Anda di halaman 1dari 7

.: kyonktara -Pengamen- .

: telusuri

3rd February 2010 makalah jaringan hewan


TUGAS MATA KULIAH BIOLOGI UMUM
STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN

Disusun oleh:
Nama : Sofyan Asifudin
Nim : 0901070077

BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
FKIP
2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan
hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Struktur dan
fungsi hewan” tanpa halangan apapun.
Pada kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, maka saran
dan kritik yang dapat menyempurnakan makalah ini akan penyusun terima dengan
lapang dada, terlepas dari kekurangan itu, penyusun berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Purwokerto, 21 November 2009

Penyusun

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Hewan adalah organisme autotrof yang mengambil energi kimia dari dari makanan
yang dicernanya. Pada jaringan hewan, fungsi berkolerasi dengan struktur dan
sistem-yang satu dengan sistem organ yang lain saling mempunyai
ketergantungan. Ukuran tubuh dan bentuk tubuh hewan biasanya mempengaruhi
interaksi hewan dengan lingkungan, sedang sokongan fisik didarat bergantung
pada adaptasi proporsi dan postur tubuh.
Semua kehidupan ditandai dengan tingkat organisasi yang berhirarki. Sel
menempati tempat khusus dalam hirarki kehidupan karena merupakan tingkat
ornganisasi terendah dalam kehidupan yang mampu hidup mandiri sebagai suatu
organisme. Organisme multiseluler yang memiliki sel-sel khusus dan mampu
membentuk jaringan yang merupakan tingkat struktur dan fungsi yang lebih tinggi.
Pada sebagian hewan, kombinasi berbagai jaringan membentuk unit fungsional
yang disebut organ, dan kumpulan organ yang bekerja bersama-sama membentuk
sistem organ.

b. Tujuan
1. Mempelajari bagian-bagian pada hewan
2. Mempelajari fungsi bagian-bagian yang terdapat pada hewan
3. Mempelajari sistem kerja organ

c. Manfaat
1. Memahami jaringan-jaringan pada hewan
2. Menambah wawasan
3. Mengetahui bagian-bagian serta fungsi hewan

II. PEMBAHASAN

A. Jaringan
Jaringan tersusun atas beberapa sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama.
Organ merupakan kumpulan berbagai jaringan (tidak selalu sama) yang bersatu
membentuk suatu material struktural dan fungsional tertentu. Sistem organ adalah
kelompok berbagai organ yang saling berinteraksi dan bekerja sama membentuk
sebuah fungsi yang kompleks untuk kehidupan makhluk hidup.
Jaringan pembentuk organ manusia atau vertebrata terdiri dari 4 kelompok, yaitu :
1. Jaringan Epithelium (epithelial tissue)
Jaringan Epithelium merupakan jaringan penutup atau melapisi permukaan tubuh
organisme, baik lapisan luar atau lapisan dalam (endotelium).
Fungsi Jaringan Epithelium:
a. Absorpsi, sebagai alat penyerapan, ditemukan pada usus halus.
b. Sekresi, sebagai alat penghasil zat atau cairan yang bermanfaat, ditemukan pada
kelenjar buntu.
c. Transport, sebagai alat pengangkutan, ditemukan pada pembuluh darah dan
tubula ginjal.
d. Ekskresi, sebagai alat pembuangan sisa metabolisame, ditemukan pada kelenjar
keringat
e. Proteksi, sebagai alat perlindungan, ditemukan pada kulit
f. Sensori, sebagai alat penerima rangsang, ditemukan pada alat indera

Berdasarkan fungsinya epitelium dibedakan menjadi 3, yaitu


1. epitelium proteksi.
2. epitelium kelenjar.
3. epitelium sensori.

Bedasarkan bentuk dan susunan sel, epitelium dibedakan :


a. Epitelium pipih selapis: terdiri atas satu lapis sel berbetuk pipih. Pada peritoneum,
pembuluh darah, pembeluh limfa, alveolus, kapsula glomereus.
b. Epitelium pipih berlapis banyak: terdiri atas banyak lapis sel dan lapisan
terluarnya berbentuk pipih. Pada epidermis, rongga mulut, oesofagus, vagina dan
rongga hidung.
c. Epitelium kubus selapis : terdiri atas satu lapis sel berbentuk kubus. Pada nefron,
ovarium, lensa mata.
d. Epitelium kubus berlapis banyak : terdiri banyak lapis sel dan lapisan terluar
selnya berbentuk kubus. Pada saluran kelenjar minyak dan keringat.
e. Epitelium silindris selapis : terdiri atas satu lapis sel berbentuk silindris. Pada
lambung, usus, rahim.
f. Epitelium silindris berlapis banyak : terdiri atas banyak lapis sel dan lapisan terluar
selnya berbentuk silindris. Pada uretra, faring, laring, saluran kelenjar susu, saluran
kelenjar ludah.
g. Epitelium silindris berlapis banyak semu (silindris bersilia) : terdiri atas banyak
lapis namun tidak terlihat dengan jelas dan lapisan terluar selnya berbentuk silindris
bersilia. Pada bronkus, trakea, rongga hidung.
h. Epitelium transisional : epitel berlapis yang sel-selnya tidak dapat dapat
digolongkan berdasarkan bentuknya, bila jaringannya mengembung bentuknya
berubah. Pada kandung kemih, uretra.

2. Jaringan Pengikat (ikat)


a. Jaringan lemak (serabut longgar)
Jaringan lemak (serabut longgar) mempunyai ciri-ciri bentuk longgar, tersusun dari
sel lemak, berbentuk poligonal atau bulat, dinding sel tipis, sel kaya rongga sel yang
berisi tetes minyak.
Jaringan ini terdapat di bawah lapisan bawah kulit, sekitar ginjal, bantalan atau
lapisan sendi, sumsum tulang panjang. Jaringan ini berfungsi untuk mengikat dan
menyokong jaringan lain, menyimpan lemak, cadangan makanan, bantalan,
proteksi dan isolasi terhadap panas.
Serat jaringan ikat, yang terbuat dari protein terdiri atas tiga jenis: serat berkolagen,
serat elastis, dan serat retikuler.
1. Serat berkolagen (collagenous fiber)
Serat berkolagen (collagenous fiber) terbuat dari kolagen yang mungkin merupakan
protein yang paling berlimpah dalam kingdom hewan. Serat berkolagen bersifat
tidak elastis dan tidak mudah robek jika ditarik mengikuti panjangnya.
2. Serat elastis (elastic fiber)
Serat elastis (elastic fiber) adalah untaian panjang yang tebuat dari protein yang
disebut elastin. Serat elastin memberikan suatu sifat seperti karet yang melengkapi
kekuatan serat berkolagen yang tidak elastis.
3. Serat retikuler (reticukar fiber)
Serat retikuler (reticular fiber) adalah serat yang tipis dan bercabang. Tersusun atas
kolagen dan tersambung dengan serat berkolagen, serat ini membentuk suatu
anyaman yang ditenun dengan karet yang menghubungkan jaringan ikat dengan
jaringan disebelahnya.

b. Jaringan ikat longgar (loose connective tissue)


Jaringan ikat longgar (loose connective tissue) mempunyai susunan sel panjang,
matriks mengandung serabut kolagen dan elastis. Jaringan ini mengikatkan
epitelium dengan jaringan dibawahnya, jaringan ikat longgar juga berfungsi sebagai
bahan pengemas yang menjaga agar organ tetap berada ditempatnya. Fungsi
jaringan ikat longgar adalah untuk membungkus organ-organ, pembuluh darah dan
syaraf.

c. Jaringan pengikat serabut padat (liat)


Jaringan ini disebut jaringan ikat serabut putih karena terbuat dari kolagen yang
berwarna putih, bersifat fleksibel tapi tidak elastis. Jaringan ini terdapat pada fasia,
ligamen, selaput urat dan tendon. Fungsi jaringan pengikat serabut padat ini adalah
untuk menghubungkan berbagai organ tubuh, misal tulang dengan tulang, otot
pada tulang (tendon).

d. Jaringan adiposa (adipose tissue)


Jaringan adiposa (adipose tissue) merupakan bentuk khusus dari jaringan ikat
longgar (loose connective tissue) yang menyimpan lemak dalam sel-sel adipose
yang tersebar diseluruh matriksnya. Jaringan adiposa melapisi dan menginsulasi
tubuh, serta menyimpan molekul-molekul bahan bakar. Setiap sel adipose
mengandung suatu butiran lemak besar yang membengkak ketika lemak disimpan
dan akan mengkerut ketika tubuh menggunakan lemak tersebut sebagai bahan
bakar.

e. Jaringan ikat berserat (fibrous connective tissue)


Jaringan ikat berserat (fibrous connective tissue) adalah jaringan ikat yang padat,
karena banyak mengandung serat berkolagen. Serat-serat itu tersusun dalam
berkas paralel, suatu pengaturan yang memaksimalkan kekutan non elastis. Kita
dapat menemukan jaringan jenis ini pada tendon dan pada ligamen.

f. Jaringan tulang
Tulang sejati (osteon) terdiri atas sel tulang (osteosit) yang tersimpan dalam
matriks yang terdiri atas zat perekat kolagen dan endapan kalsium karbonat
(CaCo3) dan kalsium fosphat (Ca3(PO4)2. Proses meningkatnya kadar kapur
sehingga tulang menjadi keras disebut kalsifikasi atau osifikasi. Sel pembentuk
jaringan tulang disebut osteoblast. Setiap satuan sel tulang mengelilingi pembuluh
darah, limpha dan syaraf membentuk sistem havers.
Tulang rawan (cartilage) memiliki serat berkolagen yang sangat berlimpah, yang
tertanam dalam suatu matriks mirip karet yang tersusun atas suatu bahan yang
disebut kondroitin sulfat, suatu kompleks protein-karbohidrat kondroitin sulfat dan
kolagen disekresikan oleh kondrosit, sel-sel yang hanya terdapat pada ruangan
yang tersebar dalam matriks yang disebut lakuna. Pada anak-anak kartilago
berasal dari jaringan embrional (mesenchim), sedang pada orang dewasa berasal
dari dari selaput tulang rawan (perikondrium) yang banyak mengandung
konfroblast (pembentuk sel tulang rawan).
Ada 3 macam tulang rawan (cartilage)
1. Tulang rawan hialin (cartilago hialin), matriksnya bening atau transparan, jernih,
mengkilap, kebiruan. Tulang jenis ini terdapat di permukaan sendi, trakea, bronkia.
2. Tulang rawan fibrosa (berserabut) atau cartilago fibrosa, matriksnya berwarna
gelap dan keruh. Tulang jenis ini terdapat pada cakram antar ruas tulang belakang,
perlekatan ligamen tertentu pada tulang dan persendian tulang pinggang.
3. Tulang rawan elastis (cartilago elastin), matriksnya berwarna keruh kekuningan.
Tulang jenis ini terdapat pada daun telinga, epiglotis, pembuluih eustachius, laring.
Berdasarkan susunan matriks jaringan tulang dibedakan menjadi: jaringan tulang
spon (karang), bila matriknya berongga dan jaringan tulang keras (kompak), bila
matriksnya rapat atau keras.
Tulang mempunyai fungsi sebagai:
1. Penyusun rangka,
2. Tempat melekatnya otot,
3. Melindungi bagian tubuh yang lemah,
4. Sebagai alat gerak pasif,
5. Tempat pembentukan sel darah merah.

g. Jaringan darah
Darah beredar dari jantung dalam pembuluh darah nadi, vena dan kapiler ke seluruh
tubuh lalu kembali ke jantung. Darah tersusun atas plasma darah (cairan darah)
yang mengandung senyawa organik, senyawa anorganik, serum , air dan sel-sel
darah yang terdiri atas: erytrosit (sel darah merah), leucosit (sel darah putih),
trombosit (keping darah). Sel darah merah mempunyai fungs untuk membawa
oksigen, sedang sel ddarah putih memunyai fungsi dalam hal pertahanan untuk
melawan virus, bakteri, dan penyerang lainnya, sedang keping darah mempunyai
fungsi untuk membantu dalam penggumpalan darah. Fungsi darah: mengangkut
sari makanan, hormon, gas per-nafasan dan sisa metabolisme, mencegah infeksi
kuman penyakit, menutup luka, menjaga stabilitas suhu tubuh.

f. Jaringan limfa (getah bening)


Jaringan limfa (getah bening) adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh
darah. Limfa merupakan cairan yang terbentuk dari air, glukosa, lemak dan garam,
sedang komponen selulernya berupa limphosit dan granulosit. Fungsi Jaringan
limfa (getah bening) adalah untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak,
garam mineral dan zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah.

3. Jaringan otot (muscle tissue)


Jaringan otot (muscle tissue) merupakan jaringan yang tersusun atas sel otot yang
bertugas menggerakan berbagai bagian tubuh, karena memiliki kemampuan
berkonteraksi. Kemampuan kontraksi disebabkan adanya protein otot yang disebut
aktomiosin pada setiap miofibril. Jaringan otot (muscle tissue) terdiri atas sel-sel
panjang yang disebut serabut otot yang mampu berkontraksi ketika dirangsang
oleh impuls saraf. Tersusun dalam susunan paralel di dalam sitoplasma, serabut
otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat dari protein kontrakil aktin
dan miosin. Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar
hewan, dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang
memerlukan energi dalam suatu hewan yang aktif.
Didalam tubuh vertabrata terdapat 3 jenis jaringan otot :
1. Otot polos
Otot polos memiliki ciri-ciri penampakan berlurik, sel polos tidak bergaris-garis, inti
sel berjumlah satu dan terletak di tengah, bentuk sel seperti kumparan. Otot polos
termasuk otot tak sadar sehingga disebut otot involunter Reaksi terhsadap
rangsang lambat. selain itu kerjanya teratur, lambat dan tahan lama. Otot ini
berfungsi untuk menggerakkan alat-alat atau organ bagian dalam.

2. Otot lurik atau rangka atau seran lintang


Otot lurik memiliki ciri-ciri sel berserabut dan bergaris-garis, inti sel berjumlah
banyak dan terletak di tepi, bentuk sel silindris. Reaksi terhadap rangasang cepat
namun kerjanya tidak teratur, cepat dan tidak tahan lama. Fungsi otot ini adalah
untuk menggerakan rangka. Berdasarkan syaraf yang mempengaruhinya, otot lurik
termasuk otot sadar sehingga disebut otot volunter.

3. Otot jantung
Otot jantung memiliki ciri-ciri sel berserabut, bercabang dan bergaris-garis, inti sel
berjumlah satu dan terletak di tengah, bentuk sel silindris bercabang-cabang. Otot
jantung termasuk otot tak sadar sehingga disebut otot involunter. Reaksi terhadap
rangsang lambat, sedang kerjanya teratur dan tahan lama. Otot ini berfungsi
sebagai kontraksi otot jantung. Hubungan antara cabang yang satu dengan yang
lain di sebut sinsitium.

4. Jaringan Syaraf
Jaringan berfungsi untuk mengatur dan mengkoordinasi segala aktivitas tubuh.
Jaringan ini dibentuk oleh sel-sel syaraf yang disebut neuron.
Neuron dibedakan atas:
1. Dendrit: penjuluran keluar dari badan sel yang berfungsi membawa rangsangan
ke badan sel.
2. Badan sel : bagian sel syaraf yang mengandung inti dengan nukleolus di
tangahnya. Badan sel syaraf terletak di pusat syaraf dan ganglion (kumpulan badan
sel syaraf).
3. Ganglion terletak di tempat-tempat tertentu seperti di kiri kanan sumsum tulang
belakang.
4. Neurit (akson) : penjuluran panjang dari badan sel yang berfungsi membawa
rangsangan dari badan sel ke neuron lain.
Neurit memiliki selubung, yaitu:
1. Selubung mielin : selubung terdalam yang langsung membungkus neurit dan
terdiri atas fosfolipid. Selubung ini berfungsi sebagai isolator dan juga berperan
sebagai nutritif terhadap neurit.
2. Selubung neurilema (schwan) : terdiri dari sel schwan yang menghasilkan mielin.
Neurilema berfungsi dalam regenerasi neurit dan dendrit yang rusak.
Antara neuron satu dengan neuron yang lain saling berhubungan. Tempat
hubungannya disebut sinapsis.

B. Organ
Organ terbentuk dari beberapa jaringan yang saling bekerjasama untuk
melaksanakan fungsi tertentu, misalkan organ usus terdiri dari 4 jaringan, yaitu :
1. Jaringan epitelium : tempat penyerapan sari makanan dan menghasilkan lendir.
2. Jaringan otot : menghasilkan gerakan peristaltik (meremas)
3. jaringan ikat (pembuluh darah) : mengangkut sari makanan.
4. jaringan syaraf : mengkoordinasi kerja jaringan epitel, jaringan otot dan jaringan
ikat.
Berdasarkan letaknya organ dibedakan menjadi :
1. Organ luar : tangan, kaki, hidung, mulut, telinga dll
2. Organ dalam : jantung, paru-paru, ginjal, pankreas, hati

C. Sistem organ
Sistem organ tersusun dari beberapa organ yang bekerja sama untuk
melaksanakan fungsi tubuh tertentu.
1. Sistem sirkulasi (peredaran darah) : tersusun atas organ jantung, pembuluh
darah,
2. Sistem respirasi (pernafasan) : tersusun atas organ hidung, tenggorokan, paru-
paru.
3. Sistem pencernaan : tersusun atas organ mulut, faring, ternggorokan, lambung,
usus, pankreas, hati.
4. Sistem ekskresi (pengeluran) : tersusun atas organ ginjal, ureter, kantong kemih,
uretra.
5. Sistem koordinasi (syaraf) : tersusun atas organ otak, syaraf, simpul syaraf.
6. Sistem otot (gerak) : tersusun atas organ tulang, otot, syaraf.
7. Sistem reproduksi (perkembangiakan) : tersusun atas organ kelamin jantan,
kelamin betina.
8. Sistem endokrin : tersusun atas kelenjar buntu (tidak mempunyai saluran),
pituari, tiroid, paratiroid, pankreas, adrenal, kelenjar kelamin,
9. Sistem rangka : tersusun atas tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk dan dada,
tulang bahu, tulang pinggul, tulang anggota bagian atas dan bawah.

III. PENUTUP

a. Kesimpulan
1. Bagian dan fungsi hewan terbagi menjadi jaringan, organ dan sistem organ.
2. Jaringan terdiri dari jaringan epitel. Jaringan saraf, jaringan pengikat, dan
jaringan otot.
3. Organ terdiri dari organ luar dan organ dalam
4. Sistem organ tersusun oleh sistem sirkulasi, sistem respirasi, sistem
pencernaan, sistem ekskresi, sistem pencernaan, sistem otot, sistem reproduksi,
sistem endokrin, sistem koordinasi, sistem rangka,

b. Saran
1. Sistem jaringan pada hewan merupakan suatu kesatuan yang sangat kompleks,
hendaknya membutuhkan pemahaman yang sangat mendetail untuk
mempelajarinya.

DAFTAR PUSTAKA

Djuhanda, T. 1980. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata. Bandung: Armico.


Gunawan, A.M.S. 2001. Mekanisme dan Mekanika Pergerakan Otot. Integral Vol. 6
(2): 58-62.
Hickman, C. P. and C. P. Hickman. 1972. Biology of Animal. Saint Louis: CV Mosby
Company.
Hidebrand, M. 1974. Analysis of Vertebrae Structur. Canada: John Willey and Sons,
Inc.
Kimball, J.W. 1987. b. Jakarta : Erlangga.

Diposting 3rd February 2010 oleh necromadize ianz blog

2 Lihat komentar

Suhendar Cungkring 6 Oktober 2013 03.58


Terima Kasih gan, Kunjungan balik http://suhendartkj.blogspot.com
Balas

Master 7 Juli 2019 21.49


Jaringan tersusun atas beberapa sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Organ
merupakan kumpulan berbagai jaringan (tidak selalu sama) yang bersatu membentuk
suatu material struktural dan fungsional tertentu. Sistem organ adalah kelompok berbagai
organ yang saling berinteraksi dan bekerja sama membentuk sebuah fungsi yang
kompleks untuk kehidupan makhluk hidup.
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Accou

Publikasikan Pratinjau

Anda mungkin juga menyukai