Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PROFESI PENDIDIKAN

KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING

DISUSUN OLEH KELOMPOK 10 :

1. Fitrya Rahmah 5193343025

2. Poetri Ningsih 5193143013

3. Rahmatika Prasasti 5192443008

4. Yona Lian Indria 5193143026

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd


Putra Afriadi, S.Pd., M.Pd
MATA KULIAH : Profesi Pendidikan

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TATA BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
berkat dan Rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas kuliah ini, dalam mata
kuliah Profesi Pendidikan.
Kami berterimakasih kepada Ibuk dosen yang sudah membimbing kami
dalam menyelesaikan tugas ini,kepada semua yang sudah memberikan saran dan
kritik,dan semua yang sudah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami mengharapkan agar tugas ini tidak hanya agar terpenuhinya tugas kuliah,
tetapi juga dapat bermanfaat bagi semua pembacanya,dan semoga juga dapat
menambah pengetahuan bagi kami dan pembaca.
Kami sadar bahwa saya masih dalam proses belajar, dan tugas ini pun
tidak luput dari kesalahan. Kami mohon maaf jika ada terdapat kesalahan pada
penulisan dan tata bahasa dalam makalah ini, dan kami mohon kritik dan saran
membangun makalah yang kami buat ini.

Medan, 08 Mei 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................2


DAFTAR ISI .....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................4
A. Latar Belakang ......................................................................................4
B. Rumusan Masalah .................................................................................4
C. Tujuan ....................................................................................................4
D. Manfaat ..................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................6


A. Pengertian Bimbingan Konseling ..........................................................6
B. Tujuan Bimbingan Konseling................................................................7
C. Fungsi Bimbingan Konseling.................................................................8
D. Prinsip Bimbingan Konsling..................................................................9
E. Azas Bimbingan Konseling....................................................................10

BAB III PENUTUP ...........................................................................................13


A. Kesimpulan ............................................................................................13
B. Saran ......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................14

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap tubuh berkembang dan tumbuh sesuai dengan perjalanan


kehidupannya masing-masing, semua itu dilalui dengan beberapa fase-fase
perkembangan. Setiap fase perkembangan memliki serangkaian tugas
perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh tiap individu. Sebab,
kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu berakibat
tidak baik pada kehidupan selanjutanya dan sebaliknya juga begitu.
Pada perkembangan setiap individu, ada yang namanya konsep diri yang
merupakan variable yang menentukan dalam proses pendidikan. Banyak bukti
yang menguatkan bahwa rendahnya prestasi dan motivasi belajar banyak
disebabkan oleh penyimpangan perilaku siswa. Oleh karena itu setiap guru sudah
seharusnya memahami tentang konsep diri anak didiknya, bagaimana
perkembangannya dan bagaimana pengaruh konsep diri terhadap prestasi.

B.    Rumusan Masalah


1. Apa itu Pengertian Bimbingan Koseling?
2. Apa tujuan dari Bimbingan Koseling?
3. Apa saja funsgi dari Bimbingan Koseling?
4. Apa saja prinip dari Bimbingan Koseling?
5. Apa saja asas dari Bimbingan Koseling?

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Pengertian Bimbingan Koseling?
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari Bimbingan Koseling?
3. Untuk mengetahui apa saja funsgi dari Bimbingan Koseling?

5
4. Untuk mengetahui apa saja prinip dari Bimbingan Koseling?
5. Untuk mengetahui apa saja asas dari Bimbingan Koseling?

D.   Manfaat
1. Pembaca dapat mengetahui apa pengertian dari Bimbingan Koseling?
2. Pembaca dapat mengetahui apa tujuan dari Bimbingan Koseling?
3. Pembaca dapat mengetahui apa saja funsgi dari Bimbingan Koseling?
4. Pembaca dapat mengetahui apa saja prinip dari Bimbingan Koseling?
5. Pembaca dapat mengetahui apa saja asas dari Bimbingan Koseling?

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Konseling


1. Pengertian Bimbingan
Secara etimologi bimbingan merupakan terjemahan dari
kata bahasa Inggris, yakni “guidance”. Secara harfiah istilah
“guidance” dari akar kata “guide” berarti: 1. Mengarahkan (to
direct), 2. Memandu (to pilot), 3. Mengelola (to manage), 4.
Menyetir (to steer). Yang mempunyai arti “menunjukkan,
membimbing, menuntun ataupun membantu” sesuai dengan
istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai
suatu bantuan atau tuntutan.

2. Pengertian Konseling
Pengertian konseling dari segi terminology, menurut James
F. Adams, konseling adalah: “suatu pertalian timbal balik antara
dua orang individu dimana yang seorang (counselor) membantuyang
lain (counselee), supaya ia dapat lebih baik memhami dirinya dalam
hubungan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu
itu dan yang akan datang.

3. Pengertian Bimbingan Konseling


Dari uraian-uraian dan teori-teori yang telah dikemukakan di atas
maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan yang efektif yaitu sebagai
berikut:bimbingan konseling adalah suatu proses pemberian
bantuan secara terus-menerus dalam perkembangan individual
untuk mencapai kemampuan, pemahaman dan pengarahan diri,
penyesuaian diri serta pemecahan masalah yang dihadapi, sehingga
dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan lingkungannya.

7
B. Tujuan Bimbingan Konseling
Tujuan bimbingan dan konselingdi sekolah dapat di kelompokkan
menjadi tiga, yaitu: tujuan umum, tujuan khusus, dan tujuan akhir.
1. Tujuan bimbingan dan konseling secara umum:
Secara umum bimbingan dan konseling mempunyai tujuan
yang sama dengan tujuan pendidikan, yaitu tercapainya
perkembangan kepribadian yang optimal dan harmonis di antara
unsur-unsurnya yang meliputi fisik,mental, emosional, social, dan
moral, bahkan spiritual (religious). Apabila kebribadian telah
berkembang secara optimal dan harmonis maka peserta didik dapat
dikatakan telah dewasa. Tujuan pendidikan adalah kedewasaan,
sedangkan tujuan bimbingan adalah kemandirian. Dalam ilmu
pendidikan orang dewasa adalah orang yang mampu mandiri. Orang
yang sudah mandiri adalah orang yang sudah mampu bertanggung
jawab

2. Tujuan bimbingan dan konseling secara khusus :


Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan membantu siswa
dalam:
 Memahami dirinya, baik kekuatannya maupun kelemahannya.
 Menentukan pilihan-pilihan yang tepat sebab kesalahan
dalam menentukan pilihan dapat menimbulkan masalah baru
yang mungkin lebih buruk.
 Bimbingan dan konseling juga bertujan membantu siswa
dalam mencari jalan keluar atau mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi siswa dalam kehidupannya, terumta kehidupan
sekolah, aik yang menyangkut masalah belajar, masalah social,
maupun masalah pribadi.
 Hal yang penting diperlukan dalam kehidupan adalah
penyesuaian diri. Bimbingan dan konseling berusaha

8
memberikann pelayanan kepada siswa agar dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan
alam, lingkungan sosial maupun lingkungan diri sendiri.
 Di sekolah,bimbingan dan konseling di berikan agar siswa
dapat mencapai prestasi yang optimal, khususnya prestasi

3. Tujuan akhir bimbingan dan konseling :


Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah agar siswa yang
dibimbing dirinya sendiri(self-guidance).

Dapat disimpulkan bahwa tujuan Bimbingan dan Konseling adalah untuk


membantu siswa agar dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dalam
proses belajar mengajar, juga untuk dapat bersosialisasi dengan
lingkungannya.

C. Fungsi Bimbingan Konseling


Bimbingan dan Konseling merupakan fungsi integral dalam proses
belajar mengajar. Fungsi bimbingan Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya
Proses Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah adalah:
1. Fungsi Preventif (Pencegahan)
Fungsi pencegahan disini merupakan fungsi pencegahan
terhadap timbulnya masalah dalam fungsi bagi para siswa agar
terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi sebagai pencegahan
berupa program orientasi, program bimbingan karier, invesasi data dan
sebagainya.

2. Fungsi Penyaluran
Agar para siswa yang dibimbing dapat berkembang secara optimal,
siswa perlu dibantu mendapatkan kesempatan penyaluran

9
pribadinya. Dalam fungsi penyaluran ini layanan yang dapat
diberikan, misalnya memperoleh jurusan atau program yang tepat.

3. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian dalam pelayanan bimbingan adalah membantu
tercapainya penyesuaian antara pribadi siswa dan sekolah. Kegiatan dalam
layanan fungsi ini berupa orientasi sekolah dan kegiatan-kegiatan
kelompok.

4. Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan, penyaluran, dan penyesuaian
telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih menghadapi
masalah tertentu. Disinilah fungsi perbaikan berperan. Bantuan
bimbingan berusaha menghadapi masalah yang dihadapi siswa.

5. Fungsi Pengembangan
Fungsi ini bahwa layanan bimbingan dapat membantu para
siswa dalam mengembangkan pribadinya secara terarah dan mantap.
Dalam fungsi developmental ini hal-hal yang dipandang positif dijaga
agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian siswa dapatmencapai
perkembangan kepribadian secara optimal.

D. Prinsip Bimbingan Konseling


Menurut Elfi Mu’awanah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar dapat melaksanakan pelayanan bimbingan dengan sebaik-baiknya,
yaitu prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Hendaknya dalam memberikan layanan bimbingan individu
(siswa) dianggap sebagai individu yang berkemampuan,
termasuk kemampuan untuk memecahkan masalahnya.
 Siswa adalah individu yang berharga, sehingga tetap
dihormati, mereka (siswa) tidak boleh diremehkan, direndahkan

10
martabatnya, baik oleh sikap perbuatan, maupun kata-kata
konselor. Konselor hendaknya menunjukkan sikap hormat kepada
klien, menunjukkan perhatian agar klien tumbuh rasa percata
terhadap konselor. Perasaan pada proses bimbingan sangat
diperlukan sekali. Dengan rasa percaya terhadap
mengemukakan masalahnya yang sedang dihadapi tidak
menaruh perasaanragu-ragu, curiga, takut, dan sebagainya.
 Siswa sebagai individu yang merupakan kebulatan. Tingkah
lakunya diwarnai oleh keadaan fisik, psikis serta sosial dan latar
belakang lainnya, demikian pula kelainan tingkah lakunya,
sehingga dapat memberikan bimbingan dengan sebaik-baiknya.
 Siswa adalah merupakan makhluk unik, artinya siswa satu
dengan yang lain terdapat perbedaan-perbedaan. Sehingga dengan
demikian perlu sekali dipahami sifat-sifat masing-masing siswa.
 Keberhasilan layanan bimbingan di sekolah amat diperlukan oleh
kesediaan serta kesadaran siswa itu sendiri. Tanpa ada
kesadaran tersebut layanan bimbingan tidak akan berjalan.
Oleh karena itu usaha-usaha paling awal dilakukan oleh
seorang pembimbing di sekolah adalah menanamkan
kesadaran akan pentingnya bimbingan bagi dirinya baru
setelah itu diberi layanan bimbingan

E. Asas Bimbingan Konseling


Menurut Prayetno (2009:115), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu
asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan,
kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri
handayani. Adapun penjelasan mengenai asas-asas tersebut adalah sebagai
berikut:
 Asas Kerahasiaan. Asas kerahasiaan ini menuntut
dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik
(klien) yang menjadi sasaran layanan. Dalam hal ini guru

11
pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua
data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar
terjamin.
 Asas Kesukarelaan. Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah
tertanam pada diri siswa atau klien, maka sangat dapat diharapkan
bahwa mereka yang mengalami masalah akan dengan sukarela
membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta
bimbingan.
 Asas Keterbukaan. Bimbingan dan konseling yang efisien hanya
berlangsung dalam suasana keterbukaan. Baik klien maupun
konselor harus bersifat terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya
sekadar berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi
dalam hal ini lebih penting dari masing-masing yang bersangkutan
bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah
yang dimaksud.
 Asas Kekinian. Masalah individu yang ditanggulangi adalah
masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau,
dan bukan masalah yang akan dialami masa mendatang. Asas
kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh
menunda-nunda pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan
kepentingan klien dari pada yang lain.
 Asas Kemandirian. Dalam memberikan layanan pembimbing
hendaklah selalu menghidupkan kemandirian pada diri orang yang
dibimbing, jangan sampai orang yang dibimbing itu menjadi
tergantung kepada orang lain, khususnya para pembimbing/
konselor.
 Asas Kegiatan. Usaha layanan bimbingan dan konseling akan
memberikan buah yang tidak berarti, bila individu yang dibimbing
tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan
bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan
sendirinya tetapi harus diraih oleh individu yang bersangkutan.

12
 Asas Kedinamisan. Upaya layanan bimbingan dan konseling
menghendaki terjadinya perubahan dalam individu yang dibimbing
yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan
tidaklah sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat
monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu
pembaruan, sesuatu yang lebih maju.
 Asas Keterpaduan. Layanan bimbingan dan konseling
memadukan berbagai aspek individu yang dibimbing, sebagaimana
diketahui individu yang dibimbing itu memiliki berbagai segi kalau
keadaanya tidak saling serasi dan terpadu justru akan menimbulkan
masalah.
 Asas Kenormatifan. Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari
norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu
ataupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini diterapkan
terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan
konseling.
 Asas Keahlian. Usaha layanan bimbingan dan konseling secara
teratur, sistematik dan dengan mempergunakan teknik serta alat
yang memadai. Untuk itu para konselor perlu mendapatkan latihan
secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan
usaha pemberian layanan.
 Asas Alih tangan. Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang
petugas bimbingan dan konseling sudah mengerahkan segenap
kemampuannya untuk membantu klien belum dapat terbantu
sebagaimana yang diharapkan, maka petugas ini mengalih-
tangankan klien tersebut kepada petugas atau badan lain yang lebih
ahli.
 Asas Tutwuri handayani. Asas ini menunjukkan pada suasana
umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan
keseluruhan antara pembimbing dan yang dibimbing.

13
14
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Bimbingan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan


secara terus-menerus dalam perkembangan individual untuk mencapai
kemampuan, pemahaman dan pengarahan diri, penyesuaian diri serta pemecahan
masalah yang dihadapi, sehingga dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan
lingkungannya. Tujuan Bimbingan dan Konseling adalah untuk membantu siswa
agar dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dalam proses belajar
mengajar, juga untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Bimbingan
Konseling juga memiliki prinsip, fungsi dan asas tertentu.

2. Saran

Demikianlah dalam hal ini kami akhiri makalah ini tak lupa mohon maaf
kepada semua pihak, kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan penulisan
makalah ini selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dewa Ketut Sukardi,Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah , (Jakarta: PT


Rineka Cipta,1995).
L Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Guidance and
Conseling, (Bandung: CV.Ilmu,1981),
Prayetno dkk. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. (Jakarta: Depdiknas.
2004)
Prayetno dan Emti, Erman. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. (Jakarta:
Rieneka Cipta. 2009)
Syamsyu Yusuf, Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarta, 2005)

16

Anda mungkin juga menyukai