) Sifat-sifatmaterial
Material teknik mempunyai sifat-sifat yang mencirikan,pada bidang teknik mesin yang
sifatnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu sifat yang mendasari pemilihan material yaitu
Sifat mekanik,Sifat Fisik,dan Sifat Kimia
Contoh sifat dari Sifat Mekanik
1. Sifat Mekanik
Sifat mekanik material, merupakan salah satu faktor yang paling terpenting dalam pemilihan
bahan dalam suatu perancangan karena mempunyai Sifat mekanik yang dapat diartikan
sebagai respon atau perilaku material terhadap pembebanan yang diberikan,yang berupa
gaya, torsi atau gabungan keduanya. Dalam prakteknya pembebanan pada material terbagi
dua yaitu beban statik dan beban dinamik. Perbedaan antara keduanya hanya pada fungsi
waktu dimana beban statik tidak dipengaruhi oleh fungsi waktu sedangkan beban dinamik
dipengaruhi oleh fungsi dan waktu.
2 Sifat Fisik
Sifat fisik adalah material yang bukan disebabkan oleh pembebanan seperti pengaruh
pemanasan, pendinginan dan pengaruh arus listrik yang lebih mengarah pada struktur
material. Contoh : temperatur cair, konduktivitas panas dan panas spesifik.
3. Sifat kimia
Sifat teknologi yaitu kemampuan material untuk dibentuk atau diproses. Produk dengan
kekuatan tinggi dapat dibuat dibuat dengan proses pembentukan, Contoh: Sifat mampu las,
sifat mampu cor, sifat mampu mesin dan sifat mampu bentuk. Sifat material terdiri dari sifat
mekanik yang merupakan sifat material terhadap pengaruh yang berasal dari luar serta sifat
fisik yang ditentukan oleh komposisi yang dikandung oleh material itu sendiri.
2. Logam adalah material yang mempunyai daya hantar listrik yang tinggi dengan sifat konduktor yang
baik dan tahan terhadap temperatur tinggi, mempunyai titik didih tinggi, keras, mengkilap, tidak
tembus cahaya, dan dapat dideformasi sehingga banyak digunakan pada banyak konstruksi.
Jenis logam juga terbagi mnjadi 2 jenis yaitu logam ferro dan non ferro.dan jenis material teknik yang
dipakai secara luas dalam teknologi modern adalah baja. Baja adalah material logam yang dapat
dipakai secara fleksibel dan mempunyai beberapa karakteristik. Material ini kuat dan siap dibentuk
menjadi bermacam-macam keperluan teknik. Material ini berspektrum luas dan mempunyai
kemampuan berdeformasi secara permanen yang merupakan modal penting dalam menentukan
harga tegangan luluh pada berbagai beban.
Polimer adalah molekul rantai panjang yang mengandung beberapa ikatan mer. Mer dalam sebuah
polimer adalah sebuah molekul hidrokarbon tunggal seperti etilen (C2H4). Karet dan plastik termasuk
dalam kelompok ini. Kebanyakan berupa senyawa organik yang secara kimia tersusun atas unsur
karbon, hidrogen, dan nonlogam lainnya. Density yang rendah dan fleksibilitas yang tinggi merupakan
ciri khas material ini. Pemakaian plastik juga sangat luas, mulai peralatan rumah tangga, interior
mobil, kabinet radio/televisi, sampai konstruksi mesin.
Keramik merupakan campuran antara unsur logam dan nonlogam, kebanyakan dalam bentuk oksida,
nitrida dan karbida. Material yang termasuk dalam kelompok ini tersusun atas clay, semen dan gelas.
Material ini bersifat insulator terhadap listrik dan panas dan lebih tahan pada temperatur tinggi dan
lingkungan yang berat daripada logam dan polymer. Sifat mekanik material ini keras namun getas.
3. Berikut ini adalah tujuan dari dibentuknya komposit, yaitu sebagai berikut :
• Memperbaiki sifat mekanik dan/atau sifat spesifik tertentu
• Mempermudah design yang sulit pada manufaktur
• Keleluasaan dalam bentuk/design yang dapat menghemat biaya
• Menjadikan bahan lebih ringan
Polymer Matrix Composite (PMC) adalah salah satu jenis komposit yangmerupakan kombinasi antara
dua material atau lebih dengan matrik berupa polimer, yang memiliki kekakuan dan kekuatan spesipik
yang tinggi serta lebih ringan dari material konvensional.
Metal Matrix Composite (MMC) adalah salah satu jenis komposit dengan matrik berupa logam, yang
memiliki kuat tekan dan geser yang baik, tidak mudah terbakar dan tidak menyerap kelembaban,
tahanterhadap temperatur tinggi, memiliki ketahanan arus dan muai termal yang baikserta transfer
tegangan dan regengan yang baik dibandingkan dengan Polymer
Matrix Composite (PMC). Sedangkan jenis komposit dengan matrik yang terbuat dari bahan keramik
disebur dengan Ceramic Matrix Composite (CMC). keuntungan dari CMC adalah dimensinya stabil
bahkan lebih stabil dari pada logam, mempunyai karekteristik permukaan yang tahan arus, daya tahan
terhadap kimia yang tinggi dan tahan terhadap korosi.
4. Incomplete Penetration (IP) adalah sebuah cacat pengelasan yang terjadi pada daerah root atau akar las,
sebuah pengelasan dikatakan IP jika pengelasan pada daerah root tidak tembus atau reinforcemen pada akar
las berbentuk cekung.
1. Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang tidak dikehendaki karena
ketidaksempurnaan proses penyambungan antara logam las dan logam induk. Cacat ini biasanya
terjadi pada bagian samping lasan.
2. Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam hasil lasan. Cacat ini
berupa slag (flux yang mencair) yang berada dalam lasan, yang sering terjadi pada daerah stop and
run (awal dan berhentinya proses pengelasan). Untuk melihat cacat ini kita harus melakukan
pengujian radiografi atau bending.
Slag adalah suatu cacat lasan karena terperangkapnya slag didalam suatu proses pengelasan yang
tampak pada film radiografi sebagai bayangan hitang dan tidak teratur.
Pastikan lasan benar benar berseih dari slag sebelum mengelas ulang.
Ampere disesuaikan dengan prosedur.
Busur las disesuaikan.
Sudut pengelasan harus sesuai.
Sudut kampuh lebih dibesarkan (50-70 derajat).
3. Hot Crack (retak panas) adalah sebuah retak pada pengelasan dimana retak itu terjadi setelah proses
pengelasan selesai atau saat proses pemadatan logam lasan.
Crack (retak) adalah suatu cacat lasan yang terlihat pada film radiografi sebagai bayangan hitam
dengan ujung-ujungnya yang lancip
Menggunakan elektroda yang sesuai dengan WPS atau Low Hidrogen yang mempunyai sifat regangan
yang tinggi.
Melakukan perlakuan panas (PWHT dan Preheat).
4 . Prinsip dari pengujian ini adalah memanfaatkan kemampuan cairan penetrant untuk memasuki celah
retakan serta kerja developer untuk mengangkat kembali cairan yang meresap pada retakan, sehingga cacat
dapat terdeteksi.” Cairan penetrant ini akan masuk kedalam retakan pada permukaan material uji sampai ke
bagian retak yang paling dalam berdasarkan aksi Kapilaritas .Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik
dan viskositas yang rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material. Cairan yang tertinggal di
dalam defect akan ditarik oleh develover. Penetrant dapat diterapkan untuk komponen uji dengan
mencelupkan, penyemprotan atau dioleskan setelah waktu penetrasi yang cukup.
Kelebihan penetrant dihilangkan, kemudian develover digunakan untuk membantu menarik penetrant dari
cacat dan kemudian cacat akan nampak jelas jika perbedaan warna penetrant dengan latar belakang cukup
kontras. Pemeriksaan dilakukan di bawah sinar UV (Ultra Violet) atau cahaya putih, tergantung tipe penetrant
yang digunakan.
6. Vacuum rest
Vacuum Test merupakan pengujian yang dilakukan pada jalur yang sudah dilas (welding seams) untuk
mendeteksi adanya kebocoran atau crack. Vacuum Test ini dilakukan hanya pada welding seams yang
ditemukan pada pelat yang datar ( tidak melungkung ) dan bukan pada pipa.
Prinsip dasar dari Vacuum Test ini adalah mendeteksi kebocoran pengelasan dengan cara membuat udara
disekitar benda yang akan diuji menjadi hampa udara dengan menggunakan media semacam tabung dari
bahan yang tembus pandang, kebocoran akan terdeteksi lewat alat ukur yang terpasang atau terlihat langsung
dengan adanya busa / gelembung dari cairan air sabun yang tampak di dalam tabung. Prinsip kerja dari
Vacuum Test adalah kebalikan dari prinsip kerja Air pressure Test.
Kelebihan :
Power supply yang mudah didapatkan karena hanya berupa udara yang dipampatkan pada mesin kompresor
Kekurangan :
Dimensi dari instrument uji menentukan seberapa lama untuk menguji plat
Bentuk alat yang akan diuji disesuaikan dengan vacuum yang ada
Untuk pengujian pada tempat-tempat dengan posisi vertikal dan over head diperlukan sedikit tenaga ekstra
untuk menahan berat dari alat vacuum yang digunakan.
Vacuum test tidak dapat dilakukan pada pelat yang melengkung apalagi pipa
2.Dye Penetrant
Dye Penetrant merupakan metode NDT untuk mengetahui ada tidaknya crack pada weld (hasil lasan). Test ini
sangat mudah dilakukan dan pelaksanaannya juga sangat singkat.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari metode Dye Penetrent Test adalah menggunakan cairan penetrant dengan memanfaatkan
kemampuannya yang bisa meleweati celah discontinouity serta kerja developer untuk mengangkat kembali
cairan yang meresap pada retakan, dengan begitu cacat pada material dapat terdeteksi
Kelebihan :
Mudah Diaplikasikan
Kekurangan :
Tidak dapat dilakukan pada benda berpori atau material produk powder metallurgy. Hal tersebut akan
menyebabkan terserapnya cairan penetrant secara berlebihan sehingga dapat mengindikasikan cacat palsu.
1. Initial Pulse
2. Backwall Pulse
3. Defect Pulse
4. Noise Pulse
Dan jika permukaan material Benda dengan permukaan yang kasar, bentuk yang tidak beraturan, sangat
kecil/tipis, tidak homogen, sangat sulit untuk diuji. karena transmisi gelombang akan rendah dan banyak
terjadi noise sehingga sulit diispeksi