KEPERAWATAN HALUSINASI
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Diaz pramudyawan
1.1. Definisi
Halusinasi adalah persepsi tentang obyek bayangan dan sensasi yang timbul tanpa
stimulus eksternal. Individu mendengar suara tanpoa adanya rangsang akustik. Ia melihat
seewkor kucing ditempat tidurnya tanpa adany seusatu yang dapa dilihat, atau mencium bau
racun tanpa adanya sesuatu yang merangsang indra penciuman. (Wilson da Kneisl, 1983 hal.
406)
Data Subyektif:
Bicara atau tertawa sendiri
Marah-marah tanpa sebab
1
Mendekatkan telingah kearah tertentu
Menutup telingah
Data Obyektif:
Halusinasi Penglihatan (klien melihat gambaran yang jelas /samar terhadap adanya
stimulus yang nyata dari lingkungan dan orang lain tidak melihatnya)
Data Subyektif:
Menunjuk-nunjuk arah tertentu
Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
Data Obyektif:
Melihat bayangan , sinar , bentuk geometris , kartun , hantu , atau monster
Halusinasi Penciuman (Klien mencium suatu yang bau yang muncul dari sumber
tertentu tanpa stimulus yang nyata)
Data Subyektif:
Mengendus-endus seperti sedang membaui bau-bauan tertentu
Menutup hidung
Data Obyektif:
Membaui bau-bauan seperti bau darah , urine dan terkadang bau-bau tersebut
menyenangkan bagi klien
Halusinasi Pengecap (Klien merasakan sesuatu yang tidak nyata , biasanya
merasakan rasa makanan yang tidak enak)
Data subyektif:
Sering meludah
Muntah
Data Obyektif:
2
Merasakan rasa seperti darah , urine atau feses
Halusinasi Perabaan (Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa ada stimulus
yang nyata)
Data Subyektif:
Menggaruk - garuk permukaan kulit
Data Obyektif:
Mengatakan ada serangga dipermukaan kulit
Merasa seperti tersengat listrik
Halusinasi Kinestetik (Klien merasa badanya bergerak dalam suatu ruangan atau
anggota badannya bergerak
Data Subyektif:
Memegang kakinya yang dianggapnya bergerak sendiri
Data Obyektif:
Mengatakan badanya melayang diudara
Data Subyektif:
Data Obyektif:
Mengatakan perutnya menjadi mengecil setelah minum soft drink
stuart dan sundeen (1998).
3
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas sedang, kesepian, rasa bersalah
dan takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk
meredakan ansietas. Di sini klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,
menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik.
b. Condemning
Pada ansietas berat pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. Klien mulai
lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber
yang dipersepsikan. Disini terjadi peningkatan tanda-tanda sistem saraf otonom akibat
ansietas seperti peningkatan tanda-tanda vital (denyut jantung, pernapasan dan
tekanan darah), asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan untuk
membedakan halusinasi dengan realita.
c. Controling
Pada ansietas berat, klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan
menyerah pada halusinasi tersebut. Di sini klien sukar berhubungan dengan orang
lain, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah dari orang lain dan berada
dalam kondisi yang sangat menegangkan terutama jika akan berhubungan dengan
orang lain.
d. Consquering
Terjadi pada panik Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti
perintah halusinasi. Di sini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak
mampu berespon terhadap perintah yang kompleks dan tidak mampu berespon lebih
dari 1 orang. Kondisi klien sangat membahayakan.
A. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan gangguan orientasi realitas
adalah aspek biologis , psikologis dan sosial.
4
a) Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak/SSP dapat menimbulkan gangguan
seperti :
Hambatan perkembangan khususnya korteks frontal, temporal, dan limbik.
Gejala yang mungkin timbul adalah: hambatan dalam belajar, berbicara dan
daya ingat.
Pertumbuhan dan perkembangan individu pada pranatal, perinatal, neonatus dan
kanak-kanak.
b) Psikologis
Keluarga , pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis
dari klien, sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi
realitas adalah penolakan atau kekerasan dalam kehidupan klien. Penolakan
dapat dirasakan dari ibu, pengasuh atau teman yang bersikap dingin, cemas,
tidak sensitif atau bahkan terlalu melindungi. Pola asuh usia kanak-kanak yang
tidak adekuat misalnya tidak ada kasih sayang , diwarnai kekerasan, ada
kekosongan emosi. Konflik dan kekerasan dalam keluarga (pertengkaran
orangtua, aniaya dan kekerasan rumah tangga) merupakan lingkungan resiko
gangguan orientasi realitas.
c) Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi realitas
seperti kemiskinan, konflik sosial budaya, kehidupan yang terisolasi disertai
stres yang menumpuk.
B. FAKTOR PRESIPITASI
Factor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai
tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energy ekstra untuk
menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti partipasi klien
dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak berkomunikasi, objek yang ada di
lingkungan, dan juga suasana sepia tau terisolasi sering menjadi pencetus
terjadinya halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan
yang merangsang tubuh mnegeluarkan zat halusinogenik.
5
Umumnya sebelum timbul gejala klien mengalami hubungan yang
bermusuhan, tekanan, isolasi, pengangguran, yang disertai perasaan
tidakberguna , tidak berdaya dan putus asa.
Seseorang yang mengalami gangguan “halusinasi” biasanya orang tersebut tanda dan
gejala sebagai berikut :
a. Menarik diri
b. Tersenyum sendiri
c. Duduk terpaku
d. Bicara sendiri
e. Memandang satu arah
f. Menyerang diri sendiri/orang lain/lingkungan
g. Tiba-tiba marah
h. Gelisah
i. Mendengar suara yang tidak jelas
j. Pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal
k. Sulit membuat keputusan
l. Ketakutan
m. Mudah tersinggung
n. Tidak mampu melakukan asuhan mandiri
o. Muka merah kadang pucat
p. Tekanan darah meningkat
q. Nadi cepat
r. Banyak keringat
6
mempersepsikan suatu stimulus panca indera walaupun sebenarnya stimulus tersebut tidak
ada. Diantara kedua respon tersebut adalah respon individu yang karena sesuatu hal
mengalami kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterimanya yang
disebut sebagai ilusi. Pasien mengalami ilusi jika interpretasi yang dilakukannya terhadap
stimulus panca indera tidak akurat sesuai stimulus yang diterima. Rentang respon halusinasi
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
ADAPTIF MALADAPTIF
7
e) Non Psikotik d) Kehilangan kemampuan
membedakan halusinasi
dan realita
core problem
Perubahan Persepsi Sensori :
Halusinasi
8
1. Resiko tinggi perilaku kekerasan .
2. Perubahan persepsi sensori: halusinasi.
3. Isolasi sosial.
4. Harga diri rendah kronis.
9
1.9. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan presepsi sensori ; halusinasi pendengaran
10
a. Jika menemukan klien sedang halusinasi, tanyakan apakah ada
bisikan yang di dengar / melihat bayangan yang tanpa wujud
atau merasakan sesuatu yang tidak ada wujudnya
b. Jika klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dialaminya
c. Katakana bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun
perawat sendiri tidak mengalaminya (dengan nada bersahabat tanpa
menuduh atau menghakimi)
d. Katakana bahwa klien lain juga ada yang seperti klien
e. Katakana bahwa perawat akan membantu klien
Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya
pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien :
a. Isi, waktu, dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam
atau sering dan kadang-kadang)
b. Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
halusinasi
c. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah/takut, sedih, senang, bingung) beri kesempatan
mengungkapkan perasaan.
d. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan
tersebut
e. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien
menikmati halusinasinya
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
identifikasi bersama klien cara tindakan yang diakukukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyembunyikan diri, dan lain-lain)
diskusikan cara yang digunakan klien
a. jika cara yang digunakan adaptif beri pujian
b. jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara
tersebut
diskusikan cara baru untuk mengutus/mengontrol timbulnya halusinasi :
1. menghardik halusinasi katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak
nyata ( “saya tidak mau dengar /lihat/penghidu/raba/kecap pada
saat halusinasi)
11
2. Menemui orang lain ( perawat/teman/anggota keluarga) untuk
menceritakan tentang halusinasinya/ bercakap-cakap
3. membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang telah
disusun
4. memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat untuk
mengendalikan halusinasi
Bantu klien memilih cara yang sudah di anjurkan dan latih untuk
mencobanya.
Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian.
Anjurkan dan ikut sertakan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok,
stimulasi persepsi/orientasi realita.
Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat.
pantau klien saat penggunaan obat.
Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat agar dapat merasakan
manfaatnya.
Beri pujian jika klien menggunakan obat secara benar.
Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter.
anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.
5. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya.
Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat dan topik)
Diskusiakan dengan keluarga tentang:
1. Pengertian halusinasi
2. Tanda dan gejala halusinasi
3. Proses terjadinya halusinasi
4. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk
memutuskan halusinasinya.
5. Obat-obatan halusinasinya.
12
6. Cara merawat angggota keluarga yang halusinasinya dirumah
(beri kagiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama,
bepergian bersama, memantau obat-obatan dan cara
pemberiannya untuk mengatasi halusinasi).
7. Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana
cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi
dirumah.
13
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK) HALUSINASI
Pasien :liya
2. Kondisi : Klien mengatakan dunia ini tidak adil padanya karena bencana yang
diterimanya dating bertubi-tubi. Klien juga mengatakan bahwa ia mendengar suara-
suara yang menyuruhnya bunuh diri.
3. Diagnosa : Halusinasi dengar
4. SP 1 :
a. Mengenal halusinasi.
b. Melatih mengontrol halusinasi dengan: menghardik.
c. Memasukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
5. Rencana tindakan :
a. – Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap.
- Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya, jika menemukan klien
yang sedang halusinasi :bicara dan tertawa tanpa stimulus, memandang
kekanan/kekiri/ kedepan seolah-olah ada teman bicara.
- Bantu klien mengenal halusinasinya.
- Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan dengan klien :
a.Isi, waktu, dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam
atau sering dan kadang-kadang)
b. Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
halusinasi
- Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah/takut, sedih, senang, bingung) beri kesempatan mengungkapkan
perasaan.
14
- Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan
tersebut
- Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati
halusinasinya
b. - identifikasi bersama klien cara tindakan yang diakukukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyembunyikan diri, dan lain-lain)
- diskusikan cara yang digunakan klien
c. jika cara yang digunakan adaptif beri pujian
d. jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut
- diskusikan cara baru untuk mengutus/mengontrol timbulnya halusinasi :
a) menghardik halusinasi katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (
“saya tidak mau dengar /lihat/penghidu/raba/kecap pada saat
halusinasi)
b) membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang telah
disusun
- Bantu klien memilih cara yang sudah di anjurkan dan latih untuk
mencobanya.
- Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian.
- Anjurkan dan ikut sertakan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok,
stimulasi persepsi/orientasi realita.
c. Membuat jadwal kegiatan bersama pasien.
B.STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Nitya. Ibu bisa panggil saya Mbak
Nitya Saya mahasiswa dari Akper Bina Sehat PPNI Mojokerto. Saya praktik di
sini selama satu minggu. Kalau boleh tau, nama Ibu siapa? Ibu senang dipanggil
apa?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan Ibu pagi ini? Bagaimana ceritanya sampai Ibu di bawa
kesini?
15
c. Kontrak
- Topik
Ibu, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tantang perasaan yang sudah Ibu
alami selama ini?
- Tempat
kita ngobrol dimana? Bagaimana kalau di halaman sajaBu?
- Waktu
Kita nanti berapa lama Ibu? Bagaimana kalau kita ngobrolnya 10 menit saja?
2. Kerja
Apakah Ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara
itu?
Apakah terus – menerus terdengar atau sewaktu – waktu? Kapan yang paling
sering Ibu dengar suara? Berapa kali sehari Ibu alami? pada keadaan apa suara
terdengar? Apakah pada waktu sendiri?
Apa yang Ibu rasakan pada saat mendengar suara itu ?
Apa yang Ibu lakukan saat mendengar suara itu? Bagaimana kalau kita belajar
cara – cara untuk mencegah suara – suara itu muncul.
Ibu, ada empat cara untuk mencegah suara – suara itu muncul, pertama dengan
cara menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap – cakap dengan orang
lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal. Dan yang keempat minum
obat dengan teratur.
Bagaimana kalau kita belajar dua cara dulu, yaitu dengan
menghardikdanmembuatjadwalkegiatan.
Caranya saat suara – suara itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi saya tidak
mau dengar, pergi jangan ganggu saya, stop jangan ganggu saya. Begitu diulang –
ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba Ibu peragakan! Nah begitu, bagus…!
Coba lagi! Ya bagus, Ibu sudah dapat.
Kalau begitu sekarang mari kita buwat jadwal kegiatan sesuai ke inginan ibuk.
Silahkan ibu membuwat jadwal ini kertas dan bolpoinnya.
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan Ibu setelah peragaan latihan tadi? kalau suara – suara itu
muncul lagi, silahkan coba cara tersebut!
16
b. Evaluasi objektif
Nah, sekarang coba Ibu ulangi sekali lagi?
4. Rencana Tindak Lanjut
Bagaimana, apakah Ibu ingin berlatih lagi cara mengontrol halusinasi dengan cara
yang lain?
5. Kontrak
- Topik
Besok kita akan bertemu lagi untuk belajar cara mengontrol halusinasi dengan
cara yang lain? Ibu tidak keberatan kan?
kalau begitu kita tulis jadwalnya disini ya Ibu.
- Tempat
Dimana besok kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat yang sama?
- Waktu
Enaknya kita besok bertemu jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 saja?
Baiklah. Terimakasih Ibu, sampai jumpa besok dengan teman saya!
17
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
Pertemuan : ke 2 Tanggal : 17 maret 2014
Jam : 09.00
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Role peran : perawat :liya
Pasien :wulan
2. Kondisi : Klien mengatakan ia sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya
bunuh diri.
3. Diagnosa : Halusinasi Dengar
4. SP 2 :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu
b. Melatih berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul
c. Masukkan jadwal
5. Rencana Tindakan :
a. Mengevaluasi kegiatan yang lalu.
b. diskusikan cara baru untuk mengutus/mengontrol timbulnya halusinasi :
- Menemui orang lain ( perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan
tentang halusinasinya/ bercakap-cakap
c. Melaksanakan jadwalharian.
B.STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi Ibu, perkenalkan nama saya Liya. Ibu bisa panggil saya mbak
Liya. Saya mahasiswa dari Akper Bina Sehat PPNI Mojokerto. Saya praktik di
sini selama satu minggu. Kalau boleh tau, nama Ibu siapa ? Ibusenang dipanggil
apa?
b. Evaluasi Validasi
- Bagaimana perasaan Ibu pagi ini, kemarin malam tidurnya nyenyak?
baiklah
- Apa saja kegiatan yang sudah dilakukan? bagus sekali
c. Kontrak
18
Sesuai janji kita kemarin, saya akan latih cara kedua untuk mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama
20 menit. Mau dimana ? di sisni saja ?
2. Fase kerja
Bagaimana perasaan Ibu hari ini ? apakah suara-suara itu masih muncul ? apakah
sudah dipakai cara yang telah kita latih ? berkurang suara-suaranya ? Bagus !
Cara kedua untuk mencegah atau mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi, kalau Ibu mulai mendengar suara-suara,
langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan
Ibu. Contohnya begini.. . tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan
saya! Ibu katakana, ayo ngobrol dengan Saya, Saya sedang dengar suara-suara. Begitu
Buu.. coba Ibu lakukan seperti yang tadi saya lakukan. Ya, begitu bagus! coba sekali
lagi! bagus! nah, latih terus ya, Ibu!
Sekarang kita melakukan kegiatan yang sudah kita jadwalkan kemarin. Apakah
ibu bersedia? Iya bagus bu.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Baiklah waktunya sudah habis Ibu bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan
tadi?
b. Evaluasi Objektif
Jadi kegiatan yang mana yang sering Ibu lakukan? bagus sekali, coba ulangi
kegiatan itu Ibu. iya benar bagus sekali
Selanjutnya Ibu bisa mengisi waktu luang Ibu dengan hal-hal yang positif ya
Ibu
d. Kontrak
Selanjutnya besok pada jam 09.00. kita akan belajar mengontrol halusinasi
dengan cara yang lain ya Ibu nanti anda bertemu dengan teman saya.
19
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Role peran : perawat :wulan
Pasien :khusnul
2. Kondisi :Klien mengatakan ia sering mendengar suara-suara yang
menyuruhnya bunuh diri.
3. Diagnosa : Halusinasi dengar
4. SP 3 :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1&2)
b. Melatih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
c. Masukkan jadwal
5. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi Kegiatan Yang lalu (SP 1&2)
b. - Identifikasi bersama klien tindakan yang bisa di lakukan bila terjadi
halusinasi.
- Diskusikan manfaat dan cara yang di gunakan klien ,jika
- Mendiskusikan dan Melatih Cara baru untuk mengontrol halusinasinya
dengan cara membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan yang telah di
susun ,yang dapat menghilangkan halusinai.
- Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinya secara bertahap.
- Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dilaih , evaluasi hasilnya dan
beri pujian jika berhasil.
- Membantu klien melatih untuk mencobanya .
c. Memasukkan jadwal kegiatan.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagiIbu, perkenalkan nama saya wulan. Ibu bisa panggil saya mbak
wulan. Saya mahasiswa dari Akper Bina Sehat PPNI Mojokerto. Saya praktik di
sini selama satu minggu. Kalau boleh tau, nama Ibu siapa? Ibu senang dipanggil
apa?.
20
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?
Apakah kegiatan yang kita latih kemarin sudah dilakukan? bagus sekali
Coba kita lihat jadwalnya, kita beri tanda ya Ibu, bahwa anda telah
melakukan kegiatan ini. Hebat dong Ibu.
c. Kontrak
Topik : Nah, sekarang kita akan latihan lagi agar halusinasi tidak
muncul kembali.
Tempat : Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di tempat
yang kemarin lagi.
Waktu : Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?
2. Fase Kerja
Apakah ibu sudah bisa melakukan latihan agar halusinasi tidak muncul bu ?
Cara apa saja yang sudah ibu gunakan untuk menghentikan halusinasi ? Coba ibu
tunjukkan bagai mana cara mengontrol halusinasi kemarin dengan cara menghardik ?
Lalu yang ke dua, bercakap” dengan orang lain ?bagaimana bu . ya bagus bu seperti
itu.
Nah, sekarang Ibu mencoba melakukan sendiri ya sambil saya bantu. Bagus
sekali.
Untuk yang ke 3 yaitu ibu harus melakukan kegiatan – kegiatan yang positif
agar halusinasi ibu tidak muncul ,.,.. misalnya : bercakap cakap dengan teman-
teman .mandi,makan bersama ,bercerita .
Bagaimana ibu sudah tau , coba bu sebutkan apa saja kegiatannya tadi untuk
mengontrol halusinasi ? Baguss sekali ibu menyebutkannya .,.
Sekarang mari kita tambahkan ke jadwal kegiatan ibu untuk besok ...
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan Ibu setelah mencobanya sendiri. Ya bagus sekali
21
b. Evaluasi Objektif
Jadi, sewaktu-waktu halusinasi muncul melakukan kegiatan yang sudah
kita ajarkan ya Ibu.
Coba ulangi kegiatan yang sudah saya ajarkan? Iya bagus.
c. Rencana Tindak Lanjut
Kegiatan yang barusan kita latih, tolong Ibu lakukan secara teratur ya Ibu.
Kita masukkan jadwal kegiatan harian ya Ibu.
d. Kontrak
Topik : Nah, sudah 3 kegiatan yang kita lakukan. Bagaimana kalau di
pertemuan berikutnya kita melatih bagaimana cara
menggunakan obat dengan benar?
Tempat :Tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau di tempat biasanya.
Waktu : Bagaimana kalau besok jam 09:00 bertemu lagi dengan teman
Saya.
22
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Role Peran : perawat:khusnul
Pasien : ika Krisna
diri.
4.:SP 4 :
c. - Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat.
- pantau klien saat penggunaan obat.
- Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat agar dapat merasakan
manfaatnya.
- Beri pujian jika klien menggunakan obat secara benar.
- Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter.
- anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.
23
d. Melatih pasien minum obat.
e. Membantu menyusun dan membuat jadwal kegiatan.
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi Ibu, perkenalkan nama saya Khusnul. Ibu bisa
panggil saya mbak ika Saya mahasiswa dari mojokerto Bina Sehat PPNI
Mojokerto. Saya praktik di sini selama satu minggu. Kalau boleh tau,
nama Ibu siapa ? dan biasanya Ibu di panggil dengan nama
panggilan siapa?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan anda pagi ini?
Apakah kegiatan yang kemarin sudah anda lakukan? (bagus sekali)
Coba kita lihat jadwalnya, nah kita beri tanda di sini (dijadwal) bahwa anda telah
melakukan. Hebat sekali anda sudah melakukan tiga cara yang telah kita latih
kemarin.
c. Kontrak
Topik : sekarang kita akan membahas tentang obat yang setiap hari Ibu
minum, apa anda keberatan?
Tempat : mau berbincang-bincang dimana kita Ibu? Bagaimana kalau
ditempat ini saja atau ditaman?
Waktu : mau berapa lama waktu kita biercabincang-bincang? Bagaimana
kalau 15 menit?
2. Kerja
Apakah latihan kemarin sudah ibu lakukan sendiri bu?Apakah ibu sudah bisa
melakukan sendiri?Coba ibu lakukan kembali yang sudah saya ajarkan kemarin.
Sebelumnya Ibu sudah minum obat apa saja? Coba tolong Ibu sebutkan? Bagus
sekali. Pengobatan apa saja yang sudah Ibu lakukan? Adakah bedanya setelah anda
meminum obat secara teratur? Apakah suara-suara yang Ibu dengar sudah berkurang
atau bahkan suda hilang?
Minum obat sangat penting Ibu agar suara-suara yang anda dengar selama ini
tidak muncul lagi, Ibu saya mau menjelaskan beberapa macam obat yang harus anda
24
minum, ini yang warna orange namanya (CPZ) diminum 3kali sehari pukul 7 pagi,
pukul 1 siang dan pukul 7 malam gunanya untuk membuat pikiran anda tenang. Ini
yang warnanya putih namanya (THP) diminum tiga kali sehari pada jam yang sama
dengan obat yang warna orange pukul 7 pagi, pukul 1 siang, dan 7 malam gunannya
untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang warna merah jambu ini (HP) diminum
3 kali sehari, waktunya sama, gunannya untuk mengghilangkan suara-suara. Kalau
suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh berhenti diminum, nanti konsultasinya
dengan dokter, sebab kalau putus obat anda akan mengalami kekambuhan dan akan
sulit untuk mengembalikan keadaan semula. Kalau obat habis anda dapat minta ke
dokter untuk mendapatkan obat lagi. Anda juga harus teliti saat menggunakan
obatobatan ini, dan pastikan obatnya benar. Dan harus diperhatikan juga ada nama
anda yang tercantum dalam kemasan obat jangan sampai tertukar dengan obat orang
lain, pastikan obatnya diminum tepat pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu
diminum sesudah makan dan tapat waktunya. Ibu juga harus perhatikan jumlah obat
sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari.”Apakah ibu sudah
mengerti?Apa bila belum mengerti ibu bisa menanyakan kembali ke saya ya bu.
Bagus kalaui bu sudah mengerti.
Nah sekarang Kita masukkan jadwal kegiatan harian ya Ibu untuk pertemuan
hari ini.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif:
Bagaimana perasaannya Ibu setelah melakukan sendiri? Ya bagus sekali
b. Evaluasi objektif:
Jadi anda sudah bisa melakukan minum obat sendiri? Ya bagus sekali
Nanti anda bisa melakukan minum obat sendiri dirumah. Hebat sekali.
c. Rencana tindak lanjut:
Nah, bagaimana kegiatan minum obat apa sudah dilakukan secara teratur?
Apa Ibu bisa melakukan sendiri kegiatan yang sudah kita pelajari bersama?, semoga
Ibu bisa melakukan kegiatan minum obat dengan teratur dan baik!
Kita masukkan jadwal kegiatan harian ya Ibu untuk pertemuan hari ini.
25
d. Kontrak
26
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
DALAM KELUARGA
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Role peran : perawat : ika
Keluarga :verisia
Pasien : liya
27
4. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dilaih , evaluasi hasilnya dan
beri pujian jika berhasil.
c. Buat Kontrak dengan Keluarga untuk Pertemuan .
d.Membantu memasukkan RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat pasien
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana kondisi Ny. A hari ini Bu?
c. Kontrak
Topik : Baiklah Bu, kita akan membicarakan tentang cara merawat Ny. A
Jika tiba – tiba Ny. A kambuh dan tidak ada perawat.
Tempat : Mau berbincang-bincang dimana kita Bu? Bagaimana kalau
ditempat ini saja.?
Waktu : Mau berapa lama? Bagaimana kalau 25 menit?
2. Kerja
Bu saya akan menjelas kan pengertian halusinasi, Halusinasi adalah persepsi
tentang obyek bayangan dan sensasi yang timbul tanpa stimulus eksterna .
Contohnyaia melihat seewkor kucing ditempat tidurnya tanpa adany seusatu yang
dapa dilihat, atau mencium bau racun tanpa adanya sesuatu yang merangsang indra
penciuman.
Tanda-tanda apabilaNy. A mengalami gejala halusinasi yaitu seperti Bicara atau
tertawa sendiri marah-marah tanpa sebab,mendekatkan telingah kearah
tertentu,menutup telingah,menunjuk-nunjuk arah tertentu , ketakutan pada sesuatu
yang tidak jelas.
28
Bu, menurut cerita Ny. A, Ny. A sering mendengar suara-suara yang
menakutkan, inilah yang menjadi penyebab Ny. A. ingin bunuh diri. Saya sudah
mengajarkan cara-cara untuk mengontrol halusinasi. . Ibu, ada empat cara untuk
mencegah suara – suara itu muncul, pertama dengan cara menghardik suara tersebut.
Kedua, dengan cara bercakap – cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan
yang sudah terjadwal. Dan yang keempat minum obat dengan teratur.
Kemudian, beri Ny. A kegiatan untuk menyibukkan diri, jangan biarkan sendiri,
ajaklah makan bersama, dan bepergian bersama, supaya meminimalisir munculnya
halusinasi. Apa ibu bisa melakukannya? Bagus.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana, apa ibu mengerti dengan yang saya jelaskan?
b. Evaluasi objektif
Apa ibu bisa melakukan yang kita pelajari bersama tadi? Baik.
c. Rencana tindak lanjut
Ibu bisa melakukan kegiatan yang kita pelajari hari ini di rumah
d. Kontrak
Topik : Kapan kita bisa bertemu lagi Bu?
Tempat : Tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau di tempat
biasanya.
Waktu : Bagaimana kalau jam 09:00 besok kita bertemu lagi dengan
teman saya.
29
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
DALAM KELUARGA
A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Role peran : Pasien : wulan
Perawat : liya
Keluarga : khusnul
30
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1. Orientasi
b. Salam terapeutik
Selamat pagi Bu, apa benar Ibu keluarga dari Ny. A? Perkenalkan nama saya Liya
Ibu bisa panggil saya Mbak Liya. Saya mahasiswa dari akper Bina Sehat PPNI
Mojokerto. Saya yang merawat Ny. A. Kalau boleh tau nama Ibu siapa?.
c. Evaluasi/validasi
Bagaimana latihannya kemarin? Sudah dipraktikkan belum? Bagus.
C. Kontrak
Topik : Ibu, kita akan mengevaluasi yang sudah kita lakukan kemarin.
Tempat : Mau berbincang-bincang dimana kita Bu? Bagaimana kalau
ditempat ini saja.?
Waktu : Mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?
2. Kerja
Nah, coba sekarang Ibu praktikan lagi bagaimana cara merawat Ny. A? Baik.
Selain itu masih ada lagi Ibu, jika Ny. A tampak bicara sendiri atau melamun
ataupun melakukan kegiatan yang tidak terkontrol, Ibu bisa langsung
menyapanya, supaya halusinasinya terhenti, tidak berlanjut. Apa Ibu mengerti
yang saya maksud? Bagus.
Kemudian, berikan pujian jika Ibu bisa mengendalikan emosi dan mampu
mengontrol halusinasinya.
Kalau menurut ibu, mana yang lebih efektif untuk memutus halusinasinya Ny. A?
Mengapa demikian?
Baiklah, ibu bisa mempraktikkan juga.
Coba sekarang Ibu ulangi lagi. Bagus.
Sekarang Kita akan membuat jadwal keluarga dalam mengurus Ny A
3. Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
Bagaimana, apa ibu sekarang mulai bisa merawat Ny. A sendiri?
2. Evaluasi objektif
Bagaimana, apa ibu bisa melakukan yang kita pelajari bersama tadi? Baik.
31
3. Rencana tindak lanjut
Ibu juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain, sehingga nanti bisa
mempermudah dan dapat membantu. Terimakasih atas waktunya ibu.
4. Kontrak
Topik : Kira-kira, kapan kita bisa bertemu lagi?
Tempat : Tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau di tempat
biasanya.
Waktu : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi ibu, jam 09.00
Yaa ibu bertemu dengan teman saya.
32
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
DALAM KELUARGA
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Role peran : perawat : ika
Pasien : verisia
Keluarga : nitya
2. Kondisi : klien bisa mengontrol halusinasi
3. Diagnosa : Halusinasi dengar
4. SP 3 (keluarga)
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP2)
b. Latih keluarga merawat pasien.
c. RTL keluarga untuk merawat pasien
Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat dan topik)
Diskusiakan dengan keluarga tentang:
a. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk
memutuskan halusinasinya.
b. Cara merawat angggota keluarga yang halusinasinya dirumah
(beri kagiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama,
bepergian bersama, memantau obat-obatan dan cara
pemberiannya untuk mengatasi halusinasi).
33
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1.Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi Bu, apa benar Ibu keluarga dari Ny. A ? Perkenalkan nama
saya Ika Krisna. Ibu bisa panggil saya mbak Ika . Saya mahasiswa dari Stikes
Bina Sehat PPNI Mojokerto. Saya yang merawat Ny. A. Kalau boleh tau nama
Ibu siapa?.
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana latihannya kemarin? Sudah dipraktikkan belum? Bagus.
c. Kontrak
Topik : Ibu, kita akan mengevaluasi yang sudah kita lakukan kemarin.
Tempat : Mau berbincang-bincang dimana kita Bu? Bagaimana kalau
ditempat ini saja.?
Waktu : Mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?
2. Kerja
Nah, coba sekarang Ibu praktikan lagi bagaimana cara merawat Ny. A ? Baik.
Selain itu masih ada lagi Ibu, jika Ny. A tampak bicara sendiri atau melamun
ataupun melakukan kegiatan yang tidak terkontrol, Ibu bisa langsung
menyapanya, supaya halusinasinya terhenti, tidak berlanjut. Apa Ibu mengerti
yang saya maksud? Bagus.
Kemudian, berikan pujian jika Ibu bisa mengendalikan emosi dan mampu
mengontrol halusinasinya.
Kalau menurut ibu, mana yang lebih efektif untuk memutus halusinasinya Ny. A ?
Mengapa demikian?
Baiklah, ibu bisa mempraktikkan juga.
Coba sekarang Ibu ulangi lagi. Bagus.
Sekarang Kita akan membuat jadwal keluarga dalam mengurus Ny A
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana, apa ibu sekarang mulai bisa merawat Ny. A sendiri?
b. Evaluasi objektif
Bagaimana, apa ibu bisa melakukan yang kita pelajari bersama tadi? Baik.
34
c. Rencana tindak lanjut
Ibu juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain, sehingga nanti bisa
mempermudah dan dapat membantu. Terimakasih atas waktunya ibu.
d. Kontrak
Topik : Kira-kira, kapan kita bisa bertemu lagi?
Tempat : Tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau di tempat
biasanya.
Waktu : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi ibu, jam
09.00
Yaa ibu bertemu dengan teman saya.
35
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
DALAM KELUARGA
1. PROSES KEPERAWATAN
a. Role peran : pasien : liya
Perawat : verisia
Keluarga : ika
b. Kondisi : klien bisa mengontrol halusinasi
c. Diagnosa : Halusinasi dengar
d. SP 4 ( keluarga):
Evaluasi kemampuan keluarga (SP1.2.3)
Latih keluarga mengawasi meminum obat.
RTL keluarga
~ Follow up
~ Rujukan
36
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi ibu, apa benar ibu keluarga dari Ny.A ? Perkenalkan nama
saya perawat verisia. Ibu bisa panggil saya mbak veris. Saya mahasiswa dari
Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto. Saya yang merawat Ny. A . Kalau boleh
tau nama Ibu siapa?.
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana latihannya kemarin? Sudah dipraktikkan belum? Bagus.
c. Kontrak
Topik : Ibu, kita akan mengevaluasi yang sudah kita lakukan kemarin.
Tempat : Mau berbincang-bincang dimana kita Bu? Bagaimana kalau
ditempat ini saja.?
Waktu : Mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?
2. Kerja
Ibu disini saya akan memperjelas terapi obat Ny. A, agar anda dapat berperan
sebagai pengawas minum obat, ini yang warna orange namanya (CPZ)
diminum 3kali sehari pukul 7 pagi, pukul 1 siang dan pukul 7 malam gunanya
untuk membuat pikiran anda tenang. Ini yang warnanya putih namanya (THP)
diminum tiga kali sehari pada jam yang sama dengan obat yang warna orange
pukul 7 pagi, pukul 1 siang, dan 7 malam gunannya untuk rileks dan tidak
kaku. Sedangkan yang warna merah jambu ini (HP) diminum 3 kali sehari,
waktunya sama, gunannya untuk mengghilangkan suara-suara. Kalau suara-
suara sudah hilang obatnya tidak boleh berhenti diminum, nanti konsultasinya
dengan dokter, sebab kalau putus obat Ny. A akan mrngalami kekambuhan
dan akan sulit untuk mengembalikan keadaan semula. Kalau obat habis anda
dapat minta ke Poli untuk mendapatkan obat lagi. Anda juga harus
memastikan bahwa obat-obatan ini sudah diminum Ny. One . ibu jangan lupa
kembali lagi untuk kontrol kondisi Ny .A secara rutin ,.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana, apa ibu sekarang mulai bisa mengawasi Ny. A saat meminum obat?
b. Evaluasi objektif
37
Bagaimana, apa ibu bisa melakukan yang kita pelajari bersama tadi? Baik.
c. Rencana tindak lanjut
Ibu juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain, sehingga nanti bisa
mempermudah dan dapat membantu. Ini pertemuan kita yang terakhir Bu semoga
tindakan apa saja yang kita lakukan dan kita jelaskan dapat bermanfaat bagi
kesembuhan Ny.A , Terimakasih atas waktunya Ibu.
38