Disusun oleh :
Adhirajasa wira manggala
Amila ihsana
Anggi pratama
Mia siti susiati
Singgih romadhon
Puspita ainun karvitiana
Pujisyukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu
kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang trend dan issu
gangguan jiwa
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna
serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait
masalah trend dan issu gangguan jiwa
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap
pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Rumusan Masalah.................................................................................1
3. Tujuan Penulisan...................................................................................1
4. Manfaat Penulisan...............................................................................10
BAB II............................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................2
1. Kesehatan Jiwa......................................................................................2
2. Ciri-ciri Jiwa yang Sehat.......................................................................2
3. Pandangan Perawat Terhadap Pasien Penyakit Jiwa.............................4
4. Pengertian Keperawatan Jiwa...............................................................5
5. Trend dan Issu Keperawatan Jiwa.........................................................6
6. Manfaat Proses Keperawatan Jiwa........................................................8
BAB III.........................................................................................................11
PENUTUP....................................................................................................11
Kesimpulan dan Saran..............................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pada saat ini masalah kesehatan jiwa menjadi masalah yang paling
mengancam di dunia. Setiap tahun korban akibat gangguan jiwa selalu meningkat.
Hal ini disebabkan oleh beban hidup yang semakin lama semakin berat. Gangguan
jiwa ini tidak hanya terjadi pada kalangan bawah tetapi juga kalangan pejabat dan
kalangan menengah ke atas. Pada saat ini penyakit gangguan jiwa tidak hanya dialami
oleh orang dewasa dan lansia tetapi juga oleh anak-anak dan remaja. Seseorang yang
terkena gangguan jiwa akan melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan seperti
menggunakan obat-obatan terlarang dan melakukan bunuh diri.
Kasus bunuh diri sudah menjadi masalah besar di beberapa Negara di dunia
seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, Inggris dan lain-lainnya. Selain factor diatas
penyebab seseorang mengalami gangguan jiwa juga disebabkan oleh perkembangan
otak ketika masih janin yang menyebabkan penyakit skizofrenia. Oleh karena itu saat
ini seluruh Negara di dunia berusaha meningkatkan kesehatan jiwa warga negaranya.
Begitu juga dengan Indonesia yang berusaha meningkatkan pelayanan pada
pasiennya dengan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan jiwa.
2. PERUMUSAN MASALAH
1
f. Manfaat keperawatan jiwa bagi pasien dan perawat?
3. TUJUAN PENULISAN
4. MANFAAT PENULISAN
Bagi penulis, penyusunan makalah ini bermanfaat ganda, yaitu selain lebih
memahami perihal penyakit jantung coroner pada lansia, penulis juga bisa mengasah
dan mengembangkan kemampuannya di bidang penulisan karya ilmiah. Sedangkan
bagi pembaca seperti instansi kesehatan terkait maupun masyarakat makalah ini dapat
menjadi referensi untuk meningkatkan pelayanan dan perawatan pada pasien yang
mengidap penyakit jantung koroner.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. KESEHATAN JIWA
Menurut WHO kesehatan jiwa adalah kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada
gangguan jiwa melainkan megandung berbagai karakteristik yang positif
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadiannya.
Pada jiwa yang sehat ada beberapa factor yang dapat memprngaruhinya.
Factor tersebut adalah sebagai berikut :
Beberapa teori percaya bahwa tidak ada satupun manusia normal dengan
sempurna dan kemampuan untuk mempertahankan sebuah mental yang sehat di
pandangan hidupnya. Di sisi lain orang yang mengalami kecacatan genetik
mempengaruhi seseorang untuk mempertahankan kesehatan jiwanya. Setiap orang
memiliki sifat yang berbeda, ada yang sensitive dan ada yang temperamental semua
itu dipengaruhi oleh lingkungannya.
3
Hal ini mengacu pada interaksi dengan orang tua di masa kecil juga akan
mempengaruhi kesehatan jiwa. Pemeliharaan yang dimulai dengan positif ketika anak
dilahirkan akan menciptakan perasaan cinta, aman dan mau menerima. Pemeliharan
yang buruk ketika kecil juga akan mempengaruhi mental sang anak seperti
kekurangan kasih saying ibu, penolakan dari orang tua dan kegagalah komunikasi
awal.
Keadaan hidup bisa mempengaruhi keadaan mental seseorang dimulai dari dia
lahir. Contoh keadaan yang positif adalah sukses di sekolah, keuangan yang
mencukupi, kesehatan fisik yang baik, pekerjaan yang menyenangkan dan
perkawinan yang sukses. Sedangkan keadaan hidup yang negative meliputi kesehatan
fisik yang buruk, pekerjaan dan perkawinan yang tidak sukses.
Setiap orang ingin memiliki jiwa yang sehat, tetapi tidak semua orang bisa
mengontrol emosi dan mengelola stresnya. Sehingga banyak orang yang memilih
jalan yang salah yaitu dengan mengakhiri hidupnya. Jiwa yang sehat memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :
1. Menurut WHO :
4
a. memiliki persepsi realita yang efektif.
b. Menerima diri sendiri
c. Spontan
d. Sederhana dan wajar
3. Menurut Jahoda
Bukan hanya kesehatan fisik saja yang penting, tetapi kesehatan jiwa juga
harus dijaga agar bisa menjalankan kehidupan dengan baik. Menjaga kesehatan jiwa
sangat sulit karena masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Bagi seseorang yang
tidak mampu mengelola emosi dan stressnya akan menyebabkan gangguan pada
jiwanya. Walaupun begitu seorang perawat memiliki pandangan positif terhadap
seseorang yang mengalami gangguan jiwa, yaitu sebagai berikut :
5
C. Perilaku manusia selalu dipengaruhi oleh factor lingkungan yang dapat
menguatkan dan melemahkanSeorang perawat akan selalu berfikir positif
tentang pasiennya, walaupun pasien tersebut mengalami gangguan
kejiwaan. Selain itu seorang perawat juga akan melakukan evaluasi tentang
kesehatan pada jiwa pasiennya, yaitu sebagai berikut :
6
5. TREN DAN ISU KEPERAWATAN JIWA
Tren dan isu dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat
dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap
ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik
dalam tatanan regional maupun global. Berikut ini beberapa contoh tren dan isu yang
terjadi dalam keperawatan jiwa :
Di Indonesia banyak terjadi gangguan jiwa di mulai pada usia 19 tahun dan jarang
sekali melihat fenomena masalah sebelum anak lahir. Perkembangan pada saat ini
menunjukkan bahwa jika berbicara masalah kesehatan jiwa harus dimulai dari masa
konsepsi bahkan sebelum pranikah. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa
adanya keterkaitan kesehatan fisik dan mental seseorang ketika berada dalam
kandungan di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian berikut membuktikan
bahwa kesehatan mental seseorang dimulai pada masa konsepsi. Berikut ini
merupakan hasil dari penelitian :
a. Marc Lehrer ( 300 bayi yg diteliti): stimulasi dini ( berupa suara, musik,
getaran, sentuhan ) setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental dan
emosional yg lebih baik.
b. Mednick : ada hubungan skizofrenia dengan infeksi virus dalam kandungan.
Mednick membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi sedang berada
pada trimester dua dalam kandungan mempunyai resiko yang lebih tinggi
untuk menderita skizofrenia di kemudian hari. Penemuan penting ini
menunjukkan bahwa lingkungan luar yang terjadi pada waktu yang tertentu
dalam kandungan dapat meningkatkan risiko menderita skizofrenia.
7
B. Tren peningkatan masalah kesehatan
Pada era globalisasi ini masalah kesehatan jiwa sudah meningkat, hal ini
sudah terbukti dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh beban hidup yang
semakin berat. Pada saat sekarang ini pasien gangguan jiwa bukan hanya dari
kalangan bawah tetapi juga dari kalangan mahasiswa, pns, pegawai swasta pejabat
dan masyarakat kalangan menengah ke atas. Semua itu terjadi karena sebagian besar
masyarakat menengah ke atas tidak mampu mengelola stress dan juga bisa
disebabkan oleh post powewr syndrome atau mutasi jabatan. Pada saat sekarang ini
penyakit gamgguan jiwa tidak lagi mengenal strata social dan usia. Banyak orang
kaya yang terkena gangguan jiwa karena hartanya habis akibat bencana.
Selain itu kasus neurosis pada anak dan remaja, juga menunjukkan
kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk gangguan kejiwaan yang
mengakibatkan penderitanya mengalami stress, kecemasan yang berlebihan,
gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak jelas penyebabnya. Tipe
gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan psikotik. Klien yang menunjukkan
gejala perilaku yang abnormal secara kasat mata. Inilah orang yang kerap mengoceh
tidak karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain,
seperti mengamuk.
8
D. Tren bunuh diri pada anak-anak dan remaja
9
Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pada anak, maka pola asuh
keluarga kembali menjadi sorotan Pola asuh yang baik adalah pola asuh dimana
orang tua menerapkan kehangatan yang tinggi disertai dengan kontrol yang tinggi.
Kehangatan adalah Bagaimana orang tua menjadi teman curhat, teman bermain,
teman yang menyenangkan bagi anak terutama saat rekreasi, belajar dan
berkomunikasi. Berbagai upaya agar anak dekat dan berani bicara pada orang tuanya
saat punya masalah. Orang tua menjadi teman dalam ekspresi feeling anak sehingga
anak menjadi sehat jiwanya. Bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal disiplin
di rumahnya. Kemandirian menjadi hal yang sangat penting dalam kesehatan jiwa,
karena akan memiliki self confidence yang cukup. Orang tua juga melatih anak
bertanggung jawab mengerjakan tugas-tugas di rumah sepert: mencuci, menyiram
bunga dll
10
a. Pelayanan keperawatan mental psikiatri, kurang dapat dipertanggungjawabkan
karena masih kurangnya hasil-hasil riset tentang keperawatan jiwa klinik.
b. Perawat psikiatri, kurang siap menghadapi pasar bebas karena pendidikannya
yang rendah dan belum adanya licence untuk praktek yang diakui secara
internasional.
c. Pembedaan perang perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan pengalaman
sering kali tidak jelas “position description” job responsibility dan system
reward dalam pelayanan.
d. Menjadi perawat psikiatri bukanlah pilihan bagi peserta didik (mahasiswa
keperawatan.
11
peran perawat lebih besar dari pada peran klien, namun pada proses akhirnya
diharapkan peran klien lebih besar daripada peran perawat, sehingga kemandirian
klien dapat dicapai (Keliat, 1998). Manfaat dari proses kepeawatan jiwa dapat
disimpulkan sebagai berikut :
12
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
Banyaknya persoalan yang dihadapi selama hidup ini seperti ekonomi dan
kemiskinan dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mental. Orang yang
mengalami depresi atau stress akan berusaha menghilangkan stresnya dengan
menggunakan NAPZA dan ada yang melakukan bunuh diri. Untuk itu sebagai
seorang perawat kita harus bisa merawat pasien dengan gangguan jiwa dengan baik
agar tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Penigkatan pelayanan terhadap pasien
juga harus diperhatikan. Untuk mengurangi pasien penyakit jiwa bisa dilakukan
dengan dimensi spiritual, sehingga pasien harus lebih diperkenalkan dengan
agamanya dan memperkuat imannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, A.I, Sadock B.J. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (I); Jakarta. Widya
Medika.
Hamid, A.Y.S. (2009). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa (I);
Jakarta. Buku Kedokteran ECG.
Shives, L.R. (1998). Basic Consept of Psychiatric-Mental Health Nursing (4); East
Washington Square. Lippincott.
14