Anda di halaman 1dari 47

BAB I

IDENTIFIKASI DAN PEMILIHAN ALAT-ALAT/MESIN PERTANIAN

A. Tujuan
1. Mengetahui spesifikasi suatu alat/mesin dalam kaitannya untuk usaha
pemeliharaan (maintenance) dan perbaikan (repair).
2. Memilih alat/mesin yang sesuai dengan kebutuhan.

B. Alat dan Mesin


1. Traktor mini roda empat (wheel tractor).
2. Traktor roda dua (hand tractor).
3. Bajak singkal (rotary plow/rotary tiller).
4. Leveler (perata).
5. Ridger (penggulut).

C. Landasan Teori
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan
dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi
pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat
atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar,
motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi
pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk
mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam
produksi pertanian (Putra, 2013). Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga
berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi
pertanian. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi,
pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.
Penggunaan alat mekanisasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan
daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan
dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian (Sukirno,
1999). Alat dan mesin (alsin) pertanian dikelompokkan menjadi 2, yaitu alsin

1
2

budidaya tanaman dan alsin pengolahan hasil pertanian. Alsin budidaya


pertanian adalah alsin yang digunakan untuk produksi tanaman dan ternak.
Sedangkan alsin pengolahan hasil pertanian adalah alsin yang digunakan untuk
menangani atau mengolah hasil tanaman atau hasil ternak.
Pada alsin budidaya tanaman terdapat kelompok alsin pengolahan
tanah, antara lain :
a. Traktor
Traktor dapat dibedakan menjadi :
1. Traktor Roda 4
Traktor roda empat adalah mesin berdaya gerak sendiri berupa
motor diesel beroda empat (ban karet atau ditambah roda sangkar
yang terbuat dari baja) mempunyai tiga titik gandeng yang
berfungsi untuk menarik, menggerakan mengangkat, mendorong
alat dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber daya gerak.
Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas
tempat duduk sambil mengemudikannya.
2. Traktor Roda 2 (Traktor Tangan)
Traktor roda 2 merupakan alat pengolah tanah utama saat ini.
Traktor roda 2 ini digunakan untuk mengolah tanah pada tahap
pertama sehingga siap untuk ditanami. Traktor roda dua dilihat dari
penghubungan dengan perlengkapannya terdiri dari dua tipe, yaitu
tipe hitch dan tipe rotary. Pada tipe rotary apabila unit rotarynya
dilepas maka dapat dipasangi hitch untuk menarik peralatan.
Peralatan yang dapat dipasang pada hitch adalah bajak singkal,
bajak parabola, garu, gelebek, dan ridger (Sukirno, 1999).
b. Bajak
Bajak adalah alat yang digunakan dalam pertanian awal untuk budidaya di
tanah untuk persiapan penanaman bibit atau tanaman. Bajak yang paling
sering digunakan di Indonesia adalah bajak singkal (Molboard Plow).
Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu bajak singkal satu
arah (one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah (two-way
3

moldboard plow). Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal
dimana pada waktu pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah
hanya pada satu arah saja. Sedangkan bajak singkal 2 arah pada waktu
mengolah tanah arah pelemparan atau pembalikan tanah dapat diatur 2
arah, yaitu ke kanan dan ke kiri (Winarno, 1994).
c. Perata (Leveler)
Perata atau leveler merupakan alat pertanian yang mempunyai gigi yang
bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada
rangka. Perata umumnya digunakan untuk menghaluskan dan meratakan
tanah setelah pembajakan. Selain itu juga dapat digunakan untuk
penyiangan pada tanaman yang baru tumbuh. Cara penggunaannya dengan
trailing (Arisandi, 2013).
d. Penggulut (Ridger)
Penggulud atau ridger merupakan alat pertanian berfungsi dalam
pembuatan irigasi bagi tanaman dimana terdapat bagian-bagian, antara lain
titik pengandeng untuk penghubung traktor, pengatur lebar gulud,
mengatur lebar kerja, sayap untuk mengembalikan tanah, mata bajak untuk
memotong tanah, pisau untuk pemecah tanah (Arisandi, 2013).

D. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1. Spesifikasi Teknis Traktor
Jenis Traktor Traktor Roda 4 Traktor Roda 2
Merek/Simbol Dagang

Nama Dagang/Model Quick/B6100 Quick/G3000 Zeva


Negara Pembuat Jepang Indonesia
Dimensi total tanpa
implemen
Panjang 2 meter 2,7 meter
Lebar 1,2 meter 1,2 meter
Tinggi 1,4 meter 1,45 meter
Berat tanpa implemen 480 kg 222 kg
Jumlah kecepatan maju 6 2
Jumlah kecepatan ke 2 -
4

belakang
Kecepatan cakar 0 0
Ukuran ban depan 5-12 80 cm
Ukuran ban belakang 7-14 -
Jarak antara roda depan 70 cm 60 cm
Jarak antara roda 80 cm -
belakang
Jumlah PTO 2 -
Letak PTO Di antara sumber tenaga -
dan implemen
Tingkat Putaran - -
Diagram Versneling R2 6 1
R1 3
N
1/2
4 5

1 2 Netral

Mesin/Motor Penggerak
Spesifikasi Traktor Roda 4 Traktor Roda 2
Nama dagang/Model Kubota/D650 Kubota/RD 85DI-25
Jenis/Tipe Motor Diesel Diesel
Jumlah/Volume 3/675 cc 510 cc
Silinder
Daya kontinyu/RPM 14 HP/2800 RPM 7,5 HP / 2200 RPM
Daya maksimum/RPM 14 HP/3000 RPM 7,5 HP / 2200 RPM
Volume Oli
Mesin/SAE 3,9 L 5,5 L
Versneling/SAE 11,5 L 11,5 L
Gardan/SAE 0,5 L 5,5 L / 90-140

Tabel 1.2. Spesifikasi Teknis Bajak Singkal (Moldboard Plow)


Tipe Pembalik tanah
Lebar Pemotongan 6,5 cm
Kedalaman Kerja 15 cm
Berat 20 kg
Cara Penggandengan Mounted
Negara Pembuat Indonesia
Gambar bajak singkal Bagian-bagian :
a. Tangkal jointer, untuk
membersihkan tanah yang
menempel pada kolter
b. Jointer, untuk memotong ke arah
5

horizontal
c. Kolter, untuk memotong seresah
dan memotong tanah ke arah
vertikal
d. Gandar, untuk menstabilkan bajak
agar bergerak lurus
e. Tangkal kolter, untuk memotong
ke arah vertikal

Tabel 1.3. Spesifikasi Teknis Bajak Putar (Rotary Plow)


Tipe R1000
Lebar Kerja 105 cm
Kedalaman Kerja 20 cm
Berat 115 kg
Jumlah Pisau 26
Cara Penggandengan Mounted
Negara Pembuat Indonesia
Gambar bajak singkal Bagian-bagian :
a. Mata pisau, untuk memotong
tanah
b. Penutup pisau, untuk melindungi
supaya tanah tidak terlempar ke
atas
c. Roda penyeimbang, untuk
penyeimbang
d. Pengukur kedalaman

Tabel 1.4. Spesifikasi Teknis Ridger/Penggulud


Model/Tipe Penggulud
Cara Pemasangan Trailing
Bagian-bagiannya

1. Mata bajak, untuk memotong


tanah
2. Badan/sayap,untuk
membalikkan tanah
3. Titik penggandeng, untuk
penghubung traktor

Tabel 1.5. Spesifikasi Teknis Leveler/Perata


6

Model/Tipe Perata
Cara Pemasangan Trailing
Bagian-bagiannya
1. Penggandeng, untuk
penghubung traktor
2. Mata pisau, untuk meratakan
tanah

E. Pembahasan
Traktor mini roda 4 adalah mesin berdaya gerak sendiri berupa motor
diesel beroda empat. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang
duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Traktor tersebut
memiliki panjang 2 meter, lebar 1,2 meter dan tinggi 1,4 meter. Memiliki
power take off berjumlah 2, yang terletak di antara sumber tenaga dan
implemen. Serta versneling berbentuk seperti huruf I dengan 6 versneling.
Mesin penggeraknya berupa diesel.
Traktor roda 2 digunakan untuk mengolah tanah pada tahap pertama
sehingga siap untuk ditanami. Traktor tersebut memiliki panjang 2,7 meter,
lebar 1,2 meter dan tinggi 1,45 meter. Tidak memiliki power take off. Serta
versneling berbentuk seperti huruf F dengan 2 versneling. Mesin penggeraknya
berupa diesel.
Lalu, bajak yang paling sering digunakan di Indonesia adalah bajak
singkal (Molboard Plow). Bagian-bagian bajak singkal terdiri atas, tangkal
jointer, tangkal kolter, gandar, jointer dan kolter. Cara penggandengannya
adalah mounted (memiliki lebih dari 1 titik penggandengan). Untuk bajak
putar, bagian-bagiannya terdiri dari mata pisau, penutup pisau, roda
penyeimbang dan pengukur kedalaman. Cara penggandengannya adalah
mounted.
Kemudian, untuk penggulud atau ridger, bagian-bagiannya terdiri dari
mata bajak, badan/sayap dan titik penggandeng. Cara penggandengannya
7

adalah trailing (hanya memiliki 1 titik penggandengan). Lalu, untuk perata atau
leveler, bagian-bagiannya terdiri dari penggandeng dan mata pisau. Cara
penggandengannya juga trailing.

F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan dapat diketahui spesifikasi alat
dan mesin pertanian. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan melihat
bentuk fisik alat atau mesin. Traktor mini roda 4 memiliki dimensi total tanpa
implemen sebesar 3,36 m3, jumlah versneling 6 dengan bentuk huruf I, jumlah
power take off 2, terletak di antara sumber tenaga dan implemen. Traktor roda
2 memiliki dimensi total tanpa implemen sebesar 4,698 m 3, jumlah versneling
2 dengan bentuk huruf F dan tidak mempunyai power take off. Jenis mesin
penggerak traktor roda mini roda 4 dan traktor roda 2 adalah diesel.
Dapat diketahui juga bagian-bagian pada bajak singkal, bajak putar,
ridger dan leveler. Untuk cara penggandengan implemen pada bajak singkal
dan bajak putar adalah tipe mounted, sedangkan pada ridger dan leveler tipe
cara penggandengan adalah trailing. Agar dapat diketahui bagaimana
memelihara dan memperbaiki alat dan mesin tersebut. Serta dapat memilih alat
dan mesin yang tepat sesuai dengan kebutuhan dalam pengolahan tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Arisandi, Y. 2013. Identifikasi dan Pemeliharaan Tentang Mesin dan


Peralatan Usaha Tani. http://polusisasi.blogspot.co.id. Diakses pada 21
Mei 2016 pukul 13.19 WIB.

Putra, A. M. 2013. Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian.


http://slideshare.net. Diunduh pada 7 Mei 2016 pukul 11.53 WIB.
8

Sukirno. 1999. Hand Tractor. http://slideshare.net. Diunduh pada 7 Mei 2016


pukul 11.53 WIB.

Winarno. 1994. Alat dan Mesin Pertanian. http://slideshare.net. Diunduh pada


7 Mei 2016 pukul 11.53 WIB.
BAB II dan III
PENGENALAN TRAKTOR SEBAGAI SUMBER TENAGA, CARA
MENGOPERASIKAN DAN CARA PENYADAPAN DAYANYA

A. Tujuan
1. Mengetahui komponen, cara kerja dan kegunaan dari traktor.
2. Mengetahui cara menyiapkan traktor untuk bekerja.
3. Mengetahui dasar-dasar melayani/menguasai traktor.
4. Belajar mengemudikan traktor dan cara menggandengkan traktor dengan
alat/mesin pertanian

B. Alat dan Mesin


1. Traktor mini roda empat.
2. Traktor roda dua.
3. Patok besi.
4. Roll meter.

C. Landasan Teori
Traktor roda empat adalah mesin berdaya gerak sendiri berupa motor
diesel beroda empat (ban karet atau ditambah roda sangkar yang terbuat dari
baja) mempunyai tiga titik gandeng yang berfungsi untuk menarik,
menggerakan mengangkat, mendorong alat dan mesin pertanian dan juga
sebagai sumber daya gerak. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator
yang duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Peralatan
pengolah tanah dipasangkan atau disambungkan dengan traktor melalui
perangkat yang disebut three hitch point atau penyambungan titik tiga, yang
terdiri sepasang garpu kiri dan kanan, sedangkan satu tuas lainnya berada di
bagian atas sistem penyambungan titik tiga, disebut top link (tuas penyambung
bagian atas) (Putra, 2013).
Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerek dari
implement pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah

9
10

tanah. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna,
karena dapat digunakan untuk tenaga penggerek implement yang lain, seperti
pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain–lain (Anonim, 2011).
           Selain kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudi terletak
di bawah gigi persneling, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudian
dioperasikan melalui tunas kemudi kiri dan kanan. Apabila kopling kemudi
kanan ditekan, maka putaran gigi persneling tidak tersambung dengan poros
roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor tangan dapat
bergerak maju mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor
penggerek disalurkan di samping roda. Ada tiga jenis roda yang digunakan
pada traktor tangan, yaitu roda ban, roda besi, roda apung (roda sangkar/cage
whell).
Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering.
Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam untuk mencegah slip. Roda
ban dapat meredam getaran, sehingga tidak merusak jalan–jalan. Roda besi
digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan
menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat
menarik bebab berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah.
Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar kecilnya roda akan
berpengaruh terhadap lajunya traktor. Poros roda traktor biasanya cukup
panjang dan dilengkapi dengan beberapa lubang. Poros yang panjang ini
dimaksudkan untuk menyesuaikan lebar oleh implement. Pemanasan roda yang
cukup lebar juga menjaga keseimbangan traktor (Jatmiko, 2012).

D. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1. Spesifikasi dan Komponen Papan Instrumen Traktor Mini Roda 4
Nama Dagang Kubota B6100
Model Traktor Mini Roda 4
Jenis/Tipe Mesin Diesel
Bagian-bagian Papan Instrumen
11

1. Decamp knob
2. Front lamp switch
3. Hour meter
4. Glow lamp
5. Horn button
6. Key switch
7. Engine oil pilot lamp

Tabel 2.2. Bagian-Bagian/Komponen Traktor Mini Roda 4

a. Tuas hidrolik i. Stir


b. Penutup ban j. Tangki bahan bakar
c. Tuas 2 WD/4WD k. Knalpot
d. Gas l. Kopling
e. Rem m. Tuas
f. Power Take Off (PTO) n. Tempat duduk/seat
g. Lampu o. Pengatur kedalaman
h. Roda depan p. Roda pemotong tanah
q. Roda belakang
r. As roda/propeler

Tabel 2.3. Komponen/Bagian-bagian Traktor Tangan


Nama Dagang Kubota K120
Model Traktor Traktor Tangan
Jenis/Tipe Mesin Diesel
Bagian-bagian Traktor
12

a. Tuas akselerasi a. Fabel


b. Handel utama b. Pelindung fabel
c. Tuas belok kanan c. Power Take Off
d. Handel pengikat roda d. Hand break
e. Pengikat batang ridger e. Tuas belok kanan
f. Penahan lampu f. Tuas belok kiri
g. Pelindung samping g. Pengatur roda
h. Roda h. Pelindung dari tanah
i. Penyangga i. Roda gigi
j. Kotak rantai pembantu j. Draw bear
k. Gantungan cakar k. Ban
l. Tuas penyangga depan l. Penyangga mesin
m. Tongkat pemindah kecepatan m. Penyangga mesin depan
n. Tuas kopling utama n. Pelindung depan
o. Tongkat pemindah kecepatan o. Pole mesin
cakar
p. Handel pembantu
13

Tabel 2.4. Cara Penyadapan atau Pengambilan Daya Pada Traktor


Cara Penyadapan Daya Oleh Traktor Mini Roda Empat

Cara Penyadapan Daya Oleh Traktor Tangan

E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan diketahui traktor mini roda 4
yang digunakan bernama dagang Kubota B6100, dengan jenis mesin diesel.
Untuk bagian-bagian papan instrumen antara lain, decamp knob, front lamp
switch, hour meter, glow lamp, horn button, key switch dan engine oil pilot
lamp. Lalu, untuk bagian-bagian traktor mini roda 4 secara keseluruhan, yaitu
tuas hidrolik, penutup ban, tuas 2 WD/4WD, gas, rem, Power Take Off (PTO),
lampu, roda depan, stir, tangki bahan bakar, knalpot, kopling, tuas, tempat
duduk/seat, pengatur kedalaman, roda pemotong tanah, roda belakang dan As
roda/propeler. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di
atas tempat duduk sambil mengemudikannya.
14

Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerek dari


implement pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah
tanah. Untuk bagian-bagian pada traktor tangan, antara lain tuas akselerasi,
handel utama, tuas belok kanan, handel pengikat roda, pengikat batang ridger,
penahan lampu, pelindung samping, roda penyangga, kotak rantai pembantu,
gantungan cakar, tuas penyangga depan, tongkat pemindah kecepatan, tuas
kopling utama, tongkat pemindah kecepatan cakar, handel pembantu, fabel,
pelindung fabel, Power Take Off, hand break, tuas belok kanan, tuas belok kiri,
pengatur roda, pelindung dari tanah, roda gigi, draw bear, ban, penyangga
mesin, penyangga mesin depan, pelindung depan dan pole mesin.
Cara pengambilan daya pada traktor pada roda 4 menggunakan
versneling memindahkan tenaga dari mesin sesuai kebutuhan, hidrolik
berfungsi menaikkan dan menurunkan bajak rotary, dan PTO berfungsi untuk
memindahkan tenaga dari mesin ke bajak rotary. Pada traktor roda 2
menggunakan pulley untuk menarik atau memutar mesin-mesin lain, PTO
untuk menggerakkan alat-alat pertanian dan penggandeng untuk menggandeng
alat-alat pertanian.

F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan hasil pengamatan dapat diketahui
komponen, cara kerja, dan kegunaan dari traktor. Kemudian dapat diketahui
juga cara menyiapkan masing-masing jenis traktor saat akan digunakan untuk
bekerja. Kemudian, dengan mengetahui beberapa hal diatas dapat dipelajari
dasar-dasar menguasai traktor, cara mengemudikan traktor. Traktor roda empat
dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat duduk sambil
mengemudikannya.
Dan cara menggandengkan traktor dengan alat/mesin pertanian.
Sebelum dioperasikan perlu dilakukan pemeriksaan bahan bakar, minyak
pelumas, sistem pendinginan, battery, tekanan angin ban, rem traktor dan
bagian lain pada traktor seperti mur/baut.
15

DAFTAR PUSTAKA

Jatmiko, F. P. 2012. Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian.


http://febrydalamblogindonesia.blogspot.co.id. Diunduh pada 25 April
2016 pukul 19.04 WIB.

Putra, A. M. 2013. Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian.


http://slideshare.net. Diunduh pada 7 Mei 2016 pukul 11.53 WIB.
BAB IV
PENGENALAN ALAT PENGOLAH TANAH DAN PENILAIAN UNJUK
KERJA LAPANGAN

A. Tujuan
1. Mengetahui macam dan jenis alat pengolah tanah.
2. Mengetahui bagian-bagian dari alat pengolah tanah dan kegunaannya.
3. Mengetahui kemampuan kerja dari suatu alat/mesin pertanian.

B. Alat dan Mesin


1. Traktor.
2. Bajak.
3. Roll meter.
4. Stop watch.
5. Patok besi.
6. Hand counter.
7. Gelas ukur.

C. Landasan Teori
Pengolahan lahan adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi
pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap
tanam. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara tradisional maupun modern.
Pengolahan secara tradisional meliputi pengolahan dengan menggunakan
tenaga manusia dengan memakai cangkul dan pengolahan dengan tenaga
hewan berupa bajak tradisional. Sedangkan pengolahan secara modern dapat
dilakukan dengan menggunakan traktor roda dua ataupun roda empat.
Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik
agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan
terbenam. Kedalaman pemotongan dan pembalikan tanah umumnya antara 15-
20 cm. Pengolahan tanah kedua bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil
pengolahan tanah pertama yang besar menjadi lebih kecil dan sisa tanaman dan

16
17

gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan
mempercepat proses pembusukan. Salah satu keuntungan dari pengolahan
dengan menggunakan traktor adalah dapat memperpendek waktu yang
diperlukan dalam mengolah tanah secara keseluruhan (Shafwandi, 2010).
Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan lahan
yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya
memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu
memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya. Waktu per hektar teoritis ialah waktu
yang dibutuhkan pada kapasitas lapang teoritis tersebut. Waktu kerja efektif
ialah waktu sepanjang mana mesin secara aktual melakukan fungsi/kerjanya.
Waktu kerja efektif per hektar akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritik
per hektar jika lebar kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya
(Waris, 2013).
Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang aktual
menggunakan suatu mesin, didasarkan pada waktu lapang total sebagaimana
didefinisikan pada Bagian 2. Kapasitas lapang efektif biasanya dinyatakan
dalam hektar per jam. Efisiensi lapang ialah perbandingan antara kapasitas
lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis, dinyatakan dalam persen.
Efisiensi lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di lapang dan
ketakmampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin. Efisiensi kinerja
ialah suatu ukuran efektifitas fungsional suatu mesin, misalnya presentase
perolehan produk bermanfaat dari penggunaan sebuah mesin pemanen (Waris,
2013).
Kapasitas lapang efektifs suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja
teoritis mesin, prosentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan
jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan. Dengan alat-
alat semacam garu, penyiang lapang, pemotong rumput dan pemanen padu,
secara praktis tidak mungkin untuk memanfaatkan lebar teoritisnya tanpa
adanya tumpang tindih. Besarnya tumpang tindih yang diperlukan terutama
merupakan fungsi dari kecepatan, kondisi tanah dan ketrampilan operator. Pada
beberapa keadaan, hasil suatu tanaman bisa jadi terlalu banyak sehingga
18

pemanen tidak dapat digunakan memanen selebar lebar kerjanya, bahkan pada
kecepatan maju minimum yang masih mungkin (Waris, 2013).
Waktu hilang merupakan variabel yang paling sulit dinilai dalam
hubungannya dengan kapasitas lapang. Waktu lapang bisa hilang akibat
penyetelan/pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan dan
belok di ujung. Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang efektif dan efisiensi
lapang, waktu hilang tidak mencakup waktu pemasangan atau perawatan harian
alat, ataupun waktu hilang akibat kerusakan yang berat. Waktu hilang hanya
mencakup waktu untuk perbaikan kecil di lapang dan waktu untuk pelumasan
yang dibutuhkan di luar perawatan harian, di samping hal-hal lain seperti
diuraikan di depan (Waris, 2013).
Waktu lapang total dianggap sama dengan jumlah waktu kerja efektif
ditambah waktu hilang. Waktu yang dipakai untuk perjalanan dari dan ke
lapang biasanya tercakup dalam menggambarkan biaya overall dari suatu
pengerjaan, namun tak diperhitungkan ketika menentukan kapasitas lapang
efektif atau efisiensi lapang.

D. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Spesifikasi Alsin dan Kondisi Daerah Penelitian
A Spesifikasi alsin
Traktor Implemen
Jenis Mini roda Roda 2 Bajak singkal
empat
Nama Kubota Kubota Quick
dagang/model
Tipe Diesel Diesel Pembalik
tanah
Negara pembuat Jepang Jepang Indonesia
Lebar kerja teoritis - - -
B Kondisi daerah penelitian
Lokasi Kebun percobaan wedomartani
Topografi Datar
Jenis tanah Regosol
Kondisi tanah Kering
Vegetasi yang ada Rumput
Ukuran petak
19

- Panjang 10 m
- Lebar 5m

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran/Perhitungan Kerja Pembajakan


No Keterangan
TTS TTR TMR4
1 Luas lahan (ha) 0,005 0,005 0,005
2 Diameter roda rata- 0,8 0,59 0,69
rata(m)
3 Total waktu operasi 0,087 0,083 0,215
(jam)
4 Lebar kerja teoritis 45 70 105
(cm)
5 Lebar kerja aktual 40 50,8 101,5
(cm)
6 Kedalaman kerja 16 36 2,25
aktual rata-rata
(cm)
7 Waktu tempuh 195 36 385
sepnjang A-B
(detik)
8 Jumlah putaran 10 42 13
roda rata-rata
9 Waktu hilang
(detik) :
- Belok 8,75 13,5 390
- Macet -
- Sampel
10 Kecepatan kerja
(m/dt) :
- Teoritis 0,23 0,218
- Aktual 0,17
11 Persentase waktu
hilang (%) :
- Lebar kerja 11,11 11 0,034
- Slip - 0,87 0,53
- Belok 2,7 4,5 0,503
- Macet/rusak -
12 Efesiensi kerja 86,33 11,04 22
pembajakan (%)
13 Kapasitas kerja 0,057 0,00602 0,04
efektif (ha/jam)
14 Daya untuk 9,81 36,81 8,095
pembajakan (HP)
15 Kebutuhan bahan 0,12 0,04 0,25
20

bakar lt/ha
16 Penilaian hasil
pembajakan :
- Pembalikan tanah baik
- Kehancuran tanah baik
- Kemeratan hasil
pembajakan
- Keseragaman baik
hasil pembjakan
- Luas tanah
terbajak (ha)
17 Pola pembajakan Tepi Tepi Tepi

1. Hasil perhitungan hand tractor dengan bajak singkal


a. Kecepatan Kerja (m/detik)

b. Presentase waktu hilang


21

c. Efisiensi kerja pembajakan (%)


= (1 – L1) x (1 – L2) x (1 – L3 – L4) x 100%
= (1 – 011) x (1 – 0) x (1 – 0,027 – 0) x 100%
= 0,89 x 1 x 0,97 x 100%
= 86,33%

d. Kapasitas Kerja Efektif (Ha/jam) =

= 0,057 ha/jam

e. Daya pembajakan

E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, digunakan 3 alsin yaitu
traktor mini roda 4, bajak singkal dan bajak rotary. Kondisi di daerah
penelitian berlokasi di kebun percobaan wedomartani dengan topografi datar
yang mempunyai jenis tanah regosol dengan kondisi tanah kering, vegetasi
yang ada adalah rumput. Pengolahan tanah dilakukan pada lahan dengan
ukuran panjang 10 m dan lebar 5 m. Pembajakan dilakukan menggunakan
22

hand tractor merk Quick G-3000 dengan bahan bakar menggunakan solar
dengan pola pembajakan menggunakan pola tepi.
Diameter roda rata-rata 0,8 m, total waktu operasi 0,087 jam dengan
jumlah putaran roda sebanyak 10 putaran. Lebar kerja teoritis 45 cm, lebar
kerja aktual rata-rata 40 cm dan kedalaman kerja aktual rata-rata 16 cm.
Penggunaan Hand Tractor ini memperoleh waktu hilang karena belok
sebanyak 2,7 % dan waktu hilang lebar kerja sebanyak 11,11%. Kecepatan
kerja teoritis 0,23, kapasitas kerja efektif didapatkan 0,057 ha/jam, daya untuk
pembajakan 9,81 Hp dan kebutuhan bahan bakar 0,12 liter/ha. Jadi efisiensi
kerja di dapatkan 86,33 %. Penilaian hasil pembajakan mulai dari pembalikan
tanah, kehancuran tanah dan keseragaman hasil pembajakan semuanya baik.
Pada bajak rotary total waktu operasi 0,083 jam, lebar kerja teoritis 70
cm, lebar kerja aktual rata-rata 50,8 cm, kedalaman kerja aktual rata-rata 36
cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 11 %, waktu hilang karena slip 0,87 dan
untuk berbelok 4,5. Efisiensi kerja pembajakan 11,04 %, kapasitas kerja efektif
0,00602 ha/jam, daya untuk pembajakan 36,81 Hp dan kebutuhan bahan bakar
0,04 liter/ha. Pembajakan menggunakan bajak rotary pola pembajakanya
adalah pola tepi.
Pada pembajakan menggunakan traktor mini roda 4 pola pembajakannya
menggunakan pola tepi. Total waktu operasi 0,215 jam, lebar kerja teoritis 105
cm, lebar kerja aktual rata-rata 101,5 cm dan kedalaman kerja aktual rata-rata
2,25 cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 0,034 %, waktu hilang karena slip
0,53 % dan untuk belok 0,503 %. Efisiensi kerja pembajakan 22 %, kapasitas
kerja efektif 0,04 ha/jam, daya untuk pembajakan 8,095 dan kebutuhan bahan
bakar 0,25 liter/ha.

F. Kesimpulan
Alat dan mesin yang digunakan untuk pengolahan tanah ada traktor mini
roda 4, bajak singkal dan bajak rotary. Pengolahan tanah dilakukan pada lahan
dengan ukuran panjang 10 m dan lebar 5 m. Pembajakan dilakukan
menggunakan hand tractor merk Quick G-3000. Diameter roda rata-rata 0,8 m,
23

total waktu operasi 0,087 jam dengan jumlah putaran roda sebanyak 10
putaran. Lebar kerja teoritis 45 cm, lebar kerja aktual rata-rata 40 cm dan
kedalaman kerja aktual rata-rata 16 cm. Penggunaan Hand Tractor ini
memperoleh waktu hilang karena belok sebanyak 2,7 % dan waktu hilang lebar
kerja sebanyak 11,11%. Kecepatan kerja teoritis 0,23, kapasitas kerja efektif
didapatkan 0,057 ha/jam, daya untuk pembajakan 9,81 Hp dan kebutuhan
bahan bakar 0,12 liter/ha. Jadi efisiensi kerja di dapatkan 86,33 %. Penilaian
hasil pembajakan mulai dari pembalikan tanah, kehancuran tanah dan
keseragaman hasil pembajakan semuanya baik.
Pada bajak rotary total waktu operasi 0,083 jam, lebar kerja teoritis 70
cm, lebar kerja aktual rata-rata 50,8 cm, kedalaman kerja aktual rata-rata 36
cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 11 %, waktu hilang karena slip 0,87 dan
untuk berbelok 4,5. Efisiensi kerja pembajakan 11,04 %, kapasitas kerja efektif
0,00602 ha/jam, daya untuk pembajakan 36,81 Hp dan kebutuhan bahan bakar
0,04 liter/ha. Pembajakan menggunakan bajak rotary pola pembajakanya
adalah pola tepi.
Pada pembajakan menggunakan traktor mini roda 4 pola pembajakannya
menggunakan pola tepi. Total waktu operasi 0,215 jam, lebar kerja teoritis 105
cm, lebar kerja aktual rata-rata 101,5 cm dan kedalaman kerja aktual rata-rata
2,25 cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 0,034 %, waktu hilang karena slip
0,53 % dan untuk belok 0,503 %. Efisiensi kerja pembajakan 22 %, kapasitas
kerja efektif 0,04 ha/jam, daya untuk pembajakan 8,095 dan kebutuhan bahan
bakar 0,25 liter/ha.
24

Daftar Pustaka

Shafwandi, 2010. Teknik Pertanian. http://shafwandi.Wordpress.com/teknik-


pertanian.html (Diunduh pada tanggal 30 Mei 2016 pukul 18.13 WIB)

Waris, 2013. Laporan Mekanisasi Pertanian.


http://siraw.blogspot.co.id/3013/06/laporan-mekanisasi-pertanian.html
(Diunduh pada tanggal 26 april 2016 pukul 05.50 WIB)
25
BAB V
PENENTUAN UNJUK KERJA PERALATAN PENGENDALI HAMA DAN
PENYAKIT

A. Tujuan
Menentukan spesifikasi kerja dari sprayer yang meliputi :
1. Lebar kerja efektif.
2. Besarnya debit.

B. Alat dan Mesin


1. Sprayer.
2. Papan penampung beralur.
3. Stop watch.
4. Gelas ukur.
5. Patok besi.
6. Hand counter.
7. Gelas ukur.

C. Landasan Teori
Setelah penanaman, tanaman membutuhkan pemeliharaan. Salah satu
bentuk pemeliharaan adalah mengendalikan hama dan penyakit. Alat yang
digunakan adalah penyemprot (sprayer). Sprayer adalah alat/mesin yang
berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran
cairan (droplets) atau spray. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian
ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu
sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan
disemprotkan (Tarmana, 1976).
Sprayer memiliki banyak jenis, jika kita lihat dari sumber tenaganya
maka dapat dibedakan menjadi (Putra, 2013) :
1. Alat penyemprot tenaga tangan
a. Atomizer (Hand Sprayer)

25
26

b. Alat penyemprot jenis udara bertekanan (Compressed Air Sprayer)


c. Alat penyemprot jenis gendong (Knapsack Sprayer)
2. Alat penyemprot bertenaga motor (Power Sprayer)
a. Alat penyemprot hidrolik (Hidrolic Sprayer)
b. Alat penyemprot blower (Blower Sprayer), biasanya digunakan pada
areal perkebunan yang luas, dengan mesin ini hembusan udara
bertekanan tinggi menyemprotkan bahan kimia dari mesin ke pohon,
dimana cairan kimia dirubah menjadi partikel halus oleh aliran udara
yang kuat.
Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang
disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara
merata pada objek yang dilindungi. Kegunaan khusus sprayer sebagai berikut :
a. Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama.
b. Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit.
c. Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma.
d. Menyemprotkan pupuk cairan.
e. Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.

D. Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Spesifikasi alat/mesin
Identifikasi Keterangan
1. Spesifikasialatmesin
a. Merek Swan
b. Model GA14
c. Tipe Semi automatic
d. No. Seri -
e. Negara pembuat Indonesia
f. Kapasitas tangki
g. Tipe nozzle Bulat tunggal
h. Variasi kerja -
manometer -
Harga skala
2. Kondisi test 30 cm
a. Tinggi nozzel
b. Temperatur udara - 0C
WB - 0C
27

DB - 0C
RH 34 cm
c. Jarak alur 94,5 cm
d. Panjang

Tabel 5.2 Hasil Pengamatan dan Perhitungan


Volume cairan yang tertampung pada tekanan
No. Ulangan I Ulangan II Ulangan III
Rata-rata
(t=02,17 m) (t=05,14 m) (t=1,36 m)
1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
3 0 0 0 0
4 0 0 0 0
5 0 0 0 0
6 0 0 0 0
7 0 0 0 0
8 0 0 0 0
9 0 0 0 0
10 0 0 1 0,33
11 0 0 6,4 2,13
12 3 0 0 1
13 0 0 20 6,67
14 10 4,6 2 5,53
15 0 0 70 23,33
16 8 29 4 13,67
17 2,2 0 142 48,07
18 63 60 165 96
19 90 39 149 92,67
20 168 143 40 117
21 152 172 3,4 109,13
22 140 160 2,3 100,77
23 7 29 32 22,67
24 67 65 8,6 46,87
25 18 21 9,6 16,2
26 18 30 2 16,67
27 4 12,8 1,6 6,13
28 25 6,8 0 10,6
29 3 0 0 1
30 1,4 0 0 0,47
31 4,2 0 0 1,4
32 4 0 0 1,33
33 1 0 0 0,33
34 0 0 0 0
28

35 0 0 0 0
36 0 0 0 0
37 0 0 0 0
38 0 0 0 0
39 0 0 0 0
40 0 0 0 0
Jumlah
788,8 772,2 658.9

Grafik 1. Rata – rata Hasil Pengamatan Sprayer


29

Grafik 2.Perbandingan Ulangan Hasil Pengamatan Sprayer

Perhitungan

= 27 – 23 x 3,5
= 14

= 29 – 19 x 3,5
= 35

= 2,5

CV =

=
30

= 13,79

E. Pembahasan
Pada acara penentuan unjuk kerja peralatan pengendalian hama dan
penyakit menggunakan sprayer Grand Star dengan model STB-9 yang
memiliki tipe semi automotic hand sprayer. Dengan kapasitas tampung air 14
liter dan tipe nozzle adalah bulat tunggal. Pada praktikum kali ini dilakukan
tiga kali ulangan.Dari hasil ketiga ulangan tersebut didapatkan rata–rata
sebesar 120. Dari hasil perhitungan di dapatakan lebar kerja efektif sebesar
13,79 sedangkan data dari kelompok lain didapatkan lebar kerja efektif sebesar
15,09 hal ini diduga pada saat pelaksaanaan praktikum terdapat faktor yang
menyebabkan lebar kerja efektif lebih rendah yaitu disebabkan oleh keadaan
angin yang tinggi yang menyebabkan air tidak jatuh pada papan alir.
Untuk penggunaan pestisida yang berlebihan akan menyebabkan
resistensi terhadap hama atau penyakit yang menyerang dan jika secara terus
menerus akan menyebabkan peledakan hama disamping itu juga akan
berbahaya karena zat aktif pada pestisida akan menempel pada tanaman yang
diberikan tersebut.

F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa lebar
kerja efektif dipengaruhi oleh jenis nozzle yang digunakan, debit air yang
keluar dapat diatur dengan doplet pada nozzle. Dari hasil pengamatan
didapatkan hasil lebar kerja efektif sebesar 13,79.
31

DAFTAR PUSTAKA

Putra, A. M. 2013. Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian.


http://slideshare.net. Diunduh pada 7 Mei 2016 pukul 11.53 WIB.

Tarmana, D. 1976. Alat dan Mesin Pertanian Untuk Proteksi Tanaman


Pangan. http://slideshare.net. Diunduh pada 7 Mei 2016 pukul 11.53
WIB.
32
BAB VI
PENILAIAN UNJUK KERJA PERONTOK PADI (THRESER)

A. Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi dan spesifikasi teknis threser.
2. Mengetahui komponen, cara kerja dan cara mengoperasikan alat perontok
padi (threser).
3. Mengetahui kemampuan kerja dari perontok padi.

B. Alat dan Mesin


1. Perontok padi (threser).
2. Padi.
3. Roll meter.
4. Stop watch.
5. Timbangan.
6. Karung.
7. Tachometer.
8. Moisture tester.
9. Gelas ukur.

C. Landasan Teori
Kegiatan perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen
menggunakan sabit atau alat mesin panen (reaper). Kegiatan perontokan ini
dapat dilakukan secara tradisional (manual) atau menggunakan mesin
perontok. Prinsip kerja threser adalah dengan memukul bagian tangkai padi
(jerami) sehingga bulir-bulir terlepas. Adapun besarnya daya threser yang
dibutuhkan dalam perontokan padi di pengaruhi oleh ukuran. Variabel-variabel
lain yang mempengaruhi seperti berat gabah, tingkat kemasakan, kadar air dan
varietas padi. Besarnya daya threser yang diperlukan dalam proses perontokan
padi dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan stuktur jaringan pada bulir-bulir
yang akan dirontokkan (Wahyudi, 2012).

32
33

Untuk mesin perontok, berdasarkan alat penggeraknya dapat dibedakan


menjadi :
(1) Manual dengan pedal (pedal threser)
Thresher jenis pedal mempunyai konstruksi sederhana, dapat dibuat
sendiri oleh petani dan cukup dioperasikan oleh satu orang serta
mudah dijinjing ketengah lapangan/ sawah. Pada umumnya hanya
dipakai untuk merontok padi. Pedal thresher merupakan alat perontok
padi dengan konstruksi sederhana dan digerakkan menggunakan
tenaga manusia.
(2) Penggerak mesin (power threser)
Merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga
penggerak mesin. Kelebihan mesin perontok ini dibandingkan dengan
alat perontok lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi
kerja lebih tinggi, mobilitas tinggi (menggunakan roda transportasi),
pengumpanan (input) jerami fleksibel dengan menutup dan membuka
pintu input. Selain itu dapat digunakan 2 metode memasukkan
tanaman padi, yaitu :
a. Metode potong pendek (Throw In), pengumpanan langsung ke
mesin perontok.
b. Metode potong panjang (Hold On), pengumpanan dipegang
dengan tangan (Purba, 2012).
Power thresher ini dapat dipakai untuk merontok biji-bijian (padi,
jagung dan kedelai) dan dilengkapi dengan pengayak sehingga biji–bijian yang
dihasilkan relatif bersih (Anonim, 2011).

D. Hasil Pengamatan
Tabel 6.1. Spesifikasi dan Bagian-bagian Thresher
1. Jenis Power Thresher
2. Merk dagang Quick
3. Model/tipe ER-50B
4. Negara pembuat Indonesia
5. Mesin/motor penggerak
34

a. Merk/model Honda 5.0


b. Tipe/nomor seri G200
c. Jumlah silinder 1
d. Volume silinder 197 cc
e. HP/RPM 3/500
f. Bahan bakar Bensin
g. Kapasitas tangki BBM 4 liter
6. Dimensi Thresher
a. Panjang 120 cm
b. Lebar 110 cm
c. Tinggi 135 cm
d. Berat tanpa mesin -
7. Kapasitas teoritis -
8. Sistem pemasukan bahan Throw in
9. Bagian-bagian Thresher
1. Hopper
2. Motor mesin
3. Blower
4. Outlet utama
5. Outlet sekunder
6. Outlet tersier
7. Gigi perontok
8. Drum
9. Filter

Tabel 6.2. Keadaan Bahan


Jenis tanaman Padi
Varietas IR64
Kadar air
a. Gabah 23%
b. Jerami 23%

Perhitungan

Kapasitas perontokan (Kp) =

= 210,98 kg/jam
35

Efisiensi perontokan (Ep) =

= (1 - ) x 100%

=(

= 98,48%

Rendemen (Tr) =

= 55,76%

Presentase kehilangan hasil =

= 2,64%

Presentase gabah rusak =

= 2,38%

Kemurniaan gabah =
36

= 85,71%

Presentase gabah tidak terontok =

= 1,51%

E. Pembahasan
Power thresher adalah mesin perontok padi dengan sumber tenaga
mesin. Padi yang dirontokkan adalah varietas IR64. Sistem pemasukan bahan
yang digunakan adalah throw in, yaitu semua bagian bahan dimasukkan ke
dalam mesin. Bagian-bagian threser, yaitu hopper, motor mesin, blower,
outlet utama (tempat keluar gabah utuh), outlet sekunder (tempat keluar gabah
hampa), outlet tersier (tempat keluar jerami), gigi perontok, drum dan filter.
Untiuk mengoperasikan power thresher yaitu dengan menyiapkannya
terlebih dahulu bahan bakar pada tangki, dan menempatkan tempat penampung
di masing-masing tempat jatuhnya bahan dari masing-masing output. Setelah
itu, mesin dihidupkan dengan cara memutar tuas ke mode on. kemudian
sambil menyiapkan padi yang akan dirontokkan pada tempat input padi atau
tempat lubang penggilingan padi. Selanjutnya tarikan gas ditambah sesuai
dengan kecepatan perontokan yang diinginkan. Setelah padi masuk dan rontok
akibat putaran gigi paku, maka masing-masing bahan akan keluar menurut
outputnya, yaitu gabah utuh, gabah hampa, dan jerami. Dan apabila mesin akan
dimatikan, tarikan gas dikurangi terlebih dahulu. Selanjutnya mesin dapat
dimatikan dengan memutar tuas on ke arah off.
Bahan yang keluar dari masing-masing outlet kemudian diambil
sampel. Lalu, dari sampel tersebut dibagi lagi menjadi gabah utuh, gabah
37

hampa, gabah tidak terontok dan kotoran/sampah. Dari data tersebut


didapatkan hasil perhitungan kapasitas perontokan adalah 210,98 kg/jam,
efisiensi perontokan adalah 98,48%, rendemen adalah 55,76%, presentase
kehilangan hasil adalah 2,64%, presentase gabah rusak adalah 2,38%,
kemurnian gabah adalah 85,71% dan presentase gabah tidak terontok 1,51%.

F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan diketahui bahwa threser yang
digunakan adalah jenis power thresher. Komponen dari power thresher, yaitu
hopper, motor mesin, blower, outlet utama (tempat keluar gabah utuh), outlet
sekunder (tempat keluar gabah hampa), outlet tersier (tempat keluar jerami),
gigi perontok, drum dan filter. Dari data dapat diketahui juga kapasitas
perontokkan threser adalah 201, 98 kg/jam.
Untiuk mengoperasikan power thresher yaitu dengan menyiapkannya
terlebih dahulu bahan bakar pada tangki, dan menempatkan tempat penampung
di masing-masing tempat jatuhnya bahan dari masing-masing output. Setelah
itu, mesin dihidupkan dengan cara memutar tuas ke mode on. kemudian
sambil menyiapkan padi yang akan dirontokkan pada tempat input padi atau
tempat lubang penggilingan padi. Selanjutnya tarikan gas ditambah sesuai
dengan kecepatan perontokan yang diinginkan. Setelah padi masuk dan rontok
akibat putaran gigi paku, maka masing-masing bahan akan keluar menurut
outputnya, yaitu gabah utuh, gabah hampa, dan jerami. Dan apabila mesin akan
dimatikan, tarikan gas dikurangi terlebih dahulu. Selanjutnya mesin dapat
dimatikan dengan memutar tuas on ke arah off.
38

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. The Effect of Threshing Ttechnology (Threshers/DOS and slam) in


Improving The Production of Rice Crops in B Srikaton Village.
http://oase-harapan.blogspot.co.id/2011/06/effect-of-threshing-
technology.html (Diakses pada 26 Mei 2016 pukul 05.55 WIB).

Purba, D. 2012. Laporan Praktikum Mekanisasi.


http://mawanpurbasidadolog.blogspot.co.id/2012/06/laporan-
praktikum-mekanisasi.html (Diakses pada 26 Mei 2016 pukul 05.45
WIB).

Wahyudi, D. 2012. Alat Perontok Padi (Thresher).


http://putrablk.blogspot.co.id/2012/06/alat-perontok-padi-thresher.html
(Diakses pada 26 Mei 2016 pukul 05.30 WIB).
39
BAB VII
PENENTUAN PRESTASI KERJA POMPA AIR UNTUK PENGAIRAN

A. Tujuan
1. Mengetahui spesifikasi teknis dari pompa air.
2. Mengetahui bagian-bagian dari alat dan fungsinya serta cara
pengoperasiannya.
3. Menentukan prestasi kerja pompa air.

B. Alat dan Mesin


1. Pompa air.
2. Roll meter.
3. Stop watch.
4. Tachometer.
5. Penampung air.

C. Landasan Teori
Pompa adalah suatu alat yang dapat menaikkan atau memindahkan
fluida cair dari suatu permukaan yang lebih rendah ke permukaan yang lebih
tinggi untuk suatu tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan pompa
irigasi merupakan pompa air yang digunakan untuk keperluan mengairi suatu
luasan lahan pertanian yang membutuhkan pengairan pada suatu pertanaman
(Sularso, 2004). Klasifikasi pompa secara umum dapat dibedakan menjadi 2
bagian, yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa
kerja dinamis (non positive displacement pump).
1) Pompa pemindah positif (positive displacement pump)
Pompa jenis ini merupakan pompa dengan ruangan kerja yang secara
periodik berubah dari besar ke kecil atau sebaliknya, selama pompa
bekerja. Energi yang diberikan kepada cairan ialah energi potensial,
sehingga cairan berpindah volume per volume. Contoh yang
termasuk dalam kelompok pompa pemindah positif antara lain,

39
40

pompa torak, pompa plunger, pompa vane, pompa lobe, pompa


screw dan pompa roda gigi.
2) Pompa kerja dinamis (non positive displacement pump)
Pompa jenis ini adalah pompa dengan volume ruang yang tidak
berubah pada saat pompa bekerja. Energi yang diberikan pada cairan
adalah enersi kecepatan, sehingga cairan berpindah karena adanya
perubahan energi kecepatan yang kemudian dirubah menjadi energi
dinamis di dalam rumah pompa itu sendiri. Contoh yang termasuk
dalam kelompok pompa kerja dinamis antara lain, pompa jet, pompa
hydran, pompa elektromagnetik dan pompa sentrifugal (centrifugal
pumps).
Secara khusus yang dibahas adalah pompa sentrifugal. Salah satu jenis
pompa kerja dinamis adalah pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya
mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial melalui
suatu impeller yang berputar dalam casing. Gaya sentrifugal yang timbul
karena adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan lengkung
(melingkar). Pompa sentrifugal merupakan pompa kerja dinamis yang paling
banyak digunakan karena mempunyai bentuk yang sederhana dan harga yang
relatif murah.
Keuntungan pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan
positif adalah gerakan impeler yang kontinyu menyebabkan aliran tunak dan
tidak berpulsa, keandalan operasi tinggi disebabkan gerakan elemen yang
sederhana dan tidak adanya katup-katup, kemampuan untuk beroperasi pada
putaran tinggi, yang dapat dikopel dengan motor listrik, motor bakar atau
turbin uap ukuran kecil sehingga hanya membutuhkan ruang yang kecil, lebih
ringan dan biaya instalasi ringan, harga murah dan biaya perawatan murah.
41

D. Hasil Pengamatan
Tabel 7.1. Spesifikasi Teknis dan Bagian-bagian Pompa Air
Jenis Pompa Sentrifugal
Nama Dagang/Model Koshin/BAG 0
Negara Pembuat Jepang
Diameter 50 mm 2 inch
Pipa tekan 60 mm 2 inch
Debit 370/60
Tinggi 1,4 meter
Spesifikasi Mesin/Motor Penggerak
Pompa Sentrifugal
Jenis/Tipe Motor Motor bensin/GX 110
RPM 3,5 HP
Bagian-bagian pompa
a. Stuffing Box, untuk menerima
kebocoran pada daerah dimana
poros pompa menembus casing.
b. Packing, untuk mencegah dan
mengurangi bocoran cairan dari
casing pompa melalui poros.
c. Shaft (poros), untuk meneruskan
momen puntir dari penggerak
selama beroperasi dan tempat
kedudukan impeller dan bagian–
bagian berputar lainnya.
d. Shaft sleeve, untuk melindungi
poros dari erosi, korosi dan keausan
pada stuffing box.
e. Vane, sudu dari impeller sebagai
tempat berlalunya cairan pada
impeller.
f. Casing, bagian paling luar dari
pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar,
tempat kedudukan diffuser (guide
vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari
impeller dan mengkonversikan
energi kecepatan cairan menjadi
energi dinamis (single stage).
g. Eye of Impeller, bagian sisi masuk
pada arah isap impeller.
h. Impeller, untuk mengubah energi
mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang
42

dipompakan secara kontinyu,


sehingga cairan pada sisi isap
secara terus menerus akan masuk
mengisi kekosongan akibat
perpindahan dari cairan yang
masuk sebelumnya.
i. Chasing Wear Ring, untuk
memperkecil kebocoran cairan
yang melewati bagian depan
impeller maupun bagian belakang
impeller, dengan cara memperkecil
celah antara casing dengan
impeller.
j. Discharge Nozzle, untuk
mengeluarkan cairan dari impeller.
Di dalam nosel ini sebagian head
kecepatan aliran diubah menjadi
head tekanan.

Tabel 7.2. Hasil Penghitungan Waktu Pemompaan Air Pada Masing-masing


Ketinggian
Tinggi (m) Ulangan I Ulangan II Ulamgan III Rerata (detik)
(detik) (detik) (detik)
2 44,89 45,57 46,57 45,67
3 44,91 45,85 45,74 45,5
5 45,04 45,91 44,84 45,26

Tabel 7.3. Hasil Penghitungan Debit, BHP, WHP dan EP Pompa Sentrifugal
Tinggi Tinggi Debit BHP WHP EP (%)
Hisap (m) Tekan (m) (lt/detik)
0,6 2 5,80 0,201 0,198 98,5
0,6 3 5,77 0,276 0,273 98,9
0,6 5 5,75 0,429 0,423 98,6

E. Pembahasan
Pompa adalah suatu alat yang dapat menaikkan atau memindahkan
fluida cair dari suatu permukaan yang lebih rendah ke permukaan yang lebih
tinggi untuk suatu tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pompa sentrifugal
adalah salah satu jenis pompa kerja dinamis yang prinsip kerjanya mengubah
energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial melalui suatu
43

impeller yang berputar dalam casing. Motor penggerak pompa sentrifugal


adalah motor bensin dengan tipe GX 110, dengan RPM 3,5 HP.
Bagian-bagian pompa sentifugal adalah stuffing box, packing, shaft
(poros), shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller, impeller, chasing wear ring
dan discharge nozzle. Ketinggian total pemompaan adalah 2,6 meter, 3,6 meter
dan 5,6 meter. Pada ketinggian 2,6 meter, debit air mengalir 5,80 liter/detik,
dengan BHP 0,201, WHP 0,198 dan efisiensi pemompaan 98,5%. Pada
ketinggian 3,6 meter, debit air mengalir 5,77 liter/detik, dengan BHP 0,276,
WHP 0,273 dan efisiensi pemompaan 98,9%. Pada ketinggian 5,6 meter, debit
air mengalir 5,75 liter/detik, dengan BHP 0,429, WHP 0,423 dan efisiensi
pemompaan 98,6%

F. Kesimpulan
Motor penggerak pompa sentrifugal adalah motor bensin dengan tipe
GX 110, dengan RPM 3,5 HP. Bagian-bagian pompa sentifugal adalah stuffing
box, packing, shaft (poros), shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller,
impeller, chasing wear ring dan discharge nozzle. Ketinggian total pemompaan
adalah 2,6 meter, 3,6 meter dan 5,6 meter. Pada ketinggian 2,6 meter, debit air
mengalir 5,80 liter/detik, dengan BHP 0,201, WHP 0,198 dan efisiensi
pemompaan 98,5%. Pada ketinggian 3,6 meter, debit air mengalir 5,77
liter/detik, dengan BHP 0,276, WHP 0,273 dan efisiensi pemompaan 98,9%.
Pada ketinggian 5,6 meter, debit air mengalir 5,75 liter/detik, dengan BHP
0,429, WHP 0,423 dan efisiensi pemompaan 98,6%.
44

Daftar Pustaka

Sularso. 2014. Modul Pompa Air Irigasi. Kementerian Pertanian Badan


Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. (Diunduh pada 29 Mei
2016 pukul 10.32 WIB).

Anda mungkin juga menyukai