Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RESUME DAN SOP PEMBERIAN OBAT

DOSEN PEMBIMBING
AL MURHAN,SKM.,M.Kes.

DISUSUN OLEH :
NAMA :RISKA AYU FITRIANI
NIM :1914401072

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


D.III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
1. Pemberian Obat Oral.
a. Pengertian
Adalah obat yang cara pemberiannya melalui oral atau mulut. Untuk
cara semacam ini ini relatif praktis,aman dan juga ekonomis. Kekurangan dari
pemberian obat secara oral adalah efek yang timbul biasanya lambat, tidak
efektif jika pasien sering muntah-muntah, diare, tidak sabaran, tidak
kooperatif, dan tentunya kurang disukai jika rasanya pahit. Apalagi jika
pasiennya adalah anak kecil.
b. Tujuan
1. Untuk memudahkan dalam pemberian
2. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari
obat tersebut dapat segera diatasi
3. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
4. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan
c. Prosedur
Persiapan alat:
1. Baki berisi obat
2. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
3. Pemotong obat (bila diperlukan)
4. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
5. Gelas pengukur (bila diperlukan)
6. Gelas dan air minum
7. Sedotan
8. Sendok
9. Pipet
10. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak

Prosedur kerja:
a. Siapkan peralatan dan cuci tangan
b. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual,
muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan
pengisapan lambung dll)
c. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat,
waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada
kerugian pada perintah pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang
berwenang atau dokter yang meminta.
d. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil
obat yang diperlukan)
e. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang
sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat
(gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
1) Tablet atau kapsul
a) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa
menyentuh obat.
b) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat
sesuai dengan dosis yang diperlukan.
c) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk
dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian
campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum
menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat
mempengaruhi daya kerjanya.
2) Obat dalam bentuk cair
a) Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum
dituangkan, buang obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih
keruh.
b) Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk
menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
c) Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan,
dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak
akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa dibaca dengan
tepat.
d) Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala.
e) Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan
menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali
akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
f) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka
gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol.
f. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
1) Identifikasi klien dengan tepat.
2) Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang
mudah dimengerti oleh klien.
3) Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi lateral.
Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah
aspirasi.
4) Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan
anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian
anjurkan minum. Posisi ini membantu untuk menelan dan mencegah
aspirasi.
5) Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat, setiap
keluhan, dan tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau
dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.
6) Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-
alat disposibel kemudian cuci tangan.
7) Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.

2. Pemberian obat secara Topikal


a. Pengertian
Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan
cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata, hidung,
lubang telinga, vagina dan rectum. Obat yang biasa digunakan untuk pemberian
obat topikal pada kulit adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Hal ini
dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan
gejala gangguan kulit yang terjadi (contoh : lotion).
 Pada Kulit
Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit adalah
obat yang berbentuk krim, lotion, sprei atau salep. Hal ini dilakukan dengan
tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan
kulit yang terjadi (contoh : lotion). Krim, dapat mengandung zat anti fungal
(jamur), kortikosteorid, atau antibiotic yang dioleskan pada kulit dengan
menggunakan kapas lidi steril.
Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar atau ulkus
dekubitus. Krim adalah produk berbasis air dengan efek mendinginkan dan
emolien. Mereka mengandung bahan pengawet untuk mencegah pertumbuhan
bakteri dan jamur, tetapi bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan sensitisasi
dan dermatitis kontak alergi.Krim kurang berminyak dibandingkan salep dan
secara kosmetik lebih baik ditoleransi.
Tujuan pemberian pada kulit, yaitu :
a. Untuk mempertahankan hidrasi
b. Melindungi permukaan kulit
c. Mengurangi iritasi kulit
d. Mengatasi infeksi
Alat &Bahan :
a. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim, aerosal, sprei)
b. Pinset anatomis
c. Kain kasa
d. Balutan
e. Pengalas
f. Air sabun, air hangat
g. Sarung tangan

Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan tindakan
4. Gunakan sarung tangan
5. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila
terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti
mengoleskan atau mengompres
7. Jika diperlukan, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati
8. Cuci tangan
 Pada Mata
Pemberian obat pada mata dilakukan dengan cara meneteskan obat mata
atau mengoleskan salep mata. Persiapan pemeriksaan struktur internal mata
dilakukan dengan cara mendilatasi pupil, untuk mengukur refraksi lensa dengan
cara melemahkan otot lensa, kemudian dapat juga digunakan untuk
menghilangkan iritasi mata
            Obat mata biasanya berbentuk cairan dan ointment/ obat salep mata yang
dikemas dalam tabung kecil.Karena sifat selaput lendir dan jaringan mata yang
lunak dan responsif terhadap obat, maka obat mata biasanya diramu dengan
kakuatan yang rendah misalnya 2 %.

Alat &Bahan :
1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau beruupa salep
2. Pipet
3. Pinset anatomi dalam tempatnya
4. Korentang dalam tempatnya
5. Plester
6. Kain kasa
7. Kertas tisu
8. Balutan
9. Sarung tangan
10.Air hangat atau kapas pelembab

Prosedur Kerja :
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah, dengan posisi
perawat di samping kanan
d. Gunakan sarung tangan
e. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari
sudut mata kearah hidung. Apabila sangat kotor basuh dengan air
hangat
f. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan
ibu jari, jari telunjuk di ataas tulang orbita
g. Teteskan obat mata diatas sakus konjungtiva . Setelah tetesan
selesai sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata
secara perlahan
h. Apabila obat mata jenis salep, pegang aplikator salep diatas pinggir
kelopak mata kemudian pijat tube sehingga obat keluar dan berikan
obat pada kelopak mata bawah. Setelah selesai anjurkan pesian
untuk melihat kebawah, secara  bergantian dan berikan obat pada
kelopak  mata bagian atas dan biarkan pasien untuk memejamkan
mata dan menggerakan kelopak mata
i. Tutup mata dengan kasa bila perlu
j. Cuci tangan
k. Catat obat, jumlah, waktu dan tempat pemberian

3. Pemberian Obat via Anus/Rektum


a. Pengertian
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus
atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan
pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan
merangsang buang air besar.
Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac
supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh
efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi
bronkus. Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal yang
melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang mengalami
pembedahan rektal.
b. Tujuan
Memberikan efek lokal dan sistemik. Contoh: efek local untuk melunakkan
faeces dan merangsang/melancarkan defekasi, efek sistemik untuk dilatasi bronkus.

Alat dan Bahan:


1. Obat suppositoria dalam tempatnya
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Vaselin/pelicin/pelumas.
5. Kertas tisu.

c. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
5. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin.
6. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan
perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang
lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
7. etelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih
5 menit.
9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
10. Cuci tangan.
11. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.

4.Pemberian Obar Intracutan


a.Pengertian
Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit,yang di lakukan
pada lengan bawah bagian dalam atau di tempat lain yang di anggap perlu.
b.     Tujuan
1. Melaksanakan uji coba obat tertentu,yang di lakukan dengan cara
memasukan obat ke dalam jaringan kulit yang di lakukan untuk tes alergi dan
skin test terhadap obat yang akan di berikan.
2. Memberikan obat tertentu yang pembariannya hanya dapat di lakukan
dengan cara di suntik intrakutan,pada umumnya di berikan pada pasien yang
akan di berikan obat antibiotic.
3. Membantu menentukan diagnose penyakit tertentu.
  Persiapan Alat dan Bahan

1. Catatan pemberian obat


2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit 1 cc/spuit insulin
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya

c.   Prosedur kerja

Persiapan alat dan klien sama dengan persiapan pada pemberian obat,tetapi
di sesuaikan dengan kebutuhan pasien.

1. Jelaskan prosedur tindakan kepada klien.


2. Cuci tangan.
3. Alat-alat di dekatkan di samping klien.
4. Tentukan area yang akan di barikan obat.
5. Bebaskan area yang akan di lakukan penyuntikan/injeksi.
6. Pasang perlak atau pengalas di bawah area yang akan di lakukan injeksi
intrakutan.
7. Ambil obat yang akan di lakukan tes alergi.larutkan atau encerkan dengan
cairan pelarut        ( aquades ),ambil 0,55 cc lalu encerkan lagi sampai 1
cc.siapakan pada bak steril (bak injeksi )
8. Disiinfeksi area yang akan di lakukan penyuntikan dengan kapas alcohol.
9. Regangkan daerah penyuntikan di kulit dengan tangan kiri.
10. Lakukan penyuntikan lubang jarum menghadap di atas membentuk sudut 15-
20 derajat terhadap permukaan kulit.
11. Masukan obat sampai terjadi gelembung.
12. Tarik spuit, jangan lakukan mesase pada area suntikan/injeksi.
13. Catat reaksi pemberian obat.
14. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.
15. Dokumentasikan prosedur pemberian obat atau tes alergi.

5. Pemberian Obat Subcutan


a.   Pengertian
Pemberian obat yang di lakukan dengan suntikan di bawah kulit dapat di
lakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha
sebelah luar, daerah dada dan daerah sekitar umbilicus ( abdomen ). pemberian
obat melalui subkutan ini umumnya di lakukan dalam program pemberian insulin
yang di gunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat dua
tipe larutan, jernih dan keruh. Larutan jernih di sebut juga sebagai insulin reaksi
cepat  ( insulin regular ). Larutan keruh terjadi karena adanya penambahan protein
sehingga memperlambat absorpsi obat atau juga termasuk tipe lambat. Oleh karena
itu, apabila pemberian insulin dengan campuran ke dua larutan tersebut, perlu di
perhatikan dengan carab mencampurnya. Insulin regular dapat di campur dengan
semua jenis insulin lain, sedangkan insulin lente tidak dapat di campur dengan tipe
lain kecuali reguler. Saat pencampuran upayakan dalam mengambil larutan, jarum
tidak menyentuh jenis larutan yang di campur.
b. Tujuan
Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan

    Persiapan Alat dan Bahan

1. Catatan pemberian obat


2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit 1 cc/spuit insulin
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
C.    Prosedur kerja

Persiapan alat dan klien sama dengan persiapan pada pemberian obat,tetapi
di sesuaikan dengan kebutuhan pasien.

1. Jelaskan prosedur tindakan kepada klien.


2. Cuci tangan.
3. Alat-alat di dekatkan di samping klien.
4. Tentukan area yang akan di barikan obat.
5. Bebaskan area yang akan di lakukan penyuntikan/injeksi.
6. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan di berikan.
Kemudian, tempatkan pada bak injeksi.
7. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
8. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan di lakukan suntikan
subkutan.
9. Lakukan penusukan dengan dengan lubang jarum menghadap ke atas
membentuk sudut 45o terhadap permukaan kulit.
10. Lakukan aspirasi. Bila ada darah, obat jangan di masukan.bila tidak ada
darah,obat di masukan perlahan-lahan sampai obatnya habis.
11. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol. Spuit bekas suntikan di masukan
ke dalam bengkok.
12. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.
13. Catat prosedur pemberian obat dan respon pasien/klien.

6. Pemberian Obat Intramuscular


a. Pengertian
Pemberian obat dengan memasukan obat kedalam jaringan otot. Lokasi
penyuntikan pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (pasien harus
berbaring miring). Dorsogluetal (pasien haris telungkup), dan lengan atas (deltoid).
b. Tujuan
Tujuan pemberian obat intramuscular adalah agar absorpsi obat lebih cepat
oleh karena vaskularitas otot.
Alat Dan Bahan
1. Catatan pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran (dewasa: panjang 2,5-,75 cm) ; anak:
panjang 1,25-2,5)
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
c. Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan
3. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesui dosis, kemudian letakkan
dalam bak injeksi.
4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
6. Lakukan penyuntikan:
 Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara
meminta pasien untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi.
 Pada ventrogluteal dengan cara meminta pasien miring,
telungkup, atau telentang dengan lutut dan panggul pada sisi yang akan
disuntik dalam keadaan fleksi.
 Pada dorsogluetal dengan meminta pasien untuk
telungkup dengan lutut diputar kea rah dalam atau miring dengan lutut
bagian atas dan panggul fleksi dan diletakkan didepan tungkai bawah.
 Pada deltoid (lengan atas) dengan meminta pasien untuk
duduk atau berbaring mendatar dengan lengan atas fleksi.
7. Lakukan penusukkan dengan jarum dengan posisi tegak lurus.
8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah
semprotkan obat secara perlahan hingga habis.
9. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah
penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah digunakan
diletakkan di bengkok.
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
11. Catat prosedur dan reaksi pemberian.

7.Pemberian Obat Intravena


a. Pengertian
Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan
obat ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.
b. Tujuan
1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan
injeksi parenteral lain.
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar

Peralatan

1. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat


2. Kapas alkohol
3. Sarung tangan
4. Obat yang sesuai
5. Spuit 2 ml – 5 ml
6. Bak spuit
7. Baki obat
8. Plester
9. Perlak pengalas
10. Pembendung vena (torniquet)
11. Kassa steril (bila perlu)
12. Bengkok
c.       Prosedur kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
3. Salam terapeutik
4. Identifikasi klien
5. Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
6. Atur klien pada posisi yang nyaman
7. Pasang perlak pengalas
8. Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
9. Letakkan pembendung
10. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau
rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri
yang berlebihan.
11. Pakai sarung tangan
12. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan
gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm.
Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari
kulit yang mengandung mikroorganisme.
13. Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
14. Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area
penusukan dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih
kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena
yang akan ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum pada posisi 30.
15. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena
16. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit
dan tangan dominan menarik plunger.
17. Observasi adanya darah pada spuit
18. Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan.
19. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan,
sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada
area penusukan
20. Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi
betadin
21. Kembalikan posisi klien
22. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok
23. Buka sarung tangan
24. Cuci tangan
25. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai