2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
berkat dan Rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas kuliah ini, dalam mata
kuliah Profesi Pendidikan.
Kami berterimakasih kepada Ibuk dosen yang sudah membimbing kami
dalam menyelesaikan tugas ini,kepada semua yang sudah memberikan saran dan
kritik,dan semua yang sudah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami mengharapkan agar tugas ini tidak hanya agar terpenuhinya tugas kuliah,
tetapi juga dapat bermanfaat bagi semua pembacanya,dan semoga juga dapat
menambah pengetahuan bagi kami dan pembaca.
Kami sadar bahwa saya masih dalam proses belajar, dan tugas ini pun
tidak luput dari kesalahan. Kami mohon maaf jika ada terdapat kesalahan pada
penulisan dan tata bahasa dalam makalah ini, dan kami mohon kritik dan saran
membangun makalah yang kami buat ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Pengertian Bimbingan Koseling?
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari Bimbingan Koseling?
3. Untuk mengetahui apa saja funsgi dari Bimbingan Koseling?
5
4. Untuk mengetahui apa saja prinip dari Bimbingan Koseling?
5. Untuk mengetahui apa saja asas dari Bimbingan Koseling?
D. Manfaat
1. Pembaca dapat mengetahui apa pengertian dari Bimbingan Koseling?
2. Pembaca dapat mengetahui apa tujuan dari Bimbingan Koseling?
3. Pembaca dapat mengetahui apa saja funsgi dari Bimbingan Koseling?
4. Pembaca dapat mengetahui apa saja prinip dari Bimbingan Koseling?
5. Pembaca dapat mengetahui apa saja asas dari Bimbingan Koseling?
6
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Konseling
Pengertian konseling dari segi terminology, menurut James
F. Adams, konseling adalah: “suatu pertalian timbal balik antara
dua orang individu dimana yang seorang (counselor) membantuyang
lain (counselee), supaya ia dapat lebih baik memhami dirinya dalam
hubungan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu
itu dan yang akan datang.
7
B. Tujuan Bimbingan Konseling
Tujuan bimbingan dan konselingdi sekolah dapat di kelompokkan
menjadi tiga, yaitu: tujuan umum, tujuan khusus, dan tujuan akhir.
1. Tujuan bimbingan dan konseling secara umum:
Secara umum bimbingan dan konseling mempunyai tujuan
yang sama dengan tujuan pendidikan, yaitu tercapainya
perkembangan kepribadian yang optimal dan harmonis di antara
unsur-unsurnya yang meliputi fisik,mental, emosional, social, dan
moral, bahkan spiritual (religious). Apabila kebribadian telah
berkembang secara optimal dan harmonis maka peserta didik dapat
dikatakan telah dewasa. Tujuan pendidikan adalah kedewasaan,
sedangkan tujuan bimbingan adalah kemandirian. Dalam ilmu
pendidikan orang dewasa adalah orang yang mampu mandiri. Orang
yang sudah mandiri adalah orang yang sudah mampu bertanggung
jawab
8
memberikann pelayanan kepada siswa agar dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan
alam, lingkungan sosial maupun lingkungan diri sendiri.
Di sekolah,bimbingan dan konseling di berikan agar siswa
dapat mencapai prestasi yang optimal, khususnya prestasi
2. Fungsi Penyaluran
Agar para siswa yang dibimbing dapat berkembang secara optimal,
siswa perlu dibantu mendapatkan kesempatan penyaluran
9
pribadinya. Dalam fungsi penyaluran ini layanan yang dapat
diberikan, misalnya memperoleh jurusan atau program yang tepat.
3. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian dalam pelayanan bimbingan adalah membantu
tercapainya penyesuaian antara pribadi siswa dan sekolah. Kegiatan dalam
layanan fungsi ini berupa orientasi sekolah dan kegiatan-kegiatan
kelompok.
4. Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan, penyaluran, dan penyesuaian
telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih menghadapi
masalah tertentu. Disinilah fungsi perbaikan berperan. Bantuan
bimbingan berusaha menghadapi masalah yang dihadapi siswa.
5. Fungsi Pengembangan
Fungsi ini bahwa layanan bimbingan dapat membantu para
siswa dalam mengembangkan pribadinya secara terarah dan mantap.
Dalam fungsi developmental ini hal-hal yang dipandang positif dijaga
agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian siswa dapatmencapai
perkembangan kepribadian secara optimal.
10
martabatnya, baik oleh sikap perbuatan, maupun kata-kata
konselor. Konselor hendaknya menunjukkan sikap hormat kepada
klien, menunjukkan perhatian agar klien tumbuh rasa percata
terhadap konselor. Perasaan pada proses bimbingan sangat
diperlukan sekali. Dengan rasa percaya terhadap
mengemukakan masalahnya yang sedang dihadapi tidak
menaruh perasaanragu-ragu, curiga, takut, dan sebagainya.
Siswa sebagai individu yang merupakan kebulatan. Tingkah
lakunya diwarnai oleh keadaan fisik, psikis serta sosial dan latar
belakang lainnya, demikian pula kelainan tingkah lakunya,
sehingga dapat memberikan bimbingan dengan sebaik-baiknya.
Siswa adalah merupakan makhluk unik, artinya siswa satu
dengan yang lain terdapat perbedaan-perbedaan. Sehingga dengan
demikian perlu sekali dipahami sifat-sifat masing-masing siswa.
Keberhasilan layanan bimbingan di sekolah amat diperlukan oleh
kesediaan serta kesadaran siswa itu sendiri. Tanpa ada
kesadaran tersebut layanan bimbingan tidak akan berjalan.
Oleh karena itu usaha-usaha paling awal dilakukan oleh
seorang pembimbing di sekolah adalah menanamkan
kesadaran akan pentingnya bimbingan bagi dirinya baru
setelah itu diberi layanan bimbingan
11
pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua
data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar
terjamin.
Asas Kesukarelaan. Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah
tertanam pada diri siswa atau klien, maka sangat dapat diharapkan
bahwa mereka yang mengalami masalah akan dengan sukarela
membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta
bimbingan.
Asas Keterbukaan. Bimbingan dan konseling yang efisien hanya
berlangsung dalam suasana keterbukaan. Baik klien maupun
konselor harus bersifat terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya
sekadar berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi
dalam hal ini lebih penting dari masing-masing yang bersangkutan
bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah
yang dimaksud.
Asas Kekinian. Masalah individu yang ditanggulangi adalah
masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau,
dan bukan masalah yang akan dialami masa mendatang. Asas
kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh
menunda-nunda pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan
kepentingan klien dari pada yang lain.
Asas Kemandirian. Dalam memberikan layanan pembimbing
hendaklah selalu menghidupkan kemandirian pada diri orang yang
dibimbing, jangan sampai orang yang dibimbing itu menjadi
tergantung kepada orang lain, khususnya para pembimbing/
konselor.
Asas Kegiatan. Usaha layanan bimbingan dan konseling akan
memberikan buah yang tidak berarti, bila individu yang dibimbing
tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan
bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan
sendirinya tetapi harus diraih oleh individu yang bersangkutan.
12
Asas Kedinamisan. Upaya layanan bimbingan dan konseling
menghendaki terjadinya perubahan dalam individu yang dibimbing
yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan
tidaklah sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat
monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu
pembaruan, sesuatu yang lebih maju.
Asas Keterpaduan. Layanan bimbingan dan konseling
memadukan berbagai aspek individu yang dibimbing, sebagaimana
diketahui individu yang dibimbing itu memiliki berbagai segi kalau
keadaanya tidak saling serasi dan terpadu justru akan menimbulkan
masalah.
Asas Kenormatifan. Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari
norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu
ataupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini diterapkan
terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan
konseling.
Asas Keahlian. Usaha layanan bimbingan dan konseling secara
teratur, sistematik dan dengan mempergunakan teknik serta alat
yang memadai. Untuk itu para konselor perlu mendapatkan latihan
secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan
usaha pemberian layanan.
Asas Alih tangan. Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang
petugas bimbingan dan konseling sudah mengerahkan segenap
kemampuannya untuk membantu klien belum dapat terbantu
sebagaimana yang diharapkan, maka petugas ini mengalih-
tangankan klien tersebut kepada petugas atau badan lain yang lebih
ahli.
Asas Tutwuri handayani. Asas ini menunjukkan pada suasana
umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan
keseluruhan antara pembimbing dan yang dibimbing.
13
14
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Demikianlah dalam hal ini kami akhiri makalah ini tak lupa mohon maaf
kepada semua pihak, kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan penulisan
makalah ini selanjutnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16