Anda di halaman 1dari 46

F1

1. Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Remaja

LB

Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting, terutama pada remaja. Sebab, masa
remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik menjaga kebersihan, yang bisa
menjadi aset dalam jangka panjang.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja adalah orang yang berusia 12 hingga 24 tahun.
Masa remaja merupakan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Artinya, proses pengenalan
dan pengetahuan kesehatan reproduksi sebenarnya sudah dimulai pada masa ini. Secara sederhana,
reproduksi berasal dari kata “re” yang berarti kembali dan “produksi” yang artinya membuat atau
menghasilkan.

Reproduksi bisa diartikan sebagai proses kehidupan manusia dalam menghasilkan kembali
keturunan. Karena definisi yang terlalu umum tersebut, seringnya reproduksi hanya dianggap
sebatas masalah seksual atau hubungan intim. Alhasil, banyak orang tua yang merasa tidak nyaman
untuk membicarakan masalah tersebut pada remaja. Padahal, kesehatan reproduksi, terutama pada
remaja merupakan kondisi sehat yang meliputi sistem, fungsi, dan proses reproduksi.

Kurangnya edukasi terhadap hal yang berkaitan dengan reproduksi nyatanya bisa memicu terjadinya
hal-hal yang tak diinginkan. Salah satu hal yang sering terjadi karena kurangnya sosialiasi dan edukasi
adalah penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, hingga aborsi yang berakibat pada
hilangnya nyawa remaja.

Permasalahan

Pada dasarnya, remaja perlu memiliki pengetahuan seputar kesehatan reproduksi. Tak hanya untuk
menjaga kesehatan dan fungsi organ tersebut, informasi yang benar terhadap pembahasan ini juga
bisa menghindari remaja melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

Memiliki pengetahuan yang tepat terhadap proses reproduksi, serta cara menjaga kesehatannya,
diharapkan mampu membuat remaja lebih bertanggung jawab. Terutama mengenai proses
reproduksi, dan dapat berpikir ulang sebelum melakukan hal yang dapat merugikan.
Pengetahuan seputar masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja. Sebab, anak laki-
laki juga harus mengetahui serta mengerti cara hidup dengan reproduksi yang sehat. Pergaulan yang
salah juga pada akhirnya bisa memberi dampak merugikan pada remaja laki-laki pula.

Perencanaan dan pemilihan intervensi

Metode yang dilakukan adalah sosialisi pada saat kegiatan Full Day Service. Dimana tim dari
puskesmas datang ke desa-desa untuk memberikan pelayanan kesehatan dan berbagi informasi
tentang kesehatan reproduksi remaja Desa Temuan Jaya.

Pelaksanaan

Melakukan penyuluhan dan interaksi tanya jawab pada remaja Desa Temuan Jaya.

2. Penyuluhan Narkoba

LB

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai
pada saat terjadinya kematangan seksual antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Bila
remaja tidak mampu menjalankan tugas dengan baik mereka cenderung menganggap hidup adalah
penderitaan, tidak menyenangkan dan melakukan hal-hal seperti: menyakiti diri, lari dari kehidupan
dan keluarga, terlibat pergaulan bebas, pengguna alkohol, serta lebih jauh terlibat dalam dunia
narkotika, psikotropika, obat-obatan terlarang dan zat adiktif lainnya.

Permasalahan

Banyak faktor yang dapat menyebabkan remaja mulai menyalahgunakan narkoba, sehingga pada
akhirnya dapat menyebabkan ketergantungan. Beberapa faktor penyebab penyalahgunaan narkoba
diantaranya yaitu: faktor kepribadian, faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor pendidikan, faktor
masyarakat dan komunitas sosial, faktor populasi yang rentan.

Perencanaan dan pemilahan intervensi


Melakukan penyuluhan dan konsultasi kepada remaja di Desa Temuan Jaya

Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di Puskesmas Pembantu Temuan Jaya. Kegiatan dimulai pukul 09.00 wib-
selesai. Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas puskesmas dan peserta PIDI.

Monitoring dan evaluasi

- pelaksanaan kegiatan berjalan lancar

- partisipasi remaja Temuan Jaya baik selama kegiatan belangsung

- Remaja-remaja Desa Temuan Jaya cukup kooperatif selama kegiatan berlangsung

3. Senam prolanis

LB

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan
pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas
Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan
yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Salah satu kegiatan Prolanis yang rutin dilakukan yaitu
kegiatan senam yang dilakukan secara bertahap setiap minggu pada klien dengan pengidap penyakit
hipertensi.

Permasalahan

Permasalahan Kesehatan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari pola kebiasaan sehari-hari. Baik itu
dari pola aktifitas yang dilakukan maupun pola konsumsi yang tidak sehat. Terlebih lagi saat ini
indonesia sudah menghadapi permasalah kesehatan baru. Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi
penyebab utama kematian secara global. Kegiatan-kegiatan yang lebih utama untuk saat ini kita
lakukan adalah upaya promotif dan preventif. Salah satu upaya tersebut melalui pemberdayaan
masyarakat seperti prolanis.

Perencanaan dan pemilahan intervensi


-Melakukan kegiatan senam pada lansia

-Melakukan penyuluhan kesehatan

Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di puskesmas muara kelingi, dimana terdiri dari 15 orang lansia yg datang,
kegiatan dilakukan mulai pukul 08. 00-selesai.

Monitoring

-Kegiatan senam serta penyuluhan berjalan lancar

-partisipasi lansia sangat baik selama kegiatan berlangsung

4. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

LB

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan usaha-usaha untuk menangani korban
segera mungkin ditempat kejadian sebelum tenaga medis mengambil alih penanganan, macam-
macam tindakan yang dilakukan dalam pertolongan pertama, seperti memindahkan korban pada
tempat yang aman dan lapang untuk bisa memberikan pertolongan lebih lanjut kepada korban
sewaktu mengalami kecelakaan. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya
pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan
yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai
pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa sementara yang dilakukan
oleh petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban. Pemberian
pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di
tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau
penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan
tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.

Permasalahan

Pertolongan pertama pada kecelakaan atau PPPK dapat menolong jiwa


seseorang, jika pertolongan itu dilakukan sebagaimana mestinya. Namun apabila pertolongan
dilakukan dengan tidak benar akan membahayakan korban

Perencanaan dan pemilahan intervensi

- melakukan skrining kesehatan bagi masayarakat yang mengalami keluhan

- memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat yang mengalami keluhan dan gejala pada suatu
penyakit

- melakukan pertolongan pertama kepada masyarakat yang mempunyai keluhan

Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di puskesmas pada jam 08.00-selesai. Team p3k ini terdiri dari peserta PIDI
dan petugas kesehatan lainnya.

- melakukan pemeriksaan fisik kepada peserta yang mempunyai keluhan

- memberikan pertolongan pertama kepada peserta yang mengalami keluhan.

Monitoring

Pelaksanaan kegiatan berjalan lancar

Partisipasi peserta sangat baik selama proses berlangsung

5. Bahaya rokok

LB

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga dimanapun tempat selalu ditemukan orang merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil,
anak muda, orang tua, status kaya atau miskin tanpa terkecuali. Padahal sebagian besar masyarakat
sudah mengetahui bahaya dari merokok namun pada kenyataannya merokok telah menjadi
kebudayaan. Menurut World Health Organization (WHO), tembakau membunuh lebih dari 5 juta
orang per tahun dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta orang sampai tahun 2020, dari jumlah
itu 70% korban berasal dari negara berkembang yang didominasi oleh kaum laki-laki sebesar 700
juta terutama di Asia. WHO memperkirakan 1,1 miliar perokok dunia berumur 15 tahun ke atas yaitu
sepertiga dari total penduduk dunia. Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam konsumsi rokok di
dunia setelah China, Amerika Serikat, Jepang dan Rusia (Tarwoto, dkk, 2010).Rata-rata perilaku
merokok di Indonesia saat ini sebesar (29,3%). Proporsi perokok terbanyak terdapat di Kepulauan
Riau dengan jumlah perokok setiap hari (27,2%) dan kadang-kadang merokok sebesar (3,5%).
Proporsi merokok penduduk umur 15 tahun ke atas cenderung meningkat, dari tahun 2007 sebesar
(34,2%) meningkat menjadi (36,3%) di tahun 2013.

Permasalahan

Bahaya rokok sudah banyak diketahui, tetapi masih banyak remaja yang menjadi perokok aktif.
Kebiasaan merokok umumnya dilakukan pada saat usia remaja, kebiasaan tersebut sebanyak 47%
pada remaja usia 11-15 tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita.
Semua ahli kesehatan termasuk World Health Organization (WHO) telah lama menyimpulkan, bahwa
secara kesehatan rokok banyak menimbulkan dampak negatif, lebih bagi anak-anak dan masa
depannya. Rokok mengandung 4000 zat kimia dengan 200 jenis di antaranya bersifat karsinogenik
(dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini didapatkan pada asap utama yaitu asap rokok
yang terhisap langsung masuk keparu-paru perokok maupun asap samping yaitu asap rokok yang
dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar, misalnya karbon monoksida, benzopiren, dan amoniak.

Pemilahan intervensi

- melakukan penyuluhan masyarakat yang berobat di puskesmas kawal

Pelaksanaan

Kegiatan dimulai pukul 09.00 wib- selesai. Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas puskesmas
dan peserta PIDI.

- penyuluhan tentang merokok

- konsultasi kepada siswa

- memberikan edukasi tentang bahaya merokok

Monitoring

- pelaksanaan kegiatan berjalan lancar

- proses perizinan kegiatan di sekolah mudah dan pihak pesantren mendukung kegiatan ini

- partisipasi siswa baik selama kegiatan belangsung

- siswa cukup kooperatif selama kegiatan berlangsung


- kegiatan poskestren ini sudah dilaksanakan secara berkala

F2

1. Mengenal tentang penyakit cacingan pada anak dan cara pencegahannya

LB

Kecacingan merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
berhubungan erat dengan kondisi lingkungan. Penyebaran kecacingan ini melalui kontaminasi tanah
oleh tinja yang mengandung telur cacing. Telur tumbuh dalam tanah, dengan suhu optimal ± 30°.
lnfeksi cacing terjadi bila telur yang infektif masuk melalui mulut bersama makanan atau minuman
yang tercemar atau melalui tangan yang kotor. Prevalensi kecacingan sangat tinggi terutama di
daerah tropis, subtropis dan beriklim basah dimana hygiene dan sanitasi masih kurang, seperti di
Afrika, Cina dan Asia Timur. Prevalensi Ascariasis di Indonesia yang masih cukup tinggi ditemukan
antara lain di beberapa desa di Sumatera sebesar 78% dan di Kalimantan sebesar 79%. Prevalensi
Trichuriasis juga masih cukup tinggi antara lain Sumatera dan Kalimantan sebesar 83%.

Permsalahan

Anak usia sekolah dasar menjadi populasi terbesar dalam Infeksi cacingan. Usia 6-12 tahun adalah
usia yang rentan terInfeksi kecacingan karena aktifitas mereka banyak berhubungan dengan tanah.
Hal ini erat kaitannya dengan perilaku hidup sehat atau personal hygiene, meliputi kebersihan kuku,
mencuci makanan, minum air yang di rebus, dan kebiasaan cuci tangan setelah BAB pada anak
sekolah dasar

Pemilahan

Dilakukan penyuluhan tentang pengertian penyakit cacingan pada anak, penyebab terjadinya
cacingan, cara pencegahannya serta memberi edukasi untuk selalu berprilaku hidup bersih dan
sehat.

Dilakukan sosialisasi cuci tangan 7 langkah yang baik dan benar.

Pelaksanaan

kegiatan dilaksanakan di posyandu. dimana terdiri dari 20 ibu kelas balita. kegiatan dimulai pukul
09.00-11.00 wib

penyuluhan dilakukan oleh peserta PIDI dan petugas puskesmas


2. Penyuluhan tentang penyehatan Lingkungan Permukiman

LB

Program Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman terdiri Pengelolaan Air limbah,


Persampahan dan Sistem Saluran Drainase. Di harapkan dengan pembenahan ketiga sektor tersebut
maka kehidupan masyarakat dalam hal kesehatan dan kebersihan, khususnya di kawasan perkotaan
bisa ditingkatkan. Tujuan Program ini adalah terwujudnya penyelenggaraan prasarana dan sarana
penyehatan lingkungan permukiman dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak
huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas kesehatan masyarakat
dan menjaga kelestarian lingkungan.

Permasalahan

Masih banyaknya keluarga yang belum memperhatikan pentingnya sanitasi dan masih banyak warga
yang BAB sembarangan seperti di sungai

Perencanaan dan pemilahan

Dilakukan penyuluhan mengenai penyehatan lingkungan pemukiman yang terdiri dari jamban
keluarga, saluran pembuangan air limbah dan tempat pengolahan sampah

Pelaksanaan

kegiatan dilakukan di balai Desa Temuan Jaya pada kegiatan Full Day Service, kegiatan dilakukan
pada pukul 09.30 sampai 11.30 wib. penyuluhan dilakukan oleh peserta PIDI dan pegawai puskesmas

Monitoring

kegiatan berjalan dengan lancar dan diharapkan masyarakat dapat menerapkan materi yang telah
didapatkan serta lebih perhatian terhadap kesehatan lingkungan

3. Melakukan Rapat Loka Karya Mini


LB

Membangun kesehatan, dalam hal ini meningkatkan derajat kesehatan masyarakat bukanlah
tanggung jawab sepenuhnya dilimpahkan kepada instansi kesehatan saja, puskesmas atau rumah
sakit, tapi tanggung jawab bersama secara kolektif semua elemen bangsa, baik yang memiliki
keterkaitan langsung maupun tidak, karena kesehatan memiliki relasi dan dampak besar pada semua
sektor, seperti ekonomi, pendidikan, sosial dan sebagainya, karena semua hal tidak akan berjalan
jika pelaku atau lakon (manusia) tidak fit atausehat.

Membangun kesehatan, dalam hal ini meningkatkan derajat kesehatan masyarakat bukanlah
tanggung jawab sepenuhnya dilimpahkan kepada instansi kesehatan saja, puskesmas atau rumah
sakit, tapi tanggung jawab bersama secara kolektif semua elemen bangsa, baik yang memiliki
keterkaitan langsung maupun tidak, karena kesehatan memiliki relasi dan dampak besar pada semua
sektor, seperti ekonomi, pendidikan, sosial dan sebagainya, karena semua hal tidak akan berjalan
jika pelaku atau lakon (manusia) tidak fit atausehat.

Masalah kesehatan di negeri ini begitu kompleks, baik dari sistem penerapannya maupun dari pola
hidup masyarakat itu sendiri, namun memang unsur gaya hidup masyarakat inilah yang sangat serius
disoroti, karena akan menjadi percuma jika pemerintah, instansi kesehatan menjalankan sistem dan
program kesehatan yang profesional dan bermutu tanpa di imbangi respon dari masyarakat itu
sendiri sebagai pelaku dan obyek untuk berprilaku hidup bersih dan sehat, yaitu melalui paradigma
sehat.

Tentu dalam menyikapi dan merespon permasalahan kesehatan harus keterlibatan semua pihak,
semua elemen dan unsur terkait untuk bergandengan tangan, memperbaiki sistem dan merubah
pola hidup sehat dimasyarakat, sehingga apa yang dicita-citakan bangsa dapat terwujud.

Lokakarya Mini Lintas sektor puskesmas adalah salah satu ruang membangun komitmen,
menyatukan misi ditingkatan pemanku kepentingan, camat sebagai pemerintah kecamatan, kepala
desa sebagai representasi masyarakat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan
puskesmas sebagai instasi kesehatan untuk sama-sama bersinergi meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

Permasalahan

Masih ada beberapa desa yang belum tercapai target program kesehatan yang telah di tetapkan
pemerintah contohnya program imunisasi pada beberapa desa ada yang belum mencapai target.

Perencanaan dan pemilahan


Dilakukan rapat lintas sektor yang dihadiri oleh kepala puskesmas, pegawai puskesmas, bidan desa
dan peserta PIDI.

Pelaksanaan

Kegiatan berlangsung di Puskesmas Muara Kelingi dari pukul 09.00-selesai. Membahas mengenai
pencapaian puskesmas dan kerja yang dilakukan dalam kesehatan lingkungan masyarakat.

Monitoring

Kegiatan berjalan dengan lancar.

4. Penyuluhan mengenai 10 langkah PHBS

LB

PHBS merupakan kependekan dari Pola Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan pengertian PHBS adalah
semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam
aktivitas masyarakat.

Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan pengalaman
mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur
komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti
materi edukasi guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara
hidup yang bersih dan sehat.

PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota
masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari
dengan tujuan hidup bersih dan sehat.

Permasalahan

Masih banyaknya sanitasi masyarakat yanng kurang baik karena kurangnya pengetahuan mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat

Perencanaan dan pemilahan


Penyuluhan kepada masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

memperagakan cara cuci tangan yang baik dan benar

Pelaksanaan

kegiatan dilakukan di balai desa sp 7 yang dihadiri masyarakat serta perangkat desa, penyuluhan
dilakukan oleh peserta PIDI dan peragaan cara cuci tangan yang baik dan benar dilakukan oleh
pegawai puskemas

Monitoring

kegiatan berjalan dengan lancar dan diharapkan masyarakat dapat menerapkan 10 lanngkah PHBS
dalam kehidupannya

5. Praktek 6 Langkah Cuci Tangan

LB

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
menggunakan air dan sabun atau handrub oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan
mata rantai kuman. Mencuci tangan dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal
ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan
patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak
langsung

Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling pentingdalam pencegahan dan pengontrolan
infeksi. Mencuci tangan merupakan proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari
kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan adalah untuk
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah
mikroorganisme. Mencuci tangan juga dapat menghilangkan sejumlah

besar virus yang menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran
cerna, seperti diare dan saluran nafas seperti influenza. Hampir semua orang mengerti pentingnya
mencuci tangan pakai sabun, namun masih banyak yang tidak membiasakan diri untuk melakukan
dengan benar pada saat yang penting

Permasalahan
Masih banyak warga yang belum mengetahui tatacara 6 langkah mencuci tangan yang baik dan
benar.

Perencanaan dan pemilahan

⁃ sosialisasi tentang pentingnya mencuci tangan

⁃ mempraktekkan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar

Pelaksanaan

kegiatan dilakukan di balai desa yang dihadir oleh masyarakat dan perangkat desa. penyuluhan
dilakukan oleh peserta PIDI dan peragaan cara cuci tangan yang baik dan benar dilakukan oleh
pegawai puskemas

Monitoring

Kegiatan berjalan lancar

Diharapkan setelah ini masyarakat dapat melakukan cuci tangan dengan 6 langkah dan tau kapan
saja dia harus cuci tangan.

F3

1. Penyuluhan kesehatan pada kelas ibu anak

LB

Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah hal yang paling penting. Mengetahui dan memahami
tumbuh kembang anak tidak hanya melihat dari satu aspek saja, pemberian nutrisi atau gizi pada
anak, tetapi lebih dari itu tumbuh kembang anak juga harus dilihat dari berbagai aspek, seperti
faktor keturunan, kejiwaan, aturan dalam keluarga dan proses pembelajaran termasuk didalamnya
pendidikan keluarga dan agama. Dalam hal ini perhatian orang tua lebih difokuskan pada
pertumbuhan secara fisik dan Stimulasi psikososial di sini sangat berperan dalam pembentukan
perkembangan anak. Stimulasi psikososial merupakan perkembangan anak yang ditinjau dari aspek
psikososial, bahwa pada masa ini anak dalam perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial
Permasalahan

Tumbuh kembang pada anak tak lepas dari peran serta orangtua. Tingkat pendidikan dan sosial
orangtua yang relatif rendah dapat mempengaruhi tumbuh kembang pada anak karena mereka
menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan
termasuk pertumbuhan dan perkembangannya

Perencanaan dan pemilahan intervensi

-melakukan penyuluhan kesehatan pada kelas ibu anak

-pemberian makanan tambahan pada balita

Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di balai desa Lubuk Tua. Kegiatan dimulai pukul 09.00-11.00 wib. penyuluhan
dilakukan oleh peserta PIDI dan petugas puskesmas

Memberikan edukasi tumbuh kembang yang normal sesuai usia dan edukasi stimulasi untuk tumbuh
kembang.

Monitoring

Kegiatan berjalan lancar

Partisipasi masyarakat baik

2. Penyuluhan Anemia Pada Ibu Hamill

LB

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan
kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Pola makan yang salah
pada ibu hamil membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia
pada kehamilan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia terutama
di negaranegara yang sedang berkembang. Hal tersebut tidak berbeda dengan yang terjadi di
Indonesia dimana anemia masih menjadi masalah yang belum dapat diatasi hingga saat ini. Menurut
Depkes RI (2002), suplementasi pemberian tablet tambah darah dalam program penanggulangan
anemia gizi telah diuji secara ilmiah efektifitasnya apabila dilaksanakan sesuai dengan dosis dan
ketentuan. Program pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil yang menderita anemia kurang
menunjukkan hasil yang nyata. Faktor yang memengaruhi adalah kepatuhan minum tablet tambah
darah yang tidak optimal dan status ibu sebelum hamil sangat rendah, sehingga jumlah tablet
tambah darah yang dikonsumsi tidak cukup untuk meningkatkan Hemoglobin (Hb) dan simpanan
besi

Permasalahan

masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang makanan yang harus dikonsumsi untu
pemenuhan gizi, dan kurangnya kesadaran untuk mengkonsumsi tablet Fe

Pemilahan intervensi

- memberikan penyuluhan tentang pentingnya mengkonsumsi tablet Fe

- pemberian tablet Fe

Monitoring

- kegiatan berlangsung lancar

- pihak lurah mendukung kegiatan ini

- partisipasi masyarakat sangat baik selama kegiatan berlangsung

3. Sosialisasi BIAS

LB

Imunisasi yang telah diperoleh dari bayi belum cukup untuk melindungi terhadap penyakit, sejak
anak mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang
diperoleh saat imunisasi ketika bayi, pada usia sekolah anak-anak mulai berinteraksi dengan
lingkungan baru dan bertemu dengan lebih banyak orang sehingga beresiko tertular atau
menularkan penyakit, maka pemerintah melalui kementerian kesehatan republik indonesia sejak
tahun 1984 telah mulai melaksanakan program imunisasi pada anak sekolah. Program ini kemudian
dikenal dengan istilah Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang diresmikan pada 14 November 1987
melalui surat keputusan bersama dari Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.

Permasalahan
Faktor penghambat pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482/ MENKES/SK/VI/2010 tentang Gerakan Imunisasi
Nasional yaitu konsekuensi dari penerapan desentralisasi yang belum berjalan semestinya,
kurangnya dana operasional imunisasi rutin di kabupaten atau kota, banyaknya pemekaran daerah
yang tidak didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana, kurangnya koordinasi lintas sektor (unit
pelanyanan kesehatan swasta) terutama mengenai pencatatan dan pelaporan, masih adanya
keterlambatan dalam pendistribusian vaksin, kekurangan jumlah,kualitas, dan distribusi SDM dan
kurangnya informasi yang lengkap dan akurat tentang pentingnya imunisasi

Perencanaan dan pemilahan

⁃ Melakukan penyuluhan mengenai BIAS

⁃ Melakukan pemberian materi mengenai imunisasi MR

Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di Posyandu Desa Lubuk Tua, kegiatan dilakukan mulai pukul 08.30-selesai.
Dilakukan oleh peserta PIDI, petugas puskemas

Monitoring

-Kegiatan sosialisasi berjalan lancar

-partisipasi orang tua sangat baik selama kegiatan berlangsung

4. Pemeriksaan antenatal care pada ibu hamil

LB

Antenatal care adalab pemeriksaan kehamilan sebelum dilakukannya persalinan. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui keadaan terkini dari ibi dan juga calon bayi. Juga berfungsi untuk memantau
tanda tanda bahaya pada ibu dan bayi. Hal ini perlu dilakukan ibu agar senantiasa dapat awas
mengenai kehamilannya dan juga dapat menentukan bagaimana cara akan melahirkan nantinya

Permasalahan
Masih ada beberapa orang ibu hamil yang belum mengerti pentingnya pemeriksaan antenatal

Perencanaan dan pemilahan

Melakukan pemeriksaan ibu hamil dan pemeriksaan kesehatan

Pelaksanaan

Kegiatan dilakukan di Balai Desa Pulau Panggung dihadiri oleh ibu hamil dan dilakukan pemeriksaan
antenatal oleh bidan serta peserta internship.

Monitoring

Kegiatan berjalan lancar dan ibu hamil diharapkan mengerti mengenai pemeriksaan antenatal dan
memeriksakan diri setiap bulannya

5. Melakukan Imunisasi pada bayi di Posyandu

Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suatu penyakit. Proses
ini dilakukan dengan pemberian vaksin yang merangsang sistem kekebalan tubuh agar kebal
terhadap penyakit tersebut.

Imunisasi bertujuan untuk membangun kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit,
dengan membentuk antibodi dalam kadar tertentu. Agar antibodi tersebut terbentuk, seseorang
harus diberikan vaksin sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jadwal imunisasi tergantung jenis
penyakit yang hendak dicegah. Sejumlah vaksin cukup diberikan satu kali, tetapi ada juga yang harus
diberikan beberapa kali, dan diulang pada usia tertentu. Vaksin dapat diberikan dengan cara disuntik
atau tetes mulut.

Permasalahan

Banyak orang tua yang belum mengerti manfaat pemberian imunisasi pada bayi

Perencanaan dan pemilahan


Melakukan pemberian imunisasi BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, Campak pada bayi dan balita

Dilakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan pada bayi dan balita.

Penatalaksanaan

Kegiatan dilakukan di posyandu Lubuk Tua dan dihadiri oleh 35 orang bayi dan balita.

Kegiatan imunisasi dilakukan oleh pegawai puskesmas dan peserta PIDI

Monitoring

Kegiatan berjalan dengan lancar dan semoga ibu mengerti pentingnya manfaat imunisasi pada anak

5. Penyuluhan macam-macam KB pada wanita di kelas Ibu Hamil

LB

Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan


kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan
bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk
Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.

Karena Keluarga Berencana adalah suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk, maka dari itu program KB ini diharapkan
menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada
pertumbuhan yang seimbang.

Permasalahan

Banyaknya ibu yang belum mengetahui macam-macam KB dan manfaat yang didapat

Perencanaan dan pemilahan

melakukan penyuluhan mengenai keluarga berencana


melakukan pemeriksaan pada ibu hamil

Pelaksanaan

Kegiatan dilakukan di Balai Desa Sp 5, penyuluhan dilakukan oleh peserta PIDI dan pemeriksaan
dilakukan oleh bidan puskesmas beserta peserta PIDI

Monitoring

kegiatan berjalan dengan lancar. diharapakan ibu hamil mengerti mengenai keluarga berencana

F4

1. Penyuluhan tentang diet Diabetes Mellitus

LB

Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan kadar glukosa dalam darah melebihi
batas normal. HIperglikemia merupakan salah satu tanda khas penyakit diabetes mellitus (DM),
meskipun juga mungkin didapatkan pada beberapa keadaan yang lain. Saat ini penelitian
epidemiologi menunjukkan adanya kecendrungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM
tipe-2 di berbagai penjuru dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi adanya peningkatan
jumlah penyandang DM yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Pada buku pedoman ini,
hiperglikemia yang dibahas adalah yang terkait dengan DM tipe-2. WHO memprediksi kenaikan
jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada
tahun 2030. Laporan ini menujukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali
lipat pada tahun 2035. Sedangkan International Siabtetes Federation (IDF) memprediksi adanya
kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada
tahun 2035

Permasalahan

Banyak masyarakat yang belum mengerti mengenai diet pada pasien diabetes mellitus

Perencanaan dan pemilahan


Melakukan penyuluhan mengenai diet pada pasien diabetes mellitus, pemeriksaan kadar gula dan
pengobatan

Pelaksanaan

Kegiatan di lakukan di puskemas pembantu yang dihadiri oleh 25 orang masyarakat. Diberikan
penyuluhan mengenai diet diabetes mellitus oleh PIDI

Monitoring

Kegiatan berjalan dengan lancar, diharapkan masyarakat mengerti mengenai diet pada pasien
diabetes mellitus dan menjaga kebugaran fisik

2. Memberikan penyuluhan mengenai stunting

LB

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika
dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari
minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO1. Untuk mengetahu apakan
balita dibawah 2 tahun tergolong stunting maka Cara pengukurannya menggunakan rumus PB/U
(panjan badan/umur). Lalu dicocokan dengan kurva yang telah ditetapkan WHO. Jika hasil yang
didapat berada tepat digaris atau dibawah garis merah sudah dapat dipastikan bahwan anak itu
tergolong stunting.

Permasalahan

Kejadian balita stunting (pendek) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia.
Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) selama tiga tahun terakhir, pendek memiliki
prevalensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk.
Prevalensi balita pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu 27,5% menjadi 29,6% pada
tahun 2017.

Prevalensi balita pendek di Indonesia cenderung statis. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2007 menunjukkan prevalensi balita pendek di Indonesia sebesar 36,8%. Pada tahun 2010,
terjadi sedikit penurunan menjadi 35,6%. Namun prevalensi balita pendek kembali meningkat pada
tahun 2013 yaitu menjadi 37,2%. Prevalensi balita pendek selanjutnya akan diperoleh dari hasil
Riskesdas tahun 2018 yang juga menjadi ukuran keberhasilan program yang sudah diupayakan oleh
pemerintah.

Perencanaan dan pemilahan

- melakukan penyuluhan mengenai stunting

- melakukan pengobatan kepada anak dan ibu hamil

Pelaksanaan

pelaksanaan dilakukan dipolindes yang dihadiri ibu yang memiliki anak balita dan ibu hamil. Kegiatan
berupa penyuluhan mengenai masalah stunting oleh peserta PIDI

Monitoring

- Kegiatan berjalan dengan lancar

- Diharapkan kegiatan ini bisa diadakan rutin dan membuat inovasi seperti membuat healthy camp
dimana para orang tua dibekali ilmu memasak makanan MPASI

3. Peningmbangan Berat Badan Bayi dan Balita di Posyandu untuk Memantau Tumbuh
Kembang Anak

LB

Tanda-tanda atau petunjuk yang dapat memberikan indikasi tentang keadaan keseimbangan antara
asupan (intake) zat gizi dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh untuk berbagai proses biologis. Tanda-
tanda tersebut antara lain antropometri (ukuran tubuh manusia; BB/U, TB/U, BB/TB), biokimia gizi
(kadar hemoglobin darah, kadar vitamin A serum, kadar ekskresi yodium dalam urine), tanda-tanda
klinis (tanda-tanda kurang gizi berat seperti marasmus, kwasiorkor, atau marasmus-kwasiorkor), dan
konsumsi makanan.

Permasalahan

Banyaknya angka kejadian stunting dan gizi kurang di Indonesia yang disebabkan kurangnya
kesadaran orang tua tentang pemantauan tinggi badan dan berat badan anak
Perencanaan dan pemilahan

Pemeriksaan tinggi badan dan berat badan anak

Dilakukan interpretasi mengenai status gizi anak

Pelaksanaan

Kegiatan dilakukan di posyandu yang dihadari oleh bayi dan balita. Penimbangan dan pengukuran
dilakukan oleh pegawai puskesmas dan peserta PIDI.

Monitoring

Kegiatan berjalan dengan lancar. Tetapi masih sedikitnya masyarakat yang sadar untuk membawa
anaknya ke posyandu untuk dilakukan pemantauan status gizi

4. Memberikan Makanan Tambahan pada Ibu Hamil

LB

Masalah gizi kurang pada ibu hamil masih merupakan fokus perhatian, masalah tersebut antara lain
anemia dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). Status kesehatan di Indonesia belum
menggembirakan ditandai dengan Angka Kematian Ibu, Kematian Neonatal, Bayi dan Balita masih
sulit ditekan.

Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak hamil. Hal ini
disebabkan oleh selain untuk ibu zat gizi dibutuhkan bagi janin. Di Indonesia masih banyak ibu yang
saat hamil mempunyai status gizi kurang. Hal ini disebabkan oleh asupan makanan selama
kehamilan tidak mencukupi untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya.

Salah satu kekurangan zat gizi pada ibu hamil adalah Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil dengan
masalah gizi berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang
dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK, berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses
persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya partus lama dan perdarahan pasca salin,
bahkan kematian ibu.

Permasalahan
- gizi kurang pada ibu hamil

- anemia

- ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).

Perencanaan dan pemilihan

⁃ Melakukan pengukuran berat badan dan lingkar lengan pada ibu hamil serta
Membagikan biskuit

⁃ Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu hamil KEK di. Bentuk Makanan
Tambahan berupa biskuit lapis sandwich yang diberikan per hari 100 gram selama 90 hari.

Pelaksanaan

Kegiatan dilakukan di Desa Lubuk Muda yang dihadari oleh ibu hamil. Penimbangan dan pengukuran
dilakukan oleh pegawai puskesmas dan peserta PIDI.

Monitoring

Kegiatan berjalan lancar

Evaluasi berat badan ibu hamil disetiap bulannya

5. Pemberian Makanan Tambahan pada Balita

LB

Program perbaikan gizi masyarakat merupkan program pokok untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Masalah gizi berkaitan erat dengan berbagai sector, bukan hanya dengan
pendekatan medis. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan
kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya
dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung nilai gizi yang sesuai
dengan kebutuhnan.

Permasalahan
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi pada balita serta kurangnya pengetahuan
ibu tentang cara pembuatan makanan tambahan yang sesuai dengan kebutuhan anak

Pemilihan

Memberikan informasi serta diskusi mengenai PMT Penyuluhan kepada masyarakat terutama ibu-
ibu yang memiliki balita

Pelaksanaan

Dilakukan transfer ilmu dan diskusi mengenai PMT Penyuluhan di Posyandu Desa Mangan Jaya

Monitoring

Ibu-ibu yang memiliki balita telah mengetahui bagaimana cara membuat makanan tambahan untuk
anak sehingga anak dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal

F5

1. Penyuluhan Virus Corona terhadap Masyakarat

LB

Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari

gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-
CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah
virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV
ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia.
Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi
manusia.

Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala
umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti

demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang

tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020,

Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru

coronavirus (novel coronavirus, 2019-nCoV). Penambahan jumlah kasus 2019-nCoV

berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain.

Sampai dengan 26 Januari 2020, secara global 1.320 kasus konfim di 10 negara dg 41 kematian

(CFR 3,1%). Rincian China 1297 kasus konfirmasi (termasuk Hongkong, Taiwan, dan Macau)

dengan 41 kematian (39 kematian di Provinsi Hubei, 1 kematian di Provinsi Hebei, 1 kematian di

Provinsi Heilongjiang), Jepang (3 kasus), Thailand (4 kasus), Korea Selatan (2 kasus), Vietnam

(2 kasus), Singapura (3 kasus), USA (2 kasus), Nepal (1 kasus), Perancis (3 kasus), Australia (3

kasus). Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa tenaga kesehatan yang dilaporkan

terinfeksi. Sampai dengan 24 Januari 2020, WHO melaporkan bahwa penularan dari manusa ke

manusia terbatas (pada kontak keluarga) telah dikonfirmasi di sebagian besar Kota Wuhan,

China dan negara lain.

Permasalahan

Tingginya gangguan kesehatan yang dapat ditularkan melalui udara

Banyaknya masyarakat yang belum mengerti tentang pandemi corona virus.

Perencanaan

Memberika sosialisasi dengan cara penyuluhan mengenai corona virus

Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Lubuk Tua pada pukul 10.00-selesai

Monitoring
Memahami corona virus

Mengenali gejala virus corona

Memahami cara pencegahan virus corona

2. Kenali Bahaya yang Tersimpan Dibalik Hipertensi

LB

The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of High Blood
Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International Society of Hipertention
membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg
atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi.

Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih dari 95 persentil dilihat
dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang diukur sekurang-kurangnya tiga kali pada
pengukuran yang terpisah.The sixth Report of The joint national Committee on Prevention,
detection, Evaluation and Treatment of High Blood Presure (JNC VI) mengklasifikasikan tekanan
darah untuk orang dewasa menjadi enam kelompok yang terlihat seperti pada tabel 1 dibawah.

Permasalahan

Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari
sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.
Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini.

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai
6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007, diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun
mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih. Sementara prevalensi hipertensi di
Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita
hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Pada
orang dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkan peningkatan
60% risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.

Berdasarkan American Heart Association (AHA, 2001), terjadi peningkatan rata-rata kematian
akibat hipertensi sebesar 21% dari tahun 1989 sampai tahun 1999. Secara keseluruhan kematian
akibat hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. Data Riskesdas menyebutkan hipertensi
sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8%
dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.

Perencanaan dan pemilahan

- melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang hipertensi, bahaya dibalik hipertensi, cara
mencegah dan pola hidup sehat terkait hipertensi

- melakukan pengecekan tekanan darah dan pengobatan kepada masyakarat yang sudah mengalami
hipertensi

Permasalahan

Kegiatan dilakukan di aula desa SP 7 yang dihadiri oleh masyarakat dan perangkat desa. Kegiatan
dimulai pukul 09.00-selesai. Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh peserta PIDI dan dibantu oleh
petugas puskesmas

Monitoring

- kegiatan terlaksana dengan lancar

- masyarakat berpartisipasi aktif dan kooperatif

- kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan secara berkala

3. Kenali Tuberkulosis Paru

LB

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya. Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang dapat menyerang
berbagai organ atau jaringan tubuh disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan
merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian terbesar. World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa situasi Tuberkulosis (TB) dunia semakin memburuk, dimana
jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan. WHO mencanangkan TB
sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama karena epidemi HIV/AIDS (Human
Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome) dan kasus Multi Drug Resistance
(MDR).
Permasalahan

Secara Global, di perkirakan 8,6 juta orang terkena TB dan 1,5 juta orang meninggal akibat TB
(360.000 kematian pada penderita TB dengan HIV positif). Angka ini menunjukkan penyakit yang
disebabkan myrobacterium Tuberculosa ini sebagai salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.
Diperkirakan sepertiga penduduk dunia terinfeksi TB dan diperkirakan setiap 30 detik dilaporkan ada
seorang penderita TB meninggal dunia.

Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki masalah dengan kasus
TB. Berdasarkan data World Health Statistics 2013, pada tahun 2011 prevalensi TB paru di Indonesia
berada pada posisi keenam di Asia Tenggara dengan angka 281 per 100.000 penduduk.

Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan masyarakat modern yang
meliputi terhadap semua aspek manusia dalam hubungannya dengan lingkungan, dengan tujuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai-nilai kesehatan manusia pada tingkat setinggi-
tingginya dengan jalan memodifikasi tidak hanya faktor sosial dan lingkungan fisik semata, tetapi
juga terhadap semua sifat-sifat dan perilaku lingkungan yang dapat membawa pengaruh terhadap
ketenangan, kesehatan dan keselamatan umat manusia.

Perencanaan dan pemilahan

- melakukan peyuluhan kepada masyarakat mengenai tanda gejala tuberkulosis, pencegahan


tuberkulosis dan pengobatannya

- melakukan pengobatan kepada masyakat dan melakukan edukasi kepada pasien yang memiliki
gejala tuberkulosis agar melakukan pemeriksaan sputum di puskesmas

Pelaksanaan

kegiatan ini dilakukakan di salah satu rumah warga pada pukul 11.00-selesai. kegiatan dihadari oleh
masyarakat desa pulau panggung. Penyuluhan dilakukan oleh peserta PIDI, pemegang program
tuberkulosi dan pegawai puskesmas pada saat kegiatan Full Day Service di Desa Pulau Panggung.

Monitoring

- kegiatan berlangsung dengan baik

- masyarakat antusias dan aktif dalam kegiatan

4. Mengenali Tanda dan Gejala Diabetes


LB

Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan kadar glukosa dalam darah melebihi
batas normal. HIperglikemia merupakan salah satu tanda khas penyakit diabetes mellitus (DM),
meskipun juga mungkin didapatkan pada beberapa keadaan yang lain. Saat ini penelitian
epidemiologi menunjukkan adanya kecendrungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM
tipe-2 di berbagai penjuru dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi adanya peningkatan
jumlah penyandang DM yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Pada buku pedoman ini,
hiperglikemia yang dibahas adalah yang terkait dengan DM tipe-2. WHO memprediksi kenaikan
jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada
tahun 2030. Laporan ini menujukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali
lipat pada tahun 2035. Sedangkan International Siabtetes Federation (IDF) memprediksi adanya
kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada
tahun 2035

Permasalahan

Jumlah penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 240 juta. Menurut data RISKESDAS 2007,
prevalensi nasional DM di Indonesia untuk usia di atas 15 tahun sebesar 5,7%. Berdasar data IDF
2014, saat ini diperkirakan 9,1 juta orang penduduk didiagnosis sebagai penyandang DM. Dengan
angka tersebut Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia, atau naik dua peringkat dibandingkan
data IDF tahun 2013 yang menepati peringkat ke-7 di dunia dengan 7,6 juta orang penyandang DM.

Perencanaan dan pemilahan

- melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang tanda gejala DM, cara mencegah
komplikasinya dan pola hidup sehat untuk pasien DM

-memberi edukasi pada pasien penderita DM mengenai tanda dan gejala hipoglikemi serta
tatalaksana awal jika terjadi hipoglikemi pada pasien DM

- melakukan pengecekan kadar glukosa dan pengobatan kepada masyarakat yang sudah mengalami
DM

Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di rumah salah satu warga, di Desa SP 6. Kegiatan berlangsung dari pukul
09.15 wib - selesai. Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas puskesmas dan peserta PIDI pada
saat kegiatan Full Dasy Service.
Monitoring

- kegiatan berlangsung dengan baik

- masyarakat antusias dan aktif dalam kegiatan

5. Mengenal Tanda dan Gejala Hiperkolesterolemia

LB

kolestrol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, berwarna kekuningan dan berupa
seperti lilin yang diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. kolestrol termasuk golongan
lipid yang tidak terhidrolisis dan merupakan sterol utama dalam jaringan tubuh manusia. kolestrol
mempunyai makna penting karena merupakan unsut utama dalam lipoprotein plasma dan membran
plasma

Permasalahan

Dari data american heart association tahun 2014 memperlihatkan populasi dengan kadar kolesterol
>240 mg/dl diperkirakan 31.9 juta orang dari populasi. Data di Indonesia yang diambil dari riset
kesehatan dasar nasional (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan ada 35,9% dari penduduk Indonesia
yang berusia >15 tahun dengan kadar kolesterol abnormal dimana perempuan lebih banyak dari laki-
laki dan perkotaan lebih banyak dari pedesaan. Dislipidemia merupakan faktor risiko primer untuk
PJK dan mungkin berperan sebelum faktor risiko utama lainnya muncul. Data epidemilogi
menunjukkan bahwa hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko untuk stroke iskemia

Perencanaan dan pemilahan

- melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hiperkolestrol dan cara mencegahnya

- melakukan pengecakan kadar kolesterol dan pengobatan kepada masyarakat yang sudah
mengalami kolesterol

Pelaksanaan

kegiatan dilaksanakan di rumah salah satu maysrakat, dimana terdiri dari 40 orang masyarakat.
kegiatan dimulai pukul 08.30-selesai. penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas puskesmas dan
peserta PIDI
Monitoring

-pelaksanaan kegiatan berjalan lancar

-partisipasi masyarakat sangat baik selama kegiatan berlangsung

-masyarakat cukup kooperatif selama kegiatan berlangsung

-kegiatan ini sudah dilaksanakan secara berkala

6. Penyuluhan Mengenai HIV dan IMS

LB

Dalam sepuluh tahun terakhir, peningkatan HIV/AIDS meningkat begitu tajam. Pada tahun 2015,
jumlah kasus HIV meningkat tajam dari 3.594 kasus pada tahun 2014 menjadi 5.184 kasus dan kasus
AIDS sebanyak 5.625 kasus pada tahun 2014 menjadi 5.660 kasus pada tahun 2015. Dari 10.844
penderita HIV/AIDS tahun 2015, yang memenuhi syarat untuk pengobatan ARV adalah 7.518
penderita dan yang mendapatkan ARV sebanyak 6.233 penderita atau 83 %. Persentase ODHA
mendapatkan ARV mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan pencapaian 2014 yaitu 79%,
hal ini disebabkan dengan adanya penambahan layanan PDP (Perawatan, Dukungan dan
Pengobatan) di beberapa Kab./Kota.

Permasalahan

Dari data yang ada di layanan vct pada tahun 2010 kebanyakan ODHA yang ditemukan pada
kelompok umur 25-49 tahun (78.1 %), pada tahun 2011 (75.8 %),tahun 2012 (83.6 %) tahun 2013 (80
%), Tahun 2014 (78,4 %) dan Tahun 2015 (79,5%) yaitu pada usia produktif sehingga nantinya akan
berpengaruh terhadap tingkat ekonomi atau pendapatan nyata secara significan. Dilihat dari jenis
kelamin kasus HIV(+) yang ditemukan lebih banyak pada laki-laki (924) dibandingkan dengan
perempuan (577) dengan perbandingan 1,6 : 1.

Perencanaan dan pemilahan

Untuk mengurangi risiko penularan HIV dan IMS, dilakukan penyuluhan tentang bahaya dan
komplikasi pada HIV dan IMS.

Pelakanaan
Penyuluhan tentang HIV dan IMS di Puskesmas Pembantu Desa Temuan Jaya pukul 11.00-selesai
yang dihadiri oleh Remaja-remaja Desa Temuan Jaya. Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh peserta
PIDI dan petugas puskesmas.

Monitoring

Kegiatan berjalan lancar.

Pada saat penyuluhan, peserta dipersilahkan untuk bertanya dan diskusi terkait HIV dan IMS agar
pengetahuan dan kesadaran mereka tentang HIV/AIDS semakin tinggi

[9:55 PM, 7/21/2020] dr. Susan Fatika Sari: F5

1. Penyuluhan Virus Corona terhadap Masyakarat

LB

Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari

gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-
CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah
virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV
ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia.
Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi
manusia.

Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala
umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti

demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia,

sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang

tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020,

Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru

coronavirus (novel coronavirus, 2019-nCoV). Penambahan jumlah kasus 2019-nCoV

berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain.

Sampai dengan 26 Januari 2020, secara global 1.320 kasus konfim di 10 negara dg 41 kematian

(CFR 3,1%). Rincian China 1297 kasus konfirmasi (termasuk Hongkong, Taiwan, dan Macau)
dengan 41 kematian (39 kematian di Provinsi Hubei, 1 kematian di Provinsi Hebei, 1 kematian di

Provinsi Heilongjiang), Jepang (3 kasus), Thailand (4 kasus), Korea Selatan (2 kasus), Vietnam

(2 kasus), Singapura (3 kasus), USA (2 kasus), Nepal (1 kasus), Perancis (3 kasus), Australia (3

kasus). Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa tenaga kesehatan yang dilaporkan

terinfeksi. Sampai dengan 24 Januari 2020, WHO melaporkan bahwa penularan dari manusa ke

manusia terbatas (pada kontak keluarga) telah dikonfirmasi di sebagian besar Kota Wuhan,

China dan negara lain.

Permasalahan

Tingginya gangguan kesehatan yang dapat ditularkan melalui udara

Banyaknya masyarakat yang belum mengerti tentang pandemi corona virus.

Perencanaan

Memberika sosialisasi dengan cara penyuluhan mengenai corona virus

Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Lubuk Tua pada pukul 10.00-selesai

Monitoring

Memahami corona virus

Mengenali gejala virus corona

Memahami cara pencegahan virus corona

N
2. Kenali Bahaya yang Tersimpan Dibalik Hipertensi

LB

The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of High Blood
Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International Society of Hipertention
membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg
atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi.

Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih dari 95 persentil dilihat
dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang diukur sekurang-kurangnya tiga kali pada
pengukuran yang terpisah.The sixth Report of The joint national Committee on Prevention,
detection, Evaluation and Treatment of High Blood Presure (JNC VI) mengklasifikasikan tekanan
darah untuk orang dewasa menjadi enam kelompok yang terlihat seperti pada tabel 1 dibawah.

Permasalahan

Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari
sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.
Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini.

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai
6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007, diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun
mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih. Sementara prevalensi hipertensi di
Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita
hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Pada
orang dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkan peningkatan
60% risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.

Berdasarkan American Heart Association (AHA, 2001), terjadi peningkatan rata-rata kematian
akibat hipertensi sebesar 21% dari tahun 1989 sampai tahun 1999. Secara keseluruhan kematian
akibat hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. Data Riskesdas menyebutkan hipertensi
sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8%
dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.

Perencanaan dan pemilahan

- melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang hipertensi, bahaya dibalik hipertensi, cara
mencegah dan pola hidup sehat terkait hipertensi

- melakukan pengecekan tekanan darah dan pengobatan kepada masyakarat yang sudah mengalami
hipertensi
Permasalahan

Kegiatan dilakukan di aula desa SP 7 yang dihadiri oleh masyarakat dan perangkat desa. Kegiatan
dimulai pukul 09.00-selesai. Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh peserta PIDI dan dibantu oleh
petugas puskesmas

Monitoring

- kegiatan terlaksana dengan lancar

- masyarakat berpartisipasi aktif dan kooperatif

- kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan secara berkala

3. Kenali Tuberkulosis Paru

LB

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya. Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang dapat menyerang
berbagai organ atau jaringan tubuh disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan
merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian terbesar. World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa situasi Tuberkulosis (TB) dunia semakin memburuk, dimana
jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan. WHO mencanangkan TB
sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama karena epidemi HIV/AIDS (Human
Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome) dan kasus Multi Drug Resistance
(MDR).

Permasalahan

Secara Global, di perkirakan 8,6 juta orang terkena TB dan 1,5 juta orang meninggal akibat TB
(360.000 kematian pada penderita TB dengan HIV positif). Angka ini menunjukkan penyakit yang
disebabkan myrobacterium Tuberculosa ini sebagai salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.
Diperkirakan sepertiga penduduk dunia terinfeksi TB dan diperkirakan setiap 30 detik dilaporkan ada
seorang penderita TB meninggal dunia.

Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki masalah dengan kasus
TB. Berdasarkan data World Health Statistics 2013, pada tahun 2011 prevalensi TB paru di Indonesia
berada pada posisi keenam di Asia Tenggara dengan angka 281 per 100.000 penduduk.
Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan masyarakat modern yang
meliputi terhadap semua aspek manusia dalam hubungannya dengan lingkungan, dengan tujuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai-nilai kesehatan manusia pada tingkat setinggi-
tingginya dengan jalan memodifikasi tidak hanya faktor sosial dan lingkungan fisik semata, tetapi
juga terhadap semua sifat-sifat dan perilaku lingkungan yang dapat membawa pengaruh terhadap
ketenangan, kesehatan dan keselamatan umat manusia.

Perencanaan dan pemilahan

- melakukan peyuluhan kepada masyarakat mengenai tanda gejala tuberkulosis, pencegahan


tuberkulosis dan pengobatannya

- melakukan pengobatan kepada masyakat dan melakukan edukasi kepada pasien yang memiliki
gejala tuberkulosis agar melakukan pemeriksaan sputum di puskesmas

Pelaksanaan

kegiatan ini dilakukakan di salah satu rumah warga pada pukul 11.00-selesai. kegiatan dihadari oleh
masyarakat desa pulau panggung. Penyuluhan dilakukan oleh peserta PIDI, pemegang program
tuberkulosi dan pegawai puskesmas pada saat kegiatan Full Day Service di Desa Pulau Panggung.

Monitoring

- kegiatan berlangsung dengan baik

- masyarakat antusias dan aktif dalam kegiatan

4. Mengenali Tanda dan Gejala Diabetes

LB

Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan kadar glukosa dalam darah melebihi
batas normal. HIperglikemia merupakan salah satu tanda khas penyakit diabetes mellitus (DM),
meskipun juga mungkin didapatkan pada beberapa keadaan yang lain. Saat ini penelitian
epidemiologi menunjukkan adanya kecendrungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM
tipe-2 di berbagai penjuru dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi adanya peningkatan
jumlah penyandang DM yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Pada buku pedoman ini,
hiperglikemia yang dibahas adalah yang terkait dengan DM tipe-2. WHO memprediksi kenaikan
jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada
tahun 2030. Laporan ini menujukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali
lipat pada tahun 2035. Sedangkan International Siabtetes Federation (IDF) memprediksi adanya
kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada
tahun 2035

Permasalahan

Jumlah penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 240 juta. Menurut data RISKESDAS 2007,
prevalensi nasional DM di Indonesia untuk usia di atas 15 tahun sebesar 5,7%. Berdasar data IDF
2014, saat ini diperkirakan 9,1 juta orang penduduk didiagnosis sebagai penyandang DM. Dengan
angka tersebut Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia, atau naik dua peringkat dibandingkan
data IDF tahun 2013 yang menepati peringkat ke-7 di dunia dengan 7,6 juta orang penyandang DM.

Perencanaan dan pemilahan

- melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang tanda gejala DM, cara mencegah
komplikasinya dan pola hidup sehat untuk pasien DM

-memberi edukasi pada pasien penderita DM mengenai tanda dan gejala hipoglikemi serta
tatalaksana awal jika terjadi hipoglikemi pada pasien DM

- melakukan pengecekan kadar glukosa dan pengobatan kepada masyarakat yang sudah mengalami
DM

Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di rumah salah satu warga, di Desa SP 6. Kegiatan berlangsung dari pukul
09.15 wib - selesai. Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas puskesmas dan peserta PIDI pada
saat kegiatan Full Dasy Service.

Monitoring

- kegiatan berlangsung dengan baik

- masyarakat antusias dan aktif dalam kegiatan

5. Mengenal Tanda dan Gejala Hiperkolesterolemia

LB
kolestrol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, berwarna kekuningan dan berupa
seperti lilin yang diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. kolestrol termasuk golongan
lipid yang tidak terhidrolisis dan merupakan sterol utama dalam jaringan tubuh manusia. kolestrol
mempunyai makna penting karena merupakan unsut utama dalam lipoprotein plasma dan membran
plasma

Permasalahan

Dari data american heart association tahun 2014 memperlihatkan populasi dengan kadar kolesterol
>240 mg/dl diperkirakan 31.9 juta orang dari populasi. Data di Indonesia yang diambil dari riset
kesehatan dasar nasional (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan ada 35,9% dari penduduk Indonesia
yang berusia >15 tahun dengan kadar kolesterol abnormal dimana perempuan lebih banyak dari laki-
laki dan perkotaan lebih banyak dari pedesaan. Dislipidemia merupakan faktor risiko primer untuk
PJK dan mungkin berperan sebelum faktor risiko utama lainnya muncul. Data epidemilogi
menunjukkan bahwa hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko untuk stroke iskemia

Perencanaan dan pemilahan

- melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hiperkolestrol dan cara mencegahnya

- melakukan pengecakan kadar kolesterol dan pengobatan kepada masyarakat yang sudah
mengalami kolesterol

Pelaksanaan

kegiatan dilaksanakan di rumah salah satu maysrakat, dimana terdiri dari 40 orang masyarakat.
kegiatan dimulai pukul 08.30-selesai. penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas puskesmas dan
peserta PIDI

Monitoring

-pelaksanaan kegiatan berjalan lancar

-partisipasi masyarakat sangat baik selama kegiatan berlangsung

-masyarakat cukup kooperatif selama kegiatan berlangsung

-kegiatan ini sudah dilaksanakan secara berkala

6. Penyuluhan Mengenai HIV dan IMS


LB

Dalam sepuluh tahun terakhir, peningkatan HIV/AIDS meningkat begitu tajam. Pada tahun 2015,
jumlah kasus HIV meningkat tajam dari 3.594 kasus pada tahun 2014 menjadi 5.184 kasus dan kasus
AIDS sebanyak 5.625 kasus pada tahun 2014 menjadi 5.660 kasus pada tahun 2015. Dari 10.844
penderita HIV/AIDS tahun 2015, yang memenuhi syarat untuk pengobatan ARV adalah 7.518
penderita dan yang mendapatkan ARV sebanyak 6.233 penderita atau 83 %. Persentase ODHA
mendapatkan ARV mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan pencapaian 2014 yaitu 79%,
hal ini disebabkan dengan adanya penambahan layanan PDP (Perawatan, Dukungan dan
Pengobatan) di beberapa Kab./Kota.

Permasalahan

Dari data yang ada di layanan vct pada tahun 2010 kebanyakan ODHA yang ditemukan pada
kelompok umur 25-49 tahun (78.1 %), pada tahun 2011 (75.8 %),tahun 2012 (83.6 %) tahun 2013 (80
%), Tahun 2014 (78,4 %) dan Tahun 2015 (79,5%) yaitu pada usia produktif sehingga nantinya akan
berpengaruh terhadap tingkat ekonomi atau pendapatan nyata secara significan. Dilihat dari jenis
kelamin kasus HIV(+) yang ditemukan lebih banyak pada laki-laki (924) dibandingkan dengan
perempuan (577) dengan perbandingan 1,6 : 1.

Perencanaan dan pemilahan

Untuk mengurangi risiko penularan HIV dan IMS, dilakukan penyuluhan tentang bahaya dan
komplikasi pada HIV dan IMS.

Pelakanaan

Penyuluhan tentang HIV dan IMS di Puskesmas Pembantu Desa Temuan Jaya pukul 11.00-selesai
yang dihadiri oleh Remaja-remaja Desa Temuan Jaya. Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh peserta
PIDI dan petugas puskesmas.

Monitoring

Kegiatan berjalan lancar.

Pada saat penyuluhan, peserta dipersilahkan untuk bertanya dan diskusi terkait HIV dan IMS agar
pengetahuan dan kesadaran mereka tentang HIV/AIDS semakin tinggi.
F6

1. Upaya Pengobatan Dasar Penyakit Dyspepsia

LB

Dispepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri atas nyeri ulu hati, mual, kembung,
muntah, cepat kenyang, rasa perut penuh, nafsu makan berkurang, regurgitasi, banyak
mengeluarkan gas asam dari mulut, sendawa, regurgitasi dan rasa panas yang menjalar di dada.

Permasalahan

Seringnya kekambuhan penyakit terjadi karena pola makan yang kurang teratur.

Pemilihan

dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pengobatan dan edukasi untuk mencegah kekambuhan

Pelaksanaan

Pasien mengeluh nyeri ulu hati sejak 3 hari yang lalu. Keluhan nyeri dirasakan tidak menjalar ke
punggung, nyeri seperti ditusuk-tusuk, lamanya nyeri kurang lebih 5 menit, selain itu pasien juga
mengaku perut terasa kembung, terasa penuh, dan tidak enak. 1 hari yang lalu pasien mengeluh
mual dan muntah 1x, banyaknya kira-kira ½ gelas, warna kekuningan, isi muntahan terdapat
makanan, muntahan terasa asam, muntah darah tidak ada, muntah hitam tidak ada, demam tidak
ada. Keluhan rasa panas di dada seperti terbakar disangkal, sering sendawa disangkal, nyeri lebih
dirasakan di malam hari disangkal. Nafsu makan dirasa berkurang, badan terasa lemah, namun
pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari. BAK dan BAB normal. BAB hitam/darah tidak
ada.

Abdomen

Inspeksi:Datar, jaringan parut (-)

Palpasi : Soepel, nyeri tekan epigastrium (+), hepar lien

tidak teraba, ballottement -/-, ketok CVA -/-

Perkusi : Timpani (+)

Auskultasi : Bising usus (+) normal


Antasida tablet 3 x sehari (Aluminium Hidroksida 200 mg dan Magnesium Hidroksida 200 mg)

Domperidon tablet 10 mg 2 x sehari

Vitamin B complex 1 x 1 sehari

Monitoring

Upaya pengobatan dasar yang telah dilakukan perlu monitoring dan evaluasi terhadap terapi yang
telah diberikan, pasien diminta untuk kontrol apabila tidak terdapat perbaikan dan mengatur pola
makan yang baik serta teratur

2. Pemberian pengobatan pada lansia

LB

Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan pada
lanjut usia. Posyandu sebagai suatu wadah kegiatan yang bernuansa pemberdayaan masyarakat,
akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan terjadi proses pengorganisasian,
adanya anggota kelompok dan kader serta tersediannya pendanaan. Seiring dengan semakin
meningkatnya populasi lanjut usia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan
kesehatan lanjut usia ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kesehatan lanjut
usia untuk mencapai masa tua bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat
sesuai dengan keberadaannya.

Permasalahan

Peningkatan penduduk usia lanjut dapat meningkatkan penyakit degeneratif di Masyarakat. Tanpa
diimbangi dengan upaya promotif dan preventif maka beban sosial yang ditimbulkan maupun biaya
yang akan diikeluarkan untuk pelayanan kesehatan usia lanjut akan cukup besar. Pemanfaatan
posyandu lansia menurun/ tidak teratur dikarenakan jadwal yang tidak menetap dari Kader sehingga
motivasi lansia untuk pergi ke posyandu lansia menurun. Mereka (lansia) pergi keposyandu lansia
hanya pada saat mereka merasa sakit saja, ketika mereka merasa sehat jarang pergi/ memanfaatkan
posyandu lansia.

Perencanaan dan pemilahan

-Melakukan pemeriksaan kesehatan pada lansia

-Melakukan pemberian pengobatan pada lansia


Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di Desa Lubuk Muda dimana dilakukan kunjungan rumah warga pada kegiatan
Full Day Service, kegiatan dilakukan mulai pukul 10.30-selesai. Dilakukan oleh peserta PIDI dan
petugas puskemas.

Monitoring

-Kegiatan pemeriksaan serta pemberian pengobatan pada lansia berjalan lancar

-Perangkat desa dan masyarakat mendukung kegiatan ini

3. Upaya Pengobatan Dasar Hipertensi

LB

Hipertensi adalah keadaan di mana tekanan darah mengalami peningkatan yang memberikan gejala
berlanjut pada suatu organ target di tubuh. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan yang lebih berat,
misalnya stroke (terjadi pada otak dan menyebabkan kematian yang cukup tinggi), penyakit jantung
koroner (terjadi kerusakan pembuluh darah jantung), dan hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada otot
jantung). Hipertensi juga dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal, penyakit pembuluh lain dan
penyakit lainnya.

Sedangkan angka penderita Hipertensi kian hari semakin mengkhawatirkan, seperti yang dilansir
oleh The Lancet tahun 2000 sebanyak 972 juta (26%) orang dewasa di dunia menderita Hipertensi.
Angka ini terus meningkat tajam, diprediksikan oleh WHO pada tahun 2025 nanti sekitar 29% orang
dewasa di seluruh dunia yang menderita hipertensi. Pada saat ini hipertensi adalah faktor risiko
ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini, hipertensi berakibat terjadinya gagal jantung
kongestif serta penyakit cerebrovaskuler.

Penyakit ini dipengaruhi oleh cara dan kebiasaan hidup seseorang, sering disebut sebagai the killer
disease karena penderita tidak mengetahui kalau dirinya mengidap hipertensi. Penderita datang
berobat setelah timbul kelainan organ akibat Hipertensi. Hipertensi juga dikenal sebagai
heterogeneouse group of disease karena dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur,
sosial dan ekonomi. Kecenderungan berubahnya gaya hidup akibat urbanisasi, modernisasi dan
globalisasi memunculkan sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan angka kesakitan
hipertensi.

Permasalahan
- Tingginya angka hipertensi

- Jarang kontrol tekanan darah

- Hanya berobah jika ada keluhan

Perencanaan dan pemilihan

Terapi Farmakologis:

Pemberian obat anti hipertensi, seperti amlodipin atau captopril

Terapi Non-farmakologis:

Pengendalian faktor risiko yang dapat saling berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi, hanya
terbatas pada faktor risiko yang dapat diubah, dengan usaha-usaha sebagai berikut :

a. Mengatasi obesitas/menurunkan kelebihan berat badan

b. Mengurangi asupan garam didalam tubuh

c. Ciptakan keadaan rileks dan melakukan olah raga teratur

d. Berhenti merokok

Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan pada kegiatan Full Day Service di Balai Desa Pulau Panggung pukul 10.00-
selesai. Kegiatan dilakukan oleh peserta PIDI dan petugas puskesmas.

Monitoring

Kegiatan berjalan dengan lancar.

Apabila pasien datang untuk kontrol, dilakukan evaluasi apakah keluhan yang dialami sudah
berkurang atau belum. Memeriksa tekanan darah pasien. Ditanyakan apakah obat masih ada atau
tidak. Jika tekanan darah masih belum memenuhi sasaran setelah beberapa kali pengobatan dan
modifikasi gaya hidup yang tepat atau ditemukan komplikasi dari hipertensi, maka pasien perlu
dirujuk ke dokter spesialis.

4. Penyuluhan Kanker Serviks, dan Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

LB
Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Kanker payudara dan kanker
serviks merupakan kanker yang terbanyak diderita wanita terutama di negara berkembang termasuk
Indonesia dan menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia dan di Indonesia. Kanker
serviks merupakan kanker ginekologi, penyebab utamanya adalah adanya infeksi virus, yaitu oleh
human papilloma virus (HPV)

Permasalahan

Masih kurangnya pengetahuan sebagian masyarakat mengenai Kanker Serviks serta pentingnya
pemeriksaan secara berkala untuk mencegah perburukan bahkan kematian

Pemilihan

Akan dilakukan penyuluhan dengan sharing infomasi dan tanya jawab seputar Penyakit Kanker
Serviks, serta di lakukan tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

Pelaksanaan

Telah dilakukan penyuluhan dan diskusi mengenai Kanker Serviks, serta Tes IVA pada beberapa
masyarakat Desa Mangan Jaya

Monitoring

Kegiatan berjalan lancar

Partisipasi masyarakat baik

5. Upaya pengobatan dasar penyakit skabies

LB

Skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varian hominis, yang
penularannya terjadi secara kontak langsung maupun tidak langsung. Nama Sarcoptes scabiei
berasal dari bahasa Yunani sarx (daging) dan korptein (untuk memukul atau memotong) dan kata
Latin scabere (menggaruk). Referensi untuk skabies yang ditemukan dalam karya Aristoteles dan
Cicero (digambarkan sebagai "kutu dalam daging").

Permasalahan
Penyakit skabies diketahui tersebar di Asia sejak dari Daratan Cina hingga India. Sebaran skabies
pada hewan mamalia pun telah banyak diketahui sejak dulu. Di luar Asia pada masa lampau ada
bukti-bukti yang menunjukkan bahwa di sekitar tahun 1800-an penyakit ini dikenal juga di Eropa
seperti dilaporkan dari Austria, Scotlandia, dan negara-negara Scandinavia namun jarang dilaporkan
dari benua Amerika

Perencanaan

dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pengobatan dan edukasi untuk mencegah skabies

Pelaksanaan

Pasien datang ke balai Desa Lubuk Muda pada saat kegiatan Full Day Service dengan keluhan bintil-
bintil kemerahan di sela-sela jari tangan, punggung tangan dan pergelangan tangan kanan dan kiri,
sela-sela jari kaki kanan dan perut sejak + 1 minggu yang lalu. Sejak ± 1 minggu yang lalu, pasien
mengeluh timbul bintil-bintil kemerahan di sela-sela jari tangan yang disertai rasa gatal. Rasa gatal
terasa lebih berat di malam hari. Pasien sering menggaruk karena gatal. Awalnya bintil berjumlah
sedikit namun semakin lama semakin banyak. Bintil kemerahan kemudian menyebar ke punggung
dan pergelangan tangan kanan dan kiri, sela-sela jari kaki kanan dan perut pasien.Menurut pasien,
pertama kali penyakit ini diderita oleh sepupu pasien yang bersekolah di pesantren dan sedang
bermain ke rumah pasien. Beberapa hari kemudian timbul bintil-bintil kemerahan di sela-sela jari
tangan kanan dan kiri pasien yang terasa gatal. Bintik kemudian juga timbul di punggung dan
pergelangan tangan kanan dan kiri pasien dan di sela kaki kanan dan perut pasien.

Status Dermatologi :

Regio : Interdigiti manus dextra et sinistra, dorsum manus dextra et sinistra, interdigiti pedis dextra,
umbilicalis

Efloresensi : Vesikel, bulat, multipel, sirkumskrip, regional.

edukasi kebersihan keluarga, jangan menggunakan handuk secara bersamaan, kasur dijemur, cuci
baju pada air panas

- salep 2-4 dioleskan ke seluruh tubuh sesudah mandi , 3-4 kali sehari .

- cetirizine 1x5 mg tablet

Monitoring
Upaya pengobatan dasar yang telah dilakukan perlu monitoring dan evaluasi terhadap terapi yang
telah diberikan, pasien diminta untuk kontrol apabila tidak membaik dengan obat yang diberikan

Sosialisasi New Normal di Sekolah

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru
yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Sampai saat ini, situasi COVID-19 di
tingkat global maupun nasional masih dalam risiko sangat tinggi. Selama pengembangan vaksin
masih dalam proses, dunia dihadapkan pada kenyataan untuk mempersiapkan diri hidup
berdampingan dengan COVID-19. Oleh karenanya diperlukan pedoman dalam upaya pencegahan
dan pengendalian COVID-19 untuk memberikan panduan bagi masyarakat agar tetap sehat, aman,
dan produktif.

- Belum tersedia beberapa fasilitas terkait protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan,
disinfektan, thermogun, dan sebagainya.

- Mengatur siswa agar menjaga jarak dan tidak berkerumun selama di lingkungan sekolah

- Beberapa guru dan siswa yang tidak patuh memakai masker

Kunjungan langsung ke sekolah untuk melihat kesiapan sekolah dalam menghadapi fase New Normal
dan penyuluhan kepada dewan guru.

Pelaksanaan kegiatan kunjungan dimulai dengan persiapan berupa pendataan sekolah yang akan
dikunjungi. Kemudian, petugas (KUPT, penanggung jawab program promkes, dan dokter internsip)
bersama dengan Kepala Desa menuju ke sasaran. Lalu, memperkenalkan diri pada sasaran,
menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan. Hal-hal yang disampaikan dalam sosialisasi ini adalah:

1. Menyiapkan minimal 1 tempat cuci tangan di pintu masuk sekolah. Seluruh guru dan siswa yang
masuk wajib mencuci tangan terlebih dahulu.

2. Seluruh guru dan siswa yang datang diukur suhu tubuhnya menggunakan thermogun. Jika suhu
tubuh >37,5'C harus istirahat di rumah.

3. Seluruh guru dan siswa wajib menggunakan masker.

4. Meniadakan jam istirahat selama di sekolah.

5. Jumlah siswa yang belajar di dalam kelas maksimal 50% dari total kapasitas ruangan. Pengaturan
mengenai jadwal diserahkan kepada pihak sekolah bersama Dinas Pendidikan.

6. Terus mengawasi siswa agar selalu menjaga jarak dan tidak berkerumun selama di lingkungan
sekolah.

7. Penyemprotan disinfektan di lingkungan sekolah tiap 24 jam.


Dewan guru mendengarkan dengan baik sosialisasi yang disampaikan pihak Puskesmas Muara
Kelingi. Kepala sekolah yang mewakili dewan guru menyampaikan akan berusaha menyiapkan
fasilitas dan mematuhi protokol kesehatan pada tahun ajaran baru.

Anda mungkin juga menyukai