Anda di halaman 1dari 12

Laporan UKM F1

Penyuluhan Praktek 6 Langkah Cuci Tangan 27/8

LB

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari
jemari menggunakan air dan sabun atau handrub oleh manusia untuk menjadi bersih dan
memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang
membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik
dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling pentingdalam pencegahan dan
pengontrolan infeksi. Mencuci tangan merupakan proses pembuangan kotoran dan debu
secara mekanis dari kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan
adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi jumlah mikroorganisme. Mencuci tangan juga dapat menghilangkan sejumlah
besar virus yang menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang
saluran cerna, seperti diare dan saluran nafas seperti influenza. Hampir semua orang
mengerti pentingnya mencuci tangan pakai sabun, namun masih banyak yang tidak
membiasakan diri untuk melakukan dengan benar pada saat yang penting

Permasalahan

Masih banyak warga masyarakat, dan siswa siswi sekolah dasaryang belum mengetahui
tatacara 6 langkah mencuci tangan yang baik dan benar.

Perencanaan dan pemilahan

⁃ sosialisasi tentang pentingnya mencuci tangan


⁃ mempraktekkan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar

Pelaksanaan

kegiatan dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Al Khoiriyah bersamaan dengan dilakukannya


program pencegahan penyakit menular berupa BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang
dihadiri siswa siswi Mi Al khoriyah, wali murid dan guru. penyuluhan dilakukan oleh peserta
PIDI dan peragaan cara cuci tangan yang baik dan benar dilakukan oleh pegawai puskemas

Monitoring

Kegiatan berjalan lancar


Diharapkan setelah ini masyarakat dapat melakukan cuci tangan dengan 6 langkah dan tau
kapan saja dia harus cuci tangan.
Penyuluhan Mengenai cara pencegahannya penyakit cacingan 28/8

LB

Kecacingan merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang berhubungan erat dengan kondisi lingkungan. Penyebaran kecacingan ini
melalui kontaminasi tanah oleh tinja yang mengandung telur cacing. Telur tumbuh dalam
tanah, dengan suhu optimal ± 30°.lnfeksi cacing terjadi bila telur yang infektif masuk melalui
mulut bersama makanan atau minuman yang tercemar atau melalui tangan yang
kotor.Prevalensi kecacingan sangat tinggi terutama di daerah tropis, subtropis dan beriklim
basah dimana hygiene dan sanitasi masih kurang, seperti di Afrika, Cina dan Asia Timur.
Prevalensi Ascariasis di Indonesia yang masih cukup tinggi ditemukan antara lain di
beberapa desa di Sumatera sebesar 78% dan di Kalimantan sebesar 79%. Prevalensi
Trichuriasis juga masih cukup tinggi antara lain Sumatera dan Kalimantan sebesar 83%.

Permasalahan

Anak usia sekolah dasar menjadi populasi terbesar dalam Infeksi cacingan. Usia 6-12 tahun
adalah usia yang rentan terInfeksi kecacingan karena aktifitas mereka banyak berhubungan
dengan tanah. Hal ini erat kaitannya dengan perilaku hidup sehat atau personal hygiene,
meliputi kebersihan kuku, mencuci makanan, minum air yang di rebus, dan kebiasaan cuci
tangan setelah BAB pada anak sekolah dasar.

Perencanaan

Dilakukan penyuluhan tentang pengertian penyakit cacingan pada anak, penyebab


terjadinya cacingan, cara pencegahannya serta memberi edukasi untuk selalu berprilaku
hidup bersih dan sehat.
Dilakukan sosialisasi cuci tangan 7 langkah yang baik dan benar.

Monitoring
Secara keseluruhan, acara penyuluhan mengenai penyuluhan tentang pencegahan penyakit
cacingan ini berjalan dengan baik dan lancar. Seluruh peserta mengikuti penyuluhan sampai
selesai. Respons peserta cukup baik yang ditunjukkan dengan memperhatikan, dan memberi
tanggapan. Setelah dilakukannya penyuluhan ini diharapkan angka kejadian penyakit
cacingan dapat menurun.

Penyuluhan Penyakit Tidak Menular (Hipertensi, DM) dan Bahaya Rokok 29/8

LB
Berdasarkan hasil survey mawas diri masyarakat Desa Suban Jaya Sakti Muara megang 1.
Penyakit degeneratif merupakan salah satu masalah dunia kesehatan di Indonesia termasuk
hipertensi. Tingginya angka kejadian hipertensi dan DM di Puskesmas Mekarmukti menjadi
latar belakang dilakukannya penyuluhan mengenai hipertensi dan DM. Merokok merupakan
salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
dimanapun tempat selalu ditemukan orang merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil,
anak muda, orang tua, status kaya atau miskin tanpa terkecuali sehingga menjadi landasan
untuk penyuluhan bahaya merokok.

Permasalahan

- Masih banyak masyarakat yang tidak menghiraukan bahaya merokok baik bagi perokok
aktif maupun pasif
-Beberapa masyarakat belum mengerti mengenai batasan normal tensi dan gula darah
-Kurangnya pemahaman mengenai gejala spesifik pencegahan dan bagaimana mengatur
gaya hidup agar terhindar dari hipertensi dan DM.
- Tingginya angka kejadian hipertensi dan DM yang tidak terkontrol

perencanaan

-Memberikan penyuluhan mengenai bahaya rokok baik perokok aktif maupun pasif, rokok
konvesional maupun elektrik.
-Memberikan penyuluhan mengenai DM dan hipertensi
- Melakukan tanya jawab (diskusi terbuka), agar para peserta dapat dengan mudah
memahami materi yang disampaikan.

Pelaksanaan

Telah dilakukan kegiatan penyuluhan hipertensi, DM dan bahaya rokok untuk warga Desa
Suban Jaya Sakti Muara Megang 1 kecamatan Megangsakti di:
Tempat: Gedung Posyandu Desa Suban Jaya Sakti Muara Megang 1
Waktu: 29 Agustus 2020, pukul 08.45-12.00

Monitoring

Secara keseluruhan, acara penyuluhan mengenai penyakit hipertensi, DM dan bahaya rokok
ini berjalan dengan baik dan lancar. Seluruh peserta mengikuti penyuluhan sampai selesai.
Respons peserta cukup baik yang ditunjukkan dengan memperhatikan, memberi tanggapan,
dan mengajukan pertanyaan. Setelah dilakukannya penyuluhan ini diharapkan angka
kejadian penyakit hipertensi dan DM yang tidak terkontrol dapat menurun, serta kesadaran
penderita terhadap bahaya rokok terhadap kesehatan menjadi lebih baik.
Dm- posyandu lansia
Mengenal Lebih Jauh Diabetes Melitus 15/9

LB
Diabetes Melitus (DM) adalah merupakan penyakit Global endemik. Saat ini diperkirakan
171 juta pasien menderita DM seluruh dunia dan diperkirakan tahun 2030 akan menjadi dua
kali lipatnya. Penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia secara epidemiologi diperkirakan
bahwa pada tahun 2030 prevalensi mencapai 21,3 juta orang atau merupakan negara urutan
keempat dengan jumlah perkiraan penderita DM didunia. Semua pasien tersebut beresiko
mengalami komplikasi baik mikrovaskular maupun makrovaskular yang dapat menyebabkan
tingginya biaya perawatan dan pengobatan.
Bertambahnya jumlah penderita DM yang meningkat terus menerus ini dipengaruhi oleh
pertumbuhan penduduk, proses penuaan, urbanisasi dan pertambanhan jumlah prevalensi
obesitas dan physical inactivity. Sehingga diperlukan suatu upaya promotif dan preventif
terhadap penyakit DM. Bagi pasien yang telah terkena DM maka manajemen DM yang baik
diharapkan dapat menurunkan resiko komplikasi. Tujuan penatalaksanaan DM meliputi .
Mencegah komplikasi, meningkatkan kualitas hidup, dengan menormalkan kadar gula darah
dan dikatakan DM terkontrol, sehingga sama dengan orang normal.

PERMASALAHAN
Kurangnya pemahaman bagi peserta dalam hal ini yaitu para peserta posyandu lansia desa
Megang sakti 4 mengenai Diabetes Melitus, dimana diharapkan para lansia tersebut dapat
mengerti tentang penyakitnya, mulai dari apa itu Diabetes Melitus, Faktor Resiko,
Pencegahan, pengobatan yang baik bagi penderita DM, maupun sekilas mengenai aturan
dietnya.

PERENCANAAN
Topik : mengenal lebih jauh Diabetes Melitus
Metode : Ceramah, tanya jawab.
Media dan Alat : buku bergambar
Materi : Definisi Diabetes Melitus, Faktor Resiko, Pencegahan, pengobatan yang baik bagi
penderita DM, maupun sekilas mengenai aturan dietnya.
Sasaran : Semua lansia peserta Posyandu lansia desa Megang sakti 4

PELAKSANAAN
Waktu : 15 septemberber 2020
Tempat : balai desa megang sakti 4
Jumlah Peserta :kurang lebih 20 lansia peserta Posyandu Lansia Desa Megang sakti 4, Kader
Desa Megang sakti 4
Proses Pelaksanaan :
Kegiatan dimulai dengan pembukaan yaitu perkenalan, lalu diteruskan dengan pemberian
materi mengenai Diabetes Melitus. Dilanjutkan sesion tanya jawab.

MONITORING
Hasil yang didapat pada kegiatan ini adalah berupa peningkatan pengetahuan mengenai
Diabetes Melitus. Peningkatan pengetahuan ini dilakukan dengan cara mengevaluasi tingkat
pengetahuan peserta dengan cara sesion tanya jawab oleh pembicara dan peserta.
Saran yang dapat saya berikan kepada puskesmas adalah harus lebih sering mengadakan
penyuluhan mengenai penyakit penyakit degeneratif, terutama DM secara berkala tidak
hanya kepada kader tetapi juga kepada para pasien penderita DM yang ada di puskesmas.

Penyuluhan mengenai Pandemi covid-19 12/9

LB

Corona virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan
corona virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada
setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi
rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat
dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian.
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia
yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari
2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru corona virus. Pada tanggal 30
Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19
sebagai pandemi.
Berkaitan dengan kebijakan penanggulangan wabah penyakit menular, Indonesia telah
memiliki Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular,
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penangulangan Wabah Penyakit
Menular, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
Untuk itu dalam rangka upaya penanggulangan dini wabah COVID-19, Menteri Kesehatan
telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020
tentang Penetapan Infeksi Novel Corona virus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit
Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya. Penetapan didasari oleh
pertimbangan bahwa Infeksi Novel Corona virus (Infeksi 2019-nCoV) telah dinyatakan WHO
sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC). Selain itu meluasnya penyebaran
COVID-19 ke berbagai negara dengan risiko penyebaran ke Indonesia terkait dengan
mobilitas penduduk, memerlukan upaya penanggulangan terhadap penyakit tersebut.
Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke berbagai negara
dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020, WHO melaporkan 11.84.226 kasus
konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR 4,6%).
Indonesia melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus meningkat dan
menyebar dengan cepat di seluruh wilayah Indonesia.

PERMASALAHAN

situasi COVID-19 di tingkat global maupun nasional masih dalam risiko sangat tinggi. Selama
pengembangan vaksin masih dalam proses, dunia dihadapkan pada kenyataan untuk
mempersiapkan diri hidup berdampingan dengan COVID-19. Oleh karenanya diperlukan
pengetahuan masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19.

PERENCANAAN
Topik : pengetahuan mengenai pandemi covid-19
Metode : Ceramah, tanya jawab,
Media dan Alat : leaflet dan video
Materi : apa itu covid-19, apa saja gejala yang bisa timbul,bagaimana cara pennularan dan
cara pencegahan
Sasaran : peserta siapa saja

PELAKSANAAN
Waktu : 12 september 2020
Tempat : Balai desa mulyosari
Jumlah Peserta : ibu dari anak yang di imunisasi, dan ibu hamil peserta posyandu (kurang
lebih 30 orang)
Proses pelaksanaan : penyuluhan berlangsung kondusif, peserta memberikan beberapa
pertanyaan tentang covid-19

MONITORING
Secara keseluruhan, acara penyuluhan mengenai penyuluhan tentang pencegahan penyakit
cacingan ini berjalan dengan baik dan lancar. Seluruh peserta mengikuti penyuluhan sampai
selesai. Respons peserta cukup baik yang ditunjukkan dengan memperhatikan, dan memberi
tanggapan. Setelah dilakukannya penyuluhan ini diharapkan masyarakat mengerti tentang
COVID-19.
F2

Pengawasan Tempat Makan (Warung Makan di Desa Talang ubi) 7/9

LB
Berdasarkan hasil survey mawas diri masyarakat Desa Talang Ubi.

Permasalahan

-Kurangnya higienitas dan kebersihan baik dari pegawai/pekerja yang melayani maupun
lingkungan kerja sepeti dapur dan tempat mencuci alat makan
-Tidak adanya penutup/tirai/tudung saji yang menutupi makanan

PERENCANAAN

- Memberikan pengetahuan kepada para pekerja mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan
higienitas baik dari personal hygiene maupun tempat lingkungan kerja, terlebih dalam proses
produksi makanan
- Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga makanan dengan lilin, tudung saji
ataupun tirai untuk mencegah kontaminasi dengan lalat agar dapat menghindari penyakit yang
dapat timbul dari makanan yang tidak bersih, seperti diare atau tifoid.

PELAKSANAAN

Telah dilakukan pengawasan tempat makan di:


Tempat: Warung Makan di Desa Talang Ubi
Waktu: 7 September 2020, pukul 08.30 – 09.30

MONITORING
- Melaporkan hasil pengawasan kepada penanggung jawab program terkait
- Melakukan pengawasan kembali secara rutin untuk menilai perkembangan
Memonitoring perkembangan kebersihan dan higienitas baik personal hygiene maupun
lingkungan kerja terkait
Pengawasan Tempat Jajan di Sekolah SDN 2 Jajaran Baru 29/8

LB
- Hasil pemeriksaan BPOM bahwa banyak beredar jajanan sekolah tidak layak konsumsi.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang zat berbahaya pada makanan.

PERMASALAHAN

- Kurangnya higienitas dan kebersihan baik dari pegawai/pekerja yang melayani maupun
lingkungan kerja
- Terdapat banyak kasus faringitis, diare dan tifoid akibat mengonsumsi jajanan sekolah.
- Kurang aktifnya masyarakat di Puskesmas Mekarmukti dalam pencarian informasi mengenai
jajanan berbahaya.

PERENCANAAN

- Memberikan pengetahuan kepada para penjual jajanan mengenai pentingnya menjaga


kebersihan dan higienitas baik dari personal hygiene maupun tempat lingkungan kerja, terlebih
dalam proses produksi dan penyajian makanan
- Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya menghindari bahan-bahan berbahaya pada
makanan agar dapat menghindari penyakit yang dapat timbul dari makanan yang tidak bersih,
seperti diare atau tifoid.

PELAKSANAAN
Telah dilakukan pengawasan tempat jajan di:
Tempat: SDN 02 JAJARAN BARU
Waktu: 29 Agustus 2020, pukul 08.15 – 09.00

MONITORING
- Melaporkan hasil pengawasan kepada penanggung jawab program terkait
- Melakukan pengawasan kembali secara rutin untuk menilai perkembangan
- Memonitoring perkembangan kebersihan dan higienitas baik personal hygiene maupun
lingkungan kerja terkait

Pengawasan Tempat produksi makanan tradisional (tiwul) 15/9

LB
Berdasarkan hasil survey mawas diri masyarakat Desa Megangsakti 4.
PERMASALAHAN
- Kurangnya pengetahuan pekerja dan pembuat tiwul mengenai proses produksi makanan olahan
yang baik dan benar.
- Kurangnya pengetahuan pekerja dan pembuat tiwul mengenai pengolahan makanan dan
dampaknya bagi kesehatan.
- Kurangnya kebersihan dan higienitas pekerja dan lingkungan tempat kerja.

PERENCANAAN

- Melakukan penyuluhan terhadap pekerja dan pembuat tiwul mengenai proses produksi
makanan olahan yang baik dan benar.
- Melakukan penyuluhan terhadap pekerja dan pembuat tiwul mengenai pengolahan makanan
dan dampaknya bagi kesehatan.
- Memberikan pengetahuan kepada para pekerja mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan
higienitas baik dari diri sendiri maupun tempat lingkungan kerja, terlebih dalam proses produksi
makanan

PELAKSANAAN

Telah diakukan pengawasan dan penyuluhan di:


Tempat: Rumah Produksi makanan tradisional (Tiwul mbah X) Di desa Megang sakti 4
Waktu: 15 september, pukul 09.00-10.00

MONITORING

- Melaporkan hasil pengawasan dan penyuluhan ke penanggung jawab program terkait


- Memonitoring perkembangan kebersihan dan higienitas lingkungan kerja terkait
Melakukan Rapat Loka Karya Mini

LB
Membangun kesehatan, dalam hal ini meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
bukanlah tanggung jawab sepenuhnya dilimpahkan kepada instansi kesehatan saja,
puskesmas atau rumah sakit, tapi tanggung jawab bersama secara kolektif semua elemen
bangsa, baik yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak, karena kesehatan memiliki
relasi dan dampak besar pada semua sektor, seperti ekonomi, pendidikan, sosial dan
sebagainya, karena semua hal tidak akan berjalan jika pelaku atau lakon (manusia) tidak fit
atausehat.

Membangun kesehatan, dalam hal ini meningkatkan derajat kesehatan masyarakat


bukanlah tanggung jawab sepenuhnya dilimpahkan kepada instansi kesehatan saja,
puskesmas atau rumah sakit, tapi tanggung jawab bersama secara kolektif semua elemen
bangsa, baik yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak, karena kesehatan memiliki
relasi dan dampak besar pada semua sektor, seperti ekonomi, pendidikan, sosial dan
sebagainya, karena semua hal tidak akan berjalan jika pelaku atau lakon (manusia) tidak fit
atausehat.

Masalah kesehatan di negeri ini begitu kompleks, baik dari sistem penerapannya maupun
dari pola hidup masyarakat itu sendiri, namun memang unsur gaya hidup masyarakat inilah
yang sangat serius disoroti, karena akan menjadi percuma jika pemerintah, instansi
kesehatan menjalankan sistem dan program kesehatan yang profesional dan bermutu tanpa
di imbangi respon dari masyarakat itu sendiri sebagai pelaku dan obyek untuk berprilaku
hidup bersih dan sehat, yaitu melalui paradigma sehat.

Tentu dalam menyikapi dan merespon permasalahan kesehatan harus keterlibatan semua
pihak, semua elemen dan unsur terkait untuk bergandengan tangan, memperbaiki sistem
dan merubah pola hidup sehat dimasyarakat, sehingga apa yang dicita-citakan bangsa dapat
terwujud.

Lokakarya Mini Lintas sektor puskesmas adalah salah satu ruang membangun komitmen,
menyatukan misi ditingkatan pemanku kepentingan, camat sebagai pemerintah kecamatan,
kepala desa sebagai representasi masyarakat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
pemuda, dan puskesmas sebagai instasi kesehatan untuk sama-sama bersinergi
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Permasalahan

Masih ada beberapa desa yang belum tercapai target program kesehatan yang telah di
tetapkan pemerintah contohnya program imunisasi pada beberapa desa ada yang belum
mencapai target.

Perencanaan dan pemilahan


Dilakukan rapat lintas sektor yang dihadiri oleh kepala puskesmas, pegawai puskesmas,
bidan desa dan peserta PIDI.

Pelaksanaan

Kegiatan berlangsung di Puskesmas Megangsakti dari pukul 09.00-selesai. Membahas


mengenai pencapaian puskesmas dan kerja yang dilakukan dalam kesehatan lingkungan
masyarakat.

Monitoring

Kegiatan berjalan dengan lancar.

Pengawasan Tempat Jajan di Sekolah SDN 03 Megangsakti / 28/8

LB
- Hasil pemeriksaan BPOM bahwa banyak beredar jajanan sekolah tidak layak konsumsi.
� - Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang zat berbahaya pada makanan.

Permasalahan

- Kurangnya higienitas dan kebersihan baik dari pegawai/pekerja yang melayani maupun
lingkungan kerja
- Terdapat banyak kasus faringitis, diare dan tifoid akibat mengonsumsi jajanan sekolah.
- Kurang aktifnya masyarakat di Puskesmas Mekarmukti dalam pencarian informasi mengenai
jajanan berbahaya.

Perencanaan

- Memberikan pengetahuan kepada para penjual jajanan mengenai pentingnya menjaga


kebersihan dan higienitas baik dari personal hygiene maupun tempat lingkungan kerja, terlebih
dalam proses produksi dan penyajian makanan
- Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya menghindari bahan-bahan berbahaya pada
makanan agar dapat menghindari penyakit yang dapat timbul dari makanan yang tidak bersih,
seperti diare atau tifoid.

Pelaksanaan

Telah dilakukan pengawasan tempat jajan di:


Tempat: SDN 03 Megangsakti
Waktu: 28 agustus 2020, pukul 08.15 – 09.00
Monitoring
- Melaporkan hasil pengawasan kepada penanggung jawab program terkait
- Melakukan pengawasan kembali secara rutin untuk menilai perkembangan
- Memonitoring perkembangan kebersihan dan higienitas baik personal hygiene maupun
lingkungan kerja terkait

Anda mungkin juga menyukai