Anda di halaman 1dari 3

ASIGNMENT TATAP MUKA 5

MATA KULIAH: AUDITING 2


DEAD LINE : 6 hari , 30 SEPTEMBER 2020, UP LOAD VIA POST, ASIGNMENT

NAMA : DZALIKA ASHA KINANTY


NIM : 43218010151

Saudara/saudari dipersilahkan untuk membuat resume bahan kuliah TM 5, dengan referensi


sebanyak-banyak, dengan perincian hal-hal berikut :

Metodologi untuk merancang pengujian rincian neraca untuk hutang menggunakan


audit risk model.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO


UTANG USAHA
Semua transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran umumnya mengalir melalui utang
usaha, akun ini penting bagi audit atas siklus akuisisi dan pembayaran. Utang usaha adalah
kewajiban yang belum dibayar atas barang dan jasa yang diterima dalam peristiwa bisnis yang
biasa.
Utang usaha harus dibedakan dari kewajiban akrual dan kewajiban berbunga. Kewajiban
akan dianggap utang usaha hanya jika total kewajiban itu diketahui dan terhutang pada tanggal
neraca. Jika kewajiban mencangkup pembayaran bunga, hal tersebut harus dicatat sebaga wesel
bayar, utang kontrak, utang hipotik, atau utang obligasi.
Jika pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi terkait menunjukkan
bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif, dan jika hasil prosedur analitis memuaskan,
auditor mungkin akan mngurangi pengujian atas rincian saldo utang usaha. Akan tetapi, karena
utang usaha cenderung material bagi sebagian besar perusahaan, auditor hampir selalu
melaksanakan sejumlah pengujian atas rincian saldo.
Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo utang usaha terdiri dari berikut :

TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3


- Mengidentifikasi - Menilai Risiko - Merancang dan
Risiko Bisnis Klien Pengendalian dan Melaksanakan
yang Mempengaruhi Merancang serta prosedur Analitis
Utang Usaha. Melaksanakan
- Menetapkan Salah Pengujian
Saji yang Dapat Pengendalian dan
Ditoleransi dan Pengujian
Menilai Risiko Substantive atas
Inheren. Transaksi.
1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang Usaha. (Tahap 1)
Auditor harus memahami sifat perubahan sistem tersebut untuk mengidentifikasi
apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen yang terkait mempengaruhi
kemungkinan salah saji material dalam utang usaha.

2. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren. (Tahap 1)
Seperti halnya piutang usaha, utang usaha seringkali saldonya berjumlah besar dan
terdiri dari sejumlah besar saldo vendor serta relative mahal untuk mengaudit akun
tersebut. Alasan tersebut dijadikan auditor uumnya menetapkan salah saji yang dapat
ditoleransi yang relative tinggi untuk utang usaha. Auditor sering menilai risiko
inheren sebagai sedang atau tinggi.

3. Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian


Pengendalian dan Pengujian Substantive atas Transaksi. (Tahap 1 dan 2)
Setelah menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko inheren, auditor
menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman terhadap pengendalian internal.
Pengujian substantive bergantung pada keefektifan relative pengendalian internal
yang berhubungan dengan utang usaha. Setelah menilai risiko pengendalian, auditor
merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantive
atas transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.

4. Merancang dan Melaksanakan prosedur Analitis (Tahap 3)


Nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Penekanan yang penting dalam
audit atas kewajiban dan aktiva. Ketika memverifikasi aktiva auditor menekankan
lebih saji melalui verifikasi dengan konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
dokumen pendukung. Auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan aktiva
mengalami kurang saji tetapi lebih memperhatikan lebih saji. Karena lebih saji
ekuitas pemilik dapat terjadi baik dari lebih saji aktiva atau kurang saji kewajiban,
merupakan hal yang alami bagi akuntan public untuk menekankan kedua salah saji
tersebut.

PENGUJIAN KEWAJIBAN SETELAH PERIODE


Pengujian kewajiban setelah periode (out-of-period liabilities test) merupakan hal yang
penting bagi utang usaha. Prosedur audit yang sama digunakan untuk mengungkapkan utang
yang belum tercatat dapat diterapkan pada tujuan keakuratan. Berikut adalah rosedur audit yang
umum :
a. Memeriksa dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas selanjutnya.
Auditor memeriksa dokumen pendukung menyangkut pengeluaran kas setelah tanggal
neraca untuk menentukan apakah pengeluaran kas dilakukan untuk kewajiban periode
berjalan.
b. Memeriksa dokumtasi yang mendasari untuk tagihan yang belum dibayar beberapa
minggu setelah akhir tahun.
Auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara yang sama seperti sebelumnya dan untuk
tujuan yang sama.
c. Menelusuri laporan penerimaan yang dikeluarkan sebelum akhir tahun ke faktur vendor
terkait.
Semua barang dagang yang diterima sebelum akhir tahun periode akuntansi harus
dicantumkan sebagai utang usaha.
d. Menelusuri laporan vendor yang menunjukkan saldo yang jatuh tempo ke neraca saldo
utang usaha.
Jika klien menyimpan file laporan vendor, auditor dapat menelusuri setiap laporan yang
memiliki saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca ke listing untuk memastikan bahwa
hal itu telah dicantumkan sebagai utang usaha.
e. Mengirim konfirmasi ke vendor dengan siapa klien melakukan bisnis.
Walaupun penggunaan konfirmasi untuk utang usaha kurang begitu umum ketimbang
untuk piutang usaha, auditor terkadang menggunakannya untuk menguji vendor yang
dihapus dari daftar utang usaha, transaksi yang dihilangkan dan saldo akun yang salah
saji.
f. Pengujian pisah batas (cut-off tests).
Utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi yang dicatat beberapa hari
sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan pada periode yang benar.
g. Hubungan pisah batas dengan observasi fisik persediaan.
Sangat penting jika pengujian pisah batas dikoordinasikan dengan observasi fisik
persediaan.
h. Perbedaan dalam perjalanan.
Menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan antara akuisisi persediaan atas
dasar FOB destinastion dan atas dasar FOB origin.
i. Perbedaan antara faktur vendor dan laporan vendor.
Auditor harus membedakan antara faktur vendor dengan laporan keuangan ketika
memverifikasi jumlah yang terutang kepada vendor.
j. Perbedaan antara laporan vendor dan konfirmasi.
Perbedaan yang paling penting terletak pada sumber informasinya. Laporan vendor
disiapkan oleh vendor (pihak ketiga yang independen) tetapi berada ditangan klien pada
saat auditor memeriksanya.

Anda mungkin juga menyukai