Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086


Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS


RENDAH TERKONTAMINASI AKTINIDA DENGAN METODE
REDUKSI VOLUME

Bung Tomo *)

ABSTRAK
PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH
TERKONTAMINASI AKTINIDA DENGAN METODE REDUKSI VOLUME. Telah
dilakukan kegiatan pengolahan limbah radioaktif padat aktivitas rendah dengan metode reduksi
volume dan di kondisioning dengan matriks semen. Limbah tersebut berasal dari PTNBR,
PTAPB, PRR, PTLR dan BATEK. Tujuan dari pengolahan adalah untuk merduksi volume dan
mengungkung limbah sehingga lebih aman dan selamat dalam penyimpanannya di Interim
Storage. Alat reduksi volume yang digunakan adalah kompaktor dengan gaya tekan 600 kN.
Proses pengolahan dilakukan dengan cara dipres dalam drum 200 liter, satu drum 200 l memuat
antara 4 - 6 drum 100 l. Drum 200 l yang sudah berisi limbah diberi batu koral berdiameter 2,5
cm kemudian di kondisioning dengan adonan semen. Dosis paparan kontak wadah limbah sebelum
diolah antara 2,50 - 350 µSv/jam. dan setelah diolah menjadi 0,52 - 40 µSv/jam. Densitas bulk
dari drum 200 liter hasil sementasi antara 1715 - 1885 kg/m3 diatas batas minimal yang diijinkan
oleh IAEA (IAEA ρ = 1700 - 2500 kg/m3). Hasil olah limbah radioaktif padat adalah 71 drum 100
l dan direduksi volumenya dalam 16 drum 200 l. Besarnya reduksi volume 54,93 %.
Kata kunci : limbah radioaktif padat, reduksi volume

ABSTRACT
TREATMENT OF LOW LEVEL RADIOACTIVE SOLID WASTE
CONTAMINATED AKTINIDE WITH VOLUME REDUCTION. The treatment of low level
radioactive waste low using volume reduction method. Waste come from PTNBR, PTAPB, PRR,
PTLR and BATEK. The purpose of the treatment is to reduce the volume and to shield radioactive
waste in order that the safety for in interim storage increases. The processing uses compactor
equipment with compressing force 600 kN. The procedure of treatment is performed by
compressing collected waste in drum 100 litre on a drum 200 litre. On the a 200 litre drum can
be compacted 4 – 6 drums of 100 litre. The 200 litre drum containing compacted waste then be
filled with coral of 2,5 cm diameter , then conditioned with cement slurry. Waste dose exposure
before treatment is about was 2,50 – 350 µSv/hr and after treatment was 0,52 - 40 µSv/hr.
Density bulk of 200 l drum of cementation product was 1715 - 1885 kg/m3. This value is
accordance with the IAEA standart (ρ = 1700 - 2500 kg/m3). The process can reduce the volume
of waste from 71 drum of 100 l become 16 drum 200 l, so volume reduction is 54,93%.
Keywords : solid radioactive waste, volume reduction

PENDAHULUAN ditimbulkan dari kegiatan pemanfaatan


teknologi nuklir sangat beragam jenis dan
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
laju paparan radiasinya. Kegiatan preparasi
(PTLR) – BATAN bertugas untuk
terhadap limbah radioaktif padat ini
mengelola limbah radioaktif yang berasal
semestinya sudah dimulai dari instansi
dari instansi pengguna zat radioaktif di
penimbul limbah dengan pemilahan limbah-
Indonesia. Limbah radioaktif padat berupa
limbah tersebut berdasarkan sifat-sifat
material terkontaminasi dikelompokkan
fisiknya seperti terbakar, terkompaksi, tak
menjadi limbah radioaktif padat terbakar,
terbakar dan tak terkompaksi. Sebelum
limbah radioaktif padat tak terbakar
dilakukan proses pengolahan di PTLR,
terkompaksi, dan limbah radioaktif tak
limbah-limbah ini disimpan terlebih dahulu
terbakar tak terkompaksi. Limbah radioaktif
di gudang limbah untuk meluruhkan
padat berupa material terkontaminasi yang
aktivitas radionuklida yang memiliki waktu

*) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN 119


Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

paro (t½) pendek. Limbah yang telah kompaksi, limbah yang ditempatkan dalam
meluruh aktivitasnya dipisahkan drum 100 liter dikompaksi dalam drum 200
berdasarkan sifat-sifat fisiknya, ditempatkan liter. Untuk limbah yang tak terkompaksi
dalam wadah yang sesuai dengan proses diproses dengan sementasi, limbah yang
pengolahan, diukur laju paparan radiasi sudah ditempatkan dalam drum 100 liter
terkini, diberi penomoran (identifikasi) dan dimasukkan ke dalam drum 200 liter. Drum
akhirnya dilakukan pengolahan sesuai 200 liter yang sudah berisi limbah,
dengan sifat-sifat fisik limbah tersebut. kemudian pada sela – sela antara drum 200
liter diisi batu koral yang mempunyai
Limbah radioaktif padat berupa
diameter 2,5 cm kemudian digetar pada meja
sumber bekas yang diolah di PTLR –
getar dan diimobilisasi dengan adonan
BATAN biasanya berasal dari rumah sakit
semen. Pada bagian atas drum 200 liter
dan industri-industri yang memanfaatkan
diberi pengunci agar limbah yang ada
sumber radioaktif. Limbah sumber radioaktif
didalam drum tidak naik pada saat diisi
bekas biasanya mengandung radionuklida
dengan adonan semen [1].
spesifik dengan derajad kemurnian yang
tinggi seperti 60Co, 137Cs, 192Ir, 90Sr, 85Kr, Limbah padat aktivitas rendah
147
Pm dan lain-lainnya. Limbah radioaktif tidak mengandung pemancar alfa, atau
jenis ini biasanya merupakan sumber mengandung pemancar alfa yang dibawah
terbungkus lengkap dengan kontainer batas yang diperkenankan, sehingga tidak
timbal. Di PTLR – BATAN, penanganan memberikan dampak radiologi terhadap
limbah-limbah radioaktif padat berupa masyarakat dan lingkungan. Batasan
sumber bekas ini mula-mula dilakukan pengolahan limbah padat dengan cara
proses preparasi (prekondisioning) berupa kompaksi adalah dosis paparan pada kontak
pengelompokan menurut jenis radionuklida permukaan drum 100 liter tidak melebihi 25
dan dismantling secukupnya dengan sumber mrem/jam, tidak mengandung zat yang
radiasi tetap berada dalam kontainernya. korosif dan tidak mengandung bahan yang
Selanjutnya limbah-limbah radioaktif mudah meledak.
sumber bekas yang telah dikelompokkan ini,
Limbah padat terkompaksi dalam
masing-masing dikondisioning dengan
drum 100 liter dikompaksi dalam drum 200
menempatkannya ke dalam wadah shell
liter terkompaksi dan disementasi, limbah
beton 350 liter. Sedangkan limbah radioaktif
padat tak terkompaksi dalam drum 100 liter
sumber bekas berdimensi besar yang tidak
langsung dimasukkan dalam drum 200 liter
dapat dikondisioning dalam shell beton 350
dan disementasi. Setelah disementasi akan
liter, ditempatkan dalam pallet dan disimpan
terjadi pengurangan kuantitas radiasi pada
di gudang penyimpanan sementara limbah
saat radiasi menembus materi semen akibat
radioaktif (I.S 2).
interaksi antara radiasi dengan materi
Limbah yang tidak bisa direduksi tersebut atau disebut dengan atenuasi.
volumenya diolah dengan cara pemadatan Koefisien atenuasi materi adalah fraksi
langsung dengan adonan semen. Limbah berkas radiasi yang diserap pada saat radiasi
radioaktif tersebut dapat berupa padat, cair menembus materi setebal ∆x cm. Koefisien
dan semi-cair yang diangkut ke PTLR dalam atenuasi dihitung dengan rumus :
wadah yang berbeda-beda sesuai dengan
keadaannya. Limbah padat umumnya A1 = A0 . e-µx (1)
ditempatkan di dalam drum 100 l. Limbah
padat tersebut sebelum diolah dikumpulkan A1 = Paparan limbah setelah diolah
di interim storage, kemudian dilakukan (µSv/jam)
penyortiran untuk menentukan cara A0 = Paparan limbah sebelum diolah
pengolahannya yaitu dengan cara kompaksi, (µSv/jam)
insenerasi atau langsung di sementasi x = Tebal penahan (cm)
dengan semen slurry. Dari data limbah padat µ = Koefisien atenuasi linier (cm-1)
yang ada di Subbid. Preparasi dan Analisis
Limbah PTLR menunjukkan bahwa limbah Hasil immobilisasi limbah dalam
yang dapat diolah adalah limbah padat drum 200 liter dapat dihitung densitas
aktivitas rendah yang mengandung Co-60, bulknya. Densitas bulk adalah berat
Cs-137, Cs-134, Mn-54, Bi-207, I-131 yang persatuan volume produk secara keseluruhan
terkontaminasi Pu-239 dan Th-232. Proses dan dihitung dengan menggunakan rumus :
pengolahan dilakukan dengan cara

120
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

m Setelah penuh drum 200 liter dikeluarkan


3
ρ=
v ................ kg / m (2) dari alat kompaksi. Drum 200 liter yang
sudah berisi limbah diberi koral dengan
ρ = Densitas Bulk ..................... kg/m3 diameter 2,5 cm pada sela–sela antara drum
m = Massa ................................ kg 200 liter dan drum 100 liter. Palang anti
v = Volume ............................... m3 dispersal dipasang pada drum 200 l dan
dikunci [2].
Pengolahan limbah radioaktif Pembuatan semen slurry dilakukan
aktivitas rendah dengan cara reduksi volume di ruang mixer, tangki mixer diisi air
dan imobilisasi dengan matriks semen sebanyak 45 liter dan mixer dihidupkan.
adalah untuk mengungkung dan mengurangi Campuran semen dan pasir diturunkan
dosis paparan limbah. Limbah akan secara perlahan sesuai dengan takaran yang
berkurang volumenya dan juga dosis telah ditentukan. Adonan semen diaduk
paparannya sehingga lebih aman dan sampai homogen dan siap untuk dialirkan ke
selamat dalam penyimpanannya di Interim drum melalui pompa peristaltik yang
Storage. Pengolahan dengan cara ini tersedia [3]
prosesnya lebih sederhana dan lebih Drum 200 liter diletakkan diatas
ekonomis walaupun kemampuan reduksi meja getar, sungkup (hood) dipasang untuk
volume tidak begitu besar dibandingkan menghindari terbangnya debu radioaktif.
dengan proses insenerasi Meja getar dihidupkan, pompa peristaltik
dengan debit 0,8 m3/jam dihidupkan.
TATA KERJA Adonan semen akan mengisi seluruh sela-
Bahan yang digunakan meliputi : sela drum sehingga penuh. Setelah penuh
drum dipindahkan dan operasi untuk drum
Drum 200 liter, drum 100 liter, ring yang lain [4].
fleksibel, batu koral diameter 5 cm, batu
koral diameter 2.5 cm, semen portland, HASIL DAN PEMBAHASAN
pasir, aditif dan air, limbah mengandung
hasil belah terkontaminasi aktinida. Hasil Pengolahan limbah radioaktif
padat ditunjukkan pada Tabel 1.Limbah
Alat yang digunakan meluputi : radioaktif padat yang diolah dengan proses
Crane kapasitas 2 ton, handlift reduksi volume berupa kaleng, kertas,
kapasitas 1 ton, unit kompaksi, unit meja plastik, tisu, karet, botol plastik, tabung
getar, unit pembuatan semen slurry, tool set, reaksi, kain, kaca, dan jerigen plastik.
sendok semen. kawat pengikat, tang, palu, Limbah dikemas dalam plastik dan
linggis, sendok semen, sendok pasir, palang dimasukkan dalam drum 100 l setelah itu
anti dispersal dikunci rapat. Drum 200 l sebagai wadah
limbah ditempatkan diatas lori dan
Metode dimasukkan ke dalam alat kompaktor. Drum
Menyiapkan drum 200 liter dan yang telah berisi limbah dimasukkan
diberi nomor, drum 200 liter diberi ring kedalam kompaktor dan dipres dengan
flexibel pada bagian dasar drum dan batu menggunakan alat kompaktor dengan gaya
berdiameter 5 cm. Drum 200 liter diletakkan tekan 600 kN. Drum 200 l yang telah berisi
pada lori dan dimasukkan kedalam alat limbah pada sela-selanya diberi batu koral
kompaksi. Jaket kompaksi diturunkan dan dengan diameter 2,5 cm dan selanjutnya
masuk kedalam drum 200 liter. Limbah diberi adonan semen. Drum digetar diatas
dalam drum 100 liter dimasukkan kedalam meja getar untuk mendapatkan hasil
alat kompaksi/jaket. Proses Kompaksi sementasi yang lebih baik. Dengan demikian
dilakukan dengan menurunkan piston limbah terkungkung dalam drum 200 l
kompaksi dan menekan drum 100 liter yang dengan beberapa lapisan, yaitu wadah
berisi limbah dengan kekuatan 600 kN. plastik, wadah drum 100 l, material semen
Piston kompaksi dinaikkan lagi untuk dan batu dan lapisan luarnya adalah drum
kompaksi limbah yang lain. Kompaksi 200 l. Diagram Proses Pengolahan Limbah
dilakukan sampai drum 200 liter penuh, hal Radioaktif padat aktivitas rendah
ini dikontrol pada mistar penunjukkan. ditunjukkan pada Gambar 1.

121
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

Gambar 1. Diagram Proses Pengolahan Limbah Radioaktif padat aktivitas rendah

122
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

Tabel 1. Data hasil Pengolahan limbah pada drum 200 liter

Nomor Jumlah Kandungan Paparan Paparan Densitas Berat Drum


No. Drum drum Radionuklida Sebelum Setelah Bulk 200 liter
200 l diolah diolah diolah Isi Limbah
(µSv/jam) (µSv/jam) (kg/m3) (kg)
1 836 5 bh Cs-134 41.00 5.40 1750 350
2 837 4 bh Cs-134, Mn-54, 2.50 1.25 1780 356
I-131, Pu-239
3 838 4 bh Cs-134 4.20 0.52 1765 353
4 839 4 bh Cs-134, I-131, 23.80 2.40 1865 373
Pu-239
5 840 5 bh Cs-134 11.00 6.70 1740 348
6 841 4 bh Cs-137, Co-60 138.00 40.00 1740 348
7 842 4 bh Cs-137, Co-60 19.50 0.70 1835 367
8 843 5 bh Cs-137, Co-60 350.00 28.70 1760 352
9 844 4 bh Cs-137, Co-60 51.20 2.10 1770 354
10 845 4 bh Cs-137, Co-60 5.90 0.59 1720 344
11 846 6 bh I-131, Cs-137, 55.20 4.20 1715 343
Cs-134, Th-232,
12 847 5 bh Cs-137, Cs-134, 9.70 2.70 1850 370
Th-232,
13 848 5 bh Cs-137, Cs-134, 7.50 1.30 1840 368
Bi-207
14 849 4 bh Cs-134, Cs-137 1.59 0.67 1885 377
Pu-239
15 850 4 bh Cs-134, Cs-137 340.00 20.4 1800 360
Bi-207, Co-60
16 851 4 bh Cs-137, Co-60 11.28 2.20 1810 362

Pada Tabel 1 pengolahan limbah pendek sehingga dalam penyimpanannya


padat aktivitas rendah dengan cara reduksi akan lebih aman dan selamat.
volume telah diolah limbah sejumlah 71
Gambar 2 adalah perbandingan
drum 100 liter dan dipress dalam drum 200
paparan limbah sebelum diolah dan setelah
l sebanyak 16 drum sehingga reduksi
diolah, limbah setelah direduksi volumenya
volume mencapai 54,93 %. Dosis paparan
dan diimobilisasi dengan adonan semen
limbah sebelum diolah antara 2,50 - 350
paparannya turun. Paparan paling tinggi
µSv/jam dan setelah diolah menjadi 0,52 -
adalah limbah yang berasal dari PTNBR No.
40 µSv/jam. Satu drum 200 liter mampu
wadahnya 843, jenis limbahnya adalah
menampung 4 - 6 drum 100 liter. Limbah
kaleng plastik. Limbah tersebut
radioaktif padat yang terkontaminasi dengan
terkontaminasi Co-60 dan Cs-137 dengan
Co-60, Cs-137, Cs-134, Pu-239,Th-232,
paparan 350 µSv/jam setelah diolah
Mn-54, Bi-207, dan I-131 mempunyai
menjadi 28,7 µSv/jam dan waktu paro 5,27
waktu paro berbeda sehingga diperlukan
tahun dan 30,17 tahun. Limbah berasal dari
pemisahan jenis limbah sesuai jenis
Teknologi dengan nomor wadah limbahnya
radionuklida. Radionuklida mempunyai
850, limbah tersebut terkontaminasi Cs-137
umur paro panjang dipisahkan dengan yang
dan Co-60 dengan paparan 340 µSv/jam.
Limbah tersebut setelah diolah paparannya

123
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

menjadi 20,4 µSv/jam. Limbah yang Gambar 3 adalah perbandingan


mempunyai waktu paro panjang adalah antara densitas limbah setelah diimobilisasi
limbah yang terkontaminasi Pu-239 yang dengan matrik semen dengan densitas
mempunyai waktu paro 433 tahun, akan standar IAEA. Adonan semen yang
tetapi paparannya rendah yaitu 0,67 µSv/jam digunakan untuk sementasi dengan
jenis limbah ini berupa jarum suntik yang komposisi untuk satu liter semen slurry
berasal dari PTNBR-Bandung. Sehingga adalah 1,313 kg semen, 0,326 kg pasir,
perlu diperhatikan waktu penyimpanan di 0,437 liter air dan 0,029 aditife. Hasil
Interim Storage densitas yang paling tinggi adalah pada
drum 200 liter No. 849 dan 839. Pengamatan
Densitas hasil pengolahan limbah
terhadap kebutuhan semen slurry pada tiap
radioaktif padat dengan reduksi volume dan
– tiap drum 200 liter antara 57 - 60 liter. Ini
imobilisasi dengan matriks semen antara
menunjukkan bahwa kebutuhan adonan
1715 - 1885 kg/m3 Masing – masing drum
semen untuk tiap – tiap drum hampir sama
200 l hasil pengolahan mempunyai densitas
karena volume bidang yang diisi masing -
diatas standar minimal yang diijinkan IAEA
masing drum adalah hampir sama.
(ρ = 1700 - 2500 kg/m3 ). Densitas drum 200
Perbedaan diperoleh jika butiran – butiran
l hasil pengolahan adalah jumlah
batu koral mempunyai ukuran yang berbeda.
keseluruhan berat drum dibagi dengan
Semakin besar ukuran batu koral maka akan
volume drum, sehingga dalam hal ini
diperoleh rongga yang lebih besar sehingga
densitas hasil olah masih dipengaruhi oleh
akan dibutuhkan semen slurry semakin
berat limbah yang diolah. Semakin besar
banyak. Untuk komposisi semen diharapkan
berat limbah yang diolah akan semakin
densitas dari semen berkisar antara 1700 -
besar pula densitas drum 200 l hasil olah.
2500 kg/m3. Dengan densitas yang tinggi
Sehingga semakin besar densitasnya akan
maka akan diperoleh kuat tekan yang baik
semakin baik dalam mengurangi laju dosis
dan mampu menahan paparan radiasi yang
paparan yang ditimbulkan. Takaran matrik
ditimbulkan dari limbah. Densitas bulk dari
dari semen, pasir, air dan aditif adalah sama,
drum 200 liter hasil sementasi antara 1715 -
tetapi densitas yang dihitung adalah densitas
1885 kg/m3 Menurut Standar IAEA ρ =
drum secara keseluruhan yang bersisi
1700 - 2500 kg/m3 , Densitas blok beton
material limbah. Hal ini menyebabkan
hasil imobilisasi telah memenuhi standar
densitas dari masing-masing drum tidak
IAEA densitasnya lebih dari 1700 kg/m3 .
sama. Semakin ringan berat limbah yang
Dengan demikian limbah setelah pengolahan
diolah maka densitas yang terbentuk akan
dengan reduksi volume dan di imobilisasi
semakin kecil. Jumlah limbah yang
dengan matriks semen aman dan selamat
terkompaksi dalam drum 200 l akan
untuk disimpan di Interim Storage [4].
berpengaruh juga dalam perhitungan
densitas limbah yang terbentuk.

Gambar 2. Perbandingan Paparan Limbah sebelum dan Sesudah diolah

124
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

Gambar 3. Perbandingan densitas Limbah Setelah diolah dengan Densitas standar IAEA

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Kompaktor dengan gaya tekan 600 1. WASITO, ”Pengolahan Limbah
kN, mampu mereduksi volume limbah Radioaktif Padat” Diktat Diklat
radioaktif padat aktivitas rendah sampai Pengelolaan Limbah Radioaktif
54,93 %. Paparan limbah sebelum diolah PTPLR Tahun 1998.
adalah 2,50 - 350 µSv/jam dan setelah 2. Anonim “Petunjuk Operasional
diolah menjadi 0,52 - 40 µSv/jam. Densitas Kompaksi, WSPG 320 USN 0501”
bulk dari drum 200 liter hasil sementasi 3. Anonim “Petunjuk Operasional
antara 1715 - 1885 kg/m3 dan nilai ini diatas Pembuatan slurry semen, WSPG 320
batas minimal densitas yang diijinkan oleh USN 0502”
IAEA (IAEA ρ = 1700 - 2500 kg/m3). 4. Anonim “Petunjuk Operasioanal
Densitas bulk secara keseluruhan drum 200 Proses immobilisasi, WSPG 320 USN
liter hasil dipengaruhi oleh berat limbah 0503”
yang diolah.` Semakin besar berat limbah 5. ELDSEN, A.D. at all, A process for the
yang diolah maka densitas yang dihasilkan Immobilization of a Radioactive Waste
semakin besar. Hasil olah limbah radioaktif in Cement matrix, Proceding A
padat sebanyak 71 drum 100 liter dan Symposium Conditioning of
direduksi volumenya menjadi 16 drum Radioactive Waste for Storage and
200l. Disposal IAEA, Vienna, 1983.

Tanya Jawab
Nama Penanya : Herlan Martono
Instansi : PTLR-BATAN
Pertanyaan : Berapa Reduksi volume maksimum kompaktor variasi tersebut tergantung
bahan yang dikompaktor?
Jawab : Reduksi volume maksimum kompaktor yang pernah dilakukan mencapai
70 %, ini tergantung pada jenis limbah yang diolah, semakin ringan berat
limbah, reduksi volumenya semakin besar.

125
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

126

Anda mungkin juga menyukai