Anda di halaman 1dari 6

JISIP, Vol. 2 No.

1 ISSN 2598-9944 Maret 2018


Landasan Filosofis Pembelajaran Bahasa Inggris Di Indonesia

Haerazi
English Language Education, IKIP Mataram
Email: alhaerazi83@gmain.com

Abstract; The Indonesian curriculum for junior and senior high school level always undergoes a
revision. This is aimed at finding the good patterns practically and theoretically to reach the goals of national
education that are to educate whole Indonesian societies. Through curriculum changes, the teachers hope
they can develop their students’ competences holistically in social attitude, skills, and knowledge.
Theoretically, the educational curriculum from 1994 to 2013 always refers to educational philosophies. This
paper shows the curriculum analysis based on educational philosophies. Dealing with the result of
curriculum analysis, the educational philosophies in Indonesian curriculum are progressivism,
constructivism, and humanist-religious. These educational philosophies are deemed dominantly affecting the
Indonesian curriculum nowadays. For English language learning, those philosophies are adopted. It can be
seen from language philosophy referred, and language learning theory applied. This analysis is based on the
appropriateness of language approach, method and technique applied in classroom as a mirror of educational
philosophy that follows.

Key Words: Curriculum, Progressivism, Constructivism, and Humanist-Religious Philosophy

PENDAHULUAN dan Kebudayaan menyusun program


Pendidikan selama ini dapat dikatakan pendidikan yaitu melakukan perubahan
mengalami kegagalan karena pemahaman kurikulum yang kiranya lebih dapat
para pendidik terhadap filsafat pendidikan mengembangkan filsafat pendidikan bagi para
kurang tepat. Sebagian pendidik yang pendidik untuk dapat mewujudkan kembali
mengajar tanpa tahu arah dan tujuan sehingga kehidupan bangsa yang beradab yang mampu
seolah olah mendidik hanyalah suatu tugas berpikir logis, berperasaan dan berkelakuan
yang harus diembannya dan sebagian lagi yang manusiawi. Perubahan Kurikulum yang
beranggapan bahwa mendidik adalah suatu dilakukan pada setiap era pemerintahan selalu
pekerjaan yang ditujukan untuk memenuhi memfokuskan pada filosofi pendidikan yaitu
kebutuhan hidup saja. Sehingga mereka tidak mengajak guru agar lebih profesional untuk
pernah berpikir pentingnya memahami filsafat ikut serta dalam membangun masa depan
pendidikan. Kebanyakan para pendidik bangsa yang lebih baik. Kurikulum yang
mendidik siswa tanpa adanya perhatian dibentuk adalah menjadi alat untuk
terhadap siswa itu sendiri. Mereka hanya membangun kembali filsafat pendidikan yang
memandang pada hasil akhir dari suatu proses relevan dengan tuntutan perkembangan ilmu
pendidikan. pengetahuan.
Pemahaman terhadap filsafat Berbicara tentang pendidikan maka
pendidikan yang salah (lebih halusnya: akan berhubungan erat dengan filsafat
pemahaman yang kurang tepat) dianggap pendidikan yang keduanya saling terkait satu
mengakibatkan peradaban manusia semakin sama lainnya. Menerapkan pendidikan tanpa
tidak beradab. Dengan pemahaman yang menghiraukan landasan filosofinya atau
salah terhadap filsafat pendidikan menjadikan mendalami filosofi pendidikan sebagai
bangsa ini kurang atau tidak berperasaan, pengetahuan tanpa menghiraukan
kurang dapat berpikir, dan berkelakuan yang penerapannya merupakan tindakan yang tidak
kurang baik, karena secara filosofis, menurut benar. Akan sangat berbahaya apabila
H.A.R Tilaar & Riant Nugroho (2009: 170) pendidikan tidak didasari dengan filosofi yang
pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu jelas. Maka dari itu untuk memperoleh
bangsa yang perlu dikembangkan untuk pembenaran, arah, tujuan, dan makna pada
mewujudkan cita-cita dan pandangan hidup. seluruh kegiatan pendidikan perlu
Dari permasalahan di atas, pemerintah menggabungkan antara pendidikan dan
yang dimotori oleh kementrian Pendidikan filosofi pendidikan.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 391


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018
Dalam makalah ini disajikan analisis dalam Pembelajaran Bahasa Inggris (PBI) di
kritis landasan filsafat pendidikan Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Inggris (PBI) yang Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme
diadopsi, landasan filsafat Bahasa yang Aliran filsafat pendidikan yang diacu
dianut, teori pembelajaran bahasa yang dalam konsep pembelajaran bahasa Inggris di
diterapkan sehingga melahirkan kesesuaian Indonesia salah satunya adalah filsafat
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran pendidikan progeresivisme. Menurut Redja
bahasa yang digunakan sebagai bentuk Mudyaharjo (2006: 142) progresivisme
cerminan filsafat pendidikan yang diikuti. adalah gerakan pendidikan yang
PEMBAHASAN mengutamakan penyelenggaraan pendidikan
Landasan Filsafat Pendidikan dalam di sekolah berpusat pada anak (student-
Pendidikan Bahasa Inggris centered), sebagai reaksi terhadap
Dalam kajian Filsafat Ilmu, bidang pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada
kajian filsafat ilmu ruang lingkupnya terus guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran
mengalami perkembangan, hal ini tidak (subject-centered). Aliran progresivisme
terlepas dengan interaksi antara filsafat dan merupakan suatu aliran filsafat pendidikan
ilmu yang semakin intens. Pada dasarnya yang sangat berpengaruh dalam abad ke-20
filsafat ilmu merupakan telaah berkaitan ini. Pengaruh itu terasa di seluruh dunia
dengan objek apa yang di telaah oleh ilmu termasuk perkembangan pendidikan di
(ontologi), bagaimana proses pemerolehan Indonesia.
ilmu (epistimologi), dan bagaimana proses Usaha pembaharuan di dalam
pemerolehan ilmu (epistimologi), dan pendidikan pada umumnya terdorong oleh
bagaimana manfaat ilmu (aksiologi), oleh aliran progresivisme ini. Aliran progresivisme
karena itu lingkup induk telaah filsafat ilmu ini dihubungkan dengan pandangan hidup
adalah: ontology, epistemology, dan axiology. liberal. Maksudnya adalah pandangan hidup
Contoh permasalahan yang ada di yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut;
masyarakat, yang dapat sesuai dikaji dengan fleksibel (tidak kaku, tidak menolak
dilsafat ilmu, yaitu tentang Kurikulum 2013 perubahan, tidak terikat oleh suatu doktrin
atau Kurikulum 2006 (KTSP) yang tertentu), curios (ingin mengetahui, ingin
diterapkan pada program pelaksanaan menyelidiki), toleran dan open-minded
pendidikan yang dimulai pada tahun 2013 ini (mempunyai hati terbuka). Progresivisme
dan kemudian beberapa hari ini dianulir oleh menghendaki pendidikan yang pada
pemerintah. hakikatnya progresif. Tujuan pendidikan
Kurikulum 2013 yang dihentikan oleh hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi
pemerintah pada dasarnya adalah untuk pengalaman yang terus-menerus, agar peserta
memperbaiki berbagai permasalahan yang didik dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan
timbul pada kurikulum 2006 yang sangat mampu mengadakan penyesuaian dan
padat dan banyak pelajaran yang keluasan penyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan
materinya melampaui tingkat perkembangan dari lingkungan (Muhammad Nasrudin Rosid,
usia anak. Kurikulum 2006 juga belum 2011:1-5).
sepenuhnya berbasis kompetensi yang sesuai Senada dengan hal tersebut di atas,
dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan Satrijo Budiwibowo (2013:13) menjelaskan
nasional. Dengan perubahan kurikulum bahwa progresivisme mempunyai konsep
diharapkan siswa dapat meningkatkan yang didasari oleh pengetahuan dan
kemampuannya secara holistik dalam sikap, kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai
keterampilan, dan pengetahuan. Terlepas dari kemampuan yang wajar dan dapat
beberapa perubahan kurikulum yang menghadapi serta mengatasi masalah-masalah
dilakukan, makalah ini menyajikan analisis yang bersifat menekan atau mengancam
filsafat pendidikan yang melandasi, yaitu adanya manusia itu sendiri. Sehubungan
aliran filsafat pendidikan progresivisme, dengan hal tersebut progresivisme menolak
kontruktivisme, dan humanis-religius. adanya pendidikan yang bersifat otoriter.
Beberapa aliran ini dianggap paling dominan Alasan penolakannya didasarkan bahwa

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 392


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018
pendidikan yang bersifat otoriter dapat Metode Pendidikan, metode
diperkirakan akan mengalami kesulitan dalam pendidikan yang biasanya dipergunakan oleh
mencapai tujuan pendidikan, karena dianggap aliran progresivisme diantaranya adalah; (1)
kurang menghargai dan memberikan tempat Metode Pendidikan Aktif, pendidikan
semestinya kepada siswa dalam proses progresif lebih berupa penyediaan lingkungan
pendidikannya. dan fasilitas yang memungkinkan
Dasar filosofis dari aliran berlangsungnya proses belajar secara bebas
progresivisme adalah Realisme Spiritualistik pada setiap anak untuk mengembangkan
dan Humanisme Baru. Realisme spiritualistik bakat dan minatnya; (2) Metode Memonitor
berkeyakinan bahwa gerakan pendidikan Kegiatan Belajar, mengikuti proses kegiatan
progresif bersumber dari prinsip-prinsip anak belajar sendiri; (3) Metode Penelitian
spiritualistik dan kreatif dari Froebel dan Ilmiah, pendidikan progresif merintis
Montessori serta ilmu baru tentang digunakannya metode penelitian ilmiah yang
perkembangan anak. Sedangkan Humanisme tertuju pada penyusunan konsep; (4)
Baru menekankan pada penghargaan terhadap Pemerintahan Pelajar, pendidikan progresif
harkat dan martabat manusia sebagai memperkenalkan pemerintahan pelejar dalam
individu. Dengan demikian orientasinya kehidupan sekolah dalam rangka
individualistik (Redja Mudyaharjo, 2006: demokratisasi dalam kehidupan sekolah; (5)
142). Pandangan filsafat pendidikan Kerjasama Sekolah Dengan Keluarga; (6)
progresvisme dalam prakteknya dapat dilihat Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan
dari tujuan pendidikan dan model komponen Pendidikan.
pembelajarannya. Pelajar, Kaum progresif menganggap
Tujuan Pendidikan, tujuan subjek-subjek didik adalah aktif, bukan pasif,
keseluruhan pendidikan adalah melatih anak sekolah adalah dunia kecil (miniatur)
agar kelak dapat bekerja, bekerja secara masyarakat besar, aktifitas ruang kelas
sistematis, mencintai kerja, dan bekerja difokuskan pada praktik pemecahan masalah,
dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan serta atmosfer sekolah diarahkan pada situasi
tersebut, pendidikan harusnya merupakan yang kooperatif dan demokratis. Mereka
pengembangan sepenuhnya bakat dan minat menganut prinsip pendidikan perpusat pada
setiap anak. Agar dapat bekerja siswa anak (child-centered). Mereka menganggap
diharapkan memiliki keterampilan, alat dan bahwa anak itu unik. Anak adalah anak yang
pengalaman sosial, dan memiliki pengalaman sangat berbeda dengan orang dewasa. Anak
problem solving. mempunyai alur pemikiran sendiri,
Kurikulum, pendidikan kalangan mempunyai keinginan sendiri, mempunyai
progresif menempatkan subjek didik ada pada harapan-harapan dan kecemasan sendiri yang
titik sumbu sekolah (child-centered). Mereka berbeda dengan orang dewasa.
lalu berupaya mengembangkan kurikulum Pengajar Guru, dalam melakukan
dan metode pengajaran yang berpangkal pada tugasnya mempunyai peranan sebagai; (1)
kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek Fasilitator, orang yang menyediakan diri
didik. Jadi, ketertarikan anak adalah titik tolak untuk memberikna jalan kelancaran proses
bagi pengalaman belajar. Disini guru belajar sendiri siswa; (2) Motivator, orang
menggunakan ketertarikan alamiah anak yang mampu membangkitkan minat siswa
untuk membantunya belajar berbagai untuk terus giat belajar sendiri; (3) Konselor,
keterampilan yang akan mendukung anak orang yang membantu siswa menemukan dan
menemukan kebutuhan dan keinginan mengatasi sendiri masalah-masalah yang
terbarunya. Akhirnya, ini akan membantu dihadapi oleh setiap siswa. Dengan demikian
anak (subjek didik) mengembangkan guru perlu mempunyai pemahaman yang baik
keterampilan-keterampilan pemecahan tentang karakteristik siswa, dan teknik-teknik
masalah dan membangun kognitif informasi memimpin perkembangan siswa, serta
yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan kecintaan pada anak agar dapat menjalankan
sosial. peranannya dengan baik.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 393


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018
Aliran Filsafat Pendidikan manusia dengan nilai dan norma yang benar
Rekonstruktivisme pula demi generasi yang akan datang,
Kata Rekonstruksionisme bersal dari sehingga terbentuk dunia baru dalam
bahasa Inggris reconstruct, yang berarti pengawasan umat manusia. Di samping itu,
menyusun kembali. Dalam konteks filsafat aliran ini memiliki persepsi bahwa masa
pendidikan, rekonstruksionisme merupakan depan suatu bangsa merupakan suatu dunia
suatu aliran yang berusaha merombak tata yang diatur dan diperintah oleh rakyat secara
susunan hidup kebudayaan yang bercorak demokratis, bukan dunia yang dikuasai oleh
modern. Aliran rekonstruksionisme pada golongan tertentu. Cita-cita demokrasi yang
prinsipnya sepaham dengan aliran sesungguhnya tidak hanya teori, tetapi mesti
perenialisme, yaitu berawal dari krisis diwujudkan menjadi kenyataan, sehingga
kebudayaan modern. Menurut Muhammad mampu meningkatkan kualitas kesehatan,
Noor Syam (1985: 340), kedua aliran tersebut kesejahteraan dan kemakmuran serta
memandang bahwa keadaan sekarang keamanan masyarakat tanpa membedakan
merupakan zaman yang mempunyai warna kulit, keturunan, nasionalisme, agama
kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan
kebingungan, dan kesimpangsiuran. (Mohammad Noor Syam, 1986: 340).
Walaupun demikian, prinsip yang Rekontruksionisme mengingginkan
dimiliki oleh aliran rekonstruksionisme dalam proses pendidikan dapat
tidaklah sama dengan prinsip yang dipegang membangkitkan kemampuan peserta didik
oleh aliran perenialisme. Keduanya untuk secara konsrtuktif menyesuaikan diri
mempunyai visi dan cara yang berbeda dalam dengan tuntutan perubahan dan
pemecahan yang akan ditempuh untuk perkembangan masyarakat sebagai dampak
mengembalikan kebudayaan yang serasi dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
dalam kehidupan. Aliran perennialisme sehingga peserta didik tetap berada dalam
memilih cara tersendiri, yakni dengan suasana bebas. Dalam rekontruksionisme
kembali ke alam kebudayaan lama atau tugas guru yaitu memberikan kesadaran
dikenal dengan regressive road culture yang kepada peserta didik terhadap masalah yang
mereka anggap paling ideal. Sementara itu dihadapi, membantu peserta didik agar dapat
aliran rekonstruksionalisme menempuhnya menyelesaikan masalah yang dihadapinya
dengan berupaya membina suatu konsensus dengan baik. Dalam proses pembelajaran
yang paling luas mengenai tujuan tertinggi aliran ini dianggap menelorkan konsep
dan terpokok dalam kehidupan manusia. pembelajaran kontekstual.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Aliran Filsafat Pendidikan Humanis-
rekonstruksionisme berupaya mencari Religius
kesepakatan antar sesama manusia atau orang, Humanisme adalah istilah umum
yakni agar dapat mengatur tata kehidupan untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda
manusia dalam suatu tatanan dan seluruh yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar
lingkungannya. Maka, proses dan lembaga umum dalam masalah-masalah atau isu-isu
pendidikan dalam pandangan yang berhubungan dengan manusia.
rekonstruksionisme perlu merombak tata Humanisme telah menjadi sejenis doktrin
susunan lama dan membangun tata susunan beretika yang cakupannya diperluas hingga
hidup kebudayaan yang baru, untuk mencapai mencapai seluruh etnisitas manusia,
tujuan utama tersebut memerlukan kerjasama berlawanan dengan sistem-sistem beretika
antar ummat manusia (Muhammad Syafi’i, tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-
2012: 2). kelompok etnis tertentu. Humanisme modern
Aliran rekonstruksionisme dibagi kepada dua aliran. Humanisme
berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan keagamaan/religi berakar dari tradisi
dunia merupakan tugas semua umat manusia. Renaisans-Pencerahan dan diikuti banyak
Karenanya, pembinaan kembali daya seniman, umat Kristen garis tengah, dan para
intelektual dan spiritual yang sehat melalui cendekiawan dalam kesenian bebas.
pendidikan yang tepat akan membina kembali

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 394


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018
Pandangan mereka biasanya terfokus eksistensi Tuhan sebagai ide tentang ‘ada’
pada martabat dan kebudiluhuran dari yang paling sempurna.
keberhasilan serta kemungkinan yang Humanisme yang hanya didasarkan
dihasilkan umat manusia. Humanisme sekular pada pemikiran akal tidak mampu
mencerminkan bangkitnya globalisme, mewujudkan jati diri manusia yang
teknologi, dan jatuhnya kekuasaan agama. sesungguhnya. Seharusnya humanisme yang
Humanisme sekular juga percaya pada bertolak dari paham rasionalisme tidak
martabat dan nilai seseorang dan kemampuan menentang adanya Tuhan. Humanisme
untuk memperoleh kesadaran diri melalui religius (humanisme teosentris) merupakan
logika. Orang-orang yang masuk dalam upaya untuk menyatukan nilai-nilai agama
kategori ini menganggap bahwa mereka dan kemanusiaan. Ajaran agama (keyakinan
merupakan jawaban atas perlunya sebuah tentang Tuhan), menurut Boisard
filsafat umum yang tidak dibatasi perbedaan dalam L’Humanisme de l’Islam,
kebudayaan yang diakibatkan adat-istiadat mempengaruhi watak dan persepsi manusia
dan agama. yang selanjutnya menentukan kedudukan
Humanistik ditinjau dari segi dirinya, prioritas kebutuhan dan pembentukan
historinya ialah berasal dari suatu gerakan kaidah hubungan dengan manusia
intelektual dan kesusastraan yang pertama lainnya. Agama bukan hanya sistem
kali muncul di Italia pada paruh kedua abad kepercayaan yang tidak berubah tapi juga
ke-14 masehi. Pergerakan ini merupakan nilai yang berorientasi kemanusiaan. Semua
motor penggerak kebudayaan modern, agama memiliki misi untuk memberikan
khususnya di Eropa. Sedangkan jika ditinjau petunjuk kepada manusia menuju
dari segi filsafat, humanistik adalah paham kebahagiaan abadi.
atau aliran yang menjunjung tinggi nilai dan KESIMPULAN
martabat manusia, sehingga manusia Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan
menduduki posisi yang sangat sentral dan telaah berkaitan dengan objek apa yang di
penting, baik dalam perenungan teoritis- telaah oleh ilmu (ontologi), bagaimana proses
filsafati maupun dalam praktis hidup sehari- pemerolehan ilmu (epistimologi), dan
hari. Maka dalam faham filsafat ini bagaimana proses pemerolehan ilmu
mengatakan bahwa segala sesuatu ukuran (epistimologi), dan bagaimana manfaat ilmu
penilaian dan referensi akhir dari semua (aksiologi), oleh karena itu lingkup induk
kejadian manusiawi dikembalikan kepada telaah filsafat ilmu adalah: ontology,
manusia itu sendiri, bukan pada kekuatan- epistemology, dan axiology.
kekuatan diluar manusia (misalnya, kekuatan Filsafat pendidikan progresivisme
Tuhan atau alam). Humanisme di dunia Barat adalah gerakan pendidikan yang
muncul sebagai dasar gerakan Renaissance. mengutamakan penyelenggaraan pendidikan
Gerakan ini mencari tafsir baru di sekolah berpusat pada anak (student-
tentang manusia dalam kehidupan dunia. Pada centered), sebagai reaksi terhadap
awal kemunculannya, humanisme merupakan pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada
gerakan filsafat dan sastra di Italia pada paruh guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran
kedua abad ke-14 yang menyebar ke negara- (subject-centered). Selanjutnya,
negara lain di Eropa sebagai satu di antara rekonstruksionisme merupakan suatu aliran
faktor peradaban modern. Sikap humanis yang berusaha merombak tata susunan hidup
terhadap kehidupan ini berlangsung sampai kebudayaan yang bercorak modern. Aliran
sekarang. Humanisme muncul karena adanya rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham
rasionalisme sehingga melahirkan Renaisans, dengan aliran perenialisme, yaitu berawal dari
yaitu gerakan kebangunan-kembali manusia krisis kebudayaan modern.
dari keterkungkungan mitologi dan Humanisme religius (humanisme
dogma. Meski demikian, Rene Descartes teosentris) merupakan upaya untuk
(1598-1650) yang dikenal sebagai bapak menyatukan nilai-nilai agama dan
pendiri filsafat modern memandang kemanusiaan. Ajaran agama (keyakinan
rasionalisme tidak boleh mengingkari tentang Tuhan), menurut Boisard

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 395


JISIP, Vol. 2 No. 1 ISSN 2598-9944 Maret 2018
dalam L’Humanisme de l’Islam, Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun
mempengaruhi watak dan persepsi manusia 2003.
yang selanjutnya menentukan kedudukan Tuckman, B. W. 1975. Measuring
dirinya, prioritas kebutuhan dan pembentukan Educational Outcome, Fundamental of
kaidah hubungan dengan manusia Testing. New York: Mc-Graw-Hill Book
lainnya. Agama bukan hanya sistem Company.
kepercayaan yang tidak berubah tapi juga Wikipedia. 2007. Cognitivism. (Online).
nilai yang berorientasi kemanusiaan. Semua (http://en.wikipedia.org/wiki/
agama memiliki misi untuk memberikan Cognitivism_(psychology). html. diakses
petunjuk kepada manusia menuju 6 Februari 2007).
kebahagiaan abadi. Wikipedia. 2007. Constructivism. (Online).
RUJUKAN BACAAN (http://en.wikipedia.org/wiki/
Hidayat, Asep Ahmad. 2009. Filsafat Constructivism_(psychology). html.
Bahasa: Mengungkap Hakikat Bahasa, diakses 6 Februari 2007).
Makna, dan Tanda. Bandung: Wikipedia. 2007. Learning Theories.
RemajaRosdaKarya. (Online). (http://en.
Kaelan, MS. 2009. Filsafat Bahasa, wikipedia.org/wiki/Learning_Theories.
Semiotika dan Hermeneutika. html. diakses 6 Februari 2007).
Yogyakarta: Paradigma Wikipedia. 2006. Behaviourism.
Scruton, Roger. 1986. Sejarah Singkat (Online). (http:
Filsafat Modern: dari Descartes sampai //en.wikipedia.org/wiki/
Wittgenstein. Jakarta: Pancasimpati. Behaviourism_(psychology). html.
Suriasumantri, Jujun S. 1999. Filsafat Ilmu: diakses 6 Februari 2007).
Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
PustakaSinarHarapan.
Arif Wibowo. 2008. Strukturalisme dan
Implikasinya. http: //staff.blog.ui.ac.id/
arif51/2008/10/8/strukturalisme-dan-
implikasinya/. diunduh pada 29 Oktober
2012 Jam: 05.04.
Loren Bagus. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Norissh, John. 1983. Language Learners and
Theirs Errors. London : The Macmillan
Press.
Rahmina, Iim. 2006. Upaya Meningkatkan
Kemampuan Menyimak Pembelajar
BIPA.(Http//www. Lalf. Edu/kipbipa?
Papers/ iim Rahmina. Doc)
Sumartana & Wayan Nurkancana. 1983.
Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Sumardi (Ed). 1992. Pendekatan dalam
Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Subyantoro dan Bambang Hartono. 2003.
Pengembangan Kemampuan Berbahasa
(Pembelajaran Keterampilan
Mendengarkan, Berbicara, Membaca,
dan Menulis). Makalah Disajikan pada
Pelatihan Terintegtasi Berdasarkan

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 396

Anda mungkin juga menyukai