Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI UPT PUSKESMAS


KASIHAN I

2.1 Sumber Daya Manusia di BPG Puskesmas Kasihan I


Puskesmas Kasihan I memiliki empat tenaga kesehatan dalam melakukan
pelayanan di Balai Pengobatan Gigi. Tenaga kesehatan yang dimiliki adalah dua
dokter gigi dan dua perawat gigi.

Tabel 2.1 Sumber Daya Manusia di BPG Puskesmas Kasihan I


No Jenis Jumlah yang ada
1 Dokter Gigi 2
2 Perawat Gigi 2

2.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan Gigi di BPG Puskesmas Kasihan I


Sarana dan Prasarana merupakan salah satu persyaratan yang diperlukan
dalam mendirikan puskesmas. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 75 tahun
2014 pasal 13 disebutkan untuk mendirikan puskesmas diperlukan sarana
prasarana yang paling sedikit berfungsi terdiri atas: sistem ventilasi, pencahayaan,
sanitasi, kelistrikan, komunikasi, gas medik, proteksi petir, proteksi kebakaran,
kendaraan puskesmas keliling dan ambulance.1

NAMA SARANA, BMHP , OBAT DAN ALAT


NO JUMLAH
KESEHATAN

1 Alkohol Sesuai Kebutuhan


2 Povidone Iodine Sesuai Kebutuhan
3 Podofilin Tinctura 25% Sesuai Kebutuhan
4 Kapas Sesuai Kebutuhan
5 Kasa non steril Sesuai Kebutuhan
6 Kasa steril Sesuai Kebutuhan
7 Masker wajah Sesuai Kebutuhan
8 Sarung tangan steril Sesuai Kebutuhan
9 Sarung tangan non steril Sesuai Kebutuhan
10 Baskom cuci tangan 1 buah
11 Lampu spiritus 1 buah
12 Lemari alat 1 buah

40
41

13 Perlak 2 buah
14 Sikat untuk membersihkan peralatan 1 buah
15 Formulir Informed Consent Sesuai Kebutuhan
16 Surat Keterangan Sehat Sesuai Kebutuhan
17 Goggle 1 buah
18 · Enamel Access Cutter 1 Buah
· Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Kecil (Spoon
19 1 Buah
Excavator Small)
· Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Sedang
20 1 Buah
(Spoon Excavator Medium)
· Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Besar (Spoon
21 1 Buah
Excavator Large)
22 · Double Ended Applier and Carver 1 Buah
23 · Spatula Plastik 1 Buah
24 · Hatchet 1 Buah
25 · Batu Asah 1 Buah
26 Kaca Mulut Datar No.4 Tanpa Tangkai 5 Buah
27 Klem/Pemegang Jarum Jahit 1 Buah
28 Jarum exterpasi 1 set
29 Light Curing 1 Buah
Mikromotor dengan Straight dan Contra Angle Hand
30 1 buah
Piece (Low Speed Micro Motor portable)
31 Pelindung Jari 1 buah
32 Polishing Bur 1 Set
Skeler Standar , Bentuk Cangkul Kiri (Type
33 1 buah
Chisel/Mesial)
Skeler Standar , Bentuk Cangkul Kanan (Type
34 1 buah
Chisel/Mesial)
35 Skeler Standar, Bentuk Tombak (Type Hook) 1 buah
Skeler Standar, Black Kiri dan Kanan (Type
36 1 buah
Chisel/Mesial)
Skeler Standar, Black Kiri dan Kiri (Type
37 1 buah
Chisel/Mesial)
38 Skeler Ultrasonik 1 Buah
39 Sonde Lurus 5 Buah
40 Skalpel, Mata Pisau Bedah (Besar) 1 buah
41 Skalpel, Mata Pisau Bedah (Kecil) 1 buah
42 Skalpel, Tangkai Pisau Operasi 1 buah
43 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1 Buah
44 Korentang, Penjepit Sponge (Foerster) 1 buah
45 Lampu Spiritus Isi 120 cc 1 buah
46 Needle Destroyer 1 buah
47 Silinder Korentang Steril 1 buah
48 Toples Kapas Logam dengan Pegas dan Tutup (50 x 1 buah
42

70 mm)
49 Toples Pembuangan Kapas (50 x 75 mm) 1 buah
50 Kasa Sesuai Kebutuhan
51 Benang Silk Sesuai Kebutuhan
52 Chromik Catgut Sesuai Kebutuhan
53 Fantom Gigi Anak 2 buah
54 Fantom Gigi Dewasa 2 buah
55 Pengungkit Akar Gigi (Cryer Distal)  1 buah
56 Pengungkit Akar Gigi (Cryer Mesial)  1 buah
57 Penumpat Plastis  1 buah
58 Pen Lancet  1 buah
59 Pinset Anatomis, 14,5 cm  2 buah
60 Pinset Anatomis, 18  2 buah
61 Pinset Gigi  1 buah
62 Scaller , Black Kiri dan Kanan (Type Hoe) 1 buah 
63 Scaller , Standar, Bentuk Bulan Sabit (Type Sickle)  1 buah
Scaller , Standar, Bentuk Cangkul Kanan (Type
64  1 buah
Chisel/Mesial)
Scaller , Standar, Bentuk Cangkul Kiri (Type
65  1 buah
Chisel/Distal)
66 Scaller Standar, Bentuk Tombak (Type Hoe)  1 buah
67 Semprit Untuk Telinga dan Luka  1 buah
68 Semprit, Air  1 buah
69 Semprit, Gliserin  1 buah
70 Silinder Korentang Kecil  1 buah
71 Skalpel Tangkai Pisau Operasi  1 buah
72 Skalpel, Mata Pisau Bedah (No.10)  1 buah
73 Sonde Bengkok  1 buah
74 Sonde lurus  1 buah
75 Sonde Uterus/ Penduga  1 buah
76 Spalk  1 buah
77 Spatula Pengaduk Semen Gigi  1 buah
78 Tang Pencabut Akar Gigi Atas Bentuk Bayonet  1 buah
79 Tang Pencabut Akar Gigi Depan Atas  1 buah
80 Tang Pencabut Akar Gigi Seri dan Sisa Akar Bawah 1 buah 
81 Tang Pencabut Akar Gigi Terakhir Atas  1 buah
82 Tang Pencabut Akar Gigi Terakhir Bawah 1 buah 
83 Tang Pencabut Gigi Geraham Atas Kanan  1 buah
84 Tang Pencabut Gigi Geraham Atas Kiri  1 buah
85 Tang Pencabut Gigi Geraham Besar Bawah  1 buah
86 Tang Pencabut Gigi Geraham Kecil Atas  1 buah
Tang Pencabut Gigi Geraham Kecil Kecil dan Taring
87  1 buah
Bawah
43

88 Tangkai untuk Kaca Mulut  1 buah


89 Alkohol  1 buah
90 Benang Silk 1 buah 
91 Betadine Solution atau Desinfektan lainnya  1 buah
92 Chromik Catgut  1 buah
93 Disposible Syringe 3cc  10 buah
94 Kain Balut segitiga  1 buah
95 Kapas  1 buah
96 Kasa  1 buah
97 Masker  1 buah
98 Mixing Pad  1 buah
99 Sabun tangan atau antiseptik  1 buah
100 Semen glass ionomer  1 buah
 10
Disposable Syringe, 1 cc Sesuai kebutuhan
1
102 Disposable Syringe, 10 cc Sesuai kebutuhan
103 Disposable Syringe, 5 cc Sesuai kebutuhan
Jarum Jahit, Lengkung, 1/2 Lingkaran, Penampang
104 Sesuai kebutuhan
Bulat
Jarum Jahit, Lengkung, 1/2 Lingkaran, Penampang
105 Sesuai kebutuhan
Segitiga
Jarum Jahit, Lengkung, 3/8 Lingkaran, Penampang
106 Sesuai kebutuhan
Bulat
Jarum Jahit, Lengkung, 3/8 Lingkaran, Penampang
107 Sesuai kebutuhan
Segitiga
Tabel 2.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan Gigi di BPG Puskesmas Kasihan I

2.3 Pelayanan Medik Dasar


Pelayanan medik adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
pasien sesuai dengan standar pelayanan medis dengan memanfaatkan sumber daya
dan fasilitas secara optimal.2
Pelayanan Medik Gigi Dasar adalah kegiatan pelayanan gigi dan mulut
perorangan dan keluarga yang meliputi aspek pencegahan primer, pencegahan
sekunder dan pencegahan tertier, yang dilaksanakan tenaga profesional kesehatan
gigi dan mulut, baik berupa tindakan kompleks maupun sederhana, sesuai dengan
standar yang berlaku. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1173/Menkes/Per/X/2004.2
Pelayanan medik dasar gigi yang dilakukan di Puskesmas Bantul adalah :
1. Oral diagnostic/konsultasi/premedikasi
44

2. Pembersihan karang gigi


3. Tumpatan amalgam
4. Tumpatan GIC
5. Tumpatan komposit
6. Perawatan pulp capping
7. Perawatan syaraf
8. Trepanasi gigi
9. Pengambilan tumpatan
10. Koreksi oklusi
11. Koreksi ulkus decubitis
12. Pencabutan gigi dewasa
13. Pencabutan gigi anak
14. Insisi abses
15. Perawatan dry socket
16. Operkulektomi
17. Operasi gigi
18. Hecting oral
19. Kontrol post exo/op
20. Alveolektomi
21. Reposisi mandibular
22. Imobilisasi dengan komposit
23. Perawatan gigi tiruan sebagian
24. Jacket crown
25. Jacket porcelain fused to metal per unit
26. Reparasi gigi tiruan akrilik

2.4 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat


Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) adalah suatu pendekatan edukatif
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat
dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya promotif,
preventif kesehatan gigi pada berbagai Upaya Kesehatan Bersumber Daya
45

Masyarakat yang berlandaskan pendekatan Primary Health Care (Pedoman


UKGM cetakan ketiga).
Kegiatan yang dilakukan dalam Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat di
Puskesmas Kasihan I meliputi kunjungan petugas puskesmas ke SMP di Wilayah
kerja Puskesmas Kasihan I, kegiatan yang dilakukan di SMP adalah pemeriksaan
gigi kepada murid SMP usia 12-15 tahun.
2.4.1 Karies
2.4.1.1 Pengertian
Karies merupakan proses perusakan yang menyebabkan dekalsifikasi email
gigi serta berlanjut menjadi kerusakan email dan dentin, juga pembentukan lubang
pada gigi.3 Lesi karies dapat diklasifikasikan menurut letak anatomi gigi dan
biasanya ditemukan pada daerah pit dan fissure atau pada permukaan gigi yang
halus. Lesi pada permukaan gigi yang halus dapat dimulai dari email (karies
email) atau pada akar yang terekspos. Karies juga dapat diklasifikasikan menurut
aktifitasnya yaitu karies aktif dan karies yang terhenti (arrested caries). Perbedaan
dari kedua lesi ini dapat dilihat berdasarkan pertimbangan dari pertanyaan yang
diajukan ke pasien dan penilaian status kesehatan rongga mulut pasien. Rampant
caries adalah sebutan untuk karies aktif multipel yang terjadi pada pasien yang
sama, artinya dalam rongga mulut satu pasien terdapat beberapa lesi karies aktif.
Hidden caries adalah lesi karies pada dentin yang terlewat saat pemeriksaan visual
namun cukup besar saat dideteksi secara radiografi.4
2.4.1.2 Epidemiologi
Karies merupakan penyakit yang sudah mendunia dan mempengaruhi berbagai
tempat, ras, jenis kelamin dan usia. Penyakit karies umumnya terjadi pada umur 5,
12, 15, 35-40, dan 65-74 tahun dengan berdasarkan pada hasil perhitungan indeks
DMFT (jumlah gigi decay, missing, filled setiap individu). Laporan pada
pertengahan tahun 1970 menyatakan bahwa adanya penurunan karies pada anak
dan orang dewasa di negara berkembang. WHO mengkonfirmasi bahwa benar
adanya penurunan jumlah penyakit karies di negara berkembang namun ada juga
beberapa negara berkembang yang mengalami peningkatan prevalensi karies.
Karies dipelajari juga pada populasi kulit putih di Amerika dan hasilnya
46

menunjukkan banyaknya individu yang terkena. Karies mempengaruhi semua


jenis kelamin, umur maupun status sosial dan 90% terjadi pada umur 14 tahun. 5
Penelitian Annisa (2014) mengatakan bahwa prevalensi karies paling tinggi
berada di Asia dan Amerika Latin, dan paling rendah berada di Afrika.6
2.4.1.3 Etiologi
Karies gigi melibatkan proses demineralisasi dan remineralisasi kompleks
pada enamel akibat dari produk asam yang dihasilkan bakteri dalam plak. Karies
gigi adalah penyakit yang penyebabnya multifaktorial dan merupakan hasil
interaksi dari lingkungan, kebiasaan dan genetik.7
Faktor utama yang mempengaruhi proses karies antara lain:4
1. Bakteri
Terdapat berbagai macam bakteri yang berkoloni didalam plak seperti
Streptococcus dan Lactobacillus, namun Streptococcus mutans diangap sebagai
bakteri utama yang memiliki peran penting pada proses terjadinya karies.
2. Permukaan gigi yang rentan
Karies terjadi pada permukaan gigi apabila terdapat akumulasi plak di
permukaan gigi. Jenis permukaan gigi yang dapat terjadi akumulasi plak
diantaranya:
 Pit dan fissure yang dalam pada gigi posterior bagian oklusal merupakan
bagian yang sulit dibersihkan secara maksimal dengan sikat gigi.
 Bagian proksimal (mesial dan distal), karena bagian ini bisa saja tidak bersih
secara maksimal jika pasien tidak menggunakan alat bantu sikat gigi.
 Permukaan halus yang mendekati margin gingival karena daerah ini juga sulit
dijangkau oleh pasien saat menyikat gigi.
 Restorasi yang berlebih (overhang) dapat menyebabkan terjebaknya plak dan
sulit dibersihkan dengan sikat gigi maupun dental floss.
3. Substrat
Bakteri plak dapat memetabolisme karbohidrat sehingga menghasilkan
berbagai macam produk asam (laktat, propionik, asetat) pada permukaan gigi dan
menyebabkan pH mulut menjadi asam dalam waktu sekitar 1-3 menit. Jika pH
mulut mencapai pH kritis (>5,5) maka akan terjadi demineralisasi pada gigi. pH
47

membutuhkan waktu lebih dari 60 menit untuk kembali normal dibantu dengan
kemampuan buffer saliva. Proses demineralisasi/remineralisasi ini terjadi secara
kontinyu atau terus menerus pada permukaan gigi.
4. Waktu
Meskipun penurunan pH terjadi dengan cepat namun biofilm plak tetap
membutuhkan waktu untuk melarutkan mineral pada gigi.

Gambar 2.1 Penyebab Karies. Dikutip dari: Cameron AC7

2.4.1.4 Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut


Pengetahuan merupakan suatu yang diketahui berkaitan dengan proses
pembelajaran dan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya.8 Pengetahuan kesehatan gigi mulut adalah
salah satu pengetahuan yang penting yaitu meliputi pemeriksaan rutin ke dokter
gigi, teknik menyikat gigi dan berkumur yang baik dan benar serta cara mencegah
penyakit gigi mulut. Petugas kesehatan harus terlatih dan bertanggungjawab untuk
memberikan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut terutama bagi
dokter gigi. Pendidikan kesehatan gigi mulut mempunyai manfaat yang lebih
besar jika dilakukan ke anak sekolah karena jumlah populasi yang besar, lebih
48

cepat belajar dan perjalanan yang masih panjang. Maka dari itu diwajibkan pada
satu orang dokter gigi bertanggungjawab pada lima puluh ribu anak sekolah.5
2.4.1.5 Pengaturan Diet
Faktor yang memengaruhi karies salah satunya adalah faktor lingkungan
berupa diet dilihat dari jumlah , frekuensi dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi.
Makanan kariogenik adalah makanan utama penyebab karies yang banyak
mengandung karbohidrat dan lengket. Karies dapat terjadi karena asam yang
diproduksi oleh bakteri plak ketika mengkonsumsi makanan. Kandungan gula
pada makanan adalah hal penting yang mempengaruhi terjadinya karies dan
sukrosa merupakan jenis gula yang bersifat paling kariogenik diantara semua jenis
gula. Manusia mengkonsumsi gula setiap harinya dan terhitung 60% adalah
sukrosa.5,9 Asupan protein dan lemak dapat memberikan efek positif dalam
menghambat karies. Protein mempunyai struktur asam amino yang berperan
dalam pembentukan kolagen gigi, lemak mengandung phospolipid yang dapat
membentuk struktur sel pada membran dentin dan email. Diet yang dilakukan
secara teratur dapat menghambat terjadinya karies gigi seperti mengontrol asupan
makanan manis terutama mengandung sukrosa, asam dan lengket serta banyak
mengonsumsi buah dan sayuran.8
2.4.1.6 Gejala Klinis
Karies merupakan outcome dari metabolisme biofilm yang menutupi
permukaan gigi. Kehilangan mineral gigi dalam jumlah banyak akan
menyebabkan penurunan dari translusensi enamel dan dapat disebut dengan lesi
opak berwarna putih (white spot lesion). Lesi ini merupakan tahap awal dari
terbentuknya karies. Karena peningkatan porositas enamel, maka makanan mudah
masuk atau tersangkut di enamel sehingga white spot lesion dapat berubah warna
menjadi kecoklatan bahkan hitam seiring berjalannya waktu.10 Gigi yang terserang
karies juga akan menjadi sensitif teradap panas, dingin dan manis. Serta timbul
rasa sakit pada saat dipakai untuk mengunyah.11
2.4.1.7 Proses Terjadinya Karies
Perkembangan dan bentuk dari lesi karies sangat bermacam-macam,
tergantung dari lokasi awalnya dan kondisi rongga mulut. Perkembangan karies
49

mulai dari gigi normal hingga terjadi kavitas diperkirakan terjadi selama 6 sampai
18 bulan. Puncak munculnya lesi karies terjadi pada tahun ketiga dari saat pertama
kali erupsi. Apabila seseorang terlalu sering mengkonsumsi makanan manis dan
mempunyai kebersihan mulut yang buruk maka dapat terbentuk lesi karies non
kavitas atau biasa disebut dengan “white spot” dalam 3 minggu. White spot
merupakan lesi awal sebelum terbentuknya kavitas. Mulut kering akibat radiasi
juga dapat menyebabkan perkembangan klinis karies dalam 3 bulan dari waktu
radiasinya. Perkembangan karies pada orang yang sehat akan lebih lama
dibandingkan orang yang berisiko karies tinggi.12
Proses terjadinya karies terbagi menjadi 5 tahap:13
1. Lubang Kecil: kerusakan awal pada enamel meluas ke DEJ (Dentino-Enamel
Junction). Tahap ini dapat terdeteksi dengan probe.
2. Lesi putih/biru: karies akan menghancurkan dentin lebih cepat dibanding
email karena dentin lebih lunak. Kerusakannya ditunjukkan melalui email
yang transparan sebagai lesi berwana putih atau biru.
3. Kavitas terbuka: enamel yang kehilangan dukungan akan rusak.
4. Pulpitis: ketika telah mencapai ruangan pulpa, maka akan terjadi
inflamasi/peradangan pada pulpa dan muncul rasa sakit.
5. Abses apikal: infeksi menyebar melalui foramen apikal menuju ligamen
periodontal. Pada tahap ini terjadi nekrosis pulpa dan gigi menjadi non-vital.
Pada bagian apeks gigi juga akan terjadi bengkak dan muncul pus.
2.4.1.8 Faktor Risiko Karies
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa anak yang berasal dari keluarga
dengan penghasilan rendah mengalami penyakit karies yang lebih tinggi. Tingkat
keparahan karies pada orang dewasa akan meningkat seiring bertambahnya usia
dan sangat bervariasi menurut jenis kelamin. Faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya karies salah satunya adalah aliran dan komposisi saliva, diet seseorang
dan asupan karbohidrat yang dapat difermentasi dalam makanan dan minuman.
Jenis dan jumlah bakteri juga sangat mempengaruhi tingkat keparahan karies
karena salah satu penyebab utama karies adalah produk yang dihasilkan bakteri. 14
Faktor lain yang dapat berpengaruh yaitu morfologi gigi dengan bentuk pit dan
50

fissure dalam. Pit dan fissure yang dalam akan menyebabkan terjebaknya
makanan, debris dan bakteri sehingga terjadi pembentukan karies.5
Menurut Limeback (2012) faktor risiko karies terdiri dari:15
1. Saliva
Terdapat 2 jenis kelenjar yaitu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor.
Salah satu fungsi saliva yaitu sebagai pembersih rongga mulut sehingga
kemampuan kelenjar saliva minor untuk menghasilkan saliva, konsistensi saliva,
pH saliva dan flow dari saliva akan mempengaruhi proses terbentuknya karies.
Saliva juga mempunyai fungsi sebagai penyeimbang pH rongga mulut. Saat
keadaan mulut asam saliva akan berperan dalam menetralkan kembali keadaan
yang asam tersebut.
2. Diet
Karies dapat dipengaruhi oleh jumlah konsumsi gula per hari dan jumlah
konsumsi asam perhari. Saat makan, keadaan rongga mulut menjadi asam dan
mineral-mineral dalam gigi akan larut sehingga apabila mengkonsumsi gula dan
asam yang terlalu banyak maka akan berpengaruh pada pembentukan karies.
3. Fluoride
Fluoride adalah salah satu zat yang dapat mencegah terjadinya karies,
sehingga banyaknya keterpaparan fluoride setiap invidu akan berpengaruh
terhadap proses pembentukan karies.
4. Biofilm
Biofilm adalah kumpulan bakteri yang membetuk selapis tipis pada
permukaan gigi dan menyebabkan pewarnaan yang berbeda. Komposisi biofilm
akan berpengaruh terhadap proses pembentukan karies dan apabila biofilm
tersebut bersifat aktif maka proses pembentukan karies akan terus berlanjut.

2.5 Indeks Karies


Tingkat keparahan karies dapat diukur menggunakan beberapa metode, dan
metode yang paling sering digunakan untuk mengetahui tingkat karies gigi pada
populasi adalah dengan mengukur jumlah gigi atau jumlah dari permukaan gigi
yang rusak karena karies, hilang karena karies dan gigi yang ditambal karena
51

karies. Ketika pengukuran ini digunakan untuk gigi permanen maka disebut
dengan indeks DMFT/DMFS dengan melihat dari jumlah gigi yang decay (D),
missing (M),dan filled (F) atau jumlah permukaan gigi yang decay (D), missing
(M),dan filled (F), sedangkan jika pengukuran dilakukan untuk gigi sulung disebut
dengan deft dengan melihat dari gigi yang mengalami karies atau decay (d), gigi
yang diindikasikan untuk dicabut/sudah dicabut karena karies atau extracted (e)
dan gigi yang ditambal karena mengalami karies atau filling (f) .16
Jumlah indeks DMFT pada gigi dewasa diperoleh dengan menjumlahkan
masing-masing skor dari komponen D, M dan F. Untuk mengukur jumlah DMFT
dalam suatu kelompok dapat menggunakan rumus:17
D+M+F
Jumlah Orang yang Diperiksa
Sedangkan untuk mengukur jumlah indeks karies pada gigi sulung diperoleh
menjumlahkan masing-masing skor dari komponen d (decay), e (extracted) dan f
(filled).17
Berikut beberapa aturan dalam skoring DMFT, diantaranya:5
1. Tidak boleh ada gigi yang dihitung dua kali
2. Untuk komponen D, M dan F dicatat dengan terpisah
3. Kehilangan gigi atau tambalan pada gigi yang bukan akibat dari karies tidak
masuk perhitungan
4. Gigi sulung tidak termasuk kedalam penghitungan indeks DMFT
5. Gigi dengan beberapa tambalan tetap dihitung sebagai 1 gigi
Terdapat modifikasi perhitungan indeks DMFT yang dilakukan WHO yaitu
molar ketiga masuk dalam perhitungan, gigi dengan tambalan sementara dianggap
kriteria decay dan lesi awal karies tidak dianggap sebagai kriteria decay.
Tingkatan dari pengalaman karies yang terjadi pada gigi sulung atau
permanen dapat mengikuti kriteria dari WHO. Indikator untuk anak-anak
(kelompok usia 12 tahun) dan dewasa (usia 35-44 tahun) adalah sebagai berikut:
52

Usia 12 Tahun Usia 35-44 tahun


<1.2 sangat rendah <5.0 sangat rendah
1.2-2.6 rendah 5.0-8.9 rendah
2.7-44 sedang 9.0-13.9 sedang
4.5-6.5 tinggi >13.9 tinggi
>6.5 sangat tinggi
Tabel 2.3 Kriteria Indeks DMFT Menurut WHO
Dikutip dari : World Health Organization13

Anda mungkin juga menyukai