Bung Tomo *)
ABSTRAK
PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH
TERKONTAMINASI AKTINIDA DENGAN METODE REDUKSI VOLUME. Telah
dilakukan kegiatan pengolahan limbah radioaktif padat aktivitas rendah dengan metode reduksi
volume dan di kondisioning dengan matriks semen. Limbah tersebut berasal dari PTNBR,
PTAPB, PRR, PTLR dan BATEK. Tujuan dari pengolahan adalah untuk merduksi volume dan
mengungkung limbah sehingga lebih aman dan selamat dalam penyimpanannya di Interim
Storage. Alat reduksi volume yang digunakan adalah kompaktor dengan gaya tekan 600 kN.
Proses pengolahan dilakukan dengan cara dipres dalam drum 200 liter, satu drum 200 l memuat
antara 4 - 6 drum 100 l. Drum 200 l yang sudah berisi limbah diberi batu koral berdiameter 2,5
cm kemudian di kondisioning dengan adonan semen. Dosis paparan kontak wadah limbah sebelum
diolah antara 2,50 - 350 µSv/jam. dan setelah diolah menjadi 0,52 - 40 µSv/jam. Densitas bulk
dari drum 200 liter hasil sementasi antara 1715 - 1885 kg/m3 diatas batas minimal yang diijinkan
oleh IAEA (IAEA ρ = 1700 - 2500 kg/m3). Hasil olah limbah radioaktif padat adalah 71 drum 100
l dan direduksi volumenya dalam 16 drum 200 l. Besarnya reduksi volume 54,93 %.
Kata kunci : limbah radioaktif padat, reduksi volume
ABSTRACT
TREATMENT OF LOW LEVEL RADIOACTIVE SOLID WASTE
CONTAMINATED AKTINIDE WITH VOLUME REDUCTION. The treatment of low level
radioactive waste low using volume reduction method. Waste come from PTNBR, PTAPB, PRR,
PTLR and BATEK. The purpose of the treatment is to reduce the volume and to shield radioactive
waste in order that the safety for in interim storage increases. The processing uses compactor
equipment with compressing force 600 kN. The procedure of treatment is performed by
compressing collected waste in drum 100 litre on a drum 200 litre. On the a 200 litre drum can
be compacted 4 – 6 drums of 100 litre. The 200 litre drum containing compacted waste then be
filled with coral of 2,5 cm diameter , then conditioned with cement slurry. Waste dose exposure
before treatment is about was 2,50 – 350 µSv/hr and after treatment was 0,52 - 40 µSv/hr.
Density bulk of 200 l drum of cementation product was 1715 - 1885 kg/m3. This value is
accordance with the IAEA standart (ρ = 1700 - 2500 kg/m3). The process can reduce the volume
of waste from 71 drum of 100 l become 16 drum 200 l, so volume reduction is 54,93%.
Keywords : solid radioactive waste, volume reduction
paro (t½) pendek. Limbah yang telah kompaksi, limbah yang ditempatkan dalam
meluruh aktivitasnya dipisahkan drum 100 liter dikompaksi dalam drum 200
berdasarkan sifat-sifat fisiknya, ditempatkan liter. Untuk limbah yang tak terkompaksi
dalam wadah yang sesuai dengan proses diproses dengan sementasi, limbah yang
pengolahan, diukur laju paparan radiasi sudah ditempatkan dalam drum 100 liter
terkini, diberi penomoran (identifikasi) dan dimasukkan ke dalam drum 200 liter. Drum
akhirnya dilakukan pengolahan sesuai 200 liter yang sudah berisi limbah,
dengan sifat-sifat fisik limbah tersebut. kemudian pada sela – sela antara drum 200
liter diisi batu koral yang mempunyai
Limbah radioaktif padat berupa
diameter 2,5 cm kemudian digetar pada meja
sumber bekas yang diolah di PTLR –
getar dan diimobilisasi dengan adonan
BATAN biasanya berasal dari rumah sakit
semen. Pada bagian atas drum 200 liter
dan industri-industri yang memanfaatkan
diberi pengunci agar limbah yang ada
sumber radioaktif. Limbah sumber radioaktif
didalam drum tidak naik pada saat diisi
bekas biasanya mengandung radionuklida
dengan adonan semen [1].
spesifik dengan derajad kemurnian yang
tinggi seperti 60Co, 137Cs, 192Ir, 90Sr, 85Kr, Limbah padat aktivitas rendah
147
Pm dan lain-lainnya. Limbah radioaktif tidak mengandung pemancar alfa, atau
jenis ini biasanya merupakan sumber mengandung pemancar alfa yang dibawah
terbungkus lengkap dengan kontainer batas yang diperkenankan, sehingga tidak
timbal. Di PTLR – BATAN, penanganan memberikan dampak radiologi terhadap
limbah-limbah radioaktif padat berupa masyarakat dan lingkungan. Batasan
sumber bekas ini mula-mula dilakukan pengolahan limbah padat dengan cara
proses preparasi (prekondisioning) berupa kompaksi adalah dosis paparan pada kontak
pengelompokan menurut jenis radionuklida permukaan drum 100 liter tidak melebihi 25
dan dismantling secukupnya dengan sumber mrem/jam, tidak mengandung zat yang
radiasi tetap berada dalam kontainernya. korosif dan tidak mengandung bahan yang
Selanjutnya limbah-limbah radioaktif mudah meledak.
sumber bekas yang telah dikelompokkan ini,
Limbah padat terkompaksi dalam
masing-masing dikondisioning dengan
drum 100 liter dikompaksi dalam drum 200
menempatkannya ke dalam wadah shell
liter terkompaksi dan disementasi, limbah
beton 350 liter. Sedangkan limbah radioaktif
padat tak terkompaksi dalam drum 100 liter
sumber bekas berdimensi besar yang tidak
langsung dimasukkan dalam drum 200 liter
dapat dikondisioning dalam shell beton 350
dan disementasi. Setelah disementasi akan
liter, ditempatkan dalam pallet dan disimpan
terjadi pengurangan kuantitas radiasi pada
di gudang penyimpanan sementara limbah
saat radiasi menembus materi semen akibat
radioaktif (I.S 2).
interaksi antara radiasi dengan materi
Limbah yang tidak bisa direduksi tersebut atau disebut dengan atenuasi.
volumenya diolah dengan cara pemadatan Koefisien atenuasi materi adalah fraksi
langsung dengan adonan semen. Limbah berkas radiasi yang diserap pada saat radiasi
radioaktif tersebut dapat berupa padat, cair menembus materi setebal ∆x cm. Koefisien
dan semi-cair yang diangkut ke PTLR dalam atenuasi dihitung dengan rumus :
wadah yang berbeda-beda sesuai dengan
keadaannya. Limbah padat umumnya A1 = A0 . e-µx (1)
ditempatkan di dalam drum 100 l. Limbah
padat tersebut sebelum diolah dikumpulkan A1 = Paparan limbah setelah diolah
di interim storage, kemudian dilakukan (µSv/jam)
penyortiran untuk menentukan cara A0 = Paparan limbah sebelum diolah
pengolahannya yaitu dengan cara kompaksi, (µSv/jam)
insenerasi atau langsung di sementasi x = Tebal penahan (cm)
dengan semen slurry. Dari data limbah padat µ = Koefisien atenuasi linier (cm-1)
yang ada di Subbid. Preparasi dan Analisis
Limbah PTLR menunjukkan bahwa limbah Hasil immobilisasi limbah dalam
yang dapat diolah adalah limbah padat drum 200 liter dapat dihitung densitas
aktivitas rendah yang mengandung Co-60, bulknya. Densitas bulk adalah berat
Cs-137, Cs-134, Mn-54, Bi-207, I-131 yang persatuan volume produk secara keseluruhan
terkontaminasi Pu-239 dan Th-232. Proses dan dihitung dengan menggunakan rumus :
pengolahan dilakukan dengan cara
120
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
121
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
122
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
123
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
124
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
Gambar 3. Perbandingan densitas Limbah Setelah diolah dengan Densitas standar IAEA
Tanya Jawab
Nama Penanya : Herlan Martono
Instansi : PTLR-BATAN
Pertanyaan : Berapa Reduksi volume maksimum kompaktor variasi tersebut tergantung
bahan yang dikompaktor?
Jawab : Reduksi volume maksimum kompaktor yang pernah dilakukan mencapai
70 %, ini tergantung pada jenis limbah yang diolah, semakin ringan berat
limbah, reduksi volumenya semakin besar.
125
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
126