Anda di halaman 1dari 2

PENGUKURAN DAN ASSESMENT PEMBELAJARAN FISIKA

NAMA : FRANSISKUS MANDALAHI

NIM : 4182121011

KELAS : FISIKA DIK C 2018

PERBEDAAN TES BERBASIS HOT DENGAN HOTS

Menurut Taksonomi Bloom, proses kognitif terbagi menjadi kemampuan berpikir tingkat rendah
atau Lower Order Thinking (LOT) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thinking (HOT). Kemampuan yang termasuk LOT adalah kemampuan mengingat (remember),
memahami (understand), dan menerapkan (apply), sedangkan HOT meliputi kemampuan
menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create)

Siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat rendah tanpa adanya latihan berpikir tingkat
tinggi, menyebabkan proses pembelajaran siswa tidak tercapai dengan sempurna. Oleh karena
itu, dibutuhkan sebuah instrumen untuk mendukung siswa agar terbiasa berpikir tingkat tinggi.
Instrumen tersebut berupa tes yang dalam penyelesaiannya membutuhkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi atau yang lebih kita kenal dengan tes berbasis HOTS.

Kusuma, dkk. (2017: 26) mengemukakan bahwa kebanyakan soal yang digunakan oleh sekolah
di Indonesia sebagai instrumen penilaian kognitif adalah soal yang cenderung bertujuan untuk
menguji lebih banyak pada aspek memori, sedangkan soal untuk melatih kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa tidak cukup banyak tersedia.

Maka dari itu dibutuhan adanya pengembangan soal atau instrumen tes yang dapat mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Instrumen tes tersebut harus memiliki standarisasi
yang jelas agar guru dapat menyusun dan mengembangkan instrumen tes dengan keadaan
disekolahnya.

Penilaian model HOTS memungkinkanpeserta didik untuk berpikir tingkat tinggi dalam
pembelajaran. Penerapan model tersebut diterapkan mulai dari proses pembelajaran berlangsung
sampai pada tahap penilaian akhir. Pembiasaan model HOTS diharapkan akan mampu
membangkitkan kompetensi 4C yang diharapkan.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi/HigherOrder Thinking Skills (HOTS) adalah proses berpikir
yang mengharuskan murid untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang
memberi mereka pengertian dan implikasi baru. Berpikir tingkat tinggi atau Higher Order
ThinkingSkills (HOTS) merupakan cara berpikir yang tidak lagi hanya menghafal secara
verbalistik saja namun juga memaknai hakikat dari yang terkandung diantaranya, untuk mampu
memaknai makna dibutuhkan cara berpikir yang integralistik dengan analisis, sintesis,
mengasosiasi hingga menarik kesimpulan menuju penciptaan ide-ide kreatif danproduktif.

Para ahli mendefinisikan Higher OrderThinking Skills (HOTS) atau berpikir tingkat tinggi
dengan pendekatan dan sudut pandang yang berbeda. Resnick (1987:44) mengemukakan bahwa
HOTS sulit untuk didefinisikan, tetapi mudah dikenali melalui ciri-cirinya. Lebih lanjut, Resnick
mengungkapkan beberapa ciri-ciri dari HOTS yaitu:

(a) non-algoritmik, artinya langkah-langkahtindakan tidak dapat sepenuhnya ditentukan diawal;


(b) kompleks, artinya langkah-langkah tidakdapat dilihat/ditebak secara langsung dari
sudutpandang tertentu;

(c) menghasilkan banyak solusi;

(d) melibatkan perbedaan pendapat daninterpretasi;

(e) melibatkan penerapan kriteria jamak; 

(f) melibatkan ketidakpastian; 

(g) menuntutkemadirian dalam proses berpikir;

(h) melibatkanpemaknaan yang mengesankan; dan

(i)memerlukan kerja keras (effortfull).

Berbagai karakteristik atau ciri-ciri tersebut dapat diidentifikasi dalam aktivitas pembelajaran
yang melibatkan berbagai tingkatan proses berpikir(thinking process level)

Anda mungkin juga menyukai