Anda di halaman 1dari 34

SILABUS

SEKOLAH MENENGAH ATAS /MADRASAH


ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH
ALIYAH KEJURUAN ( SMA/MA/SMK/MAK)

MATA PELAJARAN
PENDIDIKANPANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN(PPKn)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


JAKARTA, 2016

0
SILABUS MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
SMA/MA/SMK/MAK

I.Pendahuluan

A. Rasional
Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang
sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru.
Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien,
tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak
berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence)
materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan
prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum;
mudah diajarkan/dikelola oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh
peserta didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable
assessable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn
/meaningfull) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan
pendidikan peserta didik.

Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan


kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan
pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal.
Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup Kompetensi
Dasar, materi pokok, alternatif pembelajaran dan penilaianya. Uraian
pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif
kegiatan yang dirancang berbasis aktifitas. Pembelajaran tersebut
merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat
mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik
masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru
diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses
pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat
perkembangan kemampuan siswa.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memiliki visi dan


misi mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air, melalui proses menerima dan
menjalankan ajaran agama yang dianutnya; dan memiliki perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru; memahami dan
menerapkan pengetahuan faktual dan konseptual tentang

0
kewarganegaraan; dan menyajikan pengetahuan faktual dan
konseptual kewarganegaraan dengan terampil.

Untuk itu dikembangkan substansi pembelajaran yang dijiwai oleh 4


(empat) konsensus kebangsaan yaitu (1) Pancasila, sebagai dasar
negara, ideologi nasioanl, dan pandangan hidup; (2) Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar
yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara; (3) Negara Kesatuan Republik Indonesia,
sebagai komitmen terhadap bentuk final Negara Republik Indonesia
yang melindungi segenap bangsa dan tanah tumpah darah Indonesia;
(4) dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud kesadaran atas
keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang utuh dan kohesif secara nasional dan harmonis dalam pergaulan
antarbangsa.

Kegiatan pembelajaran untuk mencapai penguasaan kompetensi


pendidikan kewarganegaraan (sikap kewarganegaraan, pengetahuan
kewarganegaraan, dan keterampilan kewarganegraan) sebagaimana
termaktub dalam silabus menitik beratkan pada pembentukan
karakter warga negara Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan
berakhlak mulia serta demokratis dan bertanggung jawab
sebagaimana termaktub dalam Pasal 31 ayat 3 UUD Negara Republik
Indonesia 1945 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pengembangan sikap
kewarganegaraan, pengetahuan kewarganegaraan, dan keterampilan
kewarganegaraan secara utuh menjadi karakter diorganisasikan
melalui pengembangan dampak instruksional, dampak pengiring, dan
budaya kewarganegraan dalam lingkungan belajar yang menarik,
menyenangkan, dan membelajarkan sepanjang hayat. Untuk itu perlu
dikembangkan berbagai model pembelajaran dan lingkungan belajar di
kelas, di luar kelas, dan/atau dalam masyarakat serta jaringan
(virtual).

Pembelajaran PPKn dirancang sebagai wahana untuk mengembangkan


keterampilan abad ke-21 (The 21st Century Skills) melalui mata
pelajaran PPKn serta memperkuat upaya perubahan cara pandang
(mindset) para guru PPKn untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif
dalam mengelola dan mengembangkan pembelajaran PPKn.

1
B. Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan lulusan SMA/MA/SMK/MAK
Pendidikan PPKn di SMA/MA/SMK/MAK diharapkan dapat berfungsi
sebagai menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mengimplementasikan sikap kewarganegaraan, pengetahuan
kewarganegaraan, dan keterampilan kewarganegaraan dalam
kehidupan sehari – hari. Pendidikan PPKn di SMA/MA/SMK/MAK
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu
memahami,meneledani, dan menerapkan dalam kehidupan sehari –
hari berdasarkan pengetahuan yang dipelajari. Secara rinci
kompetensi pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan lulusan
SMA/MA/SMK/MAKadalah sebagai berikut;
1. Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan YME dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan politik dan
kenegaraan, pengetahuan sosial lainnya, humaniora dan teknologi
dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan keadaban
Pancasila serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang
relevan untuk memecahkan masalah dengan rujukan nilai dan
moral Pancasila, norma konstitusional, komitmen kebangsaan dan
keberagaman.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan nilai, moral, dan
keadaban Pancasila secara mandiri serta bertindak secara efektif,
kreatif, ilmiah dan etis.

C. Kompetensi Mata Pelajaran PPKn SMA/MA/SMK/MAK

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


KELAS X KELAS XI KELAS XII
1.1 Menghayati nilai-nilai 1.1 Menghayati nilai-nilai 1.1 Mengamalkan nilai-
Pancasia dalam praktik keimanan dan nilai keadilan
penyelenggaraan ketaqwaan kepada dalam mengatasi
pemerintahan Negara Tuhan YME dalam pelanggaran hak
sebagai salah satu menyelesaikan kasus- dan pengingkaran
bentuk pengabdian kasus pelanggaran hak kewajiban warga
kepadaTuhan Yang dan kewajiban asasi negara sebagai

2
MahaEsa. manusia berdasarkan pengamalan ajaran
perspektif Pancasila agama yang
untuk mewujudkan dianutnya.
harmoni kehidupan
berbangsa dan
bernegara.
1.2 Menghayati nilai-nilai 1.2 Menghayati nilai-nilai 1.2 Mengamalkan nilai-
konstitusional pengabdian kepada nilai yang
ketentuan UUD Negara Tuhan Yang Maha Esa menunjukkan
Republik Indonesia dalam berdemokrasi perilaku orang
Tahun 1945 yang Pancasila sesuai beriman dalam
mengatur tentang Undang-Undang Dasar praksis
wilayah negara, warga Negara Republik pelindungan dan
negara dan penduduk, Indonesia tahun 1945. penegakan hukum
agama dan dalam masyarakat
kepercayaan, untuk menjamin
pertahanan dan keadilan dan
keamanan secara adil. kedamaian.
1.3 Menghayati nilai-nilai 1.3 Menghayati nilai-nilai 1.3 Mengamalkan nilai-
terkait fungsi lembaga- dalam sistem hukum nilai terkait
lembaga negara dan peradilan di pengaruh positif
menurut Undang- Indonesia secara adil dan negatif
Undang Dasar Negara sesuai dengan Undang- kemajuan Ipteks
Republik Indonesia Undang Dasar Negara dengan senantiasa
tahun 1945 secara adil. Republik Indonesia berlindung kepada
tahun 1945. Tuhan Yang Maha
Esa.
1.4 Menghayati nilai-nilai 1.4 Mengamalkan nilai-
1.4 Menghayati nilai-nilai
dengan penuh rasa nilai persatuan dan
tentang hubungan
syukur atas peran kesatuan bangsa
struktural dan
Indonesia dalam dengan jujur di
fungsional
mewujudkan masa yang akan
pemerintahan pusat
perdamaian dunia datang sebagai
dan daerah menurut
sesuai dengan Undang- upaya dalam
Undang-Undang Dasar
Undang Dasar Negara menjaga dan
Negara Republik
Republik Indonesia mempertahankan
Indonesia tahun 1945
Tahun 1945. Negara Kesatuan
secara adil.
Republik Indonesia.
1.5 Mensyukuri nilai-nilai 1.5 Menghayati nilai-nilai
yang membentuk yang membentuk
komitmen integrasi kesadaran akan
nasional dalam bingkai ancaman terhadap
Bhinneka Tunggal Ika. negara dalam bidang
Ipoleksosbudhankam
dan strategi
mengatasinya dalam
membangun integrasi
nasional berdasarkan
asas BhinnekaTunggal
Ika.
1.6 Mensyukuri nilai-nilai 1.6 Menghayati nilai-nilai
yang membentuk persatuan dan

3
kesadaran ancaman kesatuan bangsa dalam
terhadap negara dan Negara Kesatuan
upaya penyelesaiannya Republik Indonesia
di bidang secara adil.
Ipoleksosbudhankam
dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
1.7 Menghayati nilai-nilai
pentingnya wawasan
nusantara dalam
konteks Negara
Kesatuan Republik
Indonesia secara adil.
2.1 Mengamalkan nilai- 2.1 Mengamalkan nilai- 2.1 Mengembangkan
nilai Pancasila dalam nilai praksis dalam nilai-nilai yang
kerangka praktik kasus-kasus melekat dalam
penyelenggaraan pelanggaran hak dan pelanggaran hak
pemerintah negara. kewajiban asasi dan pengingkaran
manusia berdasarkan kewajiban warga
perspektif Pancasila negara sesuai
untuk mewujudkan dengan Pancasila
harmoni kehidupan dalam kehidupan
berbangsa dan berbangsa dan
bernegara. bernegara.

2.2 Mengamalkan nilai- 2.2 Mengembangkan nilai- 2.2 Melaksanakan nilai-


nilai yang terkandung nilai praksis demokrasi nilai praksis
dalam UUD Negara Pancasila sesuai pelindungan dan
Republik Indonesia Undang-Undang Dasar penegakan hukum
Tahun 1945 yang Negara Republik dalam masyarakat
mengatur tentang Indonesia Tahun 1945. untuk menjamin
wilayah negara, warga keadilan dan
negara dan penduduk, kedamaian.
agama dan
kepercayaan,
pertahanan dan
keamanan.
2.3 Mengamalkan nilai- 2.3 Mengembangkan nilai- 2.3 Mengorganisasi
nilai terkait fungsi nilai instrumental nilai-nilai posistif
lembaga-lembaga dalam sistem hukum dan negatif
Negara menurut dan peradilan di kemajuan Ipteks
Undang-Undang Dasar Indonesia sesuai dalam bingkai
Negara Republik dengan Undang- Bhinneka Tunggal
Indonesia Tahun 1945. Undang Dasar Negara Ika.
Republik Indonesia
Tahun 1945.
2.4 Menunjukkan nilai- 2.4 Mengembangkan nilai– 2.4 Mengembangkan
nilai tentang hubungan nilai praksis dalam nilai-nilai persatuan
struktural dan dinamika peran dan kesatuan
fungsional Indonesia dalam bangsa dimasa yang
pemerintahan pusat perdamaian dunia akan datang sebagai
dan daerah menurut sesuai Undang-Undang upaya dalam

4
Undang-Undang Dasar Dasar Negara Republik menjaga dan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. mempertahanakan
Indonesia Tahun 1945. negara kesatuan
Republik Indonesia.
2.5 Mengamalkan nilai- 2.5 Mengembangkan nilai-
nilai yang membentuk nilai praksis yang
komitmen integrasi membentuk kesadaran
nasional dalam bingkai akan ancaman
Bhinneka Tunggal Ika terhadap negara
dibidang
Ipoleksosbudhankam
dan strategi
mengatasinya dalam
membangun integrasi
nasional berdasarkan
asas Bhinneka Tunggal
Ika.
2.6 Mengamalkan nilai- 2.6 Mengamalkan nilai-
nilai ketahanan terkait nilai praksis persatuan
ancaman terhadap dan kesatuan bangsa
negara dan upaya dalam Negara Kesatuan
penyelesaiannya Republik Indonesia.
dibidang
Ipoleksosbudhankam
dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.

2.7 Mengembangkan nilai-


nilai tentang
pentingnya wawasan
nusantara dalam
konteks Negara
Kesatuan Republik
Indonesia .
3.1 Menganalisis nilai-Nilai 3.1 Menganalisis kasus- 3.1 Menganalisis nilai-
Pancasila dalam kasus pelanggaran nilai Pancasila
kerangka praktik hak asasi manusia terkait dengan
penyelenggaraan dalam perspektif kasus-kasus
pemerintahan Negara. Pancasila untuk pelanggaran hak
mewujudkan harmoni dan pengingkaran
hak dan kewajiban kewajiban warga
asasi manusia dalam negara dalam
kehidupan berbangsa kehidupan
dan bernegara. berbangsa dan
bernegara.
3.2 Menganalisis 3.2 Menganalisis sistem 3.2 Mengevaluasi
Ketentuan Undang- dan dinamika praksis (kehidupan
Undang Dasar Negara demokrasi Pancasila nyata) pelindungan
Republik Indonesia sesuai dengan dan penegakan
tahun 1945 yang Undang-Undang Dasar hukum dalam
mengatur tentang Negara Republik masyarakat untuk
wilayah negara, warga Indonesia tahun 1945. menjamin keadilan

5
negara dan penduduk, dan kedamaian.
agama dan
kepercayaan, serta
pertahanan dan
keamanan.
3.3 Menganalisis 3.3 Menganalisis sistem 3.3 Mengevaluasi
kewenangan lembaga- hukum dan peradilan pengaruh positif
lembaga Negara di Indonesia sesuai dan negatif
menurut Undang- dengan Undang- kemajuan
Undang Dasar Negara Undang Dasar Negara ipteksterhadap
Republik Indonesia Republik Indonesia negara dalam
Tahun 1945. tahun 1945. bingkai Bhinneka
Tunggal Ika.
3.4 Menganalisis 3.4 Menganalisis 3.4 Mengevaluasi
hubungan struktural dinamika peran dinamika persatuan
dan fungsional Indonesia dalam dan kesatuan
pemerintahan pusat perdamaian dunia bangsa sebagai
dan daerah menurut sesuai Undang- upaya menjaga
Undang-Undang Dasar Undang Dasar Negara dan
Negara Republik Republik Indonesia mempertahankan
Indonesia Tahun 1945 tahun 1945. Negara Kesatuan
Republik Indonesia
3.5 Menganalisis faktor- 3.5 Menganalisis kasus-
faktor pembentuk kasus ancaman
integrasi nasional terhadap
dalam bingkai Ipoleksosbudhankam
Bhinneka Tunggal Ika . dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.

3.6 Menganalisis indikator 3.6 Menganalisis faktor


ancaman terhadap pedorong dan
negara dan upaya penghambat
penyelesaiannya di persatuan dan
bidang kesatuan bangsa
ipoleksosbudhankam dalam Negara
dalam bingkai Kesatuan Republik
Bhinneka Tunggal Ika . Indonesia.
3.7 Menganalisis arti
pentingnya Wawasan
Nusantara dalam
konteks Negara
Kesatuan Republik
Indonesia.
4.1 Mengambil keputusan 4.1 Menyaji hasil 4.1 Menyaji hasil
bersama sesuai nilai- analisis kasus-kasus analisis nilai-nilai
nilai Pancasila dalam pelanggaranhak asasi Pancasila terkait
kerangka praktik manusia dalam dengan kasus-kasus
penyelenggaraan perspektif Pancasila pelanggaran hak dan
pemerintahan Negara. untuk mewujudkan pengingkaran
harmoni hak dan kewajiban warga
kewajiban asasi negara dalam
manusiadalam kehidupan

6
kehidupan berbangsa berbangsa dan
dan bernegara. bernegara
4.2 Menyaji hasil analisis 4.2 Menyaji hasil 4.2 Menyaji hasil
tentang ketentuan analisis tentang sistem evaluasi praksis
Undang-Undang Dasar dan dinamika (kehidupan nyata)
Negara Republik demokrasi Pancasila perlindungan dan
Indonesia tahun sesuai dengan penegakan hukum
1945yang mengatur Undang-Undang Dasar dalam masyarakat
wilayah negara, warga Negara Republik untuk menjamin
negara dan penduduk, Indonesia tahun 1945. keadilan dan
agama dan kedamaian.
kepercayaan, serta
pertahanan dan
keamanan.
4.3 Menyaji hasil analisis 4.3 Menyaji hasil 4.3 Menyaji hasil
tentang kewenangan analisis tentang evaluasi pengaruh
lembaga-lembaga sistem hukum dan positif dan negatif
Negara menurut peradilan di Indonesia kemajuan Ipteks
Undang-Undang Dasar sesuai dengan terhadap negara
Negara Republik Undang-Undang Dasar dalam bingkai
Indonesia Tahun 1945. Negara Republik Bhinneka Tunggal
Indonesia Tahun Ika.
1945.
4.4 Menyaji hasil analisis 4.4 Menyaji hasil 4.4 Menyaji hasil
tentang hubungan análisis dinamika evaluasi dinamika
struktural dan peran Indonesia dalam persatuan dan
fungsional perdamaian dunia kesatuan bangsa
pemerintahan pusat sesuai Undang- sebagai upaya
dan daerah menurut Undang Dasar Negara menjaga dan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia mempertahankan
Negara Republik tahun 1945. Negara Kesatuan
Indonesia Tahun 1945. Republik Indonesia.
4.5 Menyaji hasil analisis 4.5 Menyaji hasil
tentang faktor-faktor analisis penyelesaian
pembentuk integrasi kasus-kasus ancaman
nasional dalam bingkai terhadap
BhinnekaTunggal Ika. Ipoleksosbudhankam
dalam bingkai
BhinnekaTunggal Ika.
4.6 Menyaji hasil analisis 4.6 Menyaji hasil
tentang ancaman analisis tentang faktor
terhadap negara dan pedorong dan
upaya penyelesaiannya penghambat
di bidang persatuan dan
Ipoleksosbudhankam kesatuan bangsa
4.7 Mengambil keputusan dalam Negara
bersama terkait arti Kesatuan Republik
pentingnya Wawasan Indonesia .
Nusantara dalam
konteks Negara
Kesatuan Republik
Indonesia .

7
D.Kerangka Pengembangan Kurikulum PPKn

Permendikbud Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi memuat


kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria
muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, konsep keilmuan, karakteristik satuan pendidikan, dan
program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan
berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi
kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.

Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana


telah ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan,
penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa
Tingkat Kompetensi.Tingkat kompetensi menunjukkan tahapan yang
harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan yang telah
ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang


bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap
tingkat kelas dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi
Lulusan.Tingkat Kompetensi terdiri atas 8 (delapan) jenjang yang harus
dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan
berkesinambungan.Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut
ditetapkan Kompetensi yang bersifat generik yang selanjutnya
digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan Kompetensi yang
bersifat spesifik dan ruang lingkup materi untuk setiap muatan
kurikulum.

Secara hirarkis, kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan untuk


menetapkan Kompetensi yang bersifat generik pada tiap Tingkat
Kompetensi.Kompetensi yang bersifat generik ini kemudian digunakan
untuk menentukan kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap
muatan kurikulum.Selanjutnya, Kompetensi dan ruang lingkup materi
digunakan untuk menentukan Kompetensi Dasar pada pengembangan
kurikulum satuan dan jenjang pendidikan.

Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap,


pengetahuan dan keterampilan.Ranah sikap dipilah menjadi sikap
spiritual dan sikap sosial.Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan
pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang
mencakup aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan
dalam tujuan pendidikan nasional.Dengan demikian, Kompetensi yang
bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi yang merepresentasikan
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.

8
Setiap Tingkat Kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses
pembelajaran dan penilaian. Hal ini bermakna bahwa pembelajaran
dan penilaian pada tingkat yang sama memiliki karakteristik yang
relatif sama dan memungkinkan terjadinya akselerasi belajar dalam 1
(satu) Tingkat Kompetensi. Selain itu, untuk Tingkat Kompetensi yang
berbeda menuntut pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan
penekanan yang berbeda pula. Semakin tinggi Tingkat Kompetensi,
semakin kompleks intensitas pengalaman belajar peserta didik dan
proses pembelajaran serta penilaian.

Kompetensi dalam setiap tingkat kompetensi akan menjadi Kompetensi


Inti pada setiap kelas atau program. Kompetensi Inti merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus
dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program
yang menjadi landasan pengembangan Kompetensi Dasar. Kompetensi
inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan
kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti.


Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam
rangka menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.

Pengorganisasian ruang lingkup materi PPKn dikembangkan sesuai


dengan prinsip mendalam dan meluas, mulai dari jenjang SD/MI
sampai dengan jenjang SMA/MA/SMK. Prinsip mendalam berarti
materi PPKn dikembangkan dengan materi pokok sama, namun
semakin tinggi tingkat kelas atau jenjang semakin mendalam
pembahasan materi. Prinsip meluas berarti lingkungan materi dari
keluarga, teman pergaulan, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara,
serta pergaulan dunia. Kedalaman dan keluasan materi dapat dilihat
dari rumusan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang merupakan
gradasi setiap kompetensi, yaitu :

9
1. Pengembangan KI dan KD ranah sikap jenjang SMA/MA/SMK/MAK
kemampuan menghayati dan mengamalkan.
2. Pengembangan KI dan KD ranah pengetahuan jenjang
SMA/MA/SMK/MAKkemampuan memahami, menganalisa dan
mengevaluasi.
3. Pengembangan KI dan KD ranah keterampilan jenjang
SMA/MA/SMK/MAKkemampuan menyaji.
4. Ruang lingkup pengetahuan jenjang SMA/MA/SMK/MAK
pengetahuan faktual, konsep, prosedur dan metakognitif (teori).
5. Lingkungan pengembangan pengetahuan pada jenjang
SMA/MA/SMK/MAK pada kehidupan berbangsa dan bernegara serta
pergaulan dunia.

Kerangka Pengembangan Kurikulum PPKn SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


sd XII mengikuti elemen pengorganisasi Kompetensi Dasar yaitu
Kompetensi Inti. Kompetensi Inti pada kelas Kelas X sd XII yaitu :

KOMPETENSI INTI SMA/MA/SMK/MAK KELAS X sd XII

Kelas X Kelas XI Kelas XII


KI.1 Menghayati dan KI.1 Menghayati dan KI.1 Menghayati dan
mengamalkan mengamalkan mengamalkan
ajaran agama yang ajaran agama yang ajaranagama yang
dianutnya. dianutnya. dianutnya.
KI.2 Menghayati dan KI.2 Menghayati dan KI.2 Menghayati dan
mengamalkan mengamalkan mengamalkan
perilaku jujur, perilaku jujur, perilaku jujur,
disiplin, disiplin, disiplin,
tanggungjawab, tanggungjawab, tanggungjawab,
peduli (gotong peduli (gotong peduli (gotong
royong, kerjasama, royong, royong, kerja sama,
toleran, damai), kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dengan sosial dan alam
serta dalam lingkungan sosial serta dalam
menempatkan diri dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan dalam sebagai cerminan
bangsa dalam menempatkan diri bangsa dalam
pergaulan dunia. sebagai cerminan pergaulan dunia.
bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, KI.3 Memahami, KI.3 Memahami,
menerapkan, menerapkan, menerapkan,

10
menganalisis menganalisis menganalisis dan
pengetahuan pengetahuan mengevaluasi
faktual, faktual, pengetahuan
konseptual, konseptual, faktual,
prosedural prosedural dan konseptual,
berdasarkan rasa metakognitif prosedural, dan
ingintahunya berdasarkan rasa metakognitif
tentang ilmu ingintahunya berdasarkan rasa
pengetahuan, tentang ilmu ingin tahunya
teknologi, seni, pengetahuan, tentang ilmu
budaya, dan teknologi, seni, pengetahuan,
humaniora dengan budaya, dan teknologi, seni,
wawasan humaniora dengan budaya, dan
kemanusiaan, wawasan humaniora dengan
kebangsaan, kemanusiaan, wawasan
kenegaraan, dan kebangsaan, kemanusiaan,
peradaban terkait kenegaraan, dan kebangsaan,
penyebab peradaban terkait kenegaraan, dan
fenomena dan penyebab peradaban terkait
kejadian, serta fenomena dan penyebab
menerapkan kejadian, serta fenomena dan
pengetahuan menerapkan kejadian, serta
prosedural pada pengetahuan menerapkan
bidang kajian yang prosedural pada pengetahuan
spesifik sesuai bidang kajian yang prosedural pada
dengan bakat dan spesifik sesuai bidang kajian yang
minatnya untuk dengan bakat dan spesifik sesuai
memecahkan minatnya untuk dengan bakat dan
masalah. memecahkan minatnya untuk
masalah. memecahkan
masalah.
KI.4 Mengolah, KI.4 Mengolah, menalar, KI.4 Mengolah, menalar,
menalar, dan dan menyaji menyaji, dan
menyaji dalam dalam ranah mencipta dalam
ranah konkret konkret dan ranah ranah konkret dan
dan ranah abstrak terkait ranah abstrak
abstrak terkait dengan terkait dengan
dengan pengembangan pengembangan
pengembangan dari yang dari yang
dari yang dipelajarinya di dipelajarinya di
dipelajarinya di sekolah secara sekolah secara
sekolah secara mandiri, bertindak mandiri serta
mandiri, dan secara efektif dan bertindak secara
mampu kreatif serta efektif dan kreatif,
menggunakan mampu dan mampu
metoda sesuai menggunakan menggunakan
kaidah keilmuan metoda sesuai metoda sesuai
kaidah keilmuan. kaidah keilmuan.

Keterangan :
 Pembelajaran Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dilaksanakan secara
tidak langsung (indirect teaching) melalui keteladan, ekosistem

11
pendidikan, dan proses pembelajaran Pengetahuan, dan
Keterampilan.
 Guru mengembangkan Sikap Sosial dengan memperhatikan
karakteristik, kebutuhan, dan kondisi peserta didik
 Evaluasi terhadap Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dilakukan
sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan berfungsi sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik
lebih lanjut.

Ruang lingkup PPKn Pendidikan Dasar dan Menengah :

 Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi nasional, dan pandangan


hidup bangsa.
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final
bentuk Negara Republik Indonesia.
 Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang
melandasi dan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Kerangka Konseptual PPKn

Secara epistemologis PPKn dapat digambarkan sebagai berikut:

Kerangka Konseptual Materi PPKn

Peta Materi PPKn SMA/MA/SMK/MAK

Kelas X Kelas XI Kelas XII


1. Nilai-Nilai 1. Kasus-kasus 1. Kasus-kasus
Pancasila dalam pelanggaran hak pelanggaran hak
kerangka praktik asasi manusia dan pengingkaran

12
penyelenggaraan dalam perspektif kewajiban warga
pemerintahan Pancasila. negara
Negara. 2. Sistem dan 2. Pelindungan dan
2. Ketentuan dinamika demokrasi penegakan hukum
Undang-Undang Pancasila sesuai dalam masyarakat
Dasar Negara dengan Undang- untuk menjamin
Republik Undang Dasar keadilan dan
Indonesia tahun Negara Republik kedamaian
1945 yang Indonesia Tahun 3. Pengaruh positif
mengatur tentang 1945. dan negatif
wilayah negara, 3. Sistem hukum dan kemajuan
warga negara dan peradilan di ipteksterhadap
penduduk, agama Indonesia sesuai negara dalam
dan kepercayaan, dengan Undang- bingkai Bhinneka
serta pertahanan Undang Dasar Tunggal Ika
dan keamanan Negara Republik 4. Dinamika
3. Kewenangan Indonesia Tahun persatuan dan
lembaga-lembaga 1945 kesatuan bangsa
Negara menurut 4. Dinamika peran sebagai upaya
Undang-Undang Indonesia dalam menjaga dan
Dasar Negara perdamaian dunia mempertahankan
Republik sesuai Undang- Negara Kesatuan
Indonesia Tahun Undang Dasar Republik
1945. Negara Republik Indonesia
4. Hubungan Indonesia Tahun
struktural dan 1945
fungsional 5. Kasus-kasus
pemerintahan ancaman terhadap
pusat dan daerah Ipoleksosbudhankam
menurut Undang- dalam bingkai
Undang Dasar Bhinneka Tunggal
Negara Republik Ika
Indonesia Tahun 6. Faktor pedorong
1945 dan penghambat
5. Faktor-faktor persatuan dan
pembentuk kesatuan bangsa
integrasi nasional dalam Negara
dalam bingkai Kesatuan Republik
Bhinneka Tunggal Indonesia
Ika
6. Indikator ancaman
terhadap negara
dan upaya
penyelesaiannya di
bidang
ipoleksosbudhank
am dalam bingkai
Bhinneka Tunggal
Ika
7. Arti pentingnya
Wawasan
Nusantara dalam
konteks Negara
Kesatuan Republik

13
Indonesia

E. Pembelajaran dan Penilaian


Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proses Keilmuan (Scientific


Approach) yang dipersyaratkan dalam kurilukum 2013 memusatkan
perhatian pada proses pembangunan pengetahuan (KI-3,
keterampilan (KI – 4), sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2)
melalui transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan
konseptual. Pendekatan tesebut memiliki langkah generik sebagai
berikut:
a. Mengamati (observing),
b. Menanya (questioning),
c. Mengeksplorasi/mencoba (exploring),
d. Mengasosiasi/menalar (assosiating)
e. Mengkomunikasikan (comunicating)
Pada setiap langkah dapat diterapkan model pembelajaran yang lebih
spesifik, misalnya:
 untuk mengamati antara lain dapat menggunakan model
menyimak dengan penuh perhatian;
 untuk menanya antara lain dapat menggunakan model bertanya
dialektis/mendalam;
 untuk mengeksplorasi antara lain dapat menggunakan model
kajian dokumen historis;
 untuk menalar antara lain dapat menggunakan model diskusi
peristiwa publik;
 untuk mengkomunikasikan antara lain dapat menggunakan
model presentasi gagasan di depan publik (public hearing).
Kegiatan belajar dan pembelajaran menekankan pada hal-hal antara
lain sebagai berikut:
 Meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder)
terkait hal-hal baik yang bersifat empirik maupun konseptual;
 Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation)
dalam konteks yang lebih luas, bukan hanya yang bersifat kasat
mata tetapi juga yang syarat makna;
 Melakukan analisis (Push for analysis) untuk mendapatkan
keyakinan nilai dan moral yang berujung pada pemilikan
karakter tertentu dan
 Berkomunikasi (Require communication), baik yang bersifat
intrapersonal (berkomunikasi dalam dirinya) / kontemplasi
maupun interpersonal mengenai hal yang terpikirkan maupun
yang bersifat meta kognitif.
 Pembelajaran PPKn di SD/MI dilaksanakan menggunakan
pendekatan tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua

14
hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam
proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang
berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga
peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan
demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh
kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang
tersedia

Penilaian

1. Penilaian Sikap

Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu


sikap spiritual (ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; dan toleransi dalam
beribadah) yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang
beriman dan bertakwa, dan sikap sosial (jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri) yang terkait dengan
pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.

Penilaian sikap di sekolah dasar dilakukan oleh guru kelas, guru


muatan pelajaran agama, PJOK, dan pembina ekstrakurikuler.
Teknik penilaian yang digunakan meliputi: observasi, wawancara,
catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertent
(incidental record) sebagai unsur penilaian utama. Sedangkan
teknik penilaian diri dan penilaian antar-teman (peer evaluation)
dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan
karakter peserta didik, sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai
salah satu alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.
Penilaian yang utama dilakukan oleh guru kelas melalui observasi
selama periode tertentu dan penilaian sikap tidak dilaksanakan
pada setiap kompetensi dasar (KD). Penilaian sikap dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung, dan tidak hanya di dalam
kelas. Hasil penilaian sikap berupa deskripsi yang menggambarkan
perilaku peserta didik.

2. Penilaian Pengetahuan
Kompetensi pengetahuan merupakan kompetensi ranah kognitif
dalam taksonomi pendidikan. Perkembangan pencapaian
kompetensi pengetahuan melalui tahapan mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi. Gradasi pencapaian
kompetensi pengetahuan PPKn pada jenjang SD/MI adalah
mengingat, memahami, dan menerapkan. Tahapan ini perlu
dipahami guru dalam menyusun indikator pencapaian kompetensi

15
dalam meyusun kisi-kisi penilaian. Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui teknik tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

3. Penilaian Ketrampilan
Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu. Perkembangan pencapaian kompetensi
ketrampilan melalui tahapan mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Gradasi pencapaian
kompetensi keterampilan mata pelajaran PPKn pada jenjang
SMA/MA/SMK/MAK adalah mencoba, mengolah, menyaji, menalar,
dan mencipta.
Teknik penilaian kompetensi ketrampilan menggunakan tes
praktik, projek, dan portofolio. Instrumen yang digunakan berupa
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik

F. Kontektualisasi Pembelajaran sesuai dengan keunggulan dan


kebutuhan Daerah serta kebutuhan peserta didik
Kegiatan Pembelajaran pada silabus ini dapat disesuaikan dan
diperkaya dengan konteks daerah atau sekolah, serta konteks global
untuk mencapai kualitas optimal hasil belajar pada peserta didik
terhadap Kompetensi Dasar. Kontekstualisasi pembelajaran tersebut
agar peserta didik tetap berada pada budayanya, mengenal dan
mencintai alam dan sosial di sekitarnya, dengan perspektif global
sekaligus menjadi pewaris bangsa sehingga akan menjadi generasi
tangguh dan berbudaya Indonesia.

Dalam konteks pembelajaran PPKn lingkungan (alam, sosial, budaya,


dan sipritual) merupakan kelas global yang terbuka (open global
classroom) yang berfungsi sebagai sumber belajar. Oleh karena itu
guru PPKn harus selalu berupaya untuk memanfaatkan lingkungan
dalam rangka memberikan pengalaman belajar (learning experience)
peserta didik dengan memberikan tugas belajar (learning task) yang
digali dari lingkungan belajar dengan prinsip semakin meluas
(expanding environment approach) misalnya dengan kegiatan
karyawisata/studiwisata, dan proyek belajar kewarganegaraan.

Saat ini dunia pendidikan sedang beradaa dalam abad teknologi dan
informasi. Peserta didik yang ada dalam satuan pendidikan mulai dari
SD/MI sampai dengan SMA/MA selain sebagai warga negara juga
sudah menjadi warga jaringan (netizen) yang aktif menjadi media
teknologi komunikasi seperti dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
sudah menjadi bagian dari komunitas teccnology natives (pengguna
asli teknologi) karena sejak lahir sudah berinteraksi dalam era
teknologi. Sementara itu para guru sebagian besar masih termasuk
kategori pendatang baru (migran) ke dunia baru TI (Teknologi
Infomrasi). Oleh karena itu diperkukan pelatihan pemanfaatan TI bagi

16
guru PPKn agar mampu mengelola pembelajar PPKn dalam konteks
dinamikan kehidupan abad ke 21- abad TI.

Namun demikian tidaklah berarti bahwa sumber belajar yang sudah


ada, yang sering juga disebut konvensional/nonteknologi seperti Buku
Teks dan Lembar Kerja Siswa (LKS) tidak lagi diperlukan. Justeru
dengan bantuan TI, Buku dan LKS bentuk dan formatnya harus
mengakomodasikan TI. dengan mengembangan Buku dan LKS menjadi
bagian darai media belajar kombinasi konvesional dan TI. Perlu
ditekankan bahwa LKS jangan/bukan hanya sekedar kumpulan soal,
melainkan harus dikembangkan menjadi media belajar yang
memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan belajar
menganalisis, menerapka dan melakukan kegiatan lain yang
berdampak pada peningkatan kemampuan berpikir tingkat tingi
(higher order thinking skills). Dalam konteks itu guru PPKn harus
dibekali dengan kemampuan memanfaatkan TI dalam menggunakan
atau mengembangkan LKS dan menulis Buku pengayaan. Selain itu
dengan mulai terbukanya sumber belajar bebas (open education
resources) atau OERS baik nasional maupun global, guru PPKn harus
berupaya memanfaatkan jaringan internet dalam pembelajaran dengan
mengembangkan pembelajaran berbasis jaringan (pembelajaran
daring). Dengan demikian pembelajarn PPKn menjadi proses belajar
yang terpadu/teraduk (blended learning).

17
II. Kompetensi Dasar, Materi, dan Kegiatan Pembelajaran

KELAS : X ( Sepuluh)
Alokasi waktu : 2 JP/minggu (18 minggu effektif/persemester)
Pembelajaran PPKn memusatkan perhatian pada proses pembangunan
pengetahuan (KI-3), keterampilan (KI–4), sikap spiritual (KI-1) dan sikap
sosial (KI-2) melalui transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan
konseptual. Pembangunan pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI–4),
dilaksanakan dengan pendekatan pembelajaran langsung (direct teaching)
sedangkan untuk pembelajaran sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-
2) dilaksanakan dengan pendekatan pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching). Melalui kedua jenis pendekatan tersebut diharapkan
terjadi transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan konseptual
yang membentuk kecerdasan kewarganegaraan (civic intelligence) dalam
pemaknaan kecerdasan dengan keadaban Pancasila.

Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

1.1. Menghayati nilai-nilai Nilai-nilai Pancasila  Mengamati gambar


Pancasila dalam dalam kerangka /tayangan video/film
praktik praktik dengan penuh rasa
penyelenggaraan penyelenggaraan syukur dan atau
pemerintahan negara pemerintahan Negara membaca dari berbagai
sebagai salah satu a. Sistem Pembagian sumber (buku, media
bentuk pengabdian Kekuasaan cetak maupun
kepada Tuhan Yang Negara elektronik)nilai-nilai
Maha Esa b. Kedudukan dan Pancasila dalam
2.1 Mengamalkan nilai- Fungsi kerangka praktik
nilai Pancasila dalam Kementerian penyelenggaraan
kerangka praktik Negara Republik pemerintahan negara.
penyenggaraan Indonesia dan  Mengidentifikasi dan
pemerintah Negara Lembaga mengajukan pertanyaan
3.1 Menganalisis Nilai- Pemerintah Non mendalam/dialektis
nilai Pancasila dalam Kementerian dengan menggunakan
kerangka praktik c. Nilai-nilai high-order-thinking
penyelenggaraan Pancasila dalam skills(HOTS)tentang Nilai-
pemerintahan Negara Penyelenggaraan nilai Pancasila dalam
4.1. Mengambil pemerintahan kerangka praktik
keputusan bersama penyelenggaraan

18
sesuai nilai-nilai pemerintahan Negara
Pancasila dalam  Mengumpulkan informasi
kerangka praktik dari berbagai sumber
penyelenggaraan (Buku yang relevan,
pemerintahan Negara media masa,
memanfaatkan Teknologi
Informasi dan
Komunikasi)dengan
penuh kejujuran dan
toleransi tentang Nilai-
nilai Pancasila dalam
kerangka praktik
penyelenggaraan
pemerintahan Negara
 Menganalisis dan
mempresentasikan hasil
analisis kerja kelompok
tentangtentang Nilai-nilai
Pancasila dalam
kerangka praktik
penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
1.2. Menghayati nilai-nilai Ketentuan UUD  Mengamati gambar
konstitusional Negara Republik /tayangan video/film
ketentuan UUD Indonesia tahun dengan penuh rasa
Negara RI Tahun 1945 yang mengatur syukur dan atau
1945 yang mengatur tentang wilayah melakukan kajian
tentang wilayah negara, warga negara konstitusionalitas
negara, warga negara dan penduduk, (membaca ketentuan
dan penduduk, agama dan UUD Negara RI Tahun
agama dan kepercayaan, 1945) yang mengatur
kepercayaan, pertahanan dan tentang wilayah negara,
pertahanan dan keamanan warga negara dan
keamanan secara adil a. Wilayah Negara penduduk, agama dan
2.2 Mengamalkan nilai- Kesatuan kepercayaan, pertahanan
nilai yang terkandung Republik dan keamanan
dalam UUD Negara RI Indonesia  Mengidentifikasi dan
Tahun 1945 yang b. Kedudukan warga mengajukan pertanyaan
mengatur tentang negara dan dengan menggunakan
wilayah negara, Penduduk high-order-thinking
warga negara dan Indonesia skills(HOTS) tentang
penduduk, agama c. Kemerdekaan Ketentuan UUD Negara
dan kepercayaan, beragama dan Republik Indonesia tahun
pertahanan dan berkepercayaan 1945 yang mengatur
keamanan. terhadap Tuhan tentang wilayah negara,
3.2 Menganalisis YME di Indonesia warga negara dan
Ketentuan UUD d. Sistem penduduk, agama dan
Negara Republik Pertahanan dan kepercayaan, pertahanan
Indonesia tahun 1945 Keamanan Negara dan keamanan
yang mengatur Republik  Mengumpulkan informasi
tentang wilayah Indonesia dari berbagai sumber
negara, warga negara tentang Ketentuan UUD
dan penduduk, Negara Republik
agama dan

19
kepercayaan, Indonesia tahun 1945
pertahanan dan yang mengatur tentang
keamanan wilayah negara, warga
4.2 Menyaji hasil analisis negara dan penduduk,
tentang ketentuan agama dan kepercayaan,
UUD Negara Republik pertahanan dan
Indonesia Tahun keamanan
1945 yang mengatur  Menganalisis dan
wilayah negara, menyimpulkan serta
warga negara dan mempresentasikan hasil
penduduk, agama diskusi kelompok
dan kepercayaan, tentangKetentuan UUD
serta pertahanan Negara RI Tahun 1945
dan keamanan yang mengatur tentang
wilayah negara, warga
negara dan penduduk,
agama dan kepercayaan,
pertahanan dan
keamanan
1.3. Menghayati nilai-nilai Kewenangan  Mengamati gambar
terkait fungsi lembaga-lembaga /tayangan video/film
lembaga-lembaga Negara. dengan penuh rasa
Negara menurut a. Suprastruktur syukur dan atau
Undang-Undang dan Infrastruktur membaca dari berbagai
Dasar Negara sistem politik sumber (buku, artikel,
Republik Indonesia Indonesia media cetak maupun
Tahun 1945 secara b. Lembaga-lembaga elektronik) tentang
adil. Negara RI kewenangan lembaga-
2.3 Mengamalkan nilai- menurut UUD NRI lembaga Negara.
nilai terkait Tahun 1945  Mengidentifikasi dan
fungsilembaga- c. Tata kelola mengajukan pertanyaan
lembaga negara pemerintahan dengan menggunakan
menurut Undang- yang baik high-order-thinking
Undang Dasar Negara d. Partisipasi warga skills(HOTS) tentang
Republik Indonesia negara dalam kewenangan lembaga-
Tahun 1945. sistem politik RI lembaga Negara.
3.3 Menganalisis  Mengumpulkan informasi
kewenangan dari berbagai sumber
lembaga-lembaga dengan penuh disiplin
Negara menurut dantanggung jawab
Undang-Undang tentang kewenangan
Dasar Negara lembaga-lembaga
Republik Indonesia Negaramenurut Undang-
Tahun 1945. Undang Dasar Negara
4.3 Menyaji hasil analisis Republik Indonesia Tahun
tentang kewenangan 1945.
lembaga-lembaga  Menyimpulkan dan
Negara menurut mempresentasikan hasil
Undang-Undang analisis kerja kelompok
Dasar Negara tentangkewenangan
Republik Indonesia lembaga-lembaga
Tahun 1945 Negaramenurut Undang-
Undang Dasar Negara

20
Republik Indonesia Tahun
1945.
1.4. Menghayati nilai- Hubungan struktural  Mengamati gambar
nilai tentang dan fungsional /tayangan video/film
hubungan struktural pemerintahan pusat dengan penuh rasa
dan fungsional dan daerah syukur dan atau
pemerintahan pusat a. Desentralisasi membaca dari berbagai
dan daerah secara atau otonomi sumber (buku, artikel,
adil. daerah dalam media cetak maupun
2.4 Menunjukkan nilai- konteks Negara elektronik) tentang
nilai tentang Kesatuan hubungan struktural dan
hubungan struktural Republik fungsional pemerintahan
dan fungsional Indonesia pusat dan daerah .
pemerintahan pusat b. Kedudukan dan  Mengidentifikasi dan
dan daerahmenurut Peran Pemerintah mengajukan pertanyaan
Undang-Undang Pusat secara pro aktif dan
Dasar Negara c. Kedudukan dan responsifdengan
Republik Indonesia Peran Pemerintah menggunakan high-order-
Tahun 1945. Daerah thinking skills(HOTS)
3.4 Menganalisis d. Hubungan tentang hubungan
hubungan struktural Struktural dan struktural dan fungsional
dan fungsional Fungsional pemerintahan pusat dan
pemerintahan pusat Pemerintah Pusat daerah.
dan daerah menurut dan Daerah  Mengumpulkan data dari
Undang-Undang berbagai sumber
Dasar Negara termasuk media cetak dan
Republik Indonesia elektronik secara pro aktif
Tahun 1945 dan responsif
4.4 Menyaji hasil analisis tentanghubungan
tentang hubungan struktural dan fungsional
struktural dan pemerintahan pusat dan
fungsional daerah.
pemerintahan pusat  Menganalisis,
dan daerah menurut menyimpulkan dan
Undang-Undang mempresentasikan hasil
Dasar Negara analisis data dan hasil
Republik Indonesia proyek Kewarganegaraan
Tahun 1945 secara pro aktif dan
responsif
tentanghubungan
struktural dan fungsional
pemerintahan pusat dan
daerah.
1.5. Mensyukuri nilai-nilai Faktor-faktor  Mengamati gambar
yang membentuk pembentuk integrasi tayangan video/film
komitmen integrasi nasional. dengan penuh rasa
nasional dalam a. Kebhinnekaan syukur dan atau
bingkai Bhinneka Bangsa Indonesia membaca dari berbagai
Tunggal Ika. b. Konsep Integrasi sumber (buku, media
2.5 Mengamalkan nilai- Nasional cetak maupun elektronik)
nilai yang c. Faktor-faktor tentang Faktor-faktor
membentuk Pembentuk pembentuk integrasi
komitmen integrasi Integrasi Nasional nasional.

21
nasionaldalam  Mengidentifikasi dan
d. Tantangan dalam
bingkai Bhinneka bertanya
Menjaga
Tunggal Ika. mendalam/dialektis
Keutuhan Negara
3.5 Menganalisis faktor- secara damai dan toleran
Kesatuan
faktor pembentuk dengan menggunakan
Republik
integrasi high- order-thinking
Indonesia
nasionaldalam skills(HOTS) tentang
e. Peran serta warga
bingkai Bhinneka faktor-faktor pembentuk
negara dalam
Tunggal Ika integrasi nasional.
menjaga
4.5 Menyaji hasil analisis  Mengumpulkan informasi
Persatuan dan
tentang faktor-faktor dengan Memanfaatkan
Kesatuan Bangsa
pembentuk integrasi Teknologi Informasi dan
nasionaldalam Komunikasi,
bingkai Bhinneka menganalisis dan
Tunggal Ika. menyimpulkan hasil
analisis/diskusi
kelompok tentang faktor-
faktor pembentuk
integrasi nasional.
 Mempresentasikan hasil
analisis kerja kelompok
melalui debat pro kontra
tentangfaktor-faktor
pembentuk integrasi
nasional.
1.6. Mensyukuri nilai-nilai Indikator ancaman  Mengamati gambar
yang membentuk terhadap negara dan /tayangan video/film
kesadaran akan upaya dengan penuh rasa
ancaman terhadap penyelesaiannya di syukur dan atau
negara dan upaya bidang membaca dari berbagai
penyelesaiannya di Ipoleksosbudhankam. sumber (buku, artikel,
bidang media cetak maupun
a. Ancaman terhadap
Ipoleksosbudhankam elektronik) tentang
integritas
dalam bingkai indikator ancaman
nasional
Bhinneka Tunggal terhadap negara dan
b. Ancaman di
Ika. upaya penyelesaiannya di
bidang
2.6 Mengamalkan nilai- bidang
Ipoleksosbudhank
nilai ketahanan ipoleksosbudhankam.
am
terkait ancaman  Mengidentifikasi dan
c. Peran masyarakat
terhadap negara dan mengajukan pertanyaan
untuk mengatasi
upaya dengan menggunakan
berbagai ancaman
penyelesaiannya high-order-thinking
dalam rangka
dibidang skills(HOTS)tentang
membangun
Ipoleksosbudhankam indikator ancaman
integritas
dalam bingkai terhadap negara dan
nasional
Bhinneka Tunggal upaya penyelesaiannya di
Ika. bidang
3.6 Menganalisis ipoleksosbudhankam.
indikator ancaman  Mengumpulkan informasi
terhadap negara dan dengan memanfaatkan
upaya Teknologi Informasi dan
penyelesaiannya di Komunikasi (TIK) dan
bidang menganalisissecara

22
ipoleksosbudhankam bekerjasama dan
dalam bingkai bergotong tentang
Bhinneka Tunggal indikator ancaman
Ika. terhadap negara dan
4.6 Menyaji hasil analisis upaya penyelesaiannya di
tentang ancaman bidang
terhadap negara dan ipoleksosbudhankam.
upaya  Mempresentasikan hasil
penyelesaiannya di analisis kerja kelompok
bidang dan proyek
ipoleksosbudhankam kewarganegaraan secara
dalam bingkai bekerjasama dan
Bhinneka Tunggal bergotong royong
Ika. tentangindikator
ancaman terhadap
negara dan upaya
penyelesaiannya di
bidang
ipoleksosbudhankam.
1.7. Menghayati nilai-nilai Arti pentingnya  Mengamati gambar
pentingnya wawasan Wawasan Nusantara /tayangan video/film
nusantara dalam a. Konsep Wawasan dengan penuh rasa
konteks Negara Nusantara syukur dan atau
Kesatuan Republik b. Fungsi dan membaca dari berbagai
Indonesia secara adil. Tujuan Wawasan sumber (buku, artikel,
2.7 Mengembangkan Nusantara dan media cetak maupun
nilai-nilai tentang c. Aspek Trigatra elektronik tentang arti
pentingnya wawasan dan Pancagatra pentingnya Wawasan
nusantara dalam dalam Wawasan Nusantara
konteks Negara Nusantara  Mengidintifikasi dan
Kesatuan Republik d. Peran serta warga mengajukan pertanyaan
Indonesia. negara dalam dengan
3.7 Menganalisis arti mendukung menggunakanhigh-order-
pentingnya Wawasan implementasi thinking skills(HOTS)
Nusantara dalam wawasan tentang arti pentingnya
konteks Negara nusantara Wawasan Nusantara.
Kesatuan Republik  Mengumpulkan
Indonesia. informasi, dan
4.7 Mengambil menganalisis tentang arti
keputusan bersama pentingnya Wawasan
terkait arti Nusantara
pentingnya Wawasan  Menyimpulkan dan
Nusantara dalam mengambil keputusan
konteks Negara bersama hasil analisis
Kesatuan Republik tentang arti pentingnya
Indonesia. Wawasan Nusantara

23
KELAS : XI ( Sebelas)
Alokasi Waktu : 2 JP/minggu (18 minggu effektif/persemester)
Pembelajaran PPKn memusatkan perhatian pada proses pembangunan
pengetahuan (KI-3), keterampilan (KI–4), sikap spiritual (KI-1) dan sikap
sosial (KI-2) melalui transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan
konseptual. Pembangunan pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI–4),
dilaksanakan dengan pendekatan pembelajaran langsung (direct teaching)
sedangkan untuk pembelajaran sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-
2) dilaksanakan dengan pendekatan pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching). Melalui kedua jenis pendekatan tersebut diharapkan
terjadi transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan konseptual
yang membentuk kecerdasan kewarganegaraan (civic intelligence) dalam
pemaknaan kecerdasan dengan keadaban Pancasila.

Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
1.1 Menghayati nilai Kasus-kasus  Mengamati tayangan
keimanan dan pelanggaran hak film/video dan atau membaca
ketakwaan kepada asasi manusia dari berbagai sumber dengan
Tuhan Yang Maha Esa dalam prespektif penuh rasa syukur tentang
dalam menyelesaikan Pancasila. Kasus-kasus pelanggaran hak
kasus-kasus a. Konsep Hak asasi manusia dalam
pelanggaran hak dan dan Kewajiban prespektif Pancasila.
kewajiban asasi Asasi Manusia  Mengajukan pertanyaan
manusia berdasarkan b. Substansi Hak dengan penuh kejujuran dan
perspektif Pancasila dan Kewajiban kedisiplinan tentang kasus-
untuk mewujudkan Asasi Manusia kasus pelanggaran hak asasi
harmoni kehidupan dalam manusia dalam prespektif
berbangsa dan Pancasila Pancasila.
bernegara. c. Kasus-kasus • Mengumpulkan data dari
2.1 Mengamalkan nilai-nilai pelanggaran berbagai sumber termasuk
praksis dalam kasus- hak asasi media cetak dan elektronik
kasus pelanggaran hak manusia dengan penuh kejujuran dan
dan kewajiban asasi d. Upaya kedisiplinan kasus-kasus
manusia berdasarkan Penegakan pelanggaran hak asasi
perspektif Pancasila Hak Asasi manusia dalam prespektif
untuk mewujudkan Manusia Pancasila
harmoni kehidupan • Menganalisis kasus-kasus
berbangsa dan pelanggaran hak asasi

24
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
bernegara. manusia dalam prespektif
3.1 Menganalisis kasus- Pancasila.
kasus pelanggaran hak • Mempresentasikan hasil
asasi manusia dalam analisis dengan penuh
prespektif Pancasila kidisplinan tentang Kasus-
untuk mewujudkan kasus pelanggaran hak asasi
harmoni hak dan manusia dalam prespektif
kewajiban asasi Pancasila.
manusia dalam
kehidupan berbangsa
dan bernegara.
4.1 Menyaji hasil analisis
kasus-kasus
pelanggaran hak asasi
manusia dalam
perspektif Pancasila
untuk mewujudkan
harmoni hak dan
kewajiban asasi
manusia dalam
kehidupan berbangsa
dan bernegara.
1.2 Menghayati nilai-nilai Sistem dan • Mengamati tayangan
pengabdian kepada dinamikademokra video/film/gambar, Membaca
Tuhan Yang Maha Esa si Pancasila. dari berbagai sumber dengan
dalam berdemokrasi a. Hakikat rasa tanggung jawab,
2.2 Mengembangkan nilai- demokrasi mengidentifikasi dan
nilai praksis demokrasi b. Dinamika mengajukan pertanyaan
Pancasilasesuai dengan penerapan tentang sistem dan
Undang-Undang Dasar demokrasi di dinamikademokrasi Pancasila.
Negara Republik Indonesia • Mengumpulkan data dari
Indonesia Tahun 1945 c. Membangun berbagai sumber secara
3.2 Menganalisis sistem dan kehidupan bertanggung jawab tentang
dinamika demokrasi yang sistem dan dinamikademokrasi
Pancasila sesuai dengan demokratis di Pancasila.
Undang-Undang Dasar Indonesia • Menganalisis dan
Negara Republik membandingkan sistem dan
Indonesia Tahun 1945 dinamikademokrasi Pancasila
4.2 Menyaji hasil analisis dalam berbagai kurun waktu.
tentang sistem dan • Menyajikan hasil analisis
dinamika demokrasi tentang sistem dan
Pancasila sesuai dengan dinamikademokrasi Pancasila.
Undang-Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
1.3 Menghayati nilai-nilai Sistem hukum • Mengamati
dalam sistem hukum dan peradilan di tayanganvideo/film/gambar
dan peradilan di Indonesia dengan penuh rasa syukur
Indonesia sesuai dengan a. Sistem dan atau membaca dari
Undang-Undang Dasar hukum di berbagai sumber tentang
Negara Republik Indonesia sistem hukum dan peradilan
Indonesia Tahun b. Mencermati di Indonesia.

25
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
1945secara adil sistem • Mengidentifikasi dan
2.3 Mengembangkan nilai- peradilan di mengajukan pertanyaan dari
nilai instrumental Indonesia konsep sampai hipotesis
dalam sistem hukum c. Menampilka secara pro aktif dan
dan peradilan di n sikap yang responsive tentang sistem
Indonesia sesuai dengan sesuai hukum dan peradilan di
Undang-Undang Dasar dengan Indonesia
Negara Republik hukum • Mengumpulkan data secara
Indonesia Tahun 1945 pro aktif dan responsive dari
3.3 Menganalisis sistem berbagai sumber tentang
hukum dan peradilan di sistem hukum dan peradilan
Indonesia sesuai dengan di Indonesia.
• Menganalisisdan
Undang-Undang Dasar
menyimpulkan serta menyaji
Negara Republik hasil analisis secara pro aktif
Indonesia Tahun 1945. dan responsive tentang
4.3 Menyaji hasil analisis sistem hukum dan peradilan
tentang sistem hukum di Indonesia.
dan peradilan di
Indonesia sesuai dengan
Undang-Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

1.4 Menghayati nilai-nilai Peran Indonesia • Mengamati


dengan penuh rasa dalam tayanganvideo/film/gambar
syukur atas peran perdamaian dengan penuh rasa syukur
Indonesia dalam dan atau membaca dari
dunia.
mewujudkan berbagai sumber tentang
perdamaian dunia. a. Peran peran Indonesia dalam
2.4 Mengembangkan nilai– Indonesia perdamaian dunia.
nilai praksis dalam dalam • Mengidentifikasi dan
dinamika peran menciptakan mengajukan pertanyaan
Indonesia dalam perdamaian secara santun dan toleran
perdamaian dunia melalui dengan menggunakan high-
duniasesuai Undang- hubungan order-thinking skills(HOTS)
Undang Dasar Negara internasional tentang peran Indonesia
Republik Indonesia b. Peran dalam perdamaian dunia.
tahun 1945. Indonesia • Mengumpulkan data dari
3.4 Menganalisis dinamika dalam berbagai sumber tentang
peran Indonesia dalam menciptakan peran Indonesia dalam
perdamaian perdamaian perdamaian dunia.
duniasesuai Undang- dunia melalui • Menganalisisdan
Undang Dasar Negara organisasi  menyimpulkan serta menyaji
Republik Indonesia internasional hasil analisis tentangperan
tahun 1945. Indonesia dalam perdamaian
4.4 Menyaji hasil análisis dunia.
dinamika peran
Indonesia dalam
perdamaian
duniasesuai Undang-

26
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Undang Dasar Negara
Republik Indonesia
tahun 1945.
1.5 Menghayati nilai-nilai Kasus-kasus • Mengamati tayangan
yang membentuk ancaman video/film/gambar dengan
kesadaran akan terhadap penuh rasa syukur dan atau
ancaman terhadap Ipoleksosbudhank membaca dari berbagai
negara dalam bidang am. sumber kasus-kasus
Ipoleksosbudhankam a. Ancaman ancaman terhadap
dan strategi terhadap Ipoleksosbudhankam.
mengatasinya dalam integrasi • Mengidentifikasi dan
membangun integrasi nasional mengajukan pertanyaan
nasional berdasarkan b. Strategi dalam menggunakan high-order-
asas BhinnekaTunggal mengatasi thinking skills(HOTS) dengan
Ika. berbagai percaya diri tentang kasus-
2.5 Mengembangkan nilai- ancaman kasus ancaman terhadap
nilai praksis yang terhadap Ipoleksosbudhankam.
membentuk kesadaran bidang  • Mengumpulkan data dari
akan ancaman terhadap ipoleksosbudha berbagai sumber secara
negara dibidang nkam dalam bertanggung jawab tentang
Ipoleksosbudhankam membangun kasus-kasus ancaman
dan strategi integrasi terhadap
mengatasinya dalam nasional Ipoleksosbudhankam.
membangun integrasi • Menganalisis dan
nasional berdasarkan menyimpulkan kasus-kasus
asas Bhinneka Tunggal ancaman terhadap
Ika. Ipoleksosbudhankam.
3.5 Menganalisis kasus- • Menyajikan hasil analisis
kasus ancaman dengan melakukan debat
terhadap terbuka secara bertanggung
jawab dan percaya diri
Ipoleksosbudhankamdal
tentang kasus-kasus
am bingkai Bhinneka ancaman terhadap
Tunggal Ika. Ipoleksosbudhankam.
4.5 Menyaji hasil analisis
penyelesaian kasus-
kasus ancaman
terhadap
Ipoleksosbudhankam
dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika.
1.6 Menghayati nilai-nilai Faktor • Mengamati tayangan
persatuan dan kesatuan pendorong dan video/film/gambar dengan
bangsa dalam Negara penghambat penuh rasa syukur dan atau
Kesatuan Republik membaca dari berbagai
persatuan dan
Indonesia secara adil sumber tentang faktor
secara adil. kesatuan pendorong dan penghambat
2.6 Mengamalkan nilai-nilai bangsa. persatuan dan kesatuan
praksis persatuan dan bangsa.
kesatuan bangsa dalam a. Makna • Mengidentifikasi dan
NegaraKesatuan persatuan dan mengajukan pertanyaan
Republik Indonesia. kesatuan tentang faktor pendorong dan

27
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
3.6 Menganalisis faktor bangsa penghambat persatuan dan
pendorong dan b. Kehidupan kesatuan bangsa.
penghambat persatuan bernegara • Mengumpulkan data dari
dan kesatuan dalam Konsep berbagai sumber secara
bangsadalam Negara Negara bekerja, menganalisis dan
Kesatuan Republik Kesatuan menyimpulkanfaktor
Indonesia. Republik pendorong dan penghambat
4.6 Menyaji hasil analisis Indonesia persatuan dan kesatuan
tentang faktor berdasarkan bangsa.
pendorong dan UUD 1945 • Menyajikan hasil analisis
penghambat persatuan c. Faktor tentangfaktor pendorong dan
dan kesatuan bangsa pendorong penghambat persatuan dan
dalam Negara Kesatuan dan kesatuan bangsa.
Republik Indonesia. penghambat
persatuan dan
kesatuan
Bangsa
Indonesia
d. Perilaku yang
menunjukkan
sikap menjaga
keutuhan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia

28
KELAS : XII ( Dua Belas)
Alokasi waktu : 2 JP/minggu (18 minggu effektif/persemester)
Pembelajaran PPKn memusatkan perhatian pada proses pembangunan
pengetahuan (KI-3), keterampilan (KI–4), sikap spiritual (KI-1) dan sikap
sosial (KI-2) melalui transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan
konseptual. Pembangunan pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI–4),
dilaksanakan dengan pendekatan pembelajaran langsung (direct teaching)
sedangkan untuk pembelajaran sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-
2) dilaksanakan dengan pendekatan pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching). Melalui kedua jenis pendekatan tersebut diharapkan
terjadi transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan konseptual
yang membentuk kecerdasan kewarganegaraan (civic intelligence) dalam
pemaknaan kecerdasan dengan keadaban Pancasila.

Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
1.1 Melaksanakan nilai- Kasus-kasus  Mengamati tayangan
nilai keadilan dalam pelanggaran hak video/film/gambar dengan
mengatasi dan pengingkaran penuh rasa syukur, membaca
pelanggaran hak dan dari berbagai sumber tentang
kewajiban warga
pengingkaran Kasus-kasus pelanggaran hak
kewajiban warga Negara.
dan pengingkaran kewajiban
negara sebagai a. Makna Hak dan warga negara.
pengamalan ajaran Kewajiban  Mengidentifikasi dan
agama yang dianutnya Warga Negara mengajukan pertanyaan
2.1 Mengembangkan nilai- b. Substansi Hak dengan penuh tanggung jawab
nilai yang melekat dan Kewajiban menggunakanhigh-order
dalam pelanggaran Warga Negara thinking skills (HOTS)tentang
hak dan pengingkaran dalam Kasus-kasus pelanggaran hak
kewajiban warga Pancasila dan pengingkaran kewajiban
Negara sesuai dengan c. Kasus warga negara
Pancasila dalam Pelanggaran  Mengumpulkan data dari
kehidupan berbangsa Hak dan berbagai sumber dengan
danbernegara. Pengingkaran penuh rasa tanggung jawab
3.1 Menganalisis nilai- Kewajiban tentang Kasus-kasus
nilai Pancasila terkait Warga Negara pelanggaran hak dan
dengan kasus-kasus d. Penanganan pengingkaran kewajiban warga
pelanggaran hak dan Pelanggaran negara
pengingkaran Hak dan
 Menganalisis dan
kewajiban warga Pengingkaran
menyimpulkan Kasus-kasus
Negara dalam Kewajiban
pelanggaran hak dan
kehidupan berbangsa Warga Negara
pengingkaran kewajiban warga
dan bernegara. negara.
4.1 Menyaji hasil analisis  Menyajikan hasil
kasus pelanggaran pengumpulan data secara
hak dan pengingkaran bertanggung jawab dalam

29
kewajiban dalam bentuk display atau power
kehidupan berbangsa point tentang Kasus-kasus
dan bernegara. pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga
negara.
 Menyajikan tulisan ilmiah
tentang kasus-kasus
pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga
Negara
1.2 Mengamalkan nilai- Pelindungan dan  Mengamati tayangan
nilai yang penegakan hukum video/film/gambar dengan
menunjukkan dalam masyarakat penuh rasa syukur dan atau
perilaku orang untuk menjamin membaca dari berbagai
beriman dalam keadilan dan sumber tentang pelindungan
praksis pelindungan kedamaian. dan penegakan hukum dalam
dan penegakan a. Hakikat masyarakat untuk menjamin
hukum dalam Perlindungan keadilan dan kedamaian.
masyarakat untuk dan Penegakkan  Mengidentifikasi dan
menjamin keadilan Hukum mengajukan pertanyaan
dan kedamaian. b. Peran Lembaga dengan menggunakanhigh-
2.2 Melaksanakan nilai- Penegak Hukum order-thinking skills (HOTS)
nilai praksis dalam Menjamin tentang pelindungan dan
pelindungan dan Keadilan dan penegakan hukum dalam
penegakan hukum Kedamaian masyarakat untuk menjamin
dalam masyarakat c. Dinamika keadilan dan kedamaian.
untuk menjamin Pelanggaran  Mengumpulkan data dari
keadilan dan Hukum berbagai sumber dengan
kedamaian. penuh disiplin tentang
3.2 Mengevaluasi praksis pelindungan dan penegakan
(kehidupan nyata) hukum dalam masyarakat
pelindungan dan untuk menjamin keadilan dan
penegakan hukum kedamaian.
dalam masyarakat  Mengevaluasi dan
untuk menjamin menyimpulkan
keadilan dan tentangpelindungan dan
kedamaian. penegakan hukum dalam
4.2 Menyaji hasil evaluasi masyarakat untuk menjamin
praksis (kehidupan keadilan dan kedamaian.
nyata) perlindungan  Menyajikan hasil evaluasi
dan penegakan secara disiplin tentang
hukum dalam pelindungan dan penegakan
masyarakat untuk hukum dalam masyarakat
menjamin keadilan untuk menjamin keadilan dan
dan kedamaian. kedamaian.
1.3 Mengamalkan nilai-nilai Pengaruh positif  Mengamati tayangan
terkait pengaruh positif dan negatif video/film/gambar/berita
dan negatif kemajuan kemajuan ipteks dengan penuh rasa syukur
Ipteks dengan dan atau membaca dari
terhadap negara.
senantiasa berlindung berbagai sumber tentang
kepada Tuhan Yang a. Pengaruh
pengaruh positif dan negatif
Maha Esa. positif dan
kemajuan ipteksterhadap
negatif
2.3 Mengorganisasi nilai- Negaradalam bingkai
kemajuan

30
nilai posistif dan negatif IPTEKS Bhinneka Tunggal Ika.
kemajuan Ipteks dalam terhadap  Mengidentifikasi dan
bingkai Bhinneka Negara mengajukan pertanyaan
Tunggal Ika. Kesatuan dengan menggunakanhigh-
3.3 Mengevaluasi pengaruh Republik order-thinking skills (HOTS)
positif dan negatif Indonesia tentang pengaruh positif dan
kemajuan b. Sikap selektif negatif kemajuan
ipteksterhadap negara dalam ipteksterhadap negaradalam
dalam bingkai menghadapi bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Bhinneka Tunggal Ika. berbagai  Mengumpulkan data dari
4.3 Menyaji hasil evaluasi pengaruh berbagai sumber tentang
pengaruh positif dan kemajuan pengaruh positif dan negatif
negatif kemajuan IPTEKS kemajuan ipteksterhadap
Ipteks terhadap negara negaradalam bingkai
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Bhinneka Tunggal Ika.  Mengevaluasi dan
mengelompokan pengaruh
positif dan negatif kemajuan
ipteksterhadap negaradalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika
 Menyajikan hasil evaluasidan
melakukan sosiodrama
pengaruh positif dan negatif
kemajuan ipteksterhadap
negaradalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
1.4 Mengamalkan nilai-nilai Dinamika  Mengamati tayangan
persatuan dan persatuan dan video/film/gambar dengan
kesatuan bangsa kesatuan bangsa penuh rasa syukur dan atau
dengan jujur di masa sebagai upaya membaca dari berbagai
yang akan datang menjaga dan sumber tentang dinamika
sebagai upaya dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan
menjaga dan Negara Kesatuan bangsa sebagai upaya
mempertahankan Republik Indonesia. menjaga dan mempertahankan
Negara Kesatuan a. Hakikat Negara Negara Kesatuan Republik
Republik Indonesia. Kesatuan Indonesia.
2.4 Mengembangkan nilai- Republik  Mengidentifikasi dan
nilai persatuan dan Indonesia mengajukan pertanyaan
kesatuan bangsa b. Persatuan dan dengan menggunakanhigh-
dimasa yang akan Kesatuan order-thinking skills (HOTS)
datang sebagai upaya Bangsa tentang dinamika persatuan
dalam menjaga dan Indonesia dari dan kesatuan bangsa sebagai
mempertahanakan masa ke masa upaya menjaga dan
negara kesatuan mempertahankan Negara
Republik Indonesia. Kesatuan Republik Indonesia.
3.4 Mengevaluasi dinamika  Mengumpulkan data dari
persatuan dan berbagai sumber dengan
kesatuan bangsa penuh kejujuran tentang
sebagai upaya dinamika persatuan dan
menjaga dan kesatuan bangsa sebagai
mempertahankan. upaya menjaga dan
Negara Kesatuan mempertahankan Negara
Republik Indonesia Kesatuan Republik Indonesia.

31
4.4 Menyaji hasil evaluasi  Menganalisisdan mengevaluasi
dinamika persatuan dinamika persatuan dan
dan kesatuan bangsa kesatuan bangsa sebagai
sebagai upaya menjaga upaya menjaga dan
dan mempertahankan mempertahankan Negara
Negara Kesatuan Kesatuan Republik Indonesia.
Republik Indonesia.  Menyajikan hasil analisis dan
evaluasi dengan penuh
torelansi tentang dinamika
persatuan dan kesatuan
bangsa sebagai upaya
menjaga dan mempertahankan
Negara Kesatuan Republik
Indonesia

32

Anda mungkin juga menyukai