukan. Salah satu keuntungan dari pengolahan
dengan menggunakan traktor adalah dapat memperpendek waktu yang
diperlukan dalam mengolah tanah secara keseluruhan (Shafwandi, 2010).
Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan lahan
yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya
memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu
memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya. Waktu per hektar teoritis ialah waktu
yang dibutuhkan pada kapasitas lapang teoritis tersebut. Waktu kerja efektif
ialah waktu sepanjang mana mesin secara aktual melakukan fungsi/kerjanya.
Waktu kerja efektif per hektar akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritik
per hektar jika lebar kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya
(Waris, 2013).
Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang aktual
menggunakan suatu mesin, didasarkan pada waktu lapang total sebagaimana
didefinisikan pada Bagian 2. Kapasitas lapang efektif biasanya dinyatakan
dalam hektar per jam. Efisiensi lapang ialah perbandingan antara kapasitas
lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis, dinyatakan dalam persen.
Efisiensi lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di lapang dan
ketakmampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin. Efisiensi kinerja
ialah suatu ukuran efektifitas fungsional suatu mesin, misalnya presentase
perolehan produk bermanfaat dari penggunaan sebuah mesin pemanen (Waris,
2013).
Kapasitas lapang efektifs suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja
teoritis mesin, prosentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan
jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan. Dengan alat-
alat semacam garu, penyiang lapang, pemotong rumput dan pemanen padu,
secara praktis tidak mungkin untuk memanfaatkan lebar teoritisnya tanpa
adanya tumpang tindih. Besarnya tumpang tindih yang diperlukan terutama
merupakan fungsi dari kecepatan, kondisi tanah dan ketrampilan operator. Pada
beberapa keadaan, hasil suatu tanaman bisa jadi terlalu banyak sehingga
18
pemanen tidak dapat digunakan memanen selebar lebar kerjanya, bahkan pada
kecepatan maju minimum yang masih mungkin (Waris, 2013).
Waktu hilang merupakan variabel yang paling sulit dinilai dalam
hubungannya dengan kapasitas lapang. Waktu lapang bisa hilang akibat
penyetelan/pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan dan
belok di ujung. Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang efektif dan efisiensi
lapang, waktu hilang tidak mencakup waktu pemasangan atau perawatan harian
alat, ataupun waktu hilang akibat kerusakan yang berat. Waktu hilang hanya
mencakup waktu untuk perbaikan kecil di lapang dan waktu untuk pelumasan
yang dibutuhkan di luar perawatan harian, di samping hal-hal lain seperti
diuraikan di depan (Waris, 2013).
Waktu lapang total dianggap sama dengan jumlah waktu kerja efektif
ditambah waktu hilang. Waktu yang dipakai untuk perjalanan dari dan ke
lapang biasanya tercakup dalam menggambarkan biaya overall dari suatu
pengerjaan, namun tak diperhitungkan ketika menentukan kapasitas lapang
efektif atau efisiensi lapang.
D. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Spesifikasi Alsin dan Kondisi Daerah Penelitian
A Spesifikasi alsin
Traktor Implemen
Jenis Mini roda Roda 2 Bajak singkal
empat
Nama Kubota Kubota Quick
dagang/model
Tipe Diesel Diesel Pembalik
tanah
Negara pembuat Jepang Jepang Indonesia
Lebar kerja teoritis - - -
B Kondisi daerah penelitian
Lokasi Kebun percobaan wedomartani
Topografi Datar
Jenis tanah Regosol
Kondisi tanah Kering
Vegetasi yang ada Rumput
Ukuran petak
19
- Panjang 10 m
- Lebar 5m
bakar lt/ha
16 Penilaian hasil
pembajakan :
- Pembalikan tanah baik
- Kehancuran tanah baik
- Kemeratan hasil
pembajakan
- Keseragaman baik
hasil pembjakan
- Luas tanah
terbajak (ha)
17 Pola pembajakan Tepi Tepi Tepi
= 0,057 ha/jam
e. Daya pembajakan
E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, digunakan 3 alsin yaitu
traktor mini roda 4, bajak singkal dan bajak rotary. Kondisi di daerah
penelitian berlokasi di kebun percobaan wedomartani dengan topografi datar
yang mempunyai jenis tanah regosol dengan kondisi tanah kering, vegetasi
yang ada adalah rumput. Pengolahan tanah dilakukan pada lahan dengan
ukuran panjang 10 m dan lebar 5 m. Pembajakan dilakukan menggunakan
22
hand tractor merk Quick G-3000 dengan bahan bakar menggunakan solar
dengan pola pembajakan menggunakan pola tepi.
Diameter roda rata-rata 0,8 m, total waktu operasi 0,087 jam dengan
jumlah putaran roda sebanyak 10 putaran. Lebar kerja teoritis 45 cm, lebar
kerja aktual rata-rata 40 cm dan kedalaman kerja aktual rata-rata 16 cm.
Penggunaan Hand Tractor ini memperoleh waktu hilang karena belok
sebanyak 2,7 % dan waktu hilang lebar kerja sebanyak 11,11%. Kecepatan
kerja teoritis 0,23, kapasitas kerja efektif didapatkan 0,057 ha/jam, daya untuk
pembajakan 9,81 Hp dan kebutuhan bahan bakar 0,12 liter/ha. Jadi efisiensi
kerja di dapatkan 86,33 %. Penilaian hasil pembajakan mulai dari pembalikan
tanah, kehancuran tanah dan keseragaman hasil pembajakan semuanya baik.
Pada bajak rotary total waktu operasi 0,083 jam, lebar kerja teoritis 70
cm, lebar kerja aktual rata-rata 50,8 cm, kedalaman kerja aktual rata-rata 36
cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 11 %, waktu hilang karena slip 0,87 dan
untuk berbelok 4,5. Efisiensi kerja pembajakan 11,04 %, kapasitas kerja efektif
0,00602 ha/jam, daya untuk pembajakan 36,81 Hp dan kebutuhan bahan bakar
0,04 liter/ha. Pembajakan menggunakan bajak rotary pola pembajakanya
adalah pola tepi.
Pada pembajakan menggunakan traktor mini roda 4 pola pembajakannya
menggunakan pola tepi. Total waktu operasi 0,215 jam, lebar kerja teoritis 105
cm, lebar kerja aktual rata-rata 101,5 cm dan kedalaman kerja aktual rata-rata
2,25 cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 0,034 %, waktu hilang karena slip
0,53 % dan untuk belok 0,503 %. Efisiensi kerja pembajakan 22 %, kapasitas
kerja efektif 0,04 ha/jam, daya untuk pembajakan 8,095 dan kebutuhan bahan
bakar 0,25 liter/ha.
F. Kesimpulan
Alat dan mesin yang digunakan untuk pengolahan tanah ada traktor mini
roda 4, bajak singkal dan bajak rotary. Pengolahan tanah dilakukan pada lahan
dengan ukuran panjang 10 m dan lebar 5 m. Pembajakan dilakukan
menggunakan hand tractor merk Quick G-3000. Diameter roda rata-rata 0,8 m,
23
total waktu operasi 0,087 jam dengan jumlah putaran roda sebanyak 10
putaran. Lebar kerja teoritis 45 cm, lebar kerja aktual rata-rata 40 cm dan
kedalaman kerja aktual rata-rata 16 cm. Penggunaan Hand Tractor ini
memperoleh waktu hilang karena belok sebanyak 2,7 % dan waktu hilang lebar
kerja sebanyak 11,11%. Kecepatan kerja teoritis 0,23, kapasitas kerja efektif
didapatkan 0,057 ha/jam, daya untuk pembajakan 9,81 Hp dan kebutuhan
bahan bakar 0,12 liter/ha. Jadi efisiensi kerja di dapatkan 86,33 %. Penilaian
hasil pembajakan mulai dari pembalikan tanah, kehancuran tanah dan
keseragaman hasil pembajakan semuanya baik.
Pada bajak rotary total waktu operasi 0,083 jam, lebar kerja teoritis 70
cm, lebar kerja aktual rata-rata 50,8 cm, kedalaman kerja aktual rata-rata 36
cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 11 %, waktu hilang karena slip 0,87 dan
untuk berbelok 4,5. Efisiensi kerja pembajakan 11,04 %, kapasitas kerja efektif
0,00602 ha/jam, daya untuk pembajakan 36,81 Hp dan kebutuhan bahan bakar
0,04 liter/ha. Pembajakan menggunakan bajak rotary pola pembajakanya
adalah pola tepi.
Pada pembajakan menggunakan traktor mini roda 4 pola pembajakannya
menggunakan pola tepi. Total waktu operasi 0,215 jam, lebar kerja teoritis 105
cm, lebar kerja aktual rata-rata 101,5 cm dan kedalaman kerja aktual rata-rata
2,25 cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 0,034 %, waktu hilang karena slip
0,53 % dan untuk belok 0,503 %. Efisiensi kerja pembajakan 22 %, kapasitas
kerja efektif 0,04 ha/jam, daya untuk pembajakan 8,095 dan kebutuhan bahan
bakar 0,25 liter/ha.
24
Daftar Pustaka
A. Tujuan
Menentukan spesifikasi kerja dari sprayer yang meliputi :
1. Lebar kerja efektif.
2. Besarnya debit.
C. Landasan Teori
Setelah penanaman, tanaman membutuhkan pemeliharaan. Salah satu
bentuk pemeliharaan adalah mengendalikan hama dan penyakit. Alat yang
digunakan adalah penyemprot (sprayer). Sprayer adalah alat/mesin yang
berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran
cairan (droplets) atau spray. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian
ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu
sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan
disemprotkan (Tarmana, 1976).
Sprayer memiliki banyak jenis, jika kita lihat dari sumber tenaganya
maka dapat dibedakan menjadi (Putra, 2013) :
1. Alat penyemprot tenaga tangan
a. Atomizer (Hand Sprayer)
25
26
D. Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Spesifikasi alat/mesin
Identifikasi Keterangan
1. Spesifikasialatmesin
a. Merek Swan
b. Model GA14
c. Tipe Semi automatic
d. No. Seri -
e. Negara pembuat Indonesia
f. Kapasitas tangki
g. Tipe nozzle Bulat tunggal
h. Variasi kerja -
manometer -
Harga skala
2. Kondisi test 30 cm
a. Tinggi nozzel
b. Temperatur udara - 0C
WB - 0C
27
DB - 0C
RH 34 cm
c. Jarak alur 94,5 cm
d. Panjang
35 0 0 0 0
36 0 0 0 0
37 0 0 0 0
38 0 0 0 0
39 0 0 0 0
40 0 0 0 0
Jumlah
788,8 772,2 658.9
Perhitungan
= 27 – 23 x 3,5
= 14
= 29 – 19 x 3,5
= 35
= 2,5
CV =
=
30
= 13,79
E. Pembahasan
Pada acara penentuan unjuk kerja peralatan pengendalian hama dan
penyakit menggunakan sprayer Grand Star dengan model STB-9 yang
memiliki tipe semi automotic hand sprayer. Dengan kapasitas tampung air 14
liter dan tipe nozzle adalah bulat tunggal. Pada praktikum kali ini dilakukan
tiga kali ulangan.Dari hasil ketiga ulangan tersebut didapatkan rata–rata
sebesar 120. Dari hasil perhitungan di dapatakan lebar kerja efektif sebesar
13,79 sedangkan data dari kelompok lain didapatkan lebar kerja efektif sebesar
15,09 hal ini diduga pada saat pelaksaanaan praktikum terdapat faktor yang
menyebabkan lebar kerja efektif lebih rendah yaitu disebabkan oleh keadaan
angin yang tinggi yang menyebabkan air tidak jatuh pada papan alir.
Untuk penggunaan pestisida yang berlebihan akan menyebabkan
resistensi terhadap hama atau penyakit yang menyerang dan jika secara terus
menerus akan menyebabkan peledakan hama disamping itu juga akan
berbahaya karena zat aktif pada pestisida akan menempel pada tanaman yang
diberikan tersebut.
F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa lebar
kerja efektif dipengaruhi oleh jenis nozzle yang digunakan, debit air yang
keluar dapat diatur dengan doplet pada nozzle. Dari hasil pengamatan
didapatkan hasil lebar kerja efektif sebesar 13,79.
31
DAFTAR PUSTAKA
A. Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi dan spesifikasi teknis threser.
2. Mengetahui komponen, cara kerja dan cara mengoperasikan alat perontok
padi (threser).
3. Mengetahui kemampuan kerja dari perontok padi.
C. Landasan Teori
Kegiatan perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen
menggunakan sabit atau alat mesin panen (reaper). Kegiatan perontokan ini
dapat dilakukan secara tradisional (manual) atau menggunakan mesin
perontok. Prinsip kerja threser adalah dengan memukul bagian tangkai padi
(jerami) sehingga bulir-bulir terlepas. Adapun besarnya daya threser yang
dibutuhkan dalam perontokan padi di pengaruhi oleh ukuran. Variabel-variabel
lain yang mempengaruhi seperti berat gabah, tingkat kemasakan, kadar air dan
varietas padi. Besarnya daya threser yang diperlukan dalam proses perontokan
padi dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan stuktur jaringan pada bulir-bulir
yang akan dirontokkan (Wahyudi, 2012).
32
33
D. Hasil Pengamatan
Tabel 6.1. Spesifikasi dan Bagian-bagian Thresher
1. Jenis Power Thresher
2. Merk dagang Quick
3. Model/tipe ER-50B
4. Negara pembuat Indonesia
5. Mesin/motor penggerak
34
Perhitungan
= 210,98 kg/jam
35
= (1 - ) x 100%
=(
= 98,48%
Rendemen (Tr) =
= 55,76%
= 2,64%
= 2,38%
Kemurniaan gabah =
36
= 85,71%
= 1,51%
E. Pembahasan
Power thresher adalah mesin perontok padi dengan sumber tenaga
mesin. Padi yang dirontokkan adalah varietas IR64. Sistem pemasukan bahan
yang digunakan adalah throw in, yaitu semua bagian bahan dimasukkan ke
dalam mesin. Bagian-bagian threser, yaitu hopper, motor mesin, blower,
outlet utama (tempat keluar gabah utuh), outlet sekunder (tempat keluar gabah
hampa), outlet tersier (tempat keluar jerami), gigi perontok, drum dan filter.
Untiuk mengoperasikan power thresher yaitu dengan menyiapkannya
terlebih dahulu bahan bakar pada tangki, dan menempatkan tempat penampung
di masing-masing tempat jatuhnya bahan dari masing-masing output. Setelah
itu, mesin dihidupkan dengan cara memutar tuas ke mode on. kemudian
sambil menyiapkan padi yang akan dirontokkan pada tempat input padi atau
tempat lubang penggilingan padi. Selanjutnya tarikan gas ditambah sesuai
dengan kecepatan perontokan yang diinginkan. Setelah padi masuk dan rontok
akibat putaran gigi paku, maka masing-masing bahan akan keluar menurut
outputnya, yaitu gabah utuh, gabah hampa, dan jerami. Dan apabila mesin akan
dimatikan, tarikan gas dikurangi terlebih dahulu. Selanjutnya mesin dapat
dimatikan dengan memutar tuas on ke arah off.
Bahan yang keluar dari masing-masing outlet kemudian diambil
sampel. Lalu, dari sampel tersebut dibagi lagi menjadi gabah utuh, gabah
37
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan diketahui bahwa threser yang
digunakan adalah jenis power thresher. Komponen dari power thresher, yaitu
hopper, motor mesin, blower, outlet utama (tempat keluar gabah utuh), outlet
sekunder (tempat keluar gabah hampa), outlet tersier (tempat keluar jerami),
gigi perontok, drum dan filter. Dari data dapat diketahui juga kapasitas
perontokkan threser adalah 201, 98 kg/jam.
Untiuk mengoperasikan power thresher yaitu dengan menyiapkannya
terlebih dahulu bahan bakar pada tangki, dan menempatkan tempat penampung
di masing-masing tempat jatuhnya bahan dari masing-masing output. Setelah
itu, mesin dihidupkan dengan cara memutar tuas ke mode on. kemudian
sambil menyiapkan padi yang akan dirontokkan pada tempat input padi atau
tempat lubang penggilingan padi. Selanjutnya tarikan gas ditambah sesuai
dengan kecepatan perontokan yang diinginkan. Setelah padi masuk dan rontok
akibat putaran gigi paku, maka masing-masing bahan akan keluar menurut
outputnya, yaitu gabah utuh, gabah hampa, dan jerami. Dan apabila mesin akan
dimatikan, tarikan gas dikurangi terlebih dahulu. Selanjutnya mesin dapat
dimatikan dengan memutar tuas on ke arah off.
38
DAFTAR PUSTAKA
A. Tujuan
1. Mengetahui spesifikasi teknis dari pompa air.
2. Mengetahui bagian-bagian dari alat dan fungsinya serta cara
pengoperasiannya.
3. Menentukan prestasi kerja pompa air.
C. Landasan Teori
Pompa adalah suatu alat yang dapat menaikkan atau memindahkan
fluida cair dari suatu permukaan yang lebih rendah ke permukaan yang lebih
tinggi untuk suatu tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan pompa
irigasi merupakan pompa air yang digunakan untuk keperluan mengairi suatu
luasan lahan pertanian yang membutuhkan pengairan pada suatu pertanaman
(Sularso, 2004). Klasifikasi pompa secara umum dapat dibedakan menjadi 2
bagian, yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa
kerja dinamis (non positive displacement pump).
1) Pompa pemindah positif (positive displacement pump)
Pompa jenis ini merupakan pompa dengan ruangan kerja yang secara
periodik berubah dari besar ke kecil atau sebaliknya, selama pompa
bekerja. Energi yang diberikan kepada cairan ialah energi potensial,
sehingga cairan berpindah volume per volume. Contoh yang
termasuk dalam kelompok pompa pemindah positif antara lain,
39
40
D. Hasil Pengamatan
Tabel 7.1. Spesifikasi Teknis dan Bagian-bagian Pompa Air
Jenis Pompa Sentrifugal
Nama Dagang/Model Koshin/BAG 0
Negara Pembuat Jepang
Diameter 50 mm 2 inch
Pipa tekan 60 mm 2 inch
Debit 370/60
Tinggi 1,4 meter
Spesifikasi Mesin/Motor Penggerak
Pompa Sentrifugal
Jenis/Tipe Motor Motor bensin/GX 110
RPM 3,5 HP
Bagian-bagian pompa
a. Stuffing Box, untuk menerima
kebocoran pada daerah dimana
poros pompa menembus casing.
b. Packing, untuk mencegah dan
mengurangi bocoran cairan dari
casing pompa melalui poros.
c. Shaft (poros), untuk meneruskan
momen puntir dari penggerak
selama beroperasi dan tempat
kedudukan impeller dan bagian–
bagian berputar lainnya.
d. Shaft sleeve, untuk melindungi
poros dari erosi, korosi dan keausan
pada stuffing box.
e. Vane, sudu dari impeller sebagai
tempat berlalunya cairan pada
impeller.
f. Casing, bagian paling luar dari
pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar,
tempat kedudukan diffuser (guide
vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari
impeller dan mengkonversikan
energi kecepatan cairan menjadi
energi dinamis (single stage).
g. Eye of Impeller, bagian sisi masuk
pada arah isap impeller.
h. Impeller, untuk mengubah energi
mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang
42
Tabel 7.3. Hasil Penghitungan Debit, BHP, WHP dan EP Pompa Sentrifugal
Tinggi Tinggi Debit BHP WHP EP (%)
Hisap (m) Tekan (m) (lt/detik)
0,6 2 5,80 0,201 0,198 98,5
0,6 3 5,77 0,276 0,273 98,9
0,6 5 5,75 0,429 0,423 98,6
E. Pembahasan
Pompa adalah suatu alat yang dapat menaikkan atau memindahkan
fluida cair dari suatu permukaan yang lebih rendah ke permukaan yang lebih
tinggi untuk suatu tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pompa sentrifugal
adalah salah satu jenis pompa kerja dinamis yang prinsip kerjanya mengubah
energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial melalui suatu
43
F. Kesimpulan
Motor penggerak pompa sentrifugal adalah motor bensin dengan tipe
GX 110, dengan RPM 3,5 HP. Bagian-bagian pompa sentifugal adalah stuffing
box, packing, shaft (poros), shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller,
impeller, chasing wear ring dan discharge nozzle. Ketinggian total pemompaan
adalah 2,6 meter, 3,6 meter dan 5,6 meter. Pada ketinggian 2,6 meter, debit air
mengalir 5,80 liter/detik, dengan BHP 0,201, WHP 0,198 dan efisiensi
pemompaan 98,5%. Pada ketinggian 3,6 meter, debit air mengalir 5,77
liter/detik, dengan BHP 0,276, WHP 0,273 dan efisiensi pemompaan 98,9%.
Pada ketinggian 5,6 meter, debit air mengalir 5,75 liter/detik, dengan BHP
0,429, WHP 0,423 dan efisiensi pemompaan 98,6%.
44
Daftar Pustaka