• Tidak imunogenik pd usia < 2 thn • Imunogenik pada usia < 2 thn
• Indikasi: usia > 2thn, utk risiko tinggi • Indikasi: anak sehat & anak risiko tinggi, usia 2 bln – 5
thn
• Imunitas jangka panjang • Imunitas jangka pendeka
4 dosis PCV Usia 24 bulan: 1 dosis PPV23, minimal 6-8 mgg setelah PCV
dosis terakhir. Ulangan PPV23: 1 dosis PPV23, 3-5thn setelah
PPV23 dosis pertama
1-3 dosis PCV 1 dosis vaksin PCV
1 dosis vaksin PPV23, 6-8mgg setelah PCV dosis terakhir.
Ulangan PPV23: 1 dosis PPV23, 3-5thn setelah PPV23 dosis
pertama
1 dosis PPV23 2 dosis vaksin PCV, interval 6-8mgg, mulai minimal 6-8mgg
setelah PPV23 dosis terakhir. Ulangan PPV23: 1 dosis PPV23,
3-5thn setelah PPV23 dosis pertama
Belum pernah 2 dosis vaksin PCV interval 6-8mgg
1 dosis vaksin PPV23, 6-8mgg setelah vaksin PCV dosis terakhir
Ulangan PPV23: 1 dosis PPV23, 3-5thn setelah PPV23 dosis
pertama
• KIPI:
• Nyeri/bengkak/kemerehan di lokasi penyuntikan
• Rewel
• Diare
• Demam
• Gatal-gatal
INFLUENZA
• Mencegah sakit berat akibat influenza
• Jenis: vaksin mati
• Indikasi:
• Semua anak yang belum diberikan imunisasi influenza usia >6 bulan
• Penyakit jantung kronik, saluran napas kronik seperti asma, diabetes, penyakit ginjal
kronis, gangguan imunitas (HIV atau pengguna steroid jangka panjang)
• Anak yang tinggal di asrama
• Indikasi kontra:
• Riwayat alergi berat pada pemberian imunisasi influenza sebelumnya
• Hati-hati pada individu yang alergi terhadap telur
• Riwayat sakit lumpuh layu akut (GBS)
• Demam akut yang berat
• Jadwal pemberian
• Diberikan pada usia 6-23 bulan, baik sehat maupun dengan risiko
• Diberika setiap tahun, mengingat tiap tahun terjadi pergantian jenis galur
virus yang beredar di dunia
• Vaksin tahun sebelumnya tidak boleh diberikan untuk tahun sekarang
• Dosis dan cara pemberian:
• Dosis tergantung usia anak
• Usia 6-35 bulan: 0.25 ml
• Usia ≥3thn: 0.5 ml
• Usia ≤8thn: dosis pertama diperlukan 2 dosis dengan interval minimal 4mgg atau lebih,
pada tahun berikutnya hanya diberikan 1 dosis
• Vaksin diberikan secara intramuscular pada paha anterolateral atau deltoid
MMR
• Vaksin mengandung mumps, measles dan rubella
• Mencegah penyakit gondongan, campak jerman, radang testis pada lelaki
• Jenis: vaksin hidup
• Indikasi:
• Semua anak yang belum mendapat imunisasi MMR dengan usia minimal 12 bulan.
Umumnya diberikan pada usia 15-18 bulan. Minimal interval 6 bulan antara imunisasi
campak (usia 9 bulan) dan MMR.
• Anak dengan penyakit kronis seperti kistik fibrosis, kelainan jantung bawaan,
kelainan ginjal bawaan, gagal tumbuh, dan sindrom down
• Anak berusia > 1 tahun yang berada di tempat penitipan anak atau sudah mengikuti
kelompok bermain
• Anak yang tinggal di lembaga cacat mental
• Indikasi kontra:
• Riwayat alergi berat pada pemberian imunisasi MMR
• Sedang sakit berat
• Kondisi dengan gangguan imunitas
• Alergi terhadap obat neomisin atau obat yang mengandung gelatin
• Dosis dan cara pemberian:
• 0.5 ml secara subkutan
• diberikan minimal 1 bulan sebelum atau setelah penyuntikan imunisasi lain
• Apabila anak telah mendapat imunisasi MMR pada usia 12-18 bulan dan 6 tahun, imunisasi
campak (monovalent) tambahan padaa usia 5-6 tahun tidak perlu diberikan
• Ulangan imunisasi MMR diberikan pada usia 6 tahun
• Pada daerah endemis dapat diberikan usia 9 bulan
• KIPI:
• Nyeri/bengkak/kemerehan tempat penyuntikan, demam, lemas, dan alergi
TIFOID
• Mencegah penyakit tifoid
• Jenis: vaksin mati
• Indikasi:
• Semua anak yang belum mendapat imunisasi tifoid dengan usia minimal 24
bulan
• Indikasi kontra:
• Demam
• Penyakit akut dan kronik progresif
• Riwayat alergi pada pemberian imunisasi tifoid sebelumnya
• Dosis dan cara pemberian:
• Vaksin capsular Vi polysaccharide
• Diberikan pada usia minimal 24 bulan, diulang setiap 3 tahun
• Kemasan dalam prefilled syringe 0.5 ml secara intramuscular
• KIPI:
• Demam
• Nyeri kepala, pusing
• Nyeri sendi, nyeri otot
• Mual, nyeri perut
• Alergi
HEPATITIS A
• Mencegah infeksi hepatitis A
• Jenis: vaksin mati
• Indikasi:
• Semua anak yang belum mendapat imunisasi hepatitis A atau yang tinggal di
daerah endemis dengan usia minimal 2 tahun
• Penderita penyakit hati kronis
• Pasca paparan dengan penderita hepatitis A
• Indikasi kontra:
• Riwayat alergi berat pada pemberian imunisasi hepatitis A
• Alergi terhadap obat neomisin atau obat yang mengandung gelatin
• Jadwal imunisasi:
• Diberikan pada usia minimal 2 tahun
• Vaksin kombinasi HepB/HepA tidak diberikan pada bayi < 12 bulan
• Dosis dan cara pemberian:
• Kemasan liquid 1 dosis / vial prefilled syringe 0.5 ml
• Dosis pediatrik 720 ELISA units diberikan 2x dengan interval 6-12 bulan,
intramuscular di daerah deltoid
• Kombinasi HepB/HepA (berisi HepB 10 µgr dan HepA 720 ELISA units) dalam
kemasan prefilled syringe 0.5 ml intramuscular
• Dosis HepA untuk dewasa (≥ 19 tahun) 1440 ELISA units, dosis 1 ml, 2 dosis,
interval 6-12 bulan
• KIPI:
• Nyeri/bengkak/kemerahan tempat penyuntikan
• Demam
• Imunoglobulin diberikan pada:
• Anak < 2 tahun
• Pencegahan setelah terpapar: tidak > dari 2 minggu, jika paparan > 2mgg
berikan vaksin
VARISELA
• Mencegah penyakit cacar
• Jenis: vaksin hidup
• Indikasi:
• Semua anak yang belum mendapat imunisasi varisela dengan usia minimal 1
tahun, terbaik pada usia sebelum masuk sekolah dasar
• Terpapar dengan penderita cacar dalam 72 jam dan belum pernah mendapat
imunisasi cacar
• Penderita keganasan/kanker
• Indikasi kontra:
• Riwayat alergi berat pada pemberian imunisasi varisela
• Demam tinggi
• Sedang sakit berat
• Kondisi dengan gangguan imunitas
• Alergi terhadap obat neomisin atau obat yang mengandung gelatin
• Dosis dan cara pemberian:
• 0.5 ml secara subkutan, satu kali
• Untuk usia > 13 tahun / dewasa, diberikan 2 kali dengan jarak 4-8mgg
• KIPI:
• Nyeri/bengkak/kemerahan tempat penyuntikan, demam, alergi
HUMAN PAPILLOMA VIRUS
• Mencegah terjadinya penyakit kulit kelamin, kanker leher Rahim, anus
dan kelamin
• Jenis: vaksin mati
• Indikasi:
• Semua anak yang belum mendapat imunisasi HPV mulai usia 10 tahun dan
belum/tidak terinfeksi HPV
• Indikasi kontra:
• Riwayat alergi berat pada pemberian imunisasi HPV
• Perhatian khusus: ibu hamil
• Terdiri dari 2 jenis:
• Bivalen: HPV serotype 16 dan 18 (buat perempuan)
• Quadrivalen: HPV serotype 6, 11, 16 dan 18 (buat perempuan dan laki-laki)
• Dosis dan cara pemberian:
• Diberikan pada usia 10-25 tahun dan 26-45 tahun
• Vaksin bivalen: dosis diberikan pada 0-1-6 bulan
• Vaksin quadrivalen: diberikan pada 0-2-6 bulan
• Diberikan secara intramuscular
JAPANESSE ENSEFALITIS
• Mencegah penyakit radang/infeksi jaringan otak (ensefalitis) yang
ditularkan oleh nyamuk culex
• Jenis: vaksin hidup
• Indikasi:
• Semua anak yang belum mendapat imunisasi JE dengan usia minimal 12 bulan
yang tinggal atau berpergian ke daerah endemis > 1 bulan
• Indikasi kontra:
• Riwayat alergi berat pada pemberian imunisasi JE sebelumnya
• Sedang sakit berat
• Kondisi dengan gangguan imunitas
• Jadwal pemberian:
• Vaksin diberikan kapan saja dengan usia minimal 12 bulan
• Diberikan pada anak yang tinggal atau berpergian ke daerah endemis
(Kalimantan barat, NTB, Bali)
• Booster dapat diberikan 1-2 tahun berikutnya
• KIPI:
• Nyeri/bengkak/kemerahan tempat penyuntikan
DENGUE
• Mencegah penyakit demam berdarah akibat nyamuk Aedes aegypti
• Jenis: vaksin hidup
• Indikasi:
• Semua anak yang belum mendapat imunisasi dengue yang tinggal di daerah
endemis
• Indikasi kontra:
• Riwayat alergi berat pada pemberian imunisasi dengue
• Kondisi dengan gangguan imunitas
• Perhatian khusus: ibu hamil
• Jadwal pemberian:
• Dengvaxia®(CYD-TDV), produksi Sanofi Pasteur, merupakan vaksin dengue
pertama yang diakui di dunia
• Pertama digunakan di Mexico pada bulan Desember 2015
• Diberikan pada usia 9-45 tahun yang tinggal di daerah endemis
• CYD-TDV merupakan vaksin dengue tetravalent rekombinan hidup, yang
diberikan sebanyak 3 dosis dengan interval 0-6-12 bulan
• KIPI:
• Nyeri/bengkak/kemerahan tempat penyuntikan
• Demam, nyeri otot, nyeri kepala
• Alergi
TABEL JADWAL IMUNISASI
Baru lahir Hepatitis B-1, OPV-0
1 bulan BCG
2 bulan Hepatitis B-2, OPV-1, DTP-1, HiB-1, PCV-1, Rotavirus-1
3 bulan Hepatitis B-3, OPV-2, DTP-2, HiB-2
4 bulan Hepatitis B-4, OPV-3, IPV, DTP-3, HiB-3, PCV-2,
Rotavirus-2
6 bulan PCV-3, Rotavirus-3, Influenza
9 bulan Campak-1
12 bulan PCV-4, Varisela, Japanesse ensefalitis-1
15 bulan MMR-1
18 bulan Campak-2, OPV-4,DTP-4, HiB-4
24 bulan Hepatitis A-1, Tifoid-1, Japanesse ensefalitis-2
30 bulan Hepatitis A-2
TABEL JADWAL IMUNISASI (LANJUTAN)
5 tahun DTP-5, MMR-2, Tifoid-2
6 tahun Campak-3
8 tahun Tifoid-3
9 tahun Dengue-1
9.5 tahun Dengue-2
10 tahun Dengue-3, HPV-1, DTP-6
10.5 tahun HPV-2
11 tahun Tifoid-4
14 tahun Tifoid-5
17 tahun Tifoid-6