Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS CROSS-SECTIONAL DAN ANALISIS TIME-SERIES


TERHADAP INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

Oleh :
1. Ida Ayu Agung Sri Martini 1681621002
2. Ni Putu Sintya Purnama Dewi 1681621003

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS UDAYANA
2017

1
ANALISIS CROSS-SECTIONAL
TERHADAP INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

PENDAHULUAN
Data laporan keuangan sering digunakan dalam model perbandingan yaitu
seperti berikut.
1) Aplikasi cross-sectional: perbandingan antara satu entitas dengan entitas
lain pada waktu yang sama.
2) Aplikasi time-series: perbandingan dalam satu entitas pada waktu yang
berbeda.
Analisis cross-sectional digunakan di banyak area, misalnya:
1) Analisis penilaian untuk merger atau akuisisi di mana laporan keuangan
perusahaan lain digunakan untuk membuat kesimpulan tentang
undervaluation atau overvaluation dari target perusahaan atau divisi.
2) Evaluasi kinerja manajemen dan kompensasi eksekutif di mana satu input
adalah profitabilitas perusahaan dibandingkan dengan tolok ukur
perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan kompetitif yang sama.
3) Prediksi kesulitan keuangan menggunakan model berbasis perusahaan
dalam satu industri.
4) Keputusan kebijakan publik tentang kelebihan laba pajak perundang-
undangan di mana satu input adalah profitabilitas perusahaan dalam satu
industri dibandingkan dengan perusahaan dalam industri lain.

1. KRITERIA YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMILIH


PERBANDINGAN
Banyak konteks keputusan menggunakan analisis cross-sectional untuk
membandingkan entitas yang "serupa" setidaknya dalam satu atribut pembanding.
Pendekatan-pendekatan alternatif untuk mendefinisikan entitas "serupa"
diilustrasikan sebagai berikut:
1) Kesamaan pada sisi penawaran. Perusahaan dapat dikelompokkan atas
dasar kesamaan kepemilikan bahan baku, proses produksi yang serupa,
atau jaringan distribusi yang mirip.

2
2) Kesamaan pada sisi permintaan. Pendekatan ini menekankan kesamaan
dalam hal produk akhir dan kesamaan persepsi pelanggan terhadap produk
substitusi. Perbandingan dapat dibuat antara perusahaan yang
memproduksi produk serupa.
3) Kesamaan pada atribut pasar modal diantaranya dilihat dari saham
perusahaan yang memiliki atribut yang sama seperti risiko, rasio price-to-
earnings, atau kapitalisasi pasarnya.
4) Kesamaan dalam kepemilikan hukum. Manajerial perlu menggunakan
analisis cross-sectional dalam mengalokasikan sumber daya antara anak
perusahaan yang berbeda (atau jalur bisnis).

2. PILIHAN-PILIHAN AGREGASI PADA ANALISIS CROSS-


SECTIONAL
Ketika membandingkan rasio perusahaan, para analis memiliki berbagai
pilihan tentang bagaimana menggabungkan rasio dari perusahaan-perusahaan
yaitu dengan alternatif sebagai berikut.
1) Menggunakan satu ringkasan ukuran tendensi sentral, misalnya, median,
rata-rata tertimbang, atau nilai rata-rata tertimbang.
2) Menggunakan kedua ukuran tendensi sentral dan ukuran dispersi,
misalnya, median dan kisaran interkuartil atau rata-rata dan deviasi
standar.
3) Menggunakan ukuran seperti ringkasan atau fractiles persentil dari
distribusi rasio.
4) Menggunakan peringkat dan rasio dari setiap perusahaan.

3. MASALAH KETERSEDIAAN DATA DALAM ANALISIS CROSS-


SECTIONAL
3.1 Ketidaktersediaan Data
Masalah yang sering dihadapi adalah data tidak tersedia akibat hal-hal
berikut.

3
1) Entitas merupakan lini bisnis yang terpisah dari perusahaan induk,
sehingga hanya ada sedikit pengungkaan informasi keuangan entitas
tersebut.
2) Entitas adalah perusahaan yang tergolong privately held dan tidak
mengumumkan informasi laporan keuangan kepada publik.
3) Entitas ini dimiliki oleh sebuah perusahaan asing yang menyediakan
pengungkapan keuangan yang terbatas.
3.2 Periode Pelaporan yang Tidak Sinkron
Ada banyak keragaman di seluruh perusahaan dalam tahun fiskal periode
pelaporan. Tidak semua perusahaan menggunakan cutoff akhir bulan untuk tahun
fiskal mereka, dan tidak semua memiliki jumlah hari kalender yang sama di setiap
tahun fiskal. Ketika perusahaan tidak dapat dibandingkan akhir tahun fiskalnya,
masalah dapat muncul dalam membuat kesimpulan mengenai profitabilitas relatif
atau ukuran perusahaan relatif. Dalam beberapa kasus, penyesuaian dapat
dilakukan dengan menempatkan perusahaan dengan tahun fiskal tahun fiscal yang
tidak dapat dibandingkan, menjadi periode yang dapat dibandingkan.
3.3 Ketidakseragaman Dalam Metode Akuntansi   
Dalam banyak perusahaan, keragaman dalam pilihan metode akuntansi
akan dijumpai. Ketidakseragaman metode akuntansi di perusahaan tidak selalu
berarti bahwa laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan dengan analisis
berbasis rasio. Namun, jika seorang analis memutuskan bahwa keseragaman
metode akuntansi merupakan hal yang diinginkan, maka salah satu dari beberapa
alternatif tindakan berikut dapat diadopsi.
1) Membatasi sampel hanya perusahaan yang mengadopsi metode akuntansi
yang seragam.
2) Menggunakan informasi yang disediakan perusahaan untuk menyesuaikan
angka-angka yang dilaporkan menggunakan metode alternatif.
3) Menggunakan teknik perkiraan untuk menyesuaikan angka-angka yang
dilaporkan kepada mereka menggunakan metode alternatif.

4
4. INFORMASI LINI BISNIS (LINE-OF-BUSINESS)
Analisis cross-sectional perusahaan dalam industri-industri tertentu akan
sering menggunakan informasi  Line-Of-Business (LOB) yang disajikan dalam
laporan tahunan dan interim.
4.1 Pentingnya Pengungkapan Data LOB bagi perusahaan
Argumen yang diberikan untuk investor yang biasanya menuntut data
LOB berkaitan dengan penilaian risiko, return, dan prospek pertumbuhan dari
masing-masing aktivitas individual. Banyak perusahaan yang memiliki lebih dari
satu aktivitas bisnis menyediakan hanya sediit pengungkapan LOB sebelum
dimandatkan oleh badan pembuat aturan.
4.2 Implikasi Perubahan Struktural dan Organisasional
Bila menggunakan data LOB, penting untuk mengenali faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi angka-angka yang dilaporkan. Hal ini termasuk akuisisi,
divestasi, perubahan organisasi, dan perubahan dalam sistem pelaporan internal.

5. PERBANDINGAN INDUSTRI DARI RASIO KEUANGAN


5.1 Definisi Industri
Tidak ada satu definisi "industri" yang secara universal diterima.
Pendekatan alternatif mencakup fokus pada satu atau lebih dari atribut berikut
dalam mendefinisikan industri.
1) Kesamaan dalam penggunaan bahan baku.
2) Kesamaan dalam proses produksi.
3) Kesamaan dalam produk akhir seperti yang dirasakan oleh konsumen.
4) Kesamaan dalam kelompok konsumen akhir.
5.2 Sumber Informasi tentang Perusahaan dalam Industri
Beberapa sumber informasi yang dapat digunakan dalam menentukan
perusahaan yang akan disertakan dalam suatu industri yaitu sebagai berikut.
1) Coding atau klasifikasi perusahaan pada suatu industri individual,
misalnya SIC Codes untuk perusahaan Amerika Serikat dan SEIC Codes
untuk perusahaan Inggris.

5
2) Perusahaan yang disebut bersaing di pasar yang sama oleh para analis
sekuritas dan sumber lainnya. Daftar perusahaan tersebut biasanya
diperoleh dari hasil penelitian oleh analisis sekuritas.
3) Hasil dari sebuah proyek di mana perusahaan dikelompokkan ke dalam
industri berdasarkan kesamaan empiris mereka. Teknik seperti analisis
faktor dan analisis cluster dapat digunakan untuk menentukan
pengelompokan perusahaan yang relevan.
5.3 Bukti Dari Perbedaan Industri
Basis data yang paling komprehensif dari perusahaan-perusahaan AS
adalah rekaman Compustat, yang berfokus pada kesamaan sisi penawaran dalam
pengertian operasionalisasi industri pada 12 rasio keuangan yang terdiri dari:
1) Kas dan surat berharga / total aset, (C + MS) / TA
2) Aktiva lancar / kewajiban lancar, CA / CL
3) Arus kas dari operasi / penjualan, CFO / S
4) Kewajiban jangka panjang / modal pemegang saham, LTL / SE
5) Pendapatan operasional / pembayaran bunga, IO / INA
6) Laba bersih / ekuitas, NI / SE
7) Penjualan / total aktiva, S / TA
8) Penjualan / piutang, S / AR
9) Harga pokok penjualan / persediaan, roda gigi / INV
10) Harga-ke-penghasilan rasio, PE
11) Pembayaran dividen, DIV.PAY
12) Total aset, TA ($ juta)

6. PERBANDINGAN RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN


INTERNASIONAL
Analis terkadang melakukan perbandingan laporan keuangan perusahaan
dari berbagai negara. Terdapat masalah yang timbul dalam perbandingan rasio
keuangan di ranah internasional yaitu sebagai berikut.
1) Perbedaan dalam serangkaian prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
masing-masing negara.

6
2) Perbedaan dalam peraturan perpajakan yang diadopsi di setiap negara dan
dalam hubungan antara prinsip akuntansi yang digunakan untuk pajak dan
untuk pelaporan keuangan.
3) Perbedaan dalam pendanaan, operasi, dan pengaturan bisnis lainnya di
setiap negara.
4) Perbedaan dalam budaya, kelembagaan, dan lingkungan politik di setiap
negara.

7
ANALISIS TIME-SERIES
TERHADAP INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

PENDAHULUAN
Pemahaman tentang perilaku komponen laporan keuangan seperti laba,
penjualan, dan return on equity sangat penting terutama dalam membuat
peramalan ketika membuat keputusan. Analisis time series menjelaskan pola yang
sistematis dari perilaku suatu nilai dalam kurun periode tertentu. Selain itu,
analisis time-series juga penting dalam mengevaluasi peramalan serta
memperbaiki model peramalan yang sebelumnya digunakan.
Analisis time-series, selain digunakan untuk peramalan, juga digunakan
pada aktivitas selain peramalan seperti berikut.
1) Evaluasi kinerja manajemen seperti melihat persentase perubahan laba
2) Mengetahui apakah manajemen melakukan manipulasi laba untuk
menghindari pelanggaran perjanjian pembatasan utang pada perjanjian
pinjaman bank.
3) Menyusun rencana kompensasi eksekutif
4) Membuat keputusan terkait metode akuntansi alternatif yang memerlukan
data time-series seperti fluktuasi laba yang dilaporkan.
5) Menjelaskan sumber data yang mendasari informasi laba yang dilaporkan
dalam laporan keuangan bila ada tuntutan hukum terkait tuduhan
manipulasi laba.

1. MASALAH ANALISIS DATA KEUANGAN TIME-SERIES


Terdapat beberapa permasalahan tentang kualitas data yang penting dalam
analisis time-series yaitu sebagai berikut.
1.1 Masalah Perubahan Struktur
Banyak perhitungan statistik dalam data laporan keuangan didasari oleh
asumsi bahwa tidak ada perubahan time-series. Suatu time-series bersifat statis
atau tidak berubah ketika dasar statistiknya seperti mean dan variansnya konstan
dari waktu ke waktu. Tetapi kenyataannya, perubahan struktural dapat terjadi,
yaitu disebabkan oleh faktor sebagai berikut.

8
1) Perubahan aturan dari pemerintah.
2) Perubahan lingkungan persaingan dari produk lain maupun keberadaan
pesaing baru.
3) Perkembangan teknologi yang mengubah hubungan antara biaya, volume
penjualan, dan laba.
4) Akuisisi atau divestasi.
Semakin jauh periode waktu yang ditentukan untuk analisis time-series,
maka semakin besar peluang munculnya masalah-masalah tersebut. Perubahan
struktural dapat diidentifikasi melalui analisis visual, sedangkan untuk menguji
kesamaan misalnya variansi data sepanjang periode waktu yang diteliti, dapat
digunakan analisis statistik.
1.2 Perubahan Metode Akuntansi
Periode waktu yang digunakan dalam penelitian time-series terhadap suatu
data akuntansi biasanya berkisar antara 10 hingga 50 tahun untuk data tahunan
dan 5 hingga 15 tahun untuk data interim. Dalam kurun waktu tersebut, jarang
terdapat perusahaan yang tidak melakukan perubahan metode akuntansinya. Bila
dalam data time-series yang dianalisis terdapat perubahan metode akuntansi
perusahaan, analis dapat melakukan hal sebagai berikut.
1) Tidak membuat penyesuaian apapun, dengan asumsi bahwa perubahan
tersebut sifatnya tidak material.
2) Tetap menggunakan seluruh data dalam kurun waktu tersebut, tetapi
membuat penyesuaian sehingga aturan akuntansi yang digunakan selama
kurun waktu yang diteliti itu konsisten.
3) Mengobservasi hanya data time-series yang diturunkan dari metode
akuntansi yang sama.
1.3 Masalah Klasifikasi Akuntansi
Perusahaan memiliki fleksibilitas untuk menentukan waktu terjadinya
suatu peristiwa dan pengklasifikasian apa yang digunakan untuk menyajikan
peristiwa tersebut dalam laporan keuangan. Analis keuangan dapat memilah data,
mengadopsi pola yang berbeda dalam menentukan waktu atau klasifikasi atas
peristiwa tersebut, atau dengan kata lain tidak harus mengikuti pola yang disajikan

9
dalam laporan keuangan. Dengan memilah data, analis dapat menelusuri angka
dan klasifikasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
1.4 Perlakuan terhadap Data Ekstrim
Secara empiris, data yang ekstrem (data yang nilainya jauh beda dengan
sebagian besar data lain dalam pengamatan) lebih sering bernilai negatif
dibandingkan positif. Ketika menemukan data ekstrem, analis dapat melakukan
beberapa pilihan tindakan yaitu sebagai berikut.
1) Membiarkan data ekstrem dengan alasan untuk menyajikan fenomena
yang sebenarnya terjadi sepanjang periode pengamatan.
2) Menyesuaikan nilai data yang ekstrem menjadi nilai yang mendekati.

2. PENDEKATAN DALAM ANALISIS TIME SERIES


Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis data
time series yaitu sebagai berikut.
1) Analisis Ekonomis yaitu meliputi kegiatan membuat hipotesis atas pola
sistematis yang diharapkan dalam data time series (ex ante) dan analisis
faktor penyebab perilaku data time series (ex post).
2) Analisis Visual yaitu meliputi kegiatan merencanakan data dan
merencanakan pola yang sistematis atas data tersebut secara visual.
3) Analisis Statistik yaitu meliputi penggunaan alat statistik untuk
mendeteksi pola yang sistematis pada data time series yang diamati.
Ketiga pendekatan tersebut tidak bersifat mutually exclusive melainkan dapat
digunakan bersama-sama.

3. ANALISIS EKONOMIS DATA TIME SERIES


3.1 Analisis Faktor Kausal
Terdapat empat kategori keputusan manajemen yang dapat mempengaruhi
data time series yaitu sebagai berikut.
1) Keputusan bauran bisnis. Misalnya perusahaan yang hanya memiliki satu
lini bisnis memiliki laba yang lebih bervariasi dalam kurun waktu tertentu
dibandingkan perusahaan yang terdiri dari banyak lini bisnis. Hal tersebut
karena bila perusahaan memiliki lebih dari satu lini bisnis, perubahan laba

10
yang terjadi di satu lini bisnis dapat mengimbangi perubahan laba di lini
bisnis yang lain sehingga menghasilkan angka laba yang tidak terlalu
bervariasi dari tahun ke tahun.
2) Keputusan pendanaan. Misalnya dengan memilih meminjam dana pada
bank yang memberikan kewajiban berupa pembayaran tingkat bunga yang
tetap, karena perusahaan dapat menjaga agar laba tidak terlalu bervariasi
akibat perubahan tingkat bunga pinjaman bank.
3) Keputusan operasi. Misalnya perusahaan dapat melindungi laba bersih dari
fluktuasi harga komoditas yang diperdagangkan dengan menerapkan
forward market (penjualan di masa depan dengan perjanjian harga
tertentu).
4) Keputusan pelaporan keuangan. Misalnya menggunakan full cost dalam
pengakuan biaya eksplorasi minyak dan gas untuk mencegah fluktuasi
laba yang ekstrem bila dibandingkan jika menggunakan successful efforts.
3.2 Seasonality
Dalam menganalisis data time series, analis mungkin menemukan adanya
pola data yang sifatnya musiman (seasonal) yang biasanya berasal dari sumber
berikut.
1) Adanya pengaruh dari tanggal penting misalnya hari besar keagamaan
mempengaruhi harga bahan pokok.
2) Adanya pengaruh cuaca misalnya mempengaruhi penjualan makanan dan
minuman jenis tertentu.
3) Adanya pengaruh siklus pelaporan misalnya bila perusahaan tidak
mengikuti siklus pelaporan sesuai standar.
3.3 Ex Post Analysis Vs Ex Ante Analysis
Faktor yang dapat mempengaruhi laba yang dilaporkan dalam kurun
waktu tertentu sangat banyak dan beragam. Faktor tersebut dapat diketahui
dengan menggunakan analisis ex post yaitu untuk memahami apa yang sedang
dan telah terjadi, serta analisis ex ante yaitu untuk meramalkan apa yang akan
terjadi.
Analisis ex post biasanya lebih bagus dibandingkan peramalan. Ketika
analis dihadapkan pada ketidakpastian tentang bagaimana interaksi dan

11
keterkaitan antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap data time series,
analisis ex post akan menyediakan data mengenai faktor tersebut. Sebaliknya,
dalam analisis ex ante, kita tidak dapat melihat faktor penyebab seperti itu. Selain
itu dalam beberapa kasus, nilai masa depan yang terlibat dalam peramalan pada
analisis ex ante sifatnya penuh dengan ketidakpastian.

4. MANAJEMEN LABA, PERATAAN LABA, DAN BIG BATH


Manajemen membuat keputusan terkait bauran bisnis, pendanaan, aktivitas
operasi. Seluruh aktivitas tersebut berpengaruh terhadap perilaku laba yang
dilaporkan dari waktu ke waktu, termasuk indikasi bahwa manajemen melakukan
manajemen laba.
4.1 Potensi Intervensi Manajemen
Terdapat area di mana manajemen bisa melakukan kesalahan atas
representasi waktu, jumlah, dan kejadian atau transaksi dalam laporan keuangan
seperti berikut.
1) Area yang berhubungan dengan penjualan misalnya waktu pengakuan
penjualan, perintah palsu terkait penjualan, mengklasifikasikan produk
yang normal menjadi produk yang rusak.
2) Area yang berkaitan dengan beban misalnya memisahkan invoice suatu
order pembelian menjadi beberapa order pembelian dengan waktu atau
periode yang berbeda-beda, mencatat pembayaran di muka sebagai beban.
4.2 Keputusan Berdasarkan Hukum dan Peraturan
Hingga saat ini praktik manajemen laba dan manipulasi laba sulit untuk
dibedakan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membedakan dua hal
tersebut adalah dengan menganalisis peraturan dan putusan pengadilan, sehingga
dapat diketahui tindakan apa yang dilakukan manajemen.
4.3 Big Bath (Kepalang Basah)
Salah satu fenomena yang berkaitan dengan manajemen laba yaitu big
bath. Big bath terjadi ketika manajemen mendapat rugi di suatu periode, dan
manajemen semakin menurunkan laba sehingga kerugian semakin besar. Dalam
keadaan rugi, manajemen akan cenderung memilih metode akuntansi dengan
menggeser laba di periode sekarang ke periode yang akan datang, sehingga

12
walaupun pada periode sekarang manajemen mengalami rugi besar (big bath),
periode selanjutnya laba diharapkan akan meningkat karena ditunjang dengan laba
yang dipindahkan dari periode sekarang.

13
Daftar Rujukan

…………

Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis, 2nd Edition. Prentice Hall:
USA.

14

Anda mungkin juga menyukai