DOSEN PENGAJAR :
NPM : 19.156.01.11.011
Kelas : IA Keperawatan
Segala Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas segala rahmat dan izin
– Nya , saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang Berjudul “ DIABETES MELITUS
TYPE 1 “ saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan ini , walaupun penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan didalam ini. Untuk itu saya berharap adanya
kritik dan saran yang membangun guna keberhasilan penulisan yang akan dating
Akhir kata, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu/bapak dosen yang telah
membantu hingga terselesaikan laporan pendahuluan ini semoga segala upaya yang telah
dicurahkan mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Diabetes Melitus Type 1
B. Tujuan Khusus
PEMBAHASAN
2.1 Defisini
2.2 Etilogi
a. factor genetic
penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri , tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetic kea rah terjadinya DM Tipe 1. Kecenderungan
genetic ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA ( Human Leucosite
Antigen ) . HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen
transplantasi dan proses imun lainnya.
b. Factor – factor imunologi
Adanya respon autoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibody terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah – olah sebagai jaringan asing , yaitu autoantibodi terhadap sel – sel
pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Factor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan destruksi
sel beta.
2.3 Klasifikasi
a. Diabetes melitus tipe 1 biasanya mengarah ke defisiensi insulin absolut yang disebabkan
oleh kerusakan pada sel β pankreas.
b. Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin yang menyebabkan kerusakan
progresif pada sekresi hormon insulin.
c. Diabetes melitus gestasional terdiagnosa pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan
biasanya tidak permanen. Setelah melahirkan akan kembali dalam keadaan normal. 8
d. Diabetes melitus tipe lain, seperti diabetes neonatal, adanya penyakit cystic fibrosis,
pengaruh obat atau pasca transplantasi (ADA, 2016).
2.4 Patofisiologi
Berupa penurunan sekresi insulin akibat autoantibodi yang merusak sel-sel pulau
Langerhans pada pankreas. Kerusakan Sel Pulau Langerhans Pankreas akibat Mekanisme
Autoimun. Kerusakan sel pulau Langerhans pankreas pada diabetes mellitus tipe 1 terjadi akibat
terbentuknya autoantibodi. Mekanisme autoimun ini masih tidak diketahui penyebabnya, tetapi
diduga berhubungan dengan faktor genetik dan paparan faktor lingkungan. Autoantibodi yang
terbentuk akan merusak sel-sel β pankreas di dalam pulau-pulauLangerhans pankreas disertai
terjadinya infiltrasi limfosit. Kerusakan sel β pankreas ini tidak terjadi dalam jangka pendek
tetapip dapat terjadi hingga bertahun-tahun tanpa diketahui karena gejala klinis baru muncul
setelah setidaknya 80% sel β pankreas mengalami kerusakan.
Biasanya , diabetes tipe ini sering terjadi pada anak dan remaja tetapi kadang – kadang
juga terjadi pada orang dewasa , khususnya yang nonobesitas dan mereka yang berusia lanjut
Ketika hiperglikemia tampak pertama kali. Keadaan tersebut merupakan suatu gangguan
katabolisme yang disebabkan karena hamper tidak terdapat insulin dalam sirkulasi , glucagon
plasma meningkat dan sel – sel B pancreas gagal merespon semua stimulus insulinogenik . oleh
karena itu , diperlukan pemberian insulin oksigen untuk memperbaiki katabolisme , mencegah
ketosis dan menurunkan hiperglukagonemia dan peningkatan kadar glukosa darah.
Keluhan umum pasien DM seperti polyuria , polydipsia , polifagia dan DM pada umunya
tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi
degenerative kronik pada pembuluh darah dan saraf. Manifestasi klinis DM tipe 1 sama dengan
manifestasi pada DM tahap awal , yang sering ditemukan:
2.6 komplikasi
2. Hipoglikemi
2. Komplikasi vascular jangka Panjang ( pada DM tipe 1 biasanya terjadi memasuki tahun
ke – 5 )
2. Makroangiopaty
Gangguan – gangguan yang disebabkan oleh insufisiensi insulin dapat menjadi
penyebab berbagai jenis penyakit vaskuler. Gangguan ini berupa
b. Hyperlipoproteinemia
2.7 penatalaksanaan
Tatalaksana pasien dengan DM tipe 1 tidak hanya meliputi pengobatan berupa pemberian
insulin. Ada hal – hal lain selain insulim yang perlu diperhatikan dalam tatalaksana agar
penderita mendapatkan kualitas hidup yang optimal dalam jangka pendek maupun
jangka Panjang.
1. Insulin
Insulin merupakan terapi yang mutlak harus diberikan pada penderita DM tipe 1. Dalam
pemberian insulin perlu diperhatikan jenis insulin, dosis insulin , regimen yang
digunakan, cara mennyuntik serta penyesuaian dosis yang diperlukan.
a. Jenis insulin : kita mengenal beberapa jenis insulin, yaitu insulin kerja cepat, kerja
pendek, kerja menengah, kerja Panjang, maupun insulin campuran ( campuran kerja
cepat/pendek dengan kerja menengah ). Penggunaan jenis insulin ini tergantung regimen
yang digunakan.
b. Dosis insulin : dosis total harian pada anak berkisar antara 0,5-1 unit/kg berat pada
awal diagnosis ditegakkan. Dosis ini selanjutnya akan diatur disesuaikan dengan factor –
factor yang ada, baik penyakitnya maupun penderitanya.
c. Regimen : kita mengenal 2 macam regimen , yaitu regimen konvensional serta regimen
intensif. Regimen konvensional./mix-split regimen berupa pemberian 2 kali suntik/hari
atau tiga kali suntik/ hari. Sedangkan regimen intensif berupa pemberian regimen basal
bolus. Pada regimen basal bolus dibedakan antara insulin yamg diberikan untuk
memberikan dosis basal maupun dosis bolus.
d. Cara menyuntik : terdapat beberapa tempat penyuntikan yang baik dalam hal
absorpsinya yaitu di daerah abdomen ( paling baik absorpsinya ) , lengan atas , lateral
paha , daerah bokong tidak dianjurkan karena paling buruk absorpsinya.
e. Penyesuaian dosis : kebutuhan insulin akan berubah tergantung dari beberapa hal,
seperti hal memonitor gula darah , diet, olahraga, maupun usia pubertas terkadang
kebutuhan meningkat hingga 2 unit/kg badan/hari ) , kondisi stress maupun sakit.
2. Diet
Secara umum diet oada anak DM tipe 1 tetap mengacu pada upaya mengoptimalkan
proses pertumbuhan. Untuk itu pemberian diet terdiri dari 50-55% karbohidrat. 15-20%
protein dan 30% lemak. Pada anak DM tipe 1 asupan kalori perhari harus dipantau ketat
karena terkait dengan dosis insulin yang diberikan selain memonitoring pertumbuhannya.
Kebutuhan kalori perhari sebagaimana kebutuhan pada anak sehat/normal. Ada beberapa
anjuran pengaturan persentase diet yaitu 20% makan pagi , 25% makan siang serta 25%
makan malam, diselingi dengan 3 kali snack masing – masing 10% total kebutuhan kalori
perhari. Pemberian diet ini juga memperhatikan regimen yang digunakan, pada regimen
basal bolus, pasien harus mengetahui rasio insulin : karbohidrat untuk menentukan dosis
pemberian insulin.
3. Aktivitas fisik/exercise
Anak DM bukannya tidak boleh belolahraga, justru dengan berolahraga akan membantu
mempertahankan berat badan ideal, menurunkan berat badan apabila menjadi obes serta
meningkatkan percaya diri. Olahraga akan membantu menurunkan kadar gula darah serta
meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin. Namun perlu diketahui pula bahwa
olahraga dapat meningkatkan risiko hipoglikemia maupun hiperglikemia ( bahkan
ketoasidosis ). Sehingga pada anak DM memiliki beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi untuk menjalankan olahraga, diantaranya adalah target gula darah yang
diperbolehkan untuk olahraga, penyesuaian diet, insulin serta monitoring gula darah yang
aman.
Apabila gula darah sebelum olahraga diatas 250mg/dl serta didapatkan adanya
ketonemia maka dilarang olahraga. Apabila kadar gula darah dibawah 90mg/dl, maka
sebelum olahraga perlu menambahkan diet karbohidrat untuk mencegah hipoglikemia.
4. Edukasi
Langkah yang tidak kalah penting adalah edukasi baik penderita maupun orang tuanya.
Keluarga perlu diedukasi tentang penyakitnya, patofisiologi, apa yang boleh dan tidak
boleh pada pasien penderita DM, insulin ( regimen , dosis , cara menyuntik, lokasi
menyuntik serta efek samping penyuntikan ) , monitor gula darah dan juga target gula
darah maupun HbA1c yang diinginkan.
Monitoring ini menjadi evaluasi apakah tatalaksana yang diberikan sudah baiak atau
belum, control glikemik yang baik akan memperbaiki kualitas hidup pasien, termasuk
mencegah komplikasi baik jangka pendek maupun jangka Panjang. Pasien harus
melakukan pemerikasaan gula darah berkala dalam sehari. Setiap 3 bulan memeriksa
HbA1c. disamping itu, efek samping pemberian insulin, komplikasi yang terjadi , serta
pertumbuhan dan perkembangan perlu dipantau.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus
Seorang anak laki – laki berusia 10 tahun datang kerumah sakit medika dengan
keluhan, anak mengatakan, banyak makan namun berat badan turun drastis ,
banyak minum , sering buang air kecil dan enuresis pada malam hari sejak 1
minggu yang lalu. Anak mengatakan sangat cemas dengan keadaannya dan ibu
pasien mengatakan dirinya menderita Diabetes melitus BB = 25kg TD = 110/70
mmHg , RR = 24x/menit , suhu 37,5℃ , N = 92x/menit. Hasil pemeriksaan lab
menunjukkan Hb = 11,2gr/dl, glukosa darah 300mg/dl. . terapi/instruksi medis
yang diberikan saat ini = cek gula darah 2x/hari , insulin 2 unit dari U 100
sebelum makan.
B. Pengkajian
A. Biodata
1. Nama : An. R
2. Usia : 10 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki – Laki
4. Alamat : Bekasi
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan :-
7. Diagnosa Medis : Diabetes Melitus tipe 1
8. No . Rm : 008
9. Tanggal masuk : senin , 13 juli 2020
10. Tanggal pengkajian : Senin , 13 juli 2020
B. Penanggung jawab
1. Nama : Ny. S
2. Usia : 37 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Karyawan swasta
5. Hubungan dengan Klien : Ibu kandung
C. Riwayat Khusus
1. Keluhan Utama.
Pasien mengatakan bahwa ia banyak makan namun berat badannya turun
drastis, banyak minum , sering buang air kecil, dan suka mengompol pada
malam hari
2. Riwayat kesahatan sekarang
Ibu pasien mengatakan berat badan anaknya turun drastis , banyak minum
dan sering buang air kecil , dan suka mengompol pada malam hari
3. Riwayat kesahatan terdahulu
Ibu Pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami hal yang serupa
sebelumnya
4. Riwayat kesahatan keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa dirinya mempunyai riyawat penyakit DM
D. Pemeriksaan fisik focus
a. Keadaan umum : composmentis
GCS : 15
b. Tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 110/70mmHg
Nadi : 92x/menit
Suhu : 37,5℃
Respirasi : 24x/menit
c. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : bentuk kepala bulat
b. Rambut : warna hitam , penyebaran rambut merata , rambut
mudah rontok dan tidak ada kebotakan
c. Kulit kepala :bersih , tidak berketombe , tidak ada lesi
d. Mata : simetris , tidak ada secret , konjungtiva merah
Muda , sklera putih
e. Hidung : simetris , bersih , tidak ada secret , tidak ada
pembesaran Polip , fungsi penciuman
normal
f. Telinga : bersih , simetris , tidak ada gangguan pendengaran
g. Mulut : lidah bersih , mukosa bibir kering , tidak ada
kurang gigi , gusi baik tidak ada
pendarahan
h. Dada
i. Perut
- Inspeksi : simetris , tidak ada oedema , tidak ada lesi
- Auskultasi : tidak ada bising usus
- Palpasi : tidak ada pembengkakan
- Perkusi : tidak ada nyeri ketuk pada daerah abdomen
maupun CVA
j. Integumen
- Inspeksi : kulit pasien kering
- Palpasi : turgor kulit elastis , Kembali < 3 detik
k. Punggung : tidak ada kelainan tulang belakang (
kyphosis,lordosis , scoliosis )
l. Genetalia : simetris , tidak odem , tidak ada kelainan
m. Ekstremitas :
Atas dan bawah
- Inspeksi : simetris , tidak ada lesi dan pus
- Palpasi : pitting edema (-), CRT < 3 detik
I. Data Fokus
No Rm : 008
Dx. Medis : Diabetes Melitus Tipe 1
2. DS : Gangguan Penurunan
1. Pasien mengatakan banyak minum eliminasi urin kemampuan
dan sering buang air kecil menyadari tanda
2. Pasien mengatakan bahwa suka – tanda gangguan
mengompol dimalam hari kandung kemih
3. Pasien mengatakan terjadi
perubahan frekuensi BAK, pasien
BAK 7-10x sehari
DO :
1. Keadaan umum : composmentis
GCS : 15
2. Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 110/70
mmHg
Nadi : 92x/menit
Suhu : 37,5℃
Respirasi : 24x/menit
3. Integument :
Inspeksi : kulit pasien kering
4. Glukosa Darah 300mg/dl.
III.Diagnosa Keperawatan
IV. Intervensi
No Rm : 008
Dx. Medis : Diabetes Melitus Tipe 1
V. Implementasi
No Rm : 008
Dx. Medis : Diabetes Melitus Tipe 1
Rs :
2. Mengkaji motivasi pasien - Pasien mengatakan
akan mengubah pola
untuk mengubah pola
makannya menjadi
makannya. lebih sehat
Ro :
- Pasien mendapatkan
motivasi untuk
mengubah pola
makannya
Rs :
3. Mendorong pasien untuk
- Pasien mengatakan
mengkonsumsi air yang minum air yang
cukup setiap harinya
cukup dalam setiap harinya
Ro :
- Pasien mendapatkan
air 8 gelas sehari
Rs :
- pasien mengatakan
3. jelaskan penyebeb terjadinya
mengetahui tentang
dan rasional dari setiap
setiap tindakan yang
tindakan yang dilakukan
dilakukan tim
Kesehatan
Ro :
- pasien tampak
mengerti saat
dijelaskan tentang
setiap tindakan yang
dilakukan tim
Kesehatan
Rs :
- pasien mengatakan
4. monitor eliminasi urine , polan eliminasi
volume , frekuensi , berkemihnya sudah
konsistensi dan bau normal
Ro :
- eliminasi pasien
tampak membaik
Kembali dalam batas
normal
Rs :
- ibu pasien
mengatakan anaknya
5. berikan obat – obatan yang mendapatkan obat –
sesuai untuk sementara jika obatan sesuai yang
dibutuhkan diresepkan
Ro :
- pasien terlihan
meminum obat –
obatannya
VI. Evaluasi
No Rm : 008
Dx. Medis : Diabetes Melitus Tipe 1
Waktu DX SOAP
Tangga Jam Defisit Nutrisi b.d S:
l peningkatan kebutuhan - Pasien mengatakan paham
13 – 07 10.00 metabolism akan hubungan antar asupan ,
– 2020 makan , olahraga.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
O:
- Pasien dapat membatasi
intake cairan sebelum tidur
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan