Anda di halaman 1dari 4

Duka di Hari Jum’at untuk sang Ustadz Gaul

Mati adalah hak semua manusia. Tak ada tawar menawar. Mati tak ada

yang dibawa kecuali amal perbuatan. Ya, Jum’at lalu (26/4) muslim bangsa

Indonesia sedang berduka. Karena pada hari itu, seluruh muslim di Indonesia

kehilangan sesosok ustadz gaul yang energik, yang dakwahnya dinilai tidak

munafik dan seorang ustadz gaul yang mudah diterima di kalangan manapun.

Beliau ialah Ustadz Jefry Al Buchory.

Kematian Ustadz Jefry Al Buchory pada Jumat dini hari membawa

kesedihan yang sangat mendalam bagi yang mengenalnya. Ustadz yang kerap

disapa Uje ini meninggal dalam kecelakaan motor tunggal . Ia meninggal usai

menabrak pohon palm depan rumah nomor 17-PB/38 di Jalan Alteri Pondok

Indah, Jakarta Selatan. Ia meninggal pada pukul 01.00 dini hari, sebelumnya ia

sempat dibawa ke Rumah Sakit Pondok Indah namun dokter menyatakan Uje

telah meninggal dunia.

Uje yang sebenarnya kondisi badannya kurang fit karena sebenarnya

masih sakit selama 5 hari itu memaksakan dirinya untuk mengendarai sepeda

motor ‘Ninja’ miliknya. Namun di tengah jalan menuju rumahnya di kawasan

Bintaro, motor yang dikendarai oleh Uje kehilangan kendali lalu menabrak pohon

palem. Uje lalu terpental. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit di Pondok Indah,

namun sayang nyawa Uje dinyatakan tidak tertolong.

Benar-benar umur manusia tidak ada yang tahu kecuali Tuhan Sang

Pencipta. Namun beberapa rekan dan kerabatnya baru menyadari sejumlah


“pertanda” setelah Uje dipanngil Sang Khalik. Beberapa kerabat dan rekan Uje

memberikan testimoninya perihal “salam perpisahan” Uje.

Uje yang dikenal sebagai ustadz gaul ini cukup aktif di twitter. Dalam

akunnya, @jefri_buchori terhitung cukup aktif berkicau. Akun tersebut bergabung

di twitter sejak 16 Januari 2012 tahun lalu dan telah berkicau sebanyak 4.474

kicauan, rata-rata perhari 10 kicauan

Sebelum meninggal pada Jumat (26/4) dini hari twitter Uje tampak aktif

dua pekan silam, yaitu pada hari jadinya yang ke 40 yang bertepatan pada tanggal

12 April 2013. Kicauan terakhir Uje membahas tentang batas maksimal

keuntungan dalam dagang menanggapi atas pertanyaan pengikutnya.

“@rochayut , batas maksimal sy kurang faham, sewajarnya saja..,” cuit

@jefri_buchori pada tanggal 12 April.

Kicauan lainnya yang diposting pada tanggal tersebut kebanyakan adalah

ucapan terimakasih atas ucapan selamat atas hari jadinya yang ke 40. Ada yang

unik, salah satu tuit Uje memberi wejangan kepada akun @Chiboby. Kicauan

tersebut seperti sebuah firasat bagi Uje.

“@Chiboby , musibah dan pastinya gk ada yg mau, mudah2an bisa jadi pelajaran

berharga utk lbh hati2,” tulisnya.

Sementara itu ada juga kicauan lain yang mungkin adalah suatu firasat.

Kicauan tersebut ditulis pada 13 Maret bulan lalu yang ditautkan ke

akun path Uje. Dalam kicauan tersebut Uje membahas mengenai kembai kepada

sang pencipta.
“Pada akhirnya.. Semua akan menemukan yg namanya titik jenuh.. Dan pada

saat itu.. Kembali adalah yg terbaik.. Kembali pada siapa..??? Kpd “DIA”

pastinya.. Bismi_KA Allohumma ahya wa amuut..,” tulis Uje dalam akun path-

nya.

Saat akan disalatkan di Masjid Istiqlal, siapa pun akan haru biru

membahana. Ribuan pelayat mengantarkan kepergian ustadz gaul itu diiringi

lantunan zikir dan salawat. Bahkan saat dimakamkan, muncul penampakan di

langit yang diabadikan melalui ponsel sejumlah orang. Diatas pemakaman sang

ustadz, tampak awan membentuk orang yang sedang menengadahkan tangan

seperti tengah berdoa.

Uje meruakan seorang ustadz yang gaul, yang dikenal berdakwah dengan

cirri khasnya yang berbeda. Ia yang mudah dekat dengan kalangan manapun.

Dengan demikian, sontak saja kepergiannya menyisakan duka yang amat

mendalam bagi umat muslim di Indonesia. Mereka menilai uje sebagai ustadz

yang mampu masuk ke berbagai kalangan sehingga ia dikenal dengan sebutan

ustadz gaul.

Memang benar, kematian, jodoh, kebahagiaan, kesulitan, rezeki memang

hanya Tuhan yang tahu. Manusia hanyalah makhluk yang lemah dimata Tuhan.

Manusia hanya bisa mempersiapkan diri untuk kembali pada pangkuan-Nya.

Siapa pun dia, jabatan apapun yang dia duduki, berapa pun harta yang dia miliki,

ketika waktunya telah tiba untuk dipanggil Tuhan, dia akan sama dengan yang

lainnya. Kembali dan bersemayam di dalam tanah berukuran 2x1 meter. Maka

kematian yang terjadi pada siapa pun kita ambil hikmahnya. Selamat jalan ustadz

gaul, Uje!

Anda mungkin juga menyukai