LAPORAN PENDAHULUAN
KASUS HERNIA INGUINALIS
Disusun Oleh :
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Definisi
Hernia adalah penonjolan sebuah organ atau struktur melalui mendeteksi
di dinding otot perut. Hernia umumnya terdiri dari kulit dan subkutan meliputi
jaringan, peritoneal kantung, dan yang mendasarinya adalah Visera, seperti
loop usus atau organ-organ internal lainnya. Faktor yang termasuk
pembedahan mendadak pada peningkatan tekanan intra-abdomen, yang
mungkin terjadi selama mengangkat beban berat atau batuk yang lebih
bertahap dan berkepanjangan sehingga peningkatan tekanan intra-abdomen
berhubungan dengan kehamilan, obesitas, atau asites. (Seymour I. Schwartz,
et.All. Principles of Surgery. Companion handbook. Jakarta: EGC,2000).
Hernia adalah kelemahan dinding otot abdominal yang melewati sebuah
segmen dari perut atau struktur abdominal yang lain yang menonjol. Hernia
dapat juga menembus melewati beberapa defect yang lain di dalam dinding
abdominal, melewati diafragma, atau melewati struktur lainnya di rongga
abdominal. (Ignatavicius, Donna, et.All. Medical Surgical Nursing.
Philadelphia: W.B SaundersCompany,2000)
Hernia adalah penonjolan sebuah organ-organ atau struktur melalui deteksi
di dinding otot perut atau kelemahan pada dinding rongga perut dimana berisi
bagian-bagian tersebut secara normal.
Hernia mungkin terjadi di beberapa bagian tubuh, tetapi biasanya itu
terjadi di rongga abdominal. Itu diketahui sebagai penurunan. Jika Hernia
tidak dapat ditempatkan kembali di rongga abdominal, maka hal itu diketahui
sebagai incarcerated. Dalam situasi ini aliran mungkin menjadi obstruksi.
Ketika Hernia ireduksi dan aliran intestinal dan supply darah obstruksi, Hernia
menjadi terjepit. Ini akibat dari obstruksi intestinal akut. (Lewis, Heitkemper,
Dirksen. Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical
Problem. Volume 2. Fifth Edition. Mosby,2000)
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya
yang normal melalui sebuah defek Kongenital atau yang di dapat. Hernia
3
1.2. Etiologi
Penyebab penyakit Hernia dapat diakibatkan beberapa hal seperti :
1. Kongenital disebabkan kelemahan pada otot merupakan salah satu faktor
resiko yang berhubungan dengan faktor peningkatan tekanan intra
abdomen. Kelemahan otot tidak dapat dicegah dengan cara olahraga atau
latihan-latihan.
2. Obesitas adalah salah satu penyebab peningkatan tekanan intra-abdomen
karena banyaknya lemak yang tersumbat dan perlahan-lahan mendorong
peritoneum. Hal ini dapat dicegah dengan pengontrolan berat badan.
3. Pada Ibu hamil biasanya ada tekanan intra-abdomen yang meningkat
terutama pada daerah rahim dan sekitarnya.
4. Mengedan juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra-abdomen.
5. Dan terlalu seringnya mengangkat beban berat.
1.3. Patofisiologi
Menurut Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2,2006.
Hernia diklasifikasikan menurut lokasi di mana mereka muncul. Sekitar 75%
dari Hernia terjadi di pangkal paha. Ini juga dikenal sebagai Hernia Inguinalis
4
atau Femoralis. Sekitar 10% adalah Hernia Ventral atau insisional dinding
abdomen, 3% adalah Hernia Umbilikalis.
Hernia Inguinalis dibagi lagi menjadi Hernia direct dan Hernia indirect.
Hernia Inguinalis indirect yang paling jenis umum dan biasanya
mempengaruhi laki-laki. Hernia Inguinalis indirect disebabkan oleh penutupan
saluran yang berkembang sebagai testis turun ke dalam skrotum sebelum
kelahiran. Sebuah kantung yang berisi peritoneum, usus, atau omentum
muncul melalui cincin Inguinalis dan mengikuti spermatika kabel melalui
Kanalis Inguinalis. Sering turun ke dalam skrotum. Meskipun tidak langsung
Hernia inguinalis cacat bawaan, mereka seringkali tidak menjadi jelas sampai
dewasa, ketika peningkatan tekanan intra-abdomen dan pelebaran dari cincin
inguinalis memungkinkan isi perut untuk memasuki saluran tersebut.
Hernia Inguinalis direct selalu cacat yang diperoleh hasil dari kelemahan
dinding Inguinal posterior. Hernia Inguinalis langsung terjadi lebih sering
pada orang dewasa yang lebih tua. Hernia Femoral cacat juga diperoleh di
mana kantung peritoneal menonjol melalui cincin femoral. Hernia ini biasanya
terjadi pada obesitas atau wanita hamil.
Hernia Inguinalis seringkali tidak menghasilkan gejala dan ditemukan
selama pemeriksaan fisik rutin. Hanya mungkin menghasilkan benjolan,
bengkak, atau tonjolan di selangkang, terutama dengan mengangkat atau
tegang. Pasien laki-laki biasanya terdapat pengalaman baik nyeri atau rasa
nyeri yang memancar\Collaborative Care ke dalam skrotum, meskipun hanya
dapat dirasakan dengan peningkatan tekanan intra-abdomen (seperti yang
terjadi selama batuk) dan dalam vagina dari skrotum ke arah cincin inguinal.
Jika Hernia Inguinalis dapat dikembalikan, isi kantung kembali ke rongga
perut, baik secara spontan sebagai tekanan intra-abdomen berkurang (seperti
dengan berbaring) atau dengan tekanan manual. Beberapa komplikasi yang
terkait dengan Hernia direduksi. Bila isi hernia tidak dapat dikembalikan ke
rongga perut, itu dikatakan dapat diminimalkan atau dipenjara. Isi Hernia yang
dipenjara terjebak, biasanya dengan leher yang sempit atau membuka ke
hernia. Penahanan meningkatkan risiko komplikasi, termasuk obstruksi dan
5
cekikan. Obstruksi terjadi ketika lumen usus yang terkandung dalam hernia
menjadi tersumbat, sangat mirip dengan Crimping dari sebuah selang.
Jika suplai darah ke isi Hernia terganggu, hasilnya adalah Hernia terjepit.
Komplikasi ini dapat mengakibatkan infark usus yang terkena bencana dengan
rasa sakit yang parah dan perforasi dengan kontaminasi dari rongga peritoneal.
Perwujudan dari sebuah Hernia terjepit meliputi nyeri dan distensi perut,
mual, muntah, takikardia, dan demam.
Pembedahan sering dilakukan terhadap Hernia yang besar atau terdapat
resiko tinggi untuk terjadi inkarserasi. Suatu tindakan Herniorrhaphy terdiri
atas tindakan menjepit defek di dalam Fascia. Akibat dan keadaan post
operatif seperti peradangan, edema dan perdarahan, sering terjadi
pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan Hernia Inguinal indirek.
Komplikasi ini sangat menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan
membuat pasien tidak nyaman, kompres es akan membantu mengurangi nyeri
(Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2,2006).
1.6. Klasifikasi
a. Menurut Tofografinya: Hernia Inguinalis, Hernia Umbilikalis, Hernia
Femoralis dan sebagainya.
b. Menurut isinya: Hernia usus halus, Hernia omentum, dan sebagainya.\
c. Menurut terlibat/tidaknya: Hernia eksterna (Hernia ingunalis, Hernia
serofalis dan sebagainya).
d. Hernia inferna tidak terlihat dari luar (Hernia Diafragmatika, Hernia
Foramen Winslowi, Hernia Obturatoria).
7
Pasca Operasi:
1. Lakukan perawatan dan observasi secara rutin
2. Berikan tindakan kenyamanan
3. Dukungan keluarga. (Wong, Wong’s nursing care of infant and
children. St. Louis,2004)
8
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan insisi bedah
b. Kurang volume cairan berhubungan dengan pembatasan pada operasi
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme
sekunder terhadap luka
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
3. Perencanaan asuhan keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan insisi bedah
10
Kolaborasi:
- Pertahankan penghisapan gaster atau usus
- Berikan cairan infus dan elektrolit
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme
sekunder terhadap luka
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam
diharapkan infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (Rubor, Dolor, Kalor, Tumor,
Fungsiolaesa)
- TTV stabil
- Terdapat tanda-tanda penyembuhan
Intervensi :
Mandiri :
- Awasi TTV, Perhatikan demam, menggigil, berkeringat,
meningkatnya nyeri abdomen, perubahan mental
- Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka yang baik,
dan perawatan luka septic
- Lihat insisi dan balutan drainase bila diindikasikan
Kolaborasi:
- Ambil kultur contoh drainase bila diindikasikan
- Berikan antibiotik sesuai indikasi
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam
diharapkan Defisit Perawatan diri teratasi
Kriteria Hasil :
- Klien dapat memenuhi kebutuhan perawatan sendiri
Intervensi :
Mandiri :
- Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasar
12
BAB 2
ASUHAN KEPEWAWATAN
2.1. PENGKAJIAN
Ruang/Kelas : Melati/III
I. Identitas Klien
Nama : Tn. T
Usia : 69 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
berat.
2. Riwayat Alergi:
benar-benar membutuhkan.
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
15
: Pasien
d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor
Biaya Operasi yang terlalu mahal membuat pasien cemas, dan keluarga
oleh keluarga.
(√) Makan
16
Pola makan pasien dirumah cukup baik, 3x dalam sehari dengan lauk yang
(√) Tidur
Pola istirahat atau tidur pasien dirumah cukup baik, namun pasien kurang
tidur siang karena pasien bekerja hingga sore hari. Tidur malam antara 7-8
jam permalam.
Pasien sangat menaati aturan minum obat yang diberikan oleh perawat jaga
didaerah rumahnya.
Dalam menghadapi masalah, pasien lebih banyak diam dan memikirkan jalan
baik.
POLA
Sebelum di RS Di RS
1. Pola Nutrisi
Alasan:…(mual/muntah/sariawan) - Mual
makan
kirinya.
18
2.Pola Eliminasi
a. B.a.k :
b. B.A.B
tertentu)
a. Mandi
b. Oral Hygiene
1) Frekuensi :……X/minggu
a. Waktu bekerja :
pagi/siang/malam Pagi -
……
kesehatan 3x/hari -
- -
b.Minuman Keras/Nabza : - -
20
Ya/Tidak - -
4. Pengkajian Fisik
Gangguan Hematologi:
Keadaan mulut:
Kembung
k. Sistem Urogenital:
l. Sistem Integumen
daerah skrotum.
f. Kondisi kulit yang terpasang infus : Normal, tidak ada oedeme
- Kebersihan :Ya
m. Sistem Muskuloskeletal
5. Data Penunjang
a. Laboratorium:
Hari/
f. Basofil 0 L: 40 – 48 ; P: 36 –
g. Eosinofil 0 42
0 0–1%
26
j. Limfosit 0 50 – 70 %
k. Monosit 20 – 40 %
2-8 %
2. Masa pendarahan
2
3. Masa pembekuan
11 1 – 3 mnt
4. Gol. Darah
°/ Rh (+) 9 – 15 mnt
Diabetes:
-
5. Glukosa sewaktu:
Imunologi/ serologi 95
75 – 200 mg/dl
HBs Ag / negatif (-)
8. Analisa Data
1. DS: Pasien datang dengan Nyeri berhubungan dengan Terjadinya gangguan aliran dara
keluhan ada rasa nyeri di trauma jaringan (usus usus yang terjepit yang
(+)
nyeri bagian luka post-op. trauma jaringan (insisi kulit pada post-op, yang
tampak meringis
saat bergerak.
S: 36°C , N: 80 x/mnt ,
berkurang, namun pasien respon tubuh akibat luka memicu terjadinya intolerans
S: 37°C, N: 82 x/mnt , RR
kuning jernih.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
terjepit).
2. Nyeri berhubungan dengan 18-06-2012 18-06-2012
(insisi bedah)
3. Intoleransi aktifitas 19-06-2012 19-06-2012
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
nama
jelas
18 Juni 1. Nyeri berhubungan dengan Tujuan: Nyeri a. Mengkaji
posisi semi
fowler.
d. Memberi
informasi yang
akurat untuk
mengurangi rasa
sakit.
e. Kolaborasi
dalam
30
pemberian
terapi.
18 Juni 2. Nyeri berhubungan dengan Tujuan: Nyeri a. Mengkaji
c. Mengjarkan
tehnik relaksasi.
d. Menganjurkan
mobilisasi dini.
e. Kolaborasi
dalam
pemberian
terapi.
waktu istirahat
sesuai jadwal.
d. Memotivasi
peningkatan dan
beri
penghargaan
pada kemajuan
yang telah
dicapai.
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
dan
nama
jelas
32
terapi.
Hasil:
dialami.
terapi.
Hasil:
dengan tenang.
19 Juni 2012 3. Tindakan:
sesuai kondisi.
bertahap.
jadwal.
Hasil:
eliminasi sendiri.
K jelas
1 17 Juni S: Pasien datang dengan keluhan ada
P:
2012 post-op.
P:
dialami.
kuning jernih.
op.
P:
bertahap.
sesuai jadwal.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
dengan kenyataan kasus yang penulis hadapi, maka ada beberapa hal yang
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya
yang normal melalui sebuah defek Kongenital atau yang didapat. Hernia
37
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Girl, Made Kusala, Farid Nur Mantu. 2000. Hernia Inguinalis Lateralis pada
Anak-anak, Laboratorium Ilmu Bedah. Ujung Pandang : Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin