Anda di halaman 1dari 24

Risk And Reward Ratio Dalam Trading Forex

Pernahkah Anda mengalami profit berturut-turut sehingga sangat optimis lalu dalam sekali loss
profit Anda ludes semua? Atau mungkin Anda pernah mengalami profit dari banyak transaksi
namun pada saat dihitung selisihnya di balance malah terlihat kecil?

Jika Anda pernah mengalami kejadian-kejadian "salah hitung" saat trading forex, maka
ada beberapa hal penting mengenai Risk And Reward ratio yang perlu Anda
ketahui. Dengan mengetahui Risk And Reward ratio, Anda bisa
meningkatkan performa trading serta menambah keyakinan pada sistem
trading yang digunakan.

Sekarang, apa itu Risk And Reward ratio?

Sesuai dengan namanya:

 Ratio = rasio/perbandingan
 Risk = resiko. Dalam trading bisa juga diartikan sebagai stoploss atau jarak harga
entry ke harga stoploss
 Reward = hasil. Dalam trading adalah take profit atau jarak harga entry ke harga
take profit

Jadi dengan demikian, Risk And Reward ratio adalah perbandingan antara resiko
terhadap hasil. Atau dalam dunia trading sering disebut perbandingan antara loss
terhadap profit.

Lalu bagaimana kaitan antara pengalaman diatas dengan Risk And Reward ratio?

Dengan Risk And Reward ratio, Anda bisa mengatur agar dalam sekali loss, profit tidak
langsung ludes semua dan dalam jangka panjang selisih profit dan loss pada balance
menjadi lebih banyak surplusnya. Menarik bukan?

Lalu bagaimana cara penerapannya?

Sebelum masuk ke cara penerapannya, saya ingin menyinggung terlebih dahulu tentang
winrate karena Risk And Reward ratio tidak bisa berdiri sendiri tanpa winrate.

Hubungan Antara Risk And Reward Ratio Dengan Winrate


Banyak trader terutama trader pemula sangat memuja atau mengidolakan winrate
tinggi, kalau bisa tanpa loss (winrate 100%), kenapa harus winrate tinggi atau tanpa
loss? Semua berasal dari satu hal, INGIN PASTI PROFIT. Dengan winrate tinggi, maka
harapan sukses trading dalam waktu seminggu langsung jadi kenyataan. Kalau pasti
profit artinya sudah psati cepat kaya.

Satu hal lagi, dengan winrate tinggi maka menggunakan lot gajah dimungkinkan.
Dengan trading lot gajah, maka profit lebih 100% dalam sekali entry bisa terjadi.
Jika Anda pernah mengharapkan strategi winrate tinggi dengan cara seperti ini, maka
kita senasib. Saya juga dulunya sangat menyukai hal-hal yang berbau
fantastis seperti winrate tinggi dan profit besar sekali transaksi. Intinya saya
ingin pasti profit dan harus besar. Profit yang kecil kurang memberikan "kejutan".

Sayangnya, fakta tidak sejalan dengan harapan. Buktinya, akun saya banyak yang habis
dan saya jadi langganan deposit. Lalu apa yang salah?

Setelah beberapa lama, saya mulai mencari tahu lebih dalam. Apakah strategi harus
winrate tinggi baru bisa profitable? Apakah para trader yang hebat seperti market
wizard punya winrate mendekat 100%?

Saya kemudian mulai banyak membaca buku-buku trading dari luar negeri seperti buku
Market Wizard dari Jack Schwager dan buku-buku penerapan resiko yang benar dalam
trading. Dari sekian banyak buku yang dibaca, saya menemukan pesan yang sama,
trader hebat sangat baik dalam pengendalian resiko.

Banyak dari mereka memiliki winrate dibawah 60%. Dengan kata lain, winning rate
tidak bisa dijadikan satu-satunya patokan suatu sistem bisa profitable jangka panjang.
Winning rate harus dipasangkan dengan Risk And Reward ratio untuk melihat
performa akun dalam jangka panjang.

Penggabungan winning rate dengan Risk And Reward ratio untuk melihat
kemungkinan profit akun dalam jangka panjang disebut dengan nilai
ekspektasi (expectancy value).

Nilai ekpektasi = (winrate x $ rata-rata profit) - (lossrate x $ rata-rata loss)


Sistem trading dengan winrate 90% atau 80% tidak berarti sudah pasti profitable dan
sebaliknya sistem trading dengan winrate 30% atau 40% tidak berarti sudah pasti tidak
profitable.

Jika dengan winning rate 90% namun rata-rata sekali loss menghabiskan lebih dari 10
kali profitnya maka hasil akhirnya akunnya tetap akan minus. Perhatikan studi kasus
berikut:

 100 kali transaksi


 90% winrate atau 90 kali profit
 Profit 1% per transaksi
 10% lossrate atau 10 kali loss
 Loss 10% per transaksi

Nilai ekspektasi = (90% x 1) - (10% x 10) = 90 - 100 = -10


Sebaliknya, dengan winning rate 30% namun rata-rata sekali profit bisa melebih 3 kali
lossnya maka hasil akhirnya masih tetap profit.

 100 kali transaksi


 30% winrate atau 30 kali profit
 Profit 3% per transaksi
 70% lossrate atau 70 kali loss
 Loss 1% per transaksi

Nilai ekspektasi= (30% x 3) - (70% x 1) = 90 - 70 = +20

Artinya:

 Dengan winrate 25%, Anda memerlukan Risk And Reward ratio minimal 1 : 3
 Dengan winrate 50%, Anda memerlukan Risk And Reward ratio minimal 1 : 1
 Dengan winrate 60%, Anda memerlukan Risk And Reward ratio minimal 1 : 0.7
 Dengan winrate 70%, Anda memerlukan Risk And Reward ratio minimal 1 : 0.3

Jadi, Anda tidak perlu langsung parno ketika melihat sistem trading dengan winrate
dibawah 50%. Selama minimal Risk And Reward ratio-nya terpenuhi, maka sistem
tersebut bisa profitable.

Jika Anda mempunyai sistem trading yang mempunyai winrate sebesar 60%, Anda
hanya memerlukan Risk And Reward ratio minimal 1 : 0.7 untuk bisa profitable. Artinya
jika sistem Anda memberikan signal entry dengan Risk And Reward 1:1 Anda bisa
mengambilnya. Semakin besar reward-nya semakin besar profit yang bisa Anda
hasilkan menggunakan sistem trading tersebut.

Sebaliknya, jika sistem trading Anda memberikan signal entry dengan Risk And Reward
ratio dibawah 1: 0.7 maka jangan diambil sebagus apapun signal tersebut. Keberhasilan
trading dalam jangka panjang ditentukan oleh kedisiplinan trader mengikuti aturan
trading dan resikonya.

Setelah hal ini dipahami, maka kita bahas cara menentukan Risk And Reward dalam
trading.
Cara Menentukan Risk And Reward Dalam Trading
Penentuan Risk And Reward cukup sederhana. Berikut adalah prinsipnya:

 Risk dihitung dari jarak dari harga entry ke harga stoploss


 Reward dihitung dari jarak harga entry ke harga take profit
 Risk And Reward ratio dihitung dari risk dibagi reward atau jarak ke stoploss dibagi
jarak ke take profit

Contohnya, sebuah transaksi mempunyai jarak stoploss (SL) sebesar 50 pips dan
jarak take profit sebesar 50 pips. Maka nilai Risk And Rewardnya adalah 1 : 1 (50
pips : 50 pips).

Sekarang kita masuk ke chart. Misalnya Anda adalah seorang trader swing support
resisten dengan winrate sebesar 50%. Anda melihat adanya signal entry di resisten
seperti grafik dibawah ini.
Sekarang mari kita lihat dari Risk And Reward nya:

Risk dihitung dari jarak harga entry ke harga stoploss (area merah), sedangkan reward
dihitung dari jarak entry ke harga take profit (area hijau). Pada peluang diatas, risk yang
ditawarkan sebesar 80 pips dan rewardnya sebesar 126 pips.

Risk And Reward ratio dari peluang ini sebesar 80/126 atau 1 : 1.57.

Apakah Anda akan mengambil posisi sell?

Jawabannya, ya. Anda harus mengambil posisi sell tersebut. Posisi sell tersebut
menawarkan Risk And Reward sebesar 1 : 1.57 sedangkan minimum Risk And Reward
yang Anda butuhkan sebesar 1 : 1. Dengan winrate 50%, maka semua peluang entry
yang mempunyai Risk And Reward lebih dari 1:1 bisa Anda ambil.

4 Metode Manajemen Risiko Dalam Trading Forex


Salah satu kunci sukses dalam belajar trading forex adalah manajemen
risiko. Anda bisa mengklaim punya strategi trading ampuh atau menggunakan analisa
terpercaya, tapi percuma saja jika itu semua diterapkan tanpa manajemen risiko.
Mengapa? Karena tanpa adanya manajemen risiko, cepat atau lambat trading Anda
akan gagal meraih hasil yang profitable.

Dalam pasar forex tak ada ilmu pasti yang bisa 100% memperkirakan pergerakan harga
dengan benar. Sebaik-baiknya suatu sistem pasti ada potensi kesalahan prediksi yang
bisa membuat posisi trading Anda loss. Oleh karena itu, saat belajar trading forex Anda
wajib membiasakan diri dengan pengaturan manajemen risiko yang baik. Mengutip
kata para ahli, "risiko itu pasti ada, tinggal bagaimana kita mengelolanya".
Lantas, bagaimana cara trader belajar trading forex untuk mengatur
manajemen risiko yang baik? Ada beberapa solusi manajemen risiko yang bisa
Anda terapkan, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Besar Risiko Per Trade


Katakanlah Anda mempunyai modal sebesar 1,000 USD. Setelah 'diungkit' dengan
leverage 1:100, maka saldo trading yang bisa Anda gunakan berjumlah 100,000 USD.
Sekarang pertanyaannya, apakah Anda langsung memakai 100,000 USD tersebut dalam
sekali trade?

Jika ya, maka artinya Anda sama sekali tidak memperhitungkan manajemen risiko saat
belajar trading forex. Menggunakan semua saldo yang ada dalam satu posisi itu
namanya sama saja dengan bertaruh. Jika menang maka profitnya banyak, namun
apabila kalah semua dana Anda bisa langsung habis karena merugi. Padahal,
kesempatan trading tak hanya sekali. Kenyataannya, ada banyak sekali peluang yang
bisa senantiasa Anda temukan dari pergerakan harga di pasar forex.

Jadi agar bisa bertahan lama di pasar forex, sebaiknya terapkan cara trading forex
dengan menentukan besar risiko per trade. Risiko per trade dianjurkan seukuran
0.5% sampai 2% dari modal trading. Jadi apabila punya modal 1,000 USD,
tetapkan risiko per trade antara 5 USD hingga 20 USD saja. Menerapkan metode
manajemen risiko ini akan sangat bermanfaat untuk mencegah risiko loss berlebih,
sekaligus memberikan kesempatan lebih banyak bagi Anda untuk bertrading.

2. Membatasi Open Posisi


Sudah menjadi rahasia umum bila broker forex memperkenankan Anda untuk
membuka beberapa posisi dalam satu waktu. Cara trading forex seperti ini bagus
dilakukan untuk memanfaatkan peluang dari beberapa pair sekaligus. Namun jika ada
terlalu banyak posisi yang dibuka secara simultan, maka sama saja Anda telah
merisikokan ukuran trading yang sangat besar.

Sebagai contoh, dengan besar risiko per trade sebanyak 2% dan leverage 1:200,
membuka 40 posisi sekaligus sama saja dengan mempertaruhkan semua dana di akun
Anda. Idealnya, Anda disarankan untuk tidak membuka lebih dari 4 posisi
dalam satu waktu. Kontrol manajemen risiko seperti ini akan mempermudah Anda
mengukur potensi kerugian trading.

3. Mengatur Rasio Risk Reward


Tips manajemen risiko ini berkenaan dengan pemanfaatan fungsi stop loss dan take
profit. Dalam materi belajar trading forex sebelumnya, telah disebutkan bahwa stop loss
bermanfaat melindungi posisi trading dari kerugian lebih banyak. Sedangkan take profit
dapat digunakan untuk mengunci profit.
Dalam kaitannya dengan pengaturan manajemen risiko, Anda bisa sesuaikan
pengaturan level stop loss dan take profit dengan rasio risk reward (laba rugi) tertentu.
Sebaiknya rasio risk ditetapkan lebih kecil dari reward, supaya capaian
profit yang Anda kumpulkan bisa lebih banyak dari jumlah kerugian.

Misalnya, ketika belajar trading forex Anda dapat menggunakan metode manajemen
risiko dengan rasio risk reward 1:2. Maka perhitungan stop loss dan take profitnya
adalah sebagai berikut: entry buy EUR/USD pada level 1.1280 ditentukan dengan stop
loss pada 1.1260 (jarak 20 pips), dan take profit pada 1.1320 (selisih 40 pips dari level
entry). Jika digunakan secara konsisten dengan strategi trading yang telah teruji, maka
rasio risk reward tersebut dapat menunjang profitabilitas trading Anda dalam jangka
panjang.

4. Memanfaatkan Trailing Stop


Satu lagi cara mengatur manajemen risiko yang bisa Anda gunakan adalah
dengan menggunakan trailing stop. Fasilitas ini sebenarnya adalah pelengkap stop loss
yang bisa diatur untuk menyempurnakan fungsi take profit. Bagaimana bisa? Coba
simak dulu contoh penggunaannya di bawah ini:

Ida membuka order buy EUR/USD di 1.1280 dengan rasio risk reward 1:2 (stop loss
di 1.1260 dan take profit 1.1320). Untuk mengamankan profit, ia mengatur trailing
stop 5 pips ketika harga bergerak naik sesuai perkiraannya. Artinya, setiap kali
harga naik 5 pips, maka stop loss juga akan bergeser ke atas sebanyak 5 pips.
Katakanlah harga meningkat jadi 1.1285, maka stop loss yang tadinya di 1.1260 akan
mengekor naik dan berada di level 1.1265. Apabila nantinya harga tiba-tiba turun
sebelum mencapai take profit, misalnya di level 1.1310, maka keuntungan yang sudah
diraih tak akan hilang, karena stop loss akan tereksekusi di level 1.1290.

Dengan demikian, jelaslah bahwa trailing stop ini membantu Anda untuk


memaksimalkan fungsi stop loss dan take profit. Namun demikian, ada satu
kunci manajemen risiko penting yang perlu Anda camkan baik-baik di sini: Trailing
stop paling bermanfaat jika diterapkan di pasar trending, ketika harga sedang menguat
atau menurun tajam. Di kondisi pasar sideways atau ranging, penggunaan take profit
justru bisa membuat posisi Anda terkena stop loss lebih awal sebelum profit trading
terkumpul.

Trailing stop merupakan fitur yang sudah banyak ditawarkan broker untuk melengkapi
kebutuhan pengelolaan manajemen risiko trader. Namun karena tak digunakan
sebanyak stop loss dan take profit, ada juga beberapa broker yang tidak melengkapi
platform tradingnya dengan fungsi trailing stop. Apabila Anda memerlukan fasilitas ini
untuk menyempurnakan manajemen risiko, pilihlah broker forex terbaik yang
menawarkan fitur trailing stop.

 
Metode Manajemen Risiko Mana Yang Terbaik?
Saat belajar trading forex. manajemen risiko perlu dipahami karena berperan
melindungi trading Anda dari risiko pergerakan pasar yang tak menentu. Teknik trading
yang bagus selalu memuat rencana manajemen risiko, termasuk trading otomatis yang
dikelola dengan penggunaan robot trading forex terbaik.

Apa Itu Trading Forex: Pengertian, Pasar Dan Dasar Forex


Banyak orang mengatakan bisa cepat kaya jika trading forex. Namun, iming-iming menggiurkan tersebut
belum tentu disertai pengertian mengenai apa itu trading forex, baik karakteristik, kelebihan, maupun
resikonya. Dalam ulasan ini, kita akan membahas sejumlah dasar trading forex yang wajib diketahui
semua orang.

Apa Itu Trading Forex? Trading Forex adalah perdagangan mata uang dari berbagai negara yang berbeda
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Dalam hal ini, forex merupakan kependekan dari Foreign
Exchange (pertukaran valuta asing). Sebuah contoh dari perdagangan forex adalah membeli Euro (mata
uang utama Eropa), sementara secara bersamaan menjual USD (mata uang Amerika), bisa disingkat
EUR/USD. Dalam bayangan orang awam, pengertian trading forex adalah kegiatan menukarkan uang di
Money Changer, yaitu jual beli mata uang asing secara manual yang dilakukan melalui money changer.
Padahal, trading forex berbeda dengan transaksi manual seperti di Money Changer. Umumnya, tujuan
seseorang untuk membeli dan menjual uang di Money Changer adalah karena kebutuhan untuk
menukarkan mata uang untuk bertransaksi di negara berbeda, sehingga ada pertukaran uang secara fisik.
Sedangkan trading forex dilakukan dilakukan secara online dengan tujuan mendapatkan keuntungan
semata. Perlu dipahami, trading forex merupakan aktivitas bisnis, investasi, bahkan bisa menjadi profesi.

Dalam skala internasional, perdagangan valuta asing (valas) dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari
pemerintah, bank-bank sentral, perusahaan-perusahaan multinasional, hingga individual tertentu yang
memiliki aset dalam jumlah besar (Big Player). Transaksi jual-beli mata uang diantara berbagai pihak itu
bukan terjadi di sebuah pasar dengan bangunan fisik, melainkan dalam jaringan tak kasat mata yang
disebut "pasar forex". Seiring dengan perkembangan teknologi, trading forex menjangkau lingkup lebih
luas. Melalui internet, trading forex sekarang bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.
Sekarang, semua orang bisa trading forex. Anda dan saya pun bisa trading forex online dengan mudah
dan dengan modal sekecil 10 Dolar saja. Ilustrasi Pengertian Trading Forex Prinsip trading forex online
cukup sederhana, yaitu mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual dengan melakukan
transaksi beli saat harga rendah dan transaksi jual saat harga tinggi. Misalnya, kita membeli Dolar AS
sebanyak $100 pada saat nilai tukar Rupiah terhadap Dolar berada pada nilai Rp13,250. Rupiah yang kita
keluarkan untuk mendapatkan $100 tersebut menjadi Rp1,325,000. Seminggu kemudian, Dolar AS makin
kuat hingga nilai tukarnya menjadi Rp13,500. Jika kita menjual $100 tersebut, maka akan untung
Rp25,000, karena orang lain yang ingin membeli $100-nya sekarang harus mengeluarkan Rupiah
sebanyak Rp1,350,000.

Demikianlah ilustrasi perdagangan forex. Namun, trading forex tidak dilakukan secara fisik dan tidak
akan ada perpindahan mata uang berbeda dari tangan penjual ke pembeli maupun sebaliknya. Trader
forex bertransaksi di dunia maya melalui wadah yang disebut dengan software atau platform trading.
Pasar forex
Pasar forex berbeda dengan pasar tradisional. Karena disini yang diperdagangkan adalah mata uang, maka
pasarnya (tempat para pedagang/pelaku pasar melakukan jual beli) tidak berwujud bangunan tertentu, dan
setiap pelaku pasar bisa berperan ganda sebagai penjual sekaligus pembeli. Siapa saja pelaku pasar forex
ini? sangat beragam: bisa bank-bank multinasional, bank sentral, perusahaan besar, pemerintah negara
manapun, institusi keuangan, spekulan, dsb.

Mengingat lingkup dan pelakunya yang global, pasar forex menjadi sangat menarik dan menguntungkan.
Saking globalnya, pasar forex menjadi pasar tempat perputaran uang paling besar (mencapai $4 Triliun
per hari), dan sangat likuid (bisa jual dan beli dengan harga pasar, berapapun jumlahnya). Pasar forex
juga buka 24 jam non stop, mulai dari Senin hingga Jumat. Sehingga, kita bisa melakukan trading
kapanpun sesuai dengan waktu luang kita. Pasar forex bisa buka 24 jam sehari karena perbedaan waktu
dan jam kerja di tiap pusat keuangan dunia. Secara lebih terperinci, perdagangan dilakukan dalam empat
sesi:

 Pasar Australia (Sydney) jam 05.00 - 14.00 WIB.


 Lalu ke pasar Asia (Tokyo) yaitu Jepang, Hongkong & Singapura jam 07.00 - 16.00 WIB.
 Lalu ke pasar Eropa yaitu Jerman dan Inggris (London) jam 13.00 - 22.00 WIB.
 Pasar Amerika (New York) jam 20.00 - 05.00 (esok hari).
Dimanapun Anda berada, jual-beli tetap bisa dilakukan karena pasar forex tidak memiliki lokasi fisik
secara khusus, dan transaksi bisa dilakukan secara online melalui platform trading forex. Platform bisa
berupa software untuk PC, aplikasi web berbasis browser, maupun aplikasi mobile (mobile app). Dengan
demikian, kegiatan trading forex bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja
Peluang Trading Forex
Secara sederhana, tujuan trading forex adalah untuk meraih profit dari naik dan turunnya nilai tukar mata
uang. Hal ini bisa dicapai karena kondisi dan harga di pasar forex bergerak dengan sangat dinamis, dapat
berubah sewaktu-waktu dengan cepat menanggapi peristiwa-peristiwa baik itu ekonomi, politik, perang,
bencana, dsb. Bahkan untuk kawasan dengan ekonomi maju dan kuat seperti AS, Inggris, Zona Euro, atau
Jepang; sedikit saja ada informasi sensitif, maka harga mata uangnya bisa bergerak naik-turun. Hal inilah
yang oleh para trader dilihat sebagai suatu kesempatan dan peluang untuk mendapatkan keuntungan.

Trading Forex online dengan tujuan mendapatkan keuntungan seperti itu dilakukan melalui perantaraan
broker forex. Modal yang dibutuhkan sangat terjangkau; bisa mulai dari $10 saja, atau bahkan gratis
dengan menggunakan dana bonus yang diberikan oleh broker.
Resiko Trading Forex
Resiko paling besar bersumber dari pergerakan harga itu sendiri. Jika Anda bisa menganalisa kondisi
pasar dan melakukan pengaturan transaksi dengan tepat, maka keuntungan bisa didapat. Namun,
bagaimana jika analisis Anda keliru? Untuk mengatasi timbulnya kerugian yang tak diinginkan, maka
Anda perlu memahami cara analisa dalam trading forex, selengkapnya bisa simak pada video berikut:
https://youtu.be/TmNPGF9MpQ8
Trading forex bisa cepat membuat Anda kaya maupun miskin. Karena resiko yang besar ini, Anda harus
bijak dan benar mengerti forex seutuhnya sebelum memutuskan terjun ke dalamnya. Bila Anda sangat
awam dengan trading forex, sangat disarankan untuk mengikuti program Sekolah Forex yang sudah kami
sediakan secara gratis.

Sejarah Trading Forex Modern


Tukar menukar uang sudah berlangsung sejak jaman baheula, tetapi sejarah trading forex modern seperti
yang ada sekarang sebenarnya baru dirintis pasca Perang Dunia II. Begini ceritanya. Banyak terjadi
kekacauan dan krisis ekonomi di akhir Perang Dunia II, sehingga pemerintah negara-negara Sekutu
merasa memerlukan sebuah sistem yang nantinya akan mampu menyatukan perekonomian global.
Kemudian dibentuklah "Sistem Bretton Woods" untuk mewujudkan impian tersebut.

Dalam Sistem Bretton Woods yang lahir di kota Bretton Woods, negara bagian New Hampshire, Amerika
Serikat pada tahun 1944 ini, untuk pertama kalinya ada aturan resmi untuk mengatur hubungan moneter
antar negara. Amerika Serikat yang saat itu memegang dua pertiga cadangan emas dunia bersikeras agar
sistem itu disandarkan pada emas dan Dolar AS. Akhirnya, sistem ini mengharuskan semua negara yang
terlibat untuk mengkaitkan nilai mata uangnya dengan emas dan Dolar AS. Namun, hal itu tak bertahan
lama. Pada 15 Agustus 1971, Amerika Serikat secara sepihak memutus hubungan mata uangnya dengan
emas, sehingga secara otomatis mengakhiri sistem Bretton Woods. Nilai Dolar pun tak lagi didapat dari
cadangan emas yang dimiliki, melainkan hanya dari janji pemerintah AS saja. Tindakan ini malah
membuat Dolar AS menjadi mata uang cadangan bagi banyak negara di Dunia. Saat itu juga, nilai tukar
antar mata uang tidak lagi ditentukan secara baku, melainkan dengan menuruti sistem ekonomi
sederhana: permintaan (demand) dan pasokan (supply). Terlahirlah fase baru dalam sejarah trading forex,
yaitu periode nilai tukar mengambang (floating exchange rate system). Setelah itu, transaksi jual-beli
mata uang utamanya dilakukan oleh bank-bank; sedangkan pihak lain seperti pemerintah dan perusahaan-
perusahaan perlu menghubungi bank sebagai perantara. Perusahaan-perusahaan yang memerlukan bisa
mengkontak bank via telepon, lalu bank mencatat di harga berapa suatu mata uang dibeli atau dijual. Dari
sini terciptalah pasar interbank sebagai suatu jaringan tak terpusat (over-the-counter) di mana mata uang
dipertukarkan dan nilai tukar mata uang mengalami perubahan secara dinamis

Era Trading Forex Online


Perkembangan ekonomi global antara tahun 80-an hingga 90-an kemudian mengantarkan dunia pada
perkembangan baru sejarah trading forex di mana masyarakat bisa ikut menekuni dunia yang sebelumnya
didominasi oleh bank-bank besar dan perusahaan berskala internasional. Transaksi lewat perantara
perbankan tidak lagi harus diawali dengan kontak telepon, melainkan cukup dengan instruksi via internet.
Bahkan, diciptakan pula platform trading yang memungkinkan siapa saja untuk melihat "harga" (nilai
tukar mata uang) dan memperjualbelikan mata uang secara real-time.  

Perkembangan teknologi merupakan titik krusial dalam sejarah trading forex, karena mendorong volume
perdagangan di pasar forex melesat hingga menjadi pasar finansial terbesar di dunia dengan likuiditas
harian mencapai USD5.3 triliun pada tahun 2013. Pada masa ini pula, kita bisa mengetahui mata uang
mana saja yang banyak diperdagangkan serta berupaya mendapatkan keuntungan dari penguatan atau
pelemahan nilai tukar mata uang. Bagaimana kita sebagai "orang-orang biasa" bisa mendapatkan
keuntungan dari pertukaran mata uang? Kini banyak hadir "broker forex" yang melayani perdagangan
mata uang bagi masyarakat dalam skala kecil. Berbeda dengan pasar interbank yang memiliki ukuran
perdagangan standar (100,000 Dolar AS per unit); broker forex seperti ini memfasilitasi masyarakat untuk
trading forex bahkan dengan modal sekecil beberapa puluh atau ratus Dolar saja. Lebih canggih lagi di
era mobile sekarang, trading forex bisa dilakukan lewat laptop, tablet, android, maupun iPhone
Struktur Pasar Forex
Perdagangan mata uang asing, yang juga dikenal sebagai forex, sering dianggap sebagai pasar finansial
yang tergolong paling menguntungkan. Salah satu faktor yang menjadi indikasinya adalah likuiditas
harian pasar forex mencapai USD5.3 triliun pada tahun 2013 saja. Imbal hasil tentunya lebih baik jika
dibandingkan dengan pasar finansial lainnya dengan likuiditas lebih rendah seperti saham. Selain
banyaknya potensi profit, investasi di pasar forex juga memiliki keunggulan dari sisi minimnya modal
dan fleksibilitas bisa trading di mana saja, kapan saja. Namun, jarang yang memahami struktur pasar
forex sesungguhnya dan bagaimana posisi kita sebagai pelaku trading kecil-kecilan dalam pasar ini.    
Struktur Pasar Forex Pada dasarnya, Pasar Forex adalah pasar global yang terdesentralisasi di mana
semua mata uang dunia diperdagangkan, dan pedagang menghasilkan keuntungan atau kerugian dari
perubahan nilai mata uang. Pelaku jual-beli di pasar ini mencakup berbagai golongan, termasuk
Pemerintah, Bank dan Institusi Keuangan, Perusahaan Multinasional, Spekulan, Broker, dan trader forex
dari kalangan orang kebanyakan. Namun, biarpun semua pelaku trading forex sama-sama tidak punya
kemampuan untuk menentukan harga, tak semua pelaku sederajat. Mengapa demikian? Ini karena
struktur pasar forex tidak terpusat, berbeda dengan pasar saham yang terpusat. Jika digambarkan, struktur
pasar saham adalah seperti berikut.
Sebagaimana nampak pada gambar, perdagangan saham terpusat. Artinya, semua aktivitas penjual dan
pembeli berpusat di bursa saham (Stock Exchange). Perusahaan-perusahaan sebagai penerbit saham dan
para investor sebagai pembelinya dipertemukan oleh bursa. Walaupun perdagangan saham masa kini
sudah dilakukan secara online, tetap saja sistemnya terpusat di bursa. Namun, Perdagangan forex tak
memiliki pusat semacam itu dan berlangsung di luar bursa

Perhatikan bagaimana setiap pelaku pasar forex melakukan transaksi satu sama lain secara langsung
ataupun melalui broker dan bank, tanpa perantaraan bursa tertentu. Sepintas, struktur pasar forex yang
tidak terpusat ini terkesan acak-acakan, tetapi sebetulnya para pelaku trading forex dapat digambarkan
dalam hirarki tertentu.     Hirarki Pasar Forex Kotak teratas pada hirarki pasar forex diduduki oleh
jaringan yang dibentuk oleh transaksi bank-bank mayor, atau disebut dengan interbank. Bank-bank mayor
tersebut contohnya Citi, JP Morgan Chase, UBS, Deutsche Bank, Goldman Sachs, Barclays, HSBC,
Morgan Stanley, dan lain sebagainya.
 
Jaringan Interbank terdiri dari bank-bank sentral dunia, bank-bank mayor, dan beberapa bank yang lebih
kecil. Mereka semua bertrading secara langsung satu dengan lainnya atau secara elektronik melalui
Electronic Brokering Services (EBS) atau Reuters Dealing 3000-Spot Matching. Pada platform EBS,
pasangan mata uang EUR/USD, USD/JPY, EUR/JPY, EUR/CHF, dan USD/CHF lebih likuid. Sementara
pada platform Reuters, pasangan mata uang GBP/USD, EUR/GBP, USD/CAD, AUD/USD, and
NZD/USD lebih likuid. Setelah melewati beberapa institusi seperti broker retail Market Maker, broker
retail ECN, dan Hedge Funds, barulah yang terbawah adalah trader ritel seperti kita-kita ini. Trader ritel
seperti kita nampaknya patut berterima kasih pada internet, teknologi trading elektronik, dan broker ritel,
karena berkat merekalah kita dapat memetik "secuil" keuntungan dari market akbar ini.   Struktur pasar
forex mungkin memang terkesan berantakan, tetapi hal itulah yang membuat trading forex menjadi
sebuah bisnis yang lain daripada yang lain. Ketika bertrading di market alias pasar raksasa, andalan kita
nantinya adalah ketajaman analisa kita sendiri dalam memutuskan harga dengan cermat, di waktu yang
tepat. Kapan waktu yang tepat itu? Simak ulasan selanjutnya dalam artikel Waktu Dan Jam Untuk
Trading Forex.
Waktu dan Jam untuk Trading Forex
Perdagangan forex dapat dilakukan 24 jam sehari selama 5 hari dalam seminggu. Boleh dibilang, pasar
forex buka terus tanpa ada istirahat atau tidur. Bagi para trader, tentu ini menyenangkan karena
berpeluang melipatgandakan keuntungan kapan saja. Aktivitas trading pun tak harus bertabrakan dengan
jam kerja kantor maupun waktu bersama keluarga. Namun, waktu trading forex terbagi dalam beberapa
sesi dan tak setiap jam trading forex selalu ramai.
Ada hari ketika aktivitas ramai, tapi ada pula waktu dan jam ketika perdagangan sepi walaupun masih
termasuk jam buka pasar forex. Semakin ramai pasar forex, maka makin besarlah peluang untuk
mendapat keuntungan; sedangkan makin lengang pasar, maka makin sedikit kesempatan profit. Jadi,
wawasan akan waktu dan jam trading forex teramat penting bagi trader. Anda bisa menyesuaikan strategi
perdagangan Anda dengan karakter masing-masing sesi trading forex. Tujuannya, supaya diperoleh hasil
maksimal dari setiap perdagangan Anda. Waktu Pasar Forex (Market Hours) Pertama-tama, kita harus
mengetahui bahwa waktu trading forex dibagi menjadi beberapa sesi utama, yaitu: Sesi Sydney
(Australia), Sesi Tokyo (Asia), Sesi London (Eropa), Sesi New York (Amerika). Seperti kita ketahui, ada
perbedaan waktu cukup panjang antara Australia dan Amerika (sekitar 16 jam). Inilah yang membuat
pasar trading forex tidak pernah tidur. Saat pasar di satu negara tutup, pasar lain sedang buka, demikian
seterusnya. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat kapan jam buka dan jam tutup pasar forex per wilayah.

Panduan jam trading forex tersebut dapat dijadikan acuan, kecuali saat Amerika Serikat dan beberapa
negara lain memberlakukan Daylight Saving Time (DST). Ketika DST, jam trading forex bisa digeser
maju 1 jam, demikian pula jadwal peristiwa-peristiwa penting dalam kalender ekonomi. DST
diberlakukan antara Maret-November dengan tanggal berbeda-beda setiap tahunnya, sehingga broker
forex biasanya membuat pengumuman ketika DST akan dimulai dan berakhir. Sebagai acuan tambahan,
Anda juga dapat menyimak gambar jam buka pasar forex menurut Waktu Indonesia Barat (Jakarta,
GMT+7), sebagai berikut:

Terlihat dari gambar di atas bahwa jam buka dan jam tutup pasar forex saling sambung-menyambung,
bahkan ada dua kali overlapping, yaitu antara pukul 19:00 s/d 22:00 (Pasar Eropa dan Amerika) serta
pukul 6:00 s/d 12:00 (Pasar Australia dan Asia). Secara alami, saat terjadi overlap, maka volume transaksi
perdagangan otomatis lebih besar serta pergerakan harga menjadi lebih dinamis, terutama saat overlap
Pasar Eropa dan Amerika.
1. Sesi Asia
Perdagangan di pasar Asia menempati 20% dari total perdagangan forex dunia, mencakup sesi Tokyo dan
sesi Sydney. Pusat-pusat transaksi terletak di Tokyo (8%), Singapura (5%), Hong Kong (4%), dan
Australia (3%). Beberapa ciri (karakteristik) pasar Asia adalah:

 Selain Jepang, negara-negara dengan kekuatan ekonomi cukup besar lainnya (Hongkong,
Singapura, Australia, Korea) juga aktif melakukan transaksi. China dan Jepang termasuk negara
eksportir utama, sehingga selain Bank Sentral dari negara-negara yang aktif pada jam kerja
tersebut, para pengusaha komersial (ekspor/impor) turut pula aktif memperdagangkan mata uang.
 Pada saat-saat tertentu, likuiditas pasar (ketersediaan dana cair) bisa menipis. Ini terlihat pada
pergerakan harga yang sangat kecil dan berlangsung dalam waktu relatif lama, sehingga muncul
fase konsolidasi dalam pergerakan harga suatu pasangan mata uang.
 Sebagian besar pergerakan harga terjadi saat awal sesi, ketika banyak berita ekonomi
fundamental dirilis atau diumumkan. Pasar Tokyo sedikit banyak juga akan berimbas pada sesi
trading forex selanjutnya, karena trader di Eropa dan Amerika akan melihat apa yang terjadi
sebelumnya di pasar Tokyo, sebelum mengambil keputusan trading hari itu.
 Mata uang yang mungkin menarik untuk Anda perdagangkan pada sesi Asia ini adalah JPY dan
AUD. Dalam hal ini, perlu diketahui bahwa berita yang berdampak bukan hanya yang
dikeluarkan Jepang dan Australia saja. Mengingat China telah tumbuh menjadi kekuatan ekonomi
baru, maka saat mereka merilis berita-berita penting, pergerakan kedua mata uang tersebut juga
akan terpengaruh.
2. Sesi Eropa
Eropa, khususnya London, telah menjadi pusat keuangan dunia sejak era Revolusi Industri. Pasar Eropa
mengambil porsi terbesar, yaitu sekitar 36% dari total perdagangan di pasar forex global. Sekitar 31%
perdagangan dilakukan di London, sedangkan 5% sisanya di Jerman. Sejalan dengan itu, pasar Eropa
merupakan waktu dan jam trading forex paling ramai, ketika ribuan pengusaha kakap kelas dunia
melakukan transaksi antara satu sama lain. Beberapa ciri (karakteristik) pasar Eropa adalah:

 Sesi London merupakan waktu ketika perdagangan forex berlangsung sangat ramai. Hal ini
mengakibatkan pada likuiditas menjadi sangat tinggi dan spread menjadi lebih kecil.
 Kisaran (range) pergerakan harga menjadi sangat tinggi (volatile).
 Seringkali, tren yang terjadi dalam sesi Eropa akan terus berlanjut hingga awal sesi New York.
 Saat siang hari waktu Eropa, volatilitas akan menurun seiring jam istirahat makan siang serta
menunggu sesi Amerika buka.
 Beberapa berita penting di zona Euro bisa sangat mempengaruhi pergerakan harga.
 Pada saat sesi Eropa, semua pasangan mata uang menjadi sangat menarik untuk diperdagangkan
karena ramainya pasar forex. Namun, pergerakan paling menguntungkan pada major pair, yaitu
EUR/USD, GBP/USD, USD/JPY, dan USD/CHF. Beberapa cross pair seperti EUR/JPY dan
GBP/JPY juga dapat dilirik karena pergerakannya cukup besar.

3. Sesi Amerika
New York adalah pusat perdagangan dan bisnis di Amerika. Kota ini juga dijuluki "City that Never
Sleep", artinya kota yang tidak pernah tidur. Namun, New York masa kini bukan hanya menjadi sentra
keuangan Amerika saja, melainkan pusat finansial dunia. Oleh karena itu, tak heran bila sesi Amerika
yang berpusat di New York saja bisa mencakup sekitar 19% dari total perdagangan forex global. Selain
itu, perlu untuk diingat bahwa Dolar AS saat ini dianggap sebagai mata uang dunia. Sekitar 90%
perdagangan barang dan jasa global menggunakan Dolar AS sebagai media pembayarannya, sehingga
sesi perdagangan Amerika ini menjadi momen penting pula bagi trader forex.
Beberapa ciri (karakteristik) pasar New York adalah:

 Likuiditas pasar cenderung tinggi selama pagi hari waktu New York (awal perdagangan), karena
overlap dengan sesi Eropa.
 Saat berita-berita ekonomi penting AS dirilis, maka akan memiliki kekuatan yang sangat besar
untuk menggerakkan harga di pasar. Ingat, 90% perdagangan melibatkan Dolar.
 Setelah pasar Eropa tutup, maka likuiditas dan volatilitas juga cenderung menurun, bertepatan
dengan sesi perdagangan siang di Amerika.
 Pada hari Jumat siang waktu New York, keramaian perdagangan akan menurun drastis, karena
trader-trader Asia dan Eropa sudah berhenti untuk beraktivitas, bersiap untuk liburan akhir
minggu.
 Peristiwa pembalikan arah tren (reversal) mungkin sering terjadi pada periode waktu setelah sesi
siang Amerika, sehingga trader perlu berhati-hati. Sejumlah trader tidak mau membiarkan posisi
terbuka di penghujung perdagangan hari Jumat untuk menghindari hal-hal atau berita yang
mungkin terjadi di akhir pekan.
 Sebagaimana saat pasar Eropa, semua pasangan mata uang sangat menarik untuk diperdagangkan
pada sesi Amerika. Namun, Anda harus memberi perhatian lebih kepada saat ketika berita
penting akan dan sedang dirilis. Dolar AS bisa bergerak secara liar dan bahkan melompat-lompat.

Mengukur Sepi atau Ramainya Waktu Trading Forex


Ramai atau sepinya pasar forex dalam suatu waktu tertentu biasanya diukur dari simpangan selisih
pergerakan harga setiap pasangan mata uang. Simpangan ini dihitung dalam satuan pips, yang menandai
satuan pergerakan harga terkecil di dalam forex. Selanjutnya, mari kita lihat bagaimana perbandingan
pergerakan harga (dalam pips) untuk pasangan mata uang paling populer, pada masing-masing sesi
trading forex.

Nampak jelas bahwa pergerakan harga di sesi Eropa dan Amerika lebih besar dibandingkan sesi Asia.
Ramainya perdagangan pada suatu mata uang berhubungan dengan berpusatnya transaksi di wilayah
mereka, tetapi ini hanya berlaku untuk negara-negara tertentu saja di Eropa, Amerika, dan Asia. Wilayah
lain di dunia hanya berkontribusi sebesar 25% dari perdagangan forex global, dan jam kerjanya tak
berpengaruh apa-apa pada waktu trading forex.
Mari kita lanjutkan sedikit penelaahan karakteristik pergerakan harga pada pasangan-pasangan mata uang
setiap hari, agar Anda memperoleh gambaran yang utuh dan bisa menentukan kapan, jam, waktu dan hari
yang paling cocok untuk trading. Perhatikan tabel perbandingan pergerakan harga per hari (dalam
hitungan pips)

Dari tabel, terlihat bahwa Rabu, Kamis, dan Jumat adalah hari perdagangan forex paling sibuk. Dengan
kata lain, ini waktu trading forex yang menyediakan peluang trading paling banyak.
Waktu Trading Forex Terbaik
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan waktu dan jam terbaik untuk forex trading, yaitu:

 Sesi Eropa adalah waktu trading forex paling sibuk dan ramai.
 Terjadinya overlap dua sesi memunculkan jam trading forex dengan volatilitas dan likuiditas
pasar meningkat. Ini menghadirkan kesempatan bagi Anda untuk segera meraih keuntungan
dalam waktu singkat.
 Trading forex paling ramai dilakukan pada pertengahan minggu (Rabu, Kamis, Jumat).
Kita juga bisa mengetahui waktu dan jam yang kurang cocok untuk trading forex bagi sebagian trader,
yaitu:

 Bagi trader bertipe agresif, sesi Asia menjadi kurang mengasyikkan karena volatilitas dan
likuiditas yang rendah. Pergerakan harga cenderung lambat di sesi perdagangan ini.
 Pada hari Sabtu pagi ketika pasar akan segera tutup (setelah sesi siang pasar Amerika), sebagian
trader sudah berhenti bertransaksi, sehingga pasar biasanya akan sangat sepi.
Selain poin-poin tadi, perlu diketahui juga bahwa biasanya ketika terjadi event penting dunia seperti
Piala Dunia Sepak Bola, pasar bisa menjadi sepi karena perhatian trader beralih. Kemudian, dalam
menentukan jam trading forex yang akan dijalani, perhatikan juga waktu istirahat Anda.
Pertimbangkan hal ini agar Anda tidak bertransaksi dalam kondisi fisik capek atau tidak prima,
karena akan mempengaruhi pengambilan keputusan nantinya.
Nah, sekarang setelah Anda mengetahui waktu dan jam trading forex yang paling menguntungkan,
langkah selanjutnya dalam belajar trading forex ialah memahami dasar-dasar analisis teknikal dan
analisis fundamental. Analisis teknikal adalah studi tentang pergerakan harga dilihat dari segi
matematis, sedangkan analisis fundamental menilai pasar melalui kondisi ekonomi, sosial, dan politik
yang mempengaruhi penawaran dan permintaan

Aturan Dan Cara Trading Forex

Bagi Anda yang masih awam, tentunya bertanya-tanya tentang bagaimana sih cara bermain forex itu?
Banyak orang membayangkan caranya mudah, beli mata uang di harga rendah, kemudian jual di
harga tinggi. Padahal, untuk bisa melakukannya dengan baik dan mencapai keuntungan, dibutuhkan
pemahaman mengenai aturan dan cara trading forex yang dirangkum dalam 10 poin berikut ini.
1. Trading Forex Bisa Dilakukan Kapan Saja Dan Dimana Saja
Waktu dibukanya pasar forex dibagi menjadi beberapa sesi perdagangan utama, yaitu: Sesi Sydney
(Australia), Sesi Tokyo (Asia), Sesi London (Eropa), Sesi New York(Amerika). Sesi-sesi
perdagangan ini buka silih berganti, sehingga seolah-olah perdagangan forex berlangsung tanpa henti.

Fakta ini berpengaruh besar setelah terlahirnya cara trading forex online, karena artinya trader forex
di penjuru dunia manapun dapat bertrading 24 jam sehari selama 5 hari dalam seminggu. Anda bisa
trading forex sebelum berangkan ke kantor, sebelum tidur malam, atau bahkan saat istirahat kerja.
2. Cara Trading Forex Online Membutuhkan Akses Internet
Sebelum masuk dalam pembahasan mengenai cara trading forex, perlu diketahui apa saja
infrastruktur penunjangnya. Untuk bisa trading forex online, diperlukan komputer, laptop, atau
smartphone; serta koneksi Internet. Selain itu, diperlukan pula software platform trading forex yang
bisa diunduh dan digunakan secara gratis. Dimana bisa mendapatkan software untuk trading forex
itu? Perusahaan-perusahaan bernama broker forex yang akan menghubungkan Anda sebagai trader
untuk mendapatkan akses ke pasar. Jadi, langkah pertama dalam prosedur cara trading forex adalah
mendaftar ke broker tertentu, kemudian mengunduh software trading yang disediakannya. Apabila
Anda ingin mencoba-coba cara bermain forex dan belum ingin trading sungguhan, dapat pula
mendaftar akun demo forex terlebih dahulu. Akun demo forex bisa diperoleh secara gratis dari broker
manapun, dan Anda bisa menggunakannya untuk melakukan trading dengan dana virtual (tak perlu
menyetorkan dana sungguhan sepeserpun). Sedangkan materi-materi belajar cara trading forex juga
bisa diakses secara bebas dan cuma-cuma dari internet.
3. Mata Uang Diperdagangkan Secara Berpasangan Bukan cuma pria dan wanita yang diciptakan
berpasangan. Trading forex juga dilakukan secara berpasangan (pair). Dalam trading forex, kita
akan melakukan jual atau beli mata uang, dan itu tentunya dilakukan antara dua mata uang
berbeda. Oleh karenanya, penyebutan pun selalu berpasangan, dimana mata uang yang lebih kuat
akan berada di depan. Misalnya Dollar Amerika dengan Poundsterling Inggris yang disingkat
GBP/USD. Atau Dolar Amerika dengan Yen Jepang menjadi USD/JPY. Pada dasarnya ada
delapan mata uang yang paling umum diperdagangkan dalam pasar forex. Kedelapan mata uang
tersebut, disebut dengan mata uang major yang terdiri dari:
 Dollar Amerika (USD) disebut juga "Greenback" atau "Buck".
 Euro (EUR) disebut juga "Single Currency" atau "mata uang tunggal 18 negara"
 Yen Jepang (JPY)
 Poundsterling Inggris (GBP) dijuluki "Sterling" atau "Cable"
 Dolar Australia (AUD) dijuluki "Aussie"
 Dolar New Zealand (NZD) dijuluki "Kiwi"
 Dolar Kanada (CAD) dijuluki "Loonie"
 Franc Swiss (CHF) dijuluki "Swissy"
Mata-mata uang tersebut biasanya dipasangkan dan diperdagangkan satu sama lain (cross), dan
termasuk jajaran pasangan mata uang yang paling banyak diperjual-belikan di dunia. Ada juga yang
disebut dengan pasangan eksotik (exotic pair. Misalnya Dolar Amerika dengan Dolar Singapura
(USD/SGD). Namun, perdagangan mata uang eksotik jarang terjadi di pasar forex, karena biasanya
volatilitas dan biaya tradingnya akan sangat tinggi, sehingga risiko rugi lebih besar ketimbang potensi
profit. Karena mata uang-mata uang diperdagangkan berpasangan, maka dalam trading forex, ketika kita
membeli (Buy) satu mata uang, secara otomatis kita menjual (Sell) mata uang yang menjadi
pendampingnya. Misalnya saja pada pair Euro vs Dolar, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah
ini:

Mata uang yang muncul di depan tanda garis miring dikenal dengan istilah base currency atau
dalam kasus ini EUR, sedangkan mata uang yang ada di belakang garis miring biasa disebut counter atau
quote currency atau dalam kasus ini USD. Kalau order yang kita lakukan adalah "buy", nilai tukar
memberi tahu kita berapa yang harus kita bayar menggunakan quote currency untuk memperoleh base
currency. Lebih mudahnya, mari kita gunakan contoh di atas. Untuk membeli EUR 1, kita harus
membayar USD1.4746. Saat kita melakukan "sell", nilai tukar tersebut memberi tahu berapa unit dari
quote currency yang akan kita dapat saat menjual satu unit base currency. Jika menggunakan contoh di
atas, itu artinya kita akan mendapat USD 1.4745 saat menjual EUR 1. Supaya lebih mudah memahami
tentang pasangan-pasangan mata uang dan bagaimana cara trading forex menggunakannya, kita cukup
menghafalkan kuncinya: base currency adalah "basis" atau "dasar" untuk order "buy" atau "sell" kita.
Jadi...sewaktu kita buy EUR/USD, itu artinya kita membeli Euro dan menjual Dolar AS; dan kalau sell
EUR/USD artinya menjual Euro dan membeli Dolar AS.
4. Trader Forex Bisa Untung Saat Harga Naik Maupun Turun
Pada dasarnya bermain forex dilakukan dengan melihat kondisi pasar, lalu memprediksi apakah nilai
suatu pair mata uang (harga) nantinya akan naik atau turun. Prediksi itu kemudian dieksekusi dengan
membuka posisi trading (entry atau open position). Dalam cara trading forex hanya dikenal ada dua
jenis posisi, yaitu:

 Beli (Buy/Long Position):


Posisi Buy dibuka jika harga suatu pasangan mata uang diprediksi akan NAIK. Posisi Buy
artinya kita ingin mendapat keuntungan dari kenaikan harga pada sebuah pasangan mata
uang. Jadi bila ingin melakukan Buy, kita harus memastikan nilai base currency bakal
meningkat. Setelah membeli pada level harga rendah, kita akan menutup posisi (close
position) dengan harga yang lebih tinggi.
 Jual (Sell/Short Position):
Posisi Sell dibuka jika harga suatu pasangan mata uang diprediksi akan TURUN. Posisi Sell
artinya kita ingin mendapat keuntungan dari penurunan harga. Jadi, kalau ingin melakukan
sell, kita mesti memastikan kalau nilai base currency bakal menurun. Kita membeli pada level
harga tinggi, kemudian menutup posisi itu setelah nilai base currency lebih rendah dibanding
nilai pembukaannya tadi.
Karena dalam cara trading forex terdapat dua jenis posisi tersebutlah, maka trader forex memiliki
peluang untuk mendapatkan keuntungan, baik ketika nilai tukar suatu mata uang menguat ataupun
melemah. Menarik sekali, bukan!?
5. Dalam Trading Forex Ada Dua Jenis Harga
Pernahkah Anda masuk ke Money Changer untuk menukar valuta asing (valas)? Di sana
diberlakukan dua jenis kurs, yaitu kurs jual dan kurs beli. Demikian pula dalam trading forex, semua
kuotasi harga ditulis dalam dua harga: bid dan ask. Harga bid biasanya lebih rendah dibanding harga
ask. Untuk memahaminya, mari lihat lagi kuotasi harga yang tadi:

 Harga bid adalah harga dimana broker bersedia membeli base currency dan menjual quote
currency. Ini adalah harga yang kita pakai kalau kita akan sell suatu pair mata uang.
 Harga ask, atau kadang juga disebut sebagai offer, adalah harga dimana broker bersedia
menjual base currency dan membeli quote currency. Artinya, harga ask adalah harga yang
kita pakai kalau kita akan buy suatu pair mata uang.
Dalam contoh di atas, kita punya pilihan untuk sell Euro pada harga 1.4745 atau buy Euro pada
harga 1.4746. Selisih antara harga bid dan ask disebut sebagai spread, dan ini adalah salah satu
bagian dari imbalan yang diberikan trader pada broker sebagai balas jasa karena telah
menyediakan software trading dan menghubungkan dengan pasar.
6. Hitungan Pergerakan Harga Berdasarkan Pip
Dalam trading forex, pergerakan harga dihitung sejak mulai dari beberapa angka di belakang
koma. Satuan pergerakan harga ini disebut sebagai "pip". Atau dengan kata lain, pip adalah unit
pengukuran yang memperlihatkan perubahan nilai antara dua mata uang. Misalnya saja pair
USD/JPY bergerak dari angka 91.23 ke 91.24. Nah, kenaikan 0.01 ini disebut SATU PIP.

Pip biasanya berupa desimal terakhir yang berada pada satu kuotasi nilai mata uang. Umumnya
pair forex muncul dengan 4 angka desimal, tetapi beberapa pair (seperti pair cross Yen Jepang)
memiliki 2 angka desimal.
Seiring perkembangan teknologi keuangan, makin banyak pula broker menyediakan fasilitas
trading yang bisa memantau pergerakan harga hingga pecahan lebih kecil lagi. Karenanya, tidak
semua broker menggunakan kuotasi 4 dan 2 digit; ada juga broker-broker yang menggunakan
kuotasi 5 dan 3 digit. Nah, broker-broker itu pada dasarnya menggunakan "fractional pips" atau
yang disebut juga "pipettes". Contohnya, jika USD/JPY bergerak dari 91.234 ke 91.237, maka
Nobitaberarti
punyadisitu adabroker
akun di perubahan 0.003,
DoraFX yangatau sama dengan
menyediakan 3 pipette.
kuotasi empat digit.
Paham ya!? Nah, sekarang pertanyaannya,
Disana, dia akan bertrading USD/CAD. bagaimana cara menghitung profit dari pip? Karena
setiap
Saat itu, kursmata uang adalah
USD/CAD memiliki nilai kursnya sendiri, maka cara mengkalkulasi nilai pip untuk setiap
1.0200.
Kurs itu bisa dibaca sebagai: 1 USD/1.0200 CAD.
Disini, perubahan satu pip berarti perubahan 0.0001 CAD. Sehingga nilai dolar per-pip per
unit yang diperdagangkan: = (0.0001 CAD) x (1 USD/1.0200 CAD) = (0.0001 CAD/1.0200
CAD) x 1 USD = 0.00009804 USD per unit
Dengan contoh itu, jika Nobita bertrading 1 lot mini dalam pair USD/CAD, dimana 1 lot mini
= 10,000 USD, maka nilai dolar per-pip-nya kira-kira 0.98 USD
pair pun terus berubah bersama dengan naik-turunnya kurs. Perhatikan contoh berikut ini:

Puyeng? Jangan khawatir, pada saat trading nanti kita tidak perlu memusingkan perhitungan pip atau
pipette. Platform trading dapat melakukan semua perhitungan untuk kita secara otomatis.

7. Tak Butuh Modal Besar Karena Ada Leverage Dan Margin


Di pasar finansial, selain perdagangan biasa, dikenal pula istilah "Margin Trading".
Margin Trading memungkinkan kita untuk trading forex dengan modal jauh lebih kecil daripada
yang sesungguhnya dibutuhkan untuk mengakses pasar forex. Sejatinya, diperlukan dana jutaan
Dolar untuk ikut bermain forex seperti para pemain besar. Namun, Margin Trading membuat kita
mampu ikut andil di pasar yang sangat menguntungkan ini. Margin Trading adalah aktivitas
trading aset-aset finansial menggunakan dana yang dipinjam dari broker, setelah kita memberikan
sejumlah dana sebagai "jaminan" pada broker tersebut.
Namun, meskipun "meminjam dana", kita tak harus membayar bunga kepada broker. Mengapa
begitu? karena trading forex adalah trading secara non-fisik, artinya, broker tidak perlu
menyerahkan segepok uang sebanyak 10.000 Euro sungguhan pada kita. Kita sebagai trader pun
sudah cukup membayar biaya trading dalam bentuk spread dan komisi saja pada broker.
Untuk memperjelas, perhatikan contoh perdagangan tanpa margin (Margin 1:1) berikut ini

 Diketahui hari ini nilai tukar EUR/USD adalah USD1.6612. Dan keesokan harinya pasangan mata uang tersebut
telah mengalami pergerakan poin menjadi 1.6712. Misalnya kita membeli 100 Euro, maka profit yang akan kita
dapatkan dihitung sebagai berikut (1.6712 - 1.6612) x 100 Euro = 0.01 x 100 = 1 Euro.
 Lho, profitnya cuma 1 Euro begitu, lalu apa menariknya trading forex? Lah, modalnya kecil sih, hanya 100 Euro.
Bayangkan jika kita depositkan modal yang lebih besar, 10,000 Euro misalnya. Jadi jika dihitung lagi, dengan
deposit sebesar itu, keuntungannya bisa 100 Euro! Jika ditukar dengan Rupiah 100 Euro x Rp15,000 = Rp1.5
juta! Waah, lumayan juga ya!
 Dari contoh kasus di atas, mungkin beberapa dari kita ada yang berpendapat,"Deposit sebesar itu tapi
keuntungannya cuma 1% persen? Kita mati-matian cari modal 10,000 Euro alias 150 juta Rupiah, cuma untuk
dapat 1.5 juta Rupiah? Sama saja bohong dong."
 Tunggu dulu! Contoh di atas adalah trading konvensional dengan sistem satu tukar satu, yang artinya semakin
tinggi modalnya, semakin tinggi pula untungnya. Tipe perdagangan seperti itu tentunya tidak akan menarik
khususnya bagi kita yang berkantong pas-pasan. Dari situlah akhirnya dilahirkan Margin Trading dengan fitur
"leverage".
Leverage secara harfiah bisa diartikan sebagai 'daya ungkit'. Secara istilah, itu kurang lebih bisa
diartikan sebagai 'daya ungkit' yang ditawarkan broker agar kita bisa bertrading besar meski
modal kita kecil. Ini karena agar benar-benar bisa meraup untung, maka sejatinya akan butuh
modal besar. Dengan leverage, kita tidak perlu secara nyata menyiapkan modal 10,000 Euro
untuk bertrading. Intinya, Anda cukup memberikan jaminan dalam jumlah kecil saja untuk
memperoleh modal 10,000 Euro tersebut. (Baca juga: Apa Itu Leverage Dalam Forex?)
Contohnya, dengan leverage 1:100, kita cukup memberikan 100 Euro pada broker untuk
memperoleh "modal" 10.000 Euro. Jika modal 10,000 Euro itu dipakai untuk trading dan
mendapat untung seperti di contoh tadi, maka keuntungan tetap 100 Euro! Intinya, kita bisa jadi
untung 100 persen sekali trading! Uang 100 Euro sebagai "jaminan" dalam contoh tersebut
dinamakan "margin" yang perlu Anda serahkan agar bisa memanfaatkan fasilitas ini. Atau dengan
kata lain, margin adalah besarnya uang yang perlu kita serahkan pada broker sebagai jaminan
agar kita bisa trading forex dengan leluasa. Pada prakteknya, margin biasanya ditunjukkan dalam
bentuk persentase jaminan yang harus kita serahkan versus besarnya dana yang bisa kita gunakan
untuk buka posisi trading. Berdasarkan margin yang ditentukan broker, kita bisa menghitung
berapa besar leverage maksimal kita. Berikut ini contoh konversinya:

8. Margin Bagai Pedang Bermata Dua


Dari uraian di bagian sebelumnya, tentu dapat disimpulkan bahwa adanya leverage dan margin itu
menguntungkan trader. Namun, ini sebenarnya pedang bermata dua yang harus dimanfaatkan secara
bijak. Masalahnya, margin menyamarkan berapa besar modal kita sesungguhnya, sehingga ketika rugi
besar pun bisa tidak terasa. Umpama dalam contoh diatas tadi. Berkat margin 1%, cukup dengan
modal 100 Euro, kita bisa mendapatkan untung 100 Euro. Tapi, andaikan EUR/USD tidak sampai
naik dari 1.6612 jadi 1.6712, tapi malah turun jadi 1.6512, maka kita kontan akan rugi 100 Euro juga.
Karenanya, maka disarankan untuk menggunakan leverage dan margin yang sedang-sedang saja,
sekitar 1:100-1:200 apabila masih awam mengenai cara trading forex. Selain itu, kita mesti
memperhatikan istilah-istilah penting berikut ini saat bertrading forex:

 Margin Requirement/Margin Required: sama dengan pengertian "margin" di atas, ini


maksudnya adalah besar uang yang perlu kita serahkan pada broker agar bisa trading forex.
 Account Margin: total uang yang kita miliki dalam "rekening" atau akun kita di broker.
Used Margin: bagian dari uang dalam akun kita yang "dikunci" broker untuk menjaga posisi
trading yang sedang berjalan. Kita tidak bisa mengutak-atik
 Used Margin ini hingga posisi trading kita ditutup (Close Position), atau terkena Margin
Call.
 Usable Margin: bagian dari uang dalam rekening kita yang bebas untuk dipakai jual-beli,
alias buka posisi trading baru.
 Margin Call: kalau jumlah uang dalam akun kita tidak bisa menambal kemungkinan rugi
(loss), atau ketika jumlah modal yang kita punya lebih rendah dari Used Margin, maka posisi-
posisi trading yang sedang berjalan akan secara otomatis ditutup oleh broker sesuai dengan
harga pasar. Kena Margin Call (MC) artinya kita sudah jelas rugi.
Apabila sudah memahami istilah-istilah itu, maka kita dapat mengantisipasi kemungkinan margin
tak memadai atau malah mengalami rugi melebihi ketersediaan modal kita. Perlu diketahui, risiko
dalam forex memang tak terelakkan, tetapi bisa dikendalikan, termasuk risiko margin tak
mencukupi ini.
9. Trading Online Tak Perlu Terus-Terusan Online
Teknologi sudah membuat cara trading forex online sedemikian rupa hingga memudahkan kita
sebagai trader. Umpamanya, setelah membuka suatu posisi trading, kita tak perlu memelototi
komputer melulu selagi menunggu posisi mencapai target profit. Kita cukup menempatkan
instruksi pada platform, pada harga berapa target profit dianggap tercapai dan posisi trading harus
ditutup. Nantinya, meskipun kita sedang santai menonton film di bioskop ataupun sibuk bekerja
di kantor, posisi trading akan tertutup secara otomatis dan keuntungan langsung masuk dalam
akun.
Melalui metode serupa, kita juga bisa mencegah terjadinya kerugian fatal akibat Margin Call.
Caranya dengan memasang Stop Loss untuk menutup posisi trading yang merugi, sebelum
mencapai batas ketersediaan margin. Oleh karenanya, meskipun kita tak mengamati pasar terus
menerus, kita tetap bisa mencegah kerugian yang tak diinginkan. Praktis sekali, inilah kemudahan
cara trading forex masa kini.

10. Buka Posisi Trading Tak Harus Pada Harga Sekarang


Seandainya, berdasarkan berbagai analisa forex yang telah dilakukan, Anda memprediksi harga
pada EUR/USD akan meningkat dalam jangka panjang, tetapi harga saat ini Anda anggap kurang
rendah atau belum potensial untuk membuka posisi Buy karena masih bisa turun lagi. Apa yang
harus dilakukan? Haruskah memantau komputer terus-terusan untuk memeriksa berapa harga
terakhir EUR/USD? Tentu saja tak perlu. Pada platform trading forex yang disediakan broker,
sudah tersedia berbagai jenis instruksi. Selain instruksi untuk menutup posisi trading secara
otomatis, ada pula berbagai jenis order, seperti: sell jika harga sudah di atas harga sekarang (Sell
Limit), buy jika harga sudah di bawah harga sekarang (Buy Limit), dan lain sebagainya. Hal ini
bisa disaksikan dan dicoba langsung pada platform trading, bahkan meskipun Anda hanya punya
akun demo forex

Anda mungkin juga menyukai