Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AI PUTRIANI

NIM : CK118001
RESUME SGD KOMUNITAS MATERI PNC
Asuhan kebidanan pada ibu pasca salin dan menyusui di komunitas,polindes,posyandu,dan BPM
berdasarkan spm
Asuhan kebidanan pada ibu pasca salin dan menyusui di komunitas berdasarkan spm
Bidan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu pasca salin di komunitas harus memiliki
karakteristik sebagai berikut :
• Bidan sebagai pelaksana Asuhan : Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan
menyusui normal dengan komplikasi , patologis , dan resiko tinggi dengan melibatkan
keluarga/klien bidan
• Bidan sebagai pengelola : bidan sebagai pengelola kegiatan yang akan dilakukan pada ibu
pasca salin dan menyusui dikomunitas
• Bidan sebagai pendidik : melaksanakan bimbingan penyuluhan , pendidikan , pada klien dan
keluarga
• Bidan sebagai peneliti : melakukan penelitian pada kegiatan yang akan dilakukan
Sebagai contoh : bidan komunitas melakukan dan memberitahu kepada ibu pasca salin dan
menyusui bagaimana hubungan pengetahuan tentang teknik menyusui yang benar dengan terjadinya
lecet putting susu pada ibu menyusui 0-6 bulan karena sebagian besar ibu yang tidak paham
bagaimana teknik menyusui yang benar dapat menjadi masalah dalam menyusui seperti putting susu
lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis, abses payudara, dan kelainan anatomis
pada putting susu tenggelam/datar.

Asuhan kebidanan pada ibu pasca salin dan menyusui di polindes berdasarkan spm
Bidan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu pasca salin dan menyusui di pondok
bersalin desa ( polindes ) harus mampu melakukan keterampilan dasar sebagai
pengelola,pendidik,peneliti seperti mengajarkan ibu pasca salin normal melakukan IMD minimal 1
jam setelah bayi lahir. Tujuannya adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan praktik
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan untuk merangasang kontraksi ibu agar tidak terjadi pendarahan
pasca salin pada masyarakat desa yang cenderung memiliki pengetahuan yang sangat kurang apalagi
yang berada di pelosok desa.
Asuhan kebidanan pada ibu pasca salin dan menyusui di posyandu berdasarkan spm
Bidan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu pasca salin dan menyusui di posyandu
harus mampu menjadi bidan pendidik dengan cara memberikan edukasi terhadap ibu/keluarga
seperti memberikan informasi tentang arti ASI Ekslusif , manfaat ASI Ekslusif pada bayi, Dampak bila
bayi tidak diberikan ASi Ekslusif.

Asuhan kebidanan pada ibu pasca salin dan menyusui di BPM berdasarkan spm
• Bidan dalam melakukan asuhan di BPM harus mampu memberikan pelayanan yang
berkualitas,unggul,khusus, bernilai tambah, dan hak pasien terutama pada ibu pasca salin dan
menyusui seperti mengajarkan teknik IMD pada ibu pasca salin normal ,memberikan
konseling dan mengajarkan bagaimana cara menyusui yang benar, mengajarkan ibu
bagaimana cara vulva hygiene serta meberitahu ibu tentang kunjungan nifas yang ibu harus
lakukan selama masa nifas berlangsung
Standar alat dan tempat ibu post partum di komunitas
1. Standar alat :
- Stetoskop - Celemek
- Timbangan bayi - Masker
- Pengukur panjang bayi - Spignomanometer
- Termometer - Bengkok
- Bak instrument - Jam/Stopwatch untuk menghitung
nadi
- Handscoon - Tempat sampah
- Metlin (lila) - Buku kunjungan masa nifas
Standar tempat
- Mempunyai ruangan khusus untuk pemeriksaan ibu postpartum
- Mempunyai ruang laktasi bagi ibu postpartum yang menyusui
- Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan
- Semua ruangan harus bersih dan tidak bau

Standar Pelayanan Nifas Dan Asuhan Kunjungan Nifas


Standar Pelayanan Nifas Dan Menyusi Dikomunitas
 Standar 13 Perawatan Bayi Baru Lahir
• Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta mencegah
hipotermi, hipoglikimia, dan infeksi.
• Pernyataan Standar Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan
atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia.

 Standar 14 Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan


• Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersih dan aman selama persalinan kala IV
untuk memulihkan kesehatan ibu dan bayi. Meningkatan asuhan sayang ibu dan sayang bayi.
Memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah persalinan dan mendukung terjadinya
ikatan batin antara ibu dan bayinya.
• Pernyataan Standar Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Di samping
itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan i bu, dan
membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.

 Standart 15 Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas


• Tujuan Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan
memberikan penyuluhan ASI eksklusif
• Pernyataan Standar Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu
proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan
atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang
kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan BBL

Pencatatan dan pelaporan


 Melakukan pencatatan dan pelaporan
 Memberikan pelayanan nifas sesuai standar : 1) Melakukan kunjungan nifas
(KF1, KF2, KF lengkap), (KN1, KN2) 2) Melakukan penyuluhan dan konseling
pada ibu, keluarga dan masyarakat 3) Melakukan rujukan bila diperlukan 4)
Melakukan pencatatan dan pelaporan
 Peran masyarakat, kader juga sangat diperlukan, antara lain sebagai berikut :
Membantu bidan dalam mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa binaan,
Memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu (Tanda
Bahaya Kehamilan, Persalinan dan sesudah melahirkan)
 Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya dengan
seksama seperti yang sesungguhnya yaitu pencatatan semua ibu hamil di
wilayah kerja, rincian pelayaan yang telah diberikan sendiri oleh bidan kepada
seluruh ibu hamil/ bersalin, nifas, dan bayi baru lahirsemua kunjungan rumah
dan penyuluhan kepada masyarakat. Di samping itu, bidan hendaknya
mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau
upaya masyarakat yangberkaitan dengan ibu hamil, ibu dalam proses
melahirkan, ibu dalam masa nifas, dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara
teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan menyusun rencana
kegiaatan pribadi untuk meningkatkan pelayanan.
Kunjungan Masa Nifas
 Masa nifas merupakan masa yang dilalui oleh setiap wanita setelah melahirkan. Pada masa
tersebut dapat terjadi komplikasi persalinan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Masa nifas ini berlangsung sejak plasenta lahir sampai dengan 6 minggu setelah kelahiran
atau 42 hari setelah kelahiran. Kunjungan selama nifas sering dianggap tidak penting oleh
tenaga kesehatan karena sudah merasa baik dan selanjutnya berjalan dengan lancar.
 Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas, dilakukanuntuk
menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah
 Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan)
 mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
 mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan
 memberikan konseling pada ibu bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri
 pemberian ASi awal
 melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir 
 menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
 Kunjungan ke- 2 (3-6 hari setelah persalinan )
 memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi,fundus di
bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
 menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
 memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat yang
cukup
 memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit
 memberikan ibu konseling mengenai asuhan pada bayi, tali pusat
 menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
 Kunjungan nifas ke-3 (2 minggu setelah persalinan)
 Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau
menyengat
 Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
 Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit
dalam menyusui
 Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi yaitu perawatan
tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

 Kunjungan nifas ke-4 (6 minggu setelah persalinan)


 Menanyakan pada ibu tentang keluhan dan penyulit yang dialaminya.
 Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini

Anda mungkin juga menyukai