Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SOSIOLOGI

Sistem Sosial

Dosen Pengampu : Drs. Yulkardi, M.Si

Disusun Oleh :
Alya Titania Annisaa’ 1611223009
Cika Afrilia 1611221007
Gilang Prasetya 1611223001

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Andalas
Padang
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang berjudul “Sistem Sosial”
tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak”, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin.

Padang, 18 Oktober 2017

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................1
1.3 TUJUAN...................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 PENGERTIAN SISTEM..........................................................................3
2.2 MASYARAKAT SEBAGAI SUATU SISTEM......................................4
2.3 KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM SOSIAL.....................................5
2.4 SUBSISTEM DAN FUNGSI-FUNGSINYA...........................................7

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................8


3.1 KESIMPULAN.........................................................................................8
3.2 SARAN.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan manusia dari abad ke-abad  selalu terikat dengan sistem.
Keterkaitan manusia dalam sistem  ini tidak terlepas dari budaya yang dianut.
Perbedaan budaya dari kelompok-kelompok manusia itu membuat keragaman
dalam masing-masing sistem yang dibuat.

Suatu sistem pada dasarnya tidak lain adalah suatu sistem dari tindakan-
tindakan dan terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi diantara berbagai individu
yang tumbuh dan berkembang tidak secara kebetulan, tetapi melainkan tumbuh
dan berkembang di atas standar rata-rata atau di atas standar penilaian umum yang
telah disepakati oleh anggota masyarakat.

Menurut Max Weber sistem sosial adalah sesuatu yang diterapkan oleh
individu di dalam kelompok masyarakat di mana penerapan secara langsung
melahirkan interaksi. Sedangkan, menurut Talcott Persons sistem sosial adalah
proses interakasi diantara para pelaku sosial, yang merupakan struktur sistem
sosial, struktur relasi antara para pelaku sebagaimana yang terlibat dalam proses
interaksi, dan dimaksudkan dengan sistem itu ialah suatu jaringan relasi tersebut.
Penjelasan di atas menjelaskan tentang person atau individu bahwa satuan dari
sistem terdapat pada kolektif pada peran yang dimainkan oleh individu.
Penjelasan ini lebih identik dengan nilai-nilai atau norma-norma, di mana
implementasi ini akan dihadapkan oleh orang-orang lain sehingga harus adanya
saling menghargai di antara individu dengan kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang dimaksud dengan sistem?
 Bagaimana masyarakat sebagai suatu sistem?
 Apa saja komponen-komponen sistem sosial?
 Apa itu subsistem dan bagaimana fungsi-fungsinya?
1.3 Tujuan
 Mengetahui pengertian sistem sosial.
 Mengetahui masyarakat sebagai suatu sistem.
 Mengetahui komponen-komponen sistem sosial.
 Mengetahui subsistem dan fungsi-fungsinya.
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam tradisi ilmu-imu sosial, istilah sistem sebenarnya lebih


sering digunakan untuk menjelaskan sebuah sistem organik, yaitu sebuah
sistem yang komponen-komponennya terdiri dari benda-benda yang
berjiwa (animate). Sementara itu, dalam tradisi ilmu-ilmu alam, istilah
sistem lebih sering digunakan untuk menjelaskan sebuah sistem anorganik,
yaitu sebuah sistem yang komponen-komponennya terdiri dari benda-
benda yang tidak berjiwa (in-animate). Jika dicermati, penggunaan kedua
istilah sistem dari kedua rumpun ilmu tersebut sebenarnya tidak memiliki
perbedaan yang esensial. Kedua rumpun ilmu tersebut sama-sama
memandang sistem sebagai sebuah himpunan yang terdiri dari komponen-
komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan
membentuk suatu keseluruhan.

2.1 Pengertian Sistem

Ditinjau secara etimologis, istilah sistem berasal dari bahasa


Yunani, yaitu systema. Artinyam sehimpunan dari bagian atau komponen-
komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan
merupakan suatu keseluruhan. Dalam berbagai perbincangan akademis,
pengertian sistem kemudian terus berkembang dan menunjuk pada
beberapa arti. Pertama, pengertian sistem yang digunakan untuk menunjuk
sehimpunan gagasan atau ide yang tersusun, terorganisasi, dan membentuk
suatu kesatuan yang logis dan kemudian dikenal sebagai buah pikiran
filsafat tertentu, agama, atau bentuk pemerintahan tertentu. Kedua,
pengertian sistem yang digunakan untuk menunjuk sekelompok atau
sehimpunan atau sekesatuan (unity) dari benda-benda tertentu, yang
memiliki hubungan yang khusus. Dan ketiga, pengertian sistem yang
dipergunakan dalam arti metode atau tata cara.
Secara lebih rinci, karakteristik dari sebuah sistem adalah sebagai
berikut.
a. Sistem terdiri dari banyak bagian atau komponen.
b. Komponen-komponen sistem saling berhubungan satu sama lain dalam
suatu pola saling ketergantungan.
c. Keseluruhan sistem lebih dari sekedar penjumlahan dari komponen-
komponennya. Artinya, dalam pengertian sistem yang terpenting bukanlah
soal kuantitas tetapi soal kualitas dari komponen suatu sistem secara
keseluruhan.

Oleh karena itu, Talcott Parsons kemudian memberi arti sistem sebagai sebuah
pengertian yang menunjuk pada adanya interdependensi antara bagian-bagian,
komponen-komponen, dan proses-proses yang mengatur hubungan-hubungan
tersebut. Interdepedensi di sini berarti tanpa keikutsertaan salah satu bagian atau
komponen saja, maka hubungan tersebut akan mengalami goncangan. Oleh karena
itu, untuk menjelaskan pengertian sistem kita harus menjelaskannya secara
keseluruhan atau secara holistik.

2.2 Masyarakat Sebagai Suatu Sistem

Dalam konteks pemikiran sistem, masyarakat akan dipandang sebagai sebuah


sistem (sosial). Dari satu sisi, pandangan ini selain menunjuk pada suatu satuan
masyarakat yang besar, misalnya masyarakat desa, masyarakat kota, atau
masyarakat Indonesia. Dan di sisi lain, juga bisa menunjuk pada satuan
masyarakat yang kecil, misalnya keluarga, sekolah, organisasi, pabrik dan lain-
lain. Menurut Talcott Parsons, kehidupan sosial itu harus dipandang sebagai
sebuah sistem (sosial). Artinya, kehidupan tersebut harus dilihat sebagai suatu
keseluruhan atau totalitas dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling
berhubungan satu sama lain, saling tergantung, dan berada dalam suatu kesatuan.

Dengan kata lain, sebuah sistem sosial kemudian dapat didefinisikan sebagai
suatu pola interaksi sosial yang terdiri dari komponen-komponen sosial yang
teratur dan melembaga. Salah satu karakteristik dari sistem sosial adalah, ia
merupakan kumpulan dari beberapa unsur atau komponen yang dapat kita
temukan dalam kehidupan bermasyarakat. Kehidupan tersebut terdiri dari
beberapa peran sosial seperti misalnya peran dalam bidang pemerintahan (bupati,
walikota, kepala desa), peran dalam bidang pendidikan (rektor, dosen, kepala
sekolah, guru), peran dalam bidang kesehatan (dokter, perawat, petugas
laboratorium). Karakteristik dari sistem yang memperlihatkan bahwa adanya
unsur-unsur atau komponen-komponen sistem itu saling berhubungan satu sama
lain dam saling bergantung dapat ditemukan dalam setiap kehidupan
bermasyarakat, di mana peran-peran sosial sebagai komponen sistem sosial itu
saling berhubungan dan saling bergantung.

Karakteristik lain dalam sistem sosial adalah ia cenderung akan selalu


menjaga ekuilibrium atau keseimbangannya. Dengan kata lain keteraturan
merupakan norma dari sistem. Jika di dalam sebuah sistem sosial terjadi
penyimpangan atau ketidakteraturan dari norma, maka sistem akan berusaha
menyesuaikan diri dan mencoba kembali ke keadaan semula.

2.3 Komponen-Komponen Sistem Sosial

Sistem sosial tidak lain adalah suatu sistem yang bersifat konseptual, yang
berarti keberadaannya hanya dapat dimengerti melalui sarana berpikir dan bukan
melalui sarana panca indera.

Memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang bersifat konseptual,


maka yang dianggap sebagai komponen sistem sosial adalah peran-peran sosial.
Walaupun yang dianggap sebagai komponen dari sistem sosial adalah peran-peran
sosial, di dalam kenyataannya yang memegang peran-peran sosial tersebut adalah
manusia-manusia juga. Tetapi dalam hal ini perlu diingat bahwa manusia-manusia
tersebut hanyalah pemain peran-peran sosial saja, sehingga tidaklah dapat
dianggap sebagai komponen sistem sosial. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa manusia-manusia itu hanyalah pengisi, pemain, atau pelaksana fungsi dari
peran sosial yang dapat berganti dari waktu ke waktu. Sedangkan komponen
sistem sosial, yaitu peran sosial, akan tetap keberadaannya walaupun manusianya
berganti atau meninggal.
Dalam hal ini, Talcott Parsons membedakan 3 unsur pokok dari tindakan
warga masyarakat, yakni sistem kepribadian, sistem sosial, dan sistem budaya.
Sistem budaya dianggap sebagai dasar dari struktur normatif sistem sosial dan
bentuk-bentuk kebutuhan serta proses-proses pengambilan keputusan dalam
sistem kepribadian.

Menurut Talcott Parsons, ada 2 hal terpenting bagi integrasi sistem sosial,
yaitu:

a. Sistem sosial harus mampu mendorong masyarakat agar berperilaku atau


bertindak sesuai dengan harapan dan perannya.
b. Sistem sosial harus mematuhi tuntutan yang “aneh-aneh” dari para
anggotanya, agar tidak menimbulkan penyimpangan atau konflik.

Oleh karena itu Parsons mempersoalkan tentang tindakan manusia, terutama


yang berkaitan dengan orientasi apa yang menjadi latar belakang tindakannya
tersebut. Orientasi di sini berarti tindakan tersebut selalu diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan.

Ada dua orientasi yang menjadi latar belakang tindakan manusia, yaitu:

a. Orientasi motivasional, adalah orientasi yang berkaitan dengan


keinginan individu untuk memperbesar kepuasan dan mengurangi
kekecewaannya.
b. Orientasi nilai, adalah orientasi yang berkaitan dengan standar-standar
normatif yang memengaruhi dan atau mengendalikan individu dalam
mencapai tujuannya dan alat-alat yang digunakan untuk mencapai
tujuannya tersebut.

Dalam pandangan Parsons, kebebasan untuk melakukan sebuah tindakan


tetap ada pada setiap individu yang hidup bermasyarakat, tetapi kebebasan
tersebut dibatasi oleh standar-standar normatif yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat.
2.4 Subsistem dan Fungsi-Fungsinya

Sistem sosial terdiri dari beberapa subsistem. Menurut Talcott


Parsons, ada 4 subsistem berdasarkan fungsinya, yang biasa disebut
dengan AGIL, yaitu:

a. Fungsi adaptasi (adaptation)


b. Fungsi pencapaian tujuan (goal attainment)
c. Fungsi integrasi (integration)
d. Fungsi untuk mempertahankan dan atau menegakkan pola dan struktur
masyarakat (lattent pattern maintenance)

Fungsi adaptasi dilaksanakan oleh subsistem ekonomi. Di mana


subsistem ekonomi tersebut akan melaksanakan fungsi-fungsi ekonomi,
misalnya melaksanakan produksi atau distribusi barang atau jasa, serta
menghasilkan fasilitas-fasilitas atau alat-alat untuk mencapai tujuan
sistem.

Fungsi pencapaian tujuan dilaksanakan oleh subsistem politik. Di


mana melaksanakan fungsi distribusi kekuasaan dan monopoli unsur
paksaan yang sah. Subsistem ini bekerja untuk memaksimalkan potensi
masyarakat untuk mencapai tujuan kolektifnya.

Fungsi integrasi dilakukan oleh subsistem hukum. Di mana untuk


melaksanakan fungsi integrasi, misalnya dengan cara mempertahankan
tata cara sistem yang saling berbeda pendapat dan pandangan untuk
mendorong terbentuknya solidaritas sosial.

Fungsi untuk mempertahankan dan atau menegakkan pola dan


struktur masyarakat dilaksanakan oleh subsistem budaya. Di mana
menangani urusan pemeliharaan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku
di dalam masyarakat untuk kelestarian struktur masyarakat. Contohnya:
keluarga, agama, dan pendidikan.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Talcott Parsons memberi arti sistem sebagai sebuah pengertian yang
menunjuk pada adanya interdependensi antara bagian-bagian, komponen-
komponen, dan proses-proses yang mengatur hubungan-hubungan tersebut.
Interdepedensi di sini berarti tanpa keikutsertaan salah satu bagian atau komponen
saja, maka hubungan tersebut akan mengalami goncangan. Oleh karena itu, untuk
menjelaskan pengertian sistem kita harus menjelaskannya secara keseluruhan atau
secara holistik.

Salah satu karakteristik dari sistem sosial adalah, ia merupakan kumpulan dari
beberapa unsur atau komponen yang dapat kita temukan dalam kehidupan
bermasyarakat. Kehidupan tersebut terdiri dari beberapa peran sosial seperti
misalnya peran dalam bidang pemerintahan (bupati, walikota, kepala desa), peran
dalam bidang pendidikan (rektor, dosen, kepala sekolah, guru), peran dalam
bidang kesehatan (dokter, perawat, petugas laboratorium). Karakteristik dari
sistem yang memperlihatkan bahwa adanya unsur-unsur atau komponen-
komponen sistem itu saling berhubungan satu sama lain dam saling bergantung
dapat ditemukan dalam setiap kehidupan bermasyarakat, di mana peran-peran
sosial sebagai komponen sistem sosial itu saling berhubungan dan saling
bergantung. Karakteristik lain dalam sistem sosial adalah ia cenderung akan selalu
menjaga ekuilibrium atau keseimbangannya.

Memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang bersifat konseptual,


maka yang dianggap sebagai komponen sistem sosial adalah peran-peran sosial.
Walaupun yang dianggap sebagai komponen dari sistem sosial adalah peran-peran
sosial, di dalam kenyataannya yang memegang peran-peran sosial tersebut adalah
manusia-manusia juga. Tetapi dalam hal ini perlu diingat bahwa manusia-manusia
tersebut hanyalah pemain peran-peran sosial saja, sehingga tidaklah dapat
dianggap sebagai komponen sistem sosial. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa manusia-manusia itu hanyalah pengisi, pemain, atau pelaksana fungsi dari
peran sosial yang dapat berganti dari waktu ke waktu. Sedangkan komponen
sistem sosial, yaitu peran sosial, akan tetap keberadaannya walaupun manusianya
berganti atau meninggal.

Sistem sosial terdiri dari beberapa subsistem. Menurut Talcott Parsons,


ada 4 subsistem berdasarkan fungsinya, yang biasa disebut dengan AGIL, yaitu:

a. Fungsi adaptasi (adaptation)

b. Fungsi pencapaian tujuan (goal attainment)

c. Fungsi integrasi (integration)

d. Fungsi untuk mempertahankan dan atau menegakkan pola dan struktur


masyarakat (lattent pattern maintenance)

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Narwako, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2007. Sosiologi: Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai