NIM : CK 118001
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KEHAMILAN DI BPM,POSYANDU, DAN POLINDES
ASUHAN ANTENATAL DI KOMUNITAS
PENGERTIAN ASUHAN ANTENATAL
Pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang
dilakukan secara berkala. Tiap hasil pemeriksaan di ikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan. Pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim .
1. Timbang Berat Badan, Ukur Tekanan Darah, dan Tinggi Fundus Uteri
Salah satu indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin adalah dengan mengukur berat
badan, tekanan darah,dan tinggi fundus uteri ibu setiap kali kunjungan.
Kunjungan dilakukan :
a. Sampai 28 minggu: 4 minggu sekali
b. 28-36 minggu : 2 minggu sekali
c. Diatas 36 minggu: satu minggu sekali
2. Ukur tekanan darah
Mengukur tekanan darah untuk deteksi dini seperti adanya preeklamsi dan eklamsi
3. Ukur tinggi fundus uteri
Untuk memantau perkembangan janin
4. Imunisasi TT
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi atau
neonatus yang disebabkan oleh tetanus
TT1 diberikan saat ANC pertama, dilanjutkan TT 2 setelah 4 minggu dari TT1
Diharapkan bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum ( 3 tahun )
Dengan pemberian imunisasi TT diharapkan bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus
neonatorum dalam kurun waktu 3 tahun.
Dalam memberikan imunisasi TT, harus dikaji tentang status imunisasi TT ibu yaitu :
· Usia/tahun kelahiran WUS (mencari riwayat imunisasi bayi)
· Umur dibawah 20 tahun (lahir setelah 1987)
Seorang WUS muda sebagian besar diperkirakan telah mendapat imunisasi lengkap pada waktu
bayi dan sekolah, sehingga sudah memiliki status TT lengkap 5 dosis.
· Umur antara 20-30 tahun (lahir antara 1987-1997)
Tanyakan imunisasi yang pernah diterima pada saat bayi, anak sekolah, calon pengantin, dan
kehamilan sebelumnya. Bila tidak mempunyai catatan/kartu imunisasi saat bayi maka abaikan
pertanyaan imunisasi saat bayi.
· Umur diatas 30 tahun (lahir diatas 1997) pasti tidak mendapat imunisasi BIAS.
5. Tablet Besi
Diberikan untuk mencegah anemia dalam kehamilan. Setiap tablet mengandung FeSO4 320mg
(zat besi 60mg) dan asam folat 500µg. Pemberian dimulai dengan dosis satu tablet sehari pada
saat ibu tidak merasa mual, dan pemberian selama kehamilan minimal sebanyak 90 tablet.
c. Rujukan
Kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan / fasilitas yang memiliki sarana lebih
lengkap, diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun
sebagian besar ibu akan mengalami persalinan normal namun 10 sampai 15 % diantaranya akan
mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran bayi sehingga perlu dirujuk
kefasilitas kesehatan rujukan.
Anjurkan ibu untuk membahas dan membuat rencana rujukan bersama suami dan keluarganya.
Tawarkan agar penolong mempunyai kesempatan untuk berbicara dengan suami dan
keluarganya untuk menjelaskan tentang perlunya rencana rujukan apabila diperlukan.
Masukan persiapan-persiapan dan informasi berikut kedalam rencana rujukan :
- Siapa yang akan menemani ibu dan BBL
- Tempat-tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga? (jika ada lebih dari satu
kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai berdasarkan jenis asuhan
yang diperlukan)
- Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mengendarainya ingat
bahwa transportasi harus segera tersedia, baik siang maupun malam.
- Orang yang ditunjuk menjadi donor darah jika transfuse darah diperlukan.
- Uang yang disisihkan untuk asuhan medik, transportasi, obat-obatan dan bahan-bahan.
- Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu tidak dirumah.
d. Penyuluhan Gizi
Gizi adalah hubungan / pengaruh dari konsumsi makanan terhadap derajat kesehatan atau
penampilan seseorang.
Nutrisi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang janin, pemeliharaan
kesehatan ibu, dan persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin. Berat badan ibu hamil
harus memadai, bertambah sesuai dengan usia kehamilan. Berat badan bertambah dengan
normal, menghasilkan anak yang normal. Kenaikan berat badan ideal pada ibu hamil sebanyak 7
kg ( untuk ibu yang gemuk ). Diluar batas itu di nilai normal.
Dalam 3 bulan pertama, berat badan ibu hamil akan naik sampai 2 kg. Kemudian, dinilai normal
jika setiap minggu berat badannya naik 0,3 kg. Pada kehamilan tua, rata - rata kenaikan berat
badan ibu akan mencapai 12 kg. Jika kenaikan berat badan lebih dari normal, akan berisiko
mengalami komplikasi preeklamsia dan janin terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan
persalinan.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus partus prematurus, insersia uteri,
perdarahan pasca persalinan, sepsis puerpuralis, dan lain-lain.
Kelebihan nutrisi karena dianggap makan untuk dua orang, dapat berakibat kegemukan,
preeklamsia, dan lain-lain.
Kebutuhan gizi pada ibu hamil adalah :
1. Energi
Dihasilkan dari karbohidrat, protein dan zat patinya.
2. Protein
Ibu hamil membutuhkan protein lebih banyak biasanya. Protein hewani lebih besar di
bandingkan protein nabati.
3. Vitamin
Ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk ibu hamil. Jika ibu hamil sampai kekurangan
vitamin, pembentukan sel-sel tubuh anak akan berkurang. Anak dapat kurang darah, cacat
bawaan, kelainan bentuk, bahkan ibu dapat keguguran. Vitamin yang dibutuhkan ibu hamil
adalah B6, C, A, D, E dan K.
4. Mineral
a. Kalsium
Sangat penting karena dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Apabila kekurangan kalsium,
bayi yang dikandung akan menderita kelainan tulang dan gigi.
b. Fosfor
Mineral ini dapat diperoleh dari makanan sehari - hari. Fosfor berhubungan erat dengan
kalsium. Jika jumlahnya tidak seimbang di dalam tubuh, dapat terjadi gangguan. Gangguan yang
paling sering adalah kram pada tungkai.
c. Zat besi
Sel darah merah ibu hamil bertambah sampai 30 %. Berarti, ibu hamil membutuhkan tambahan
700 – 800 mg zat besi. Kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat pada kehamilan trimester II dan
III.
e. Zink
Mineral ini dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil, biasanya cukup dari makanan sehari –
hari.
f. Fluor
Mineral fluor juga tidak banyak diperlukan. Dalam air minum normal, cukup mengandung fluor.
g. Yodium
Yodium cukup diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut. Jika ibu hamil
kekurangan yodium, akan melahirkan anak yang cebol.
13 Pesan PUGS 1993 ( Pedoman Umum Gizi Seimbang )
1. Konsumsi makanan yang beraneka ragam setiap hari
2. Konsumsi makanan yang mengandung cukup energi
3. Untuk sumber energi, usahakan agar separuhnya berasal dari makanan yang
mengandung zat karbohidrat kompleks
4. Usahakan sumber energi dari minyak dan lemak tidak lebih dari ¼ energi total yang
dibutuhkan
5. Gunakan hanya garam beryodium untuk memasak sehari - hari
6. Konsumsi makanan yang kaya zat besi
7. Beri hanya Air Susu Ibu untuk bayi sampai usia 4 bulan
8. Biasakan sarapan pagi setiap hari
9. Minum air bersih dan sehat dalam jumlah yang cukup
10. Olahraga dengan teratur untuk menjaga kebugaran tubuh
11. Hindari minuman beralkohol
12. Konsumsi makanan yang dimasak dan atau dihidangkan dengan bersih dan
tidak tercemar
13. Bacalah selalu label pada kemasan makanan
e. Penyuluhan KB
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Sebelum pemberian metode
kontrasepsi, misalnya pil, suntik, atau AKDR, terlebih dahulu menetukan apakah ada keadaan
yang membutuhkan perhatian khusus atau masalah ( diabetes atau tekanan darah tinggi ) yang
membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut sehingga masalah utama dapat
diketahui melalui anamnesis dan setiap klien dapat memilih kontrasepsi yang di inginkan.
Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan
untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial penduduk
Indonesia. Selain itu juga untuk memperkecil angka kelahiran, menjaga kesehatan ibu dan anak,
serta membatasi kelahiran jika jumlah anak sudah mencukupi.
Metode Kontrasepsi antara lain :
1. Metode sederhana
2. Metode Modern
3. Metode KB Darurat
g. Pembinaan Kader
§ Pengertian Kader Kesehatan Masyarakat
Adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-
masalah kesehatan perseorangan maupun masyrakat serta untuk bekerja dalam hubungan
yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan
Para kader kesmas seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup sehingga
memungkinkan mereka membaca, menulis dan menghitung secara sederhana
§ Kondisi kerjanya
Kader kesmas bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat serta pimpinan-pimpinan
yang ditunjuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan
Pembinaan kader meliputi
1. Pemberitahuan Bumil Untuk Bersalin di Tenaga Kesehatan (Bidan Siaga)
Kader kesehatan masyarakat dilatih untuk memberikan perawatan bagi wanita hamil /
membantu kelahiran.
Usaha tenaga kesehatan dalam memberikan penjelasan pada masyarakat : - Menjelaskan
kepada ibu-ibu faktor resiko yang dapat membuat
kehamilan berbahaya
- Membahas dengan keluarganya mengapa wanita tersebut harus pergi ke pusat kesehatan
masyarakat / rumah sakit / bidan dalam mengenali problem-problem serius dalam kehamialn,
serta perawatan dan membantu keluarga tersebut untuk melakukan persiapan kepergiannya
(dalam hal ini ke tenaga kesehatan)
a. Mencari dukungan aktif masyarakat
b. Menghimpun informasi tentang wanita dan bersalin dalam masyarakat tersebut serta
menggunakan informasi ini dalam pekerjaan bidan.
2. Pengenalan Tanda-tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Rujukan
§ Tanda-tanda bahaya kehamilan:
- BB tidak bertambah pada UK 4 – 9 bulan
- Demam > 38 oC
- Keluar cairan sebelum waktu
- Perdarahan pervaginam
- Sakit kepala lebih dari biasa
- Gangguan penglihatan
- Pembengkakan pada wajah / tangan, tekanan darah baik dan pusing
- Nyeri abdomen (epigastrik)
- Janin tidak bergerak sebanyak biasanya
Rujukan : segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawatan
obstetri yang sesuai.
§ Tanda-tanda Bahaya Persalinan
1. Riwayat bedah sesar
2. Perdarahan pervaginam
3. Persalinan kurang bulan (UK < 37 minggu)
4. Ketuban pecah disertai dengan mekonial yang kental
5. Ketuban pecah (lebih dari 24 jam)
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (UK < 37 minggu)
7. Ikterus
8. Anemia berat
9. Tanda atau gejala infeksi
10. Pre eklamsia / hipertensi dalam kehamilan
11. Tinggi fundus 40 cm atau lebih
12. Gawat janin
13. Primipara dalam fase aktif kala satu persalinan dan kepala janin masih 5/5
14. Presentasi bukan belakang kepala
15. Presentasi ganda (majemuk)
16. Kehamilan ganda atau gemeli
17. Tali pusat menumbung
18. Syok
Rujukan : Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan, penatalaksanaan
kegawatdarurat obstetri yang sesuai dan tetap memperhatikan BAKSOKU
§ Tanda-tanda bahaya nifas
1. Perdarahan banyak 1 – 2 jam setelah bayi lahir
2. Demam tinggi lebih dari 2 hari setelah bayi lahir
3. Keluarnya cairan (lochea) berbau
4. Payudara bengkak, kemerahan pada masa menyusui
5. Nyeri payudara dan bengkak
6. Uterus tegang dan subinvolusi
7. Nyeri pada luka / irisan dan tegang
8. Disuria
9. Menggigil
Rujukan : Berikan antibiotika dan analgesic dalam perjalanan menuju fasilitas rujukan yang
lebih memadai
Pengelola Posyandu:
1. Penanggungjawab umum : Kades/Lurah
2. Penggungjawab operasional : Tokoh Masyarakat
3. Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK
4. Sekretaris : Ketua Pokja IV Kelurahan/desa
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes (Puskesmas).
Kegiatan Pokok Posyandu :
1. KIA
2. KB
3. lmunisasi.
4. Gizi.
5. Penggulangan Diare.
2. Polindes
Pengertian Polindes
Merupakan salah satu bentuk UKBM (Usaha Kesehatan Bagi Masyarakat) yang didirikan
masyarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan
masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA-KB serta pelayanan kesehatan lainnya
sesuai dengan kemampuan Bidan.
Kajian makna polindes:
a. Polindes merupakan salah satu bentuk PSM dalam menyediakan tempat pertolongan
persalinan dan pelayanan KIA, termasuk KB di desa.
b. Polindes dirintis di desa yang telah mempunyai bidan yang tinggal di desa tersebut.
c. PSM dalam pengembangan polindes dapat berupa penyediaan tempat untuk pelayanan KIA
(khususnya pertolongan persalinan), pengelolaan polindes, penggerakan sasaran dan dukungan
terhadap pelaksanaan tugas bidan di desa.
d. Peran bidan desa yang sudah dilengkapi oleh pemerintah dengan alat-alat yang diperlukan
adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada masyarakat di desa tersebut.
e. Polindes sebagai bentuk PSM secara organisatoris berada di bawah seksi 7 LKMD, namun
secara teknis berada di bawah pembinaan dan pengawasan puskesmas.
f. Tempat yang disediakan oleh masyarakat untuk polindes dapat berupa ruang/kamar untuk
pelayanan KIA, termasuk tempat pertolongan persalinan yang dilengkapi dengan sarana air
bersih.
g. Tanggung jawab penyediaan dan pengelolaan tempat serta dukungan opersional berasal dari
masyarakat, maka perlu diadakan kesepakatan antara wakil masyarakat melalui wadah LKMD
dengan bidan desa tentang pengaturan biaya operasional dan tarif pertolongan persalinan di
polindes.
h. Dukun bayi dan kader posyandu adalah kader masyarakat yang paling terkait.
Persyaratan polindes:
a. Tersedianya bidan di desa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes.
b. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Bidan, antara lain bidan kit,
IUD kit, sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil, timbangan, pengukur Tinggi Badan,
Infus set dan cairan D 5 %, NaCl 0,9 %, obat - obatan sederhana dan uterotonika, buku-buku
pedoman KIA, KB dan pedoman kesehatan lainnya, inkubator sederhana.
c. Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain penyediaan air bersih, ventilasi cukup,
penerangan cukup, tersedianya sarana pembuangan air limbah, lingkungan pekarangan bersih,
ukuran minimal 3 x 4 m2.
d. Lokasi mudah dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah dijangkau oleh
kendaraan roda 4.
e. Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan postpartum minimal 1
tempat tidur.
Tujuan polindes:
a. Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan KIA-KB termasuk pertolongan dan
penanganan pada kasus gagal.
b. Meningkatnya pembinaan dukun bayi dan kader kesehatan.
c. Meningkatnya kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan bagi ibu
dan keluarganya.
d. Meningkatnya pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan bidan.
Fungsi polindes:
a. Sebagai tempat pelayanan KIA-KB dan pelayanan kesehatan lainnya.
b. Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pembinaan, penyuluhan dan konseling KIA.
c. Pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan-kegiatan polindes:
a. Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada bumil dan mendeteksi dini
resiko tinggi kehamilan.
b. Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang.
c. Memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui.
d. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal, bayi, anak balita dan anak pra sekolah, serta
imunisasi dasar pada bayi.
e. Memberikan pelayanan KB.
f. Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang
beresiko tinggi baik ibu maupun bayinya.
g. Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader (posyandu, dasa wisma).
h. Merujuk kelainan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.
i. Melatih dan membina dukun bayi maupun kader (posyandu, dasa wisma).
j. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta peningkatan
penggunaan ASI dan KB.
k. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat.
Indikator polindes
a. Fisik
Bangunan polindes tampak bersih, tidak ada sampah berserakan, lingkungan yang sehat,
polindes jauh dari kandang ternak, mempunyai ruangan yang cukup untuk pemeriksaan
kehamilan dan pelayanan KIA, mempunyai ruangan untuk pertolongan persalinan, tempat yang
bersih dengan aliran udara/ventilasi yang baik dan terjamin, mempunyai perabotan dan alat-
alat yang memadai untuk pelaksanaan pelayanan.
b.Tempat tinggal bidan di desa
Keberadaan bidan secara terus menerus/menetap menentukan efektivitas pelayanan, termasuk
efektifitas polindes, jarak tempat tinggal bidan yang menetap di desa dengan polindes akan
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan di polindes, bidan yang tidak tinggal di desa dianggap
tidak mungkin melaksanakan pelayanan pertolongan persalinan di desa.
c. Pengelolaan polindes
Pengelolaan polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan sekaligus pemanfaatan
pelayanan oleh masyarakat. Kriteria pengelolaan polindes yang baik adalah keterlibatan
masyarakat melalui wadah kemudian dalam menentukan tarif pelayanan maka tarif yang
ditetapkan secara bersama, diharapkan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
memanfaatkan polindes, sehingga dapat meningkatkan cakupan dan sekaligus dapat
memuaskan semua pihak
d. Cakupan persalinan
Pemanfaatan pertolongan persalinan merupakan salah satu mata rantai upaya peningkatan
keamanan persalinan, tinggi rendahnya cakupan persalinan dipengaruhi banyak faktor,
diantaranya ketersediaan sumber dana kesehatan, termasuk di dalamnya keberadaan polindes
beserta tenaga profesionalnya yaitu bidan di desa, dihitung secara komulatif selama setahun,
meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong di polindes selain berpengaruh terhadap
kualitas pelayanan ibu hamil sekaligus mencerminkan kemampuan bidan itu sendiri, baik di
dalam kemampuan teknis medis maupun di dalam menjalin hubungan dengan masyarakat.
d. Sarana air bersih
e. Polindes dianggap baik apabila telah tersedia air bersih yang dilengkapi dengan MCK,
tersedia sumber air (sumur, pompa, PDAM) dan dilengkapi pula dengan SPAL.
f. Kemitraan bidan dan dukun bayi.
Merupakan hal yang dianjurkan dalam pelayanan pertolongan persalinan di polindes, dihitung
secara komulatif selama setahun.
g. Dana sehat
Sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat yang pada gilirannya diharapkan
akan mampu melestarikan berbagai jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
setempat untuk itu perlu dikembangkan ke seluruh wilayah/kelompok sehingga semua
penduduk terliput dana sehat.
h. Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran
KIE merupakan salah satu teknologi peningkatan PSM yang bertujuan untuk mendorong
masyarakat agar mau dan mampu memelihara serta melaksanakan hidup sehat sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya, melalui jalinan komunikasi, informasi dan edukasi yang bersifat
praktis dengan keberadaan polindes beserta bidan di tengah-tengah masyarakat diharapkan
akan terjalin interaksi antara bidan dan masyarakat. Interaksi dengan intensitas dan frekwensi
yang cukup tinggi akan dapat mengatasi kesenjangan informasi kesehatan. KIE untuk kelompok
sasaran seharusnya dilakukan minimal sekali setiap bulannya dihitung secara komulatif selama
setahun.
3. KB – KIA
KB – KIA adalah kegiatan kelompok belajar kesehatan ibu dan anak yang anggotanya meliputi
ibu hamil dan menyusui.
a. Tujuan Umum
Agar ibu hamil dan menyusui tahu cara yang baik untuk menjaga kesehatan sendiri dan
anaknya, tahu pentingnya pemeriksaan ke puskesmas dan posyandu atau tenaga kesehatan lain
pada masa hamil dan menyusui serta adanya keinginan untuk ikut menggunakan kontrasepsi
yang efektif dan tepat.
b. Tujuan Khusus
Memberi pengetahuan kepada ibu tentang hygiene perorangan pentingnya menjaga
kesehatan, kesehatan ibu untuk kepentingan janin, jalannya proses persalinan, persiapan
menyusui dan KB.
Kebijakan
a. Kegiatan harus disesuaikan dengan kesehatan ibu dan masalah yang ada.
b. Pelaksanaannya dilakukan setiap minggu dengan materi dasar yang harus di review terus.
c. Metode yang digunakan adalah demonstrasi dengan materi dan pembicara berganti – ganti.
d. Tenaga pelatih atau pengajar adalah orang yang ahli di bidangnya.
e. Tempat pertemuan adalah di ruang tunggu puskesmas, kelurahan atau tempat lain yang
dikenal masyarakat.
f. Lamanya pelatihan tiap hari tidak lebih dari 1 jam.
g. Beri teori 20 menit, selebihnya adalah demontrasi
Materi Kegiatan:
1. Pemeliharaan diri waktu hamil
2. Makanan ibu dan bayi
3. Pencegahan infeksi dengan imunisasi
4. Keluarga Berencana
5. Perawatan payudara dan hygiene perorangan
6. Rencana persalinan
Kegiatan yang dilakukan:
a. Pakaian dan perawatan bayi
b. Contoh makanan sehat untuk ibu hamil dan menyusui
c. Makanan bayi
d. Perawatan payudara sebelum dan setelah persalinan
e. Peralatan yang diperlukan ibu hamil dan menyusui
f. Cara memandikan bayi
g. Demontrasi tentang alat kontrasepsi dan cara penggunaanya
Pelaksana:
a. Pelaksana utama meliputi dokter puskesmas, pengelola KIA, Kader, Bidan.
b. Pelaksana pendukung meliputi camat, kades, pengurus LKMD, tokoh masyarakat.
c. Pelaksana pembina meliputi sub din KIA Propinsi, tim pengelola KIA kabupaten.
Faktor Penentu Keberhasilan:
a. Faktor manusia
b. Faktor sarana (tempat)
c. Faktor prasarana (fasilitas).
5. Tabulin
Tabulin atau tabungan ibu bersalin merupakan bagian dari program yang ada, dimana Ikatan
Bidan Indonesia (IBI) selaku mitra Depkes dan BKKBN turut membina masyarakat untuk
sosialisasi program ini. Selain ituutk biaya melahirkan, Tabulin juga bisa dipakai sebagai
penunjang biaya pasca persalinan. Beragam penyuluhan yang menjadi program penting dalam
siaga ini, karena dalam penyuluhan warga selalu diingatkan akan biaya kehamilan akan 3
terlambat, yaitu terlambat mengenai tanda bahaya / di yawa, terlambat sampai RS dan
terlambat mendapat pertolongan bidan / dokter.
Juga bahaya 4 terlalu yaitu : terlalu sering, terlalu muda, terlalu tua,terlalu banyak. Yang
merupakan faktor resiko terjadinya komplikasi persalinan. (www.dradio.or.id).
Sebelum ada desa siaga sudah dimulai dengan tabungan Ibu bersalin (Tabulin). Jadi kita
menerangkan ke Ibu hamil dan keluarganya, meskipun kaya. Justru orang kaya tersebut
memberikan contoh kepada orang-orang yang tidak mampu untuk menabung. Dan Ibu hamil di
berikan buku yang dibawa setiap pemeriksaan.
Mekanisme Tabulin
Tabungan itu terbentuk berdasarkan Rw. atau Posyandu. Bila posyandunya empat, maka
tabungannya ada empat didesa itu. Sedankan Dasolin (Dana Sosial / Bersalin) mekanismenya
yaitu, masyarakatyg pasang usia subur juga Ibu yang mempunyai balita dianjurkan menabung,
yang kegunaannya untuk membantu ibu saat hamil lagi.
Adapun manfaat dari tabulin antara lain :
1. Sebagai tabungan / simpanan itu yang digunakan untuk biaya persalinan atau sesudah
persalinan
2. Ibu dan keluarga tidak merasa terbebani terhadap biaya persalinan.
6. Donor Darah Berjalan
Donor darah berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah berjalan ini adalah
program PMI untuk memenuhi pasokan darah d PMI karena PMI sering mengalami kekurangan
pasokan darah sedangkan yang membutuhkan donor darah sangat banyak.
7. Ambulan Desa