Bab Ii
Bab Ii
40
41
13 Perlak 2 buah
14 Sikat untuk membersihkan peralatan 1 buah
15 Formulir Informed Consent Sesuai Kebutuhan
16 Surat Keterangan Sehat Sesuai Kebutuhan
17 Goggle 1 buah
18 · Enamel Access Cutter 1 Buah
· Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Kecil (Spoon
19 1 Buah
Excavator Small)
· Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Sedang
20 1 Buah
(Spoon Excavator Medium)
· Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Besar (Spoon
21 1 Buah
Excavator Large)
22 · Double Ended Applier and Carver 1 Buah
23 · Spatula Plastik 1 Buah
24 · Hatchet 1 Buah
25 · Batu Asah 1 Buah
26 Kaca Mulut Datar No.4 Tanpa Tangkai 5 Buah
27 Klem/Pemegang Jarum Jahit 1 Buah
28 Jarum exterpasi 1 set
29 Light Curing 1 Buah
Mikromotor dengan Straight dan Contra Angle Hand
30 1 buah
Piece (Low Speed Micro Motor portable)
31 Pelindung Jari 1 buah
32 Polishing Bur 1 Set
Skeler Standar , Bentuk Cangkul Kiri (Type
33 1 buah
Chisel/Mesial)
Skeler Standar , Bentuk Cangkul Kanan (Type
34 1 buah
Chisel/Mesial)
35 Skeler Standar, Bentuk Tombak (Type Hook) 1 buah
Skeler Standar, Black Kiri dan Kanan (Type
36 1 buah
Chisel/Mesial)
Skeler Standar, Black Kiri dan Kiri (Type
37 1 buah
Chisel/Mesial)
38 Skeler Ultrasonik 1 Buah
39 Sonde Lurus 5 Buah
40 Skalpel, Mata Pisau Bedah (Besar) 1 buah
41 Skalpel, Mata Pisau Bedah (Kecil) 1 buah
42 Skalpel, Tangkai Pisau Operasi 1 buah
43 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1 Buah
44 Korentang, Penjepit Sponge (Foerster) 1 buah
45 Lampu Spiritus Isi 120 cc 1 buah
46 Needle Destroyer 1 buah
47 Silinder Korentang Steril 1 buah
48 Toples Kapas Logam dengan Pegas dan Tutup (50 x 1 buah
42
70 mm)
49 Toples Pembuangan Kapas (50 x 75 mm) 1 buah
50 Kasa Sesuai Kebutuhan
51 Benang Silk Sesuai Kebutuhan
52 Chromik Catgut Sesuai Kebutuhan
53 Fantom Gigi Anak 2 buah
54 Fantom Gigi Dewasa 2 buah
55 Pengungkit Akar Gigi (Cryer Distal) 1 buah
56 Pengungkit Akar Gigi (Cryer Mesial) 1 buah
57 Penumpat Plastis 1 buah
58 Pen Lancet 1 buah
59 Pinset Anatomis, 14,5 cm 2 buah
60 Pinset Anatomis, 18 2 buah
61 Pinset Gigi 1 buah
62 Scaller , Black Kiri dan Kanan (Type Hoe) 1 buah
63 Scaller , Standar, Bentuk Bulan Sabit (Type Sickle) 1 buah
Scaller , Standar, Bentuk Cangkul Kanan (Type
64 1 buah
Chisel/Mesial)
Scaller , Standar, Bentuk Cangkul Kiri (Type
65 1 buah
Chisel/Distal)
66 Scaller Standar, Bentuk Tombak (Type Hoe) 1 buah
67 Semprit Untuk Telinga dan Luka 1 buah
68 Semprit, Air 1 buah
69 Semprit, Gliserin 1 buah
70 Silinder Korentang Kecil 1 buah
71 Skalpel Tangkai Pisau Operasi 1 buah
72 Skalpel, Mata Pisau Bedah (No.10) 1 buah
73 Sonde Bengkok 1 buah
74 Sonde lurus 1 buah
75 Sonde Uterus/ Penduga 1 buah
76 Spalk 1 buah
77 Spatula Pengaduk Semen Gigi 1 buah
78 Tang Pencabut Akar Gigi Atas Bentuk Bayonet 1 buah
79 Tang Pencabut Akar Gigi Depan Atas 1 buah
80 Tang Pencabut Akar Gigi Seri dan Sisa Akar Bawah 1 buah
81 Tang Pencabut Akar Gigi Terakhir Atas 1 buah
82 Tang Pencabut Akar Gigi Terakhir Bawah 1 buah
83 Tang Pencabut Gigi Geraham Atas Kanan 1 buah
84 Tang Pencabut Gigi Geraham Atas Kiri 1 buah
85 Tang Pencabut Gigi Geraham Besar Bawah 1 buah
86 Tang Pencabut Gigi Geraham Kecil Atas 1 buah
Tang Pencabut Gigi Geraham Kecil Kecil dan Taring
87 1 buah
Bawah
43
membutuhkan waktu lebih dari 60 menit untuk kembali normal dibantu dengan
kemampuan buffer saliva. Proses demineralisasi/remineralisasi ini terjadi secara
kontinyu atau terus menerus pada permukaan gigi.
4. Waktu
Meskipun penurunan pH terjadi dengan cepat namun biofilm plak tetap
membutuhkan waktu untuk melarutkan mineral pada gigi.
cepat belajar dan perjalanan yang masih panjang. Maka dari itu diwajibkan pada
satu orang dokter gigi bertanggungjawab pada lima puluh ribu anak sekolah.5
2.4.1.5 Pengaturan Diet
Faktor yang memengaruhi karies salah satunya adalah faktor lingkungan
berupa diet dilihat dari jumlah , frekuensi dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi.
Makanan kariogenik adalah makanan utama penyebab karies yang banyak
mengandung karbohidrat dan lengket. Karies dapat terjadi karena asam yang
diproduksi oleh bakteri plak ketika mengkonsumsi makanan. Kandungan gula
pada makanan adalah hal penting yang mempengaruhi terjadinya karies dan
sukrosa merupakan jenis gula yang bersifat paling kariogenik diantara semua jenis
gula. Manusia mengkonsumsi gula setiap harinya dan terhitung 60% adalah
sukrosa.5,9 Asupan protein dan lemak dapat memberikan efek positif dalam
menghambat karies. Protein mempunyai struktur asam amino yang berperan
dalam pembentukan kolagen gigi, lemak mengandung phospolipid yang dapat
membentuk struktur sel pada membran dentin dan email. Diet yang dilakukan
secara teratur dapat menghambat terjadinya karies gigi seperti mengontrol asupan
makanan manis terutama mengandung sukrosa, asam dan lengket serta banyak
mengonsumsi buah dan sayuran.8
2.4.1.6 Gejala Klinis
Karies merupakan outcome dari metabolisme biofilm yang menutupi
permukaan gigi. Kehilangan mineral gigi dalam jumlah banyak akan
menyebabkan penurunan dari translusensi enamel dan dapat disebut dengan lesi
opak berwarna putih (white spot lesion). Lesi ini merupakan tahap awal dari
terbentuknya karies. Karena peningkatan porositas enamel, maka makanan mudah
masuk atau tersangkut di enamel sehingga white spot lesion dapat berubah warna
menjadi kecoklatan bahkan hitam seiring berjalannya waktu.10 Gigi yang terserang
karies juga akan menjadi sensitif teradap panas, dingin dan manis. Serta timbul
rasa sakit pada saat dipakai untuk mengunyah.11
2.4.1.7 Proses Terjadinya Karies
Perkembangan dan bentuk dari lesi karies sangat bermacam-macam,
tergantung dari lokasi awalnya dan kondisi rongga mulut. Perkembangan karies
49
mulai dari gigi normal hingga terjadi kavitas diperkirakan terjadi selama 6 sampai
18 bulan. Puncak munculnya lesi karies terjadi pada tahun ketiga dari saat pertama
kali erupsi. Apabila seseorang terlalu sering mengkonsumsi makanan manis dan
mempunyai kebersihan mulut yang buruk maka dapat terbentuk lesi karies non
kavitas atau biasa disebut dengan “white spot” dalam 3 minggu. White spot
merupakan lesi awal sebelum terbentuknya kavitas. Mulut kering akibat radiasi
juga dapat menyebabkan perkembangan klinis karies dalam 3 bulan dari waktu
radiasinya. Perkembangan karies pada orang yang sehat akan lebih lama
dibandingkan orang yang berisiko karies tinggi.12
Proses terjadinya karies terbagi menjadi 5 tahap:13
1. Lubang Kecil: kerusakan awal pada enamel meluas ke DEJ (Dentino-Enamel
Junction). Tahap ini dapat terdeteksi dengan probe.
2. Lesi putih/biru: karies akan menghancurkan dentin lebih cepat dibanding
email karena dentin lebih lunak. Kerusakannya ditunjukkan melalui email
yang transparan sebagai lesi berwana putih atau biru.
3. Kavitas terbuka: enamel yang kehilangan dukungan akan rusak.
4. Pulpitis: ketika telah mencapai ruangan pulpa, maka akan terjadi
inflamasi/peradangan pada pulpa dan muncul rasa sakit.
5. Abses apikal: infeksi menyebar melalui foramen apikal menuju ligamen
periodontal. Pada tahap ini terjadi nekrosis pulpa dan gigi menjadi non-vital.
Pada bagian apeks gigi juga akan terjadi bengkak dan muncul pus.
2.4.1.8 Faktor Risiko Karies
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa anak yang berasal dari keluarga
dengan penghasilan rendah mengalami penyakit karies yang lebih tinggi. Tingkat
keparahan karies pada orang dewasa akan meningkat seiring bertambahnya usia
dan sangat bervariasi menurut jenis kelamin. Faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya karies salah satunya adalah aliran dan komposisi saliva, diet seseorang
dan asupan karbohidrat yang dapat difermentasi dalam makanan dan minuman.
Jenis dan jumlah bakteri juga sangat mempengaruhi tingkat keparahan karies
karena salah satu penyebab utama karies adalah produk yang dihasilkan bakteri. 14
Faktor lain yang dapat berpengaruh yaitu morfologi gigi dengan bentuk pit dan
50
fissure dalam. Pit dan fissure yang dalam akan menyebabkan terjebaknya
makanan, debris dan bakteri sehingga terjadi pembentukan karies.5
Menurut Limeback (2012) faktor risiko karies terdiri dari:15
1. Saliva
Terdapat 2 jenis kelenjar yaitu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor.
Salah satu fungsi saliva yaitu sebagai pembersih rongga mulut sehingga
kemampuan kelenjar saliva minor untuk menghasilkan saliva, konsistensi saliva,
pH saliva dan flow dari saliva akan mempengaruhi proses terbentuknya karies.
Saliva juga mempunyai fungsi sebagai penyeimbang pH rongga mulut. Saat
keadaan mulut asam saliva akan berperan dalam menetralkan kembali keadaan
yang asam tersebut.
2. Diet
Karies dapat dipengaruhi oleh jumlah konsumsi gula per hari dan jumlah
konsumsi asam perhari. Saat makan, keadaan rongga mulut menjadi asam dan
mineral-mineral dalam gigi akan larut sehingga apabila mengkonsumsi gula dan
asam yang terlalu banyak maka akan berpengaruh pada pembentukan karies.
3. Fluoride
Fluoride adalah salah satu zat yang dapat mencegah terjadinya karies,
sehingga banyaknya keterpaparan fluoride setiap invidu akan berpengaruh
terhadap proses pembentukan karies.
4. Biofilm
Biofilm adalah kumpulan bakteri yang membetuk selapis tipis pada
permukaan gigi dan menyebabkan pewarnaan yang berbeda. Komposisi biofilm
akan berpengaruh terhadap proses pembentukan karies dan apabila biofilm
tersebut bersifat aktif maka proses pembentukan karies akan terus berlanjut.
karies. Ketika pengukuran ini digunakan untuk gigi permanen maka disebut
dengan indeks DMFT/DMFS dengan melihat dari jumlah gigi yang decay (D),
missing (M),dan filled (F) atau jumlah permukaan gigi yang decay (D), missing
(M),dan filled (F), sedangkan jika pengukuran dilakukan untuk gigi sulung disebut
dengan deft dengan melihat dari gigi yang mengalami karies atau decay (d), gigi
yang diindikasikan untuk dicabut/sudah dicabut karena karies atau extracted (e)
dan gigi yang ditambal karena mengalami karies atau filling (f) .16
Jumlah indeks DMFT pada gigi dewasa diperoleh dengan menjumlahkan
masing-masing skor dari komponen D, M dan F. Untuk mengukur jumlah DMFT
dalam suatu kelompok dapat menggunakan rumus:17
D+M+F
Jumlah Orang yang Diperiksa
Sedangkan untuk mengukur jumlah indeks karies pada gigi sulung diperoleh
menjumlahkan masing-masing skor dari komponen d (decay), e (extracted) dan f
(filled).17
Berikut beberapa aturan dalam skoring DMFT, diantaranya:5
1. Tidak boleh ada gigi yang dihitung dua kali
2. Untuk komponen D, M dan F dicatat dengan terpisah
3. Kehilangan gigi atau tambalan pada gigi yang bukan akibat dari karies tidak
masuk perhitungan
4. Gigi sulung tidak termasuk kedalam penghitungan indeks DMFT
5. Gigi dengan beberapa tambalan tetap dihitung sebagai 1 gigi
Terdapat modifikasi perhitungan indeks DMFT yang dilakukan WHO yaitu
molar ketiga masuk dalam perhitungan, gigi dengan tambalan sementara dianggap
kriteria decay dan lesi awal karies tidak dianggap sebagai kriteria decay.
Tingkatan dari pengalaman karies yang terjadi pada gigi sulung atau
permanen dapat mengikuti kriteria dari WHO. Indikator untuk anak-anak
(kelompok usia 12 tahun) dan dewasa (usia 35-44 tahun) adalah sebagai berikut:
52