Anda di halaman 1dari 5

Pemanfaatan Teknologi In-Vitro sebagai

Metode Penyimpanan Embrio Kopi (Coffea sp.)


Fitria Ardiyani1)
1)
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Teknik in-vitro banyak digunakan sebagai salah satu teknologi dalam


perkembangan perkopian di Indonesia. Salah satu metode in-vitro, yaitu tissue
culture atau kultur jaringan dapat digunakan sebagai cara perbanyakan tanaman
kopi dengan menggunakan eksplan embriogenik. Manfaat lain dari teknologi
in-vitro adalah untuk konservasi plasma nutfah. Teknik dalam metode in-vitro
tersebut diharapkan dapat menyelesaikan salah satu permasalahan dalam
kultur jaringan kopi yaitu sebagai cara penyimpanan embrio kopi dalam durasi
waktu tertentu.

T eknologi in-vitro atau tissue culture,


atau yang lebih dikenal dengan
istilah kultur jaringan adalah
metode yang banyak digunakan
dalam perbanyakan tanaman pada kondisi
lingkungan yang steril. Kultur jaringan juga dapat
diartikan sebagai cara memperbanyak tanaman
dengan menggunakan organ tanaman (embrio,
tunas, bunga, dsb) atau jaringan tanaman (sel,
kalus, protoplast) yang ditumbuhkan pada
lingkungan khusus dan diatur pada kondisi
aseptik. Beberapa manfaat yang diperoleh dari
perbanyakan tanaman dengan metode ini adalah metode kultur jaringan yang digunakan adalah
dapat menghasilkan tanaman dalam jumlah yang dengan memanfaatkan embriozigotik. Seiring
banyak dan waktu singkat dengan kualitas dengan perkembangan teknologi, saat ini metode
tanaman sama seperti induknnya; mendapatkan kultur jaringan pada tanaman kopi telah meng-
tanaman yang bebas hama penyakit karena gunakan embrio somatik. Metode ini meng-
dibudidayakan pada kondisi yang steril; dapat gunakan eksplan berupa daun yang tumbuh
digunakan untuk merekayasa/menciptakan menjadi kalus embriogenik dan dapat meng-
varietas baru; dan dapat digunakan sebagai hasilkan planlet kopi pada kondisi optimal. Salah
metode konservasi tanaman yang langka dan satu hal yang membedakan metode embriozigotik
hampir punah. dengan embriosomatik adalah pada embrio
Kultur jaringan telah banyak digunakan somatik eksplan akan tumbuh melewati tahapan
sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman pengkalusan. Pada tahapan inilah, eksplan dapat
termasuk pada tanaman kopi. Awal mulanya, dimodifikasi dan diatur sesuai keinginan, baik

29 | 1 | Februari 2017

1 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
arah pertumbuhan maupun jumlah multiplikasinya. sudah memenuhi ruang tumbuh, terjadi kondisi
Metode ini dapat diterapkan pada semua jenis pertumbuhan yang tidak diinginkan (kontaminasi
kopi dengan jenis media tumbuh dan lingkungan atau pencoklatan/browning), atau eksplan
yang diatur secara spesifik. memerlukan komposisi media yang berbeda.
Selain menghasilkan planlet, perbanyakan Sub kultur juga dapat digunakan sebagai
kopi dengan metode embrio somatik (somatic metode penyimpanan plasma nutfah dalam
embryogenesis) juga menghasilkan embrio kopi. jangka waktu yang pendek. Prinsip metode ini
Embrio kopi dapat digunakan sebagai koleksi adalah memindahkan eksplan dari media lama
plasma nutfah, terutama untuk jenis-jenis kopi yang kandungan unsur haranya telah habis ke
yang langka dan jarang ditemui. Embrio kopi dalam media baru, agar eksplan tetap hidup.
tersebut dapat disimpan dalam jangka waktu Metode ini adalah metode penyimpanan in-vitro
tertentu dan dapat ditumbuhkan kembali ketika yang paling sederhana karena tidak memerlukan
dibutuhkan. Penyimpanan embrio kopi dapat perlakuan khusus. Periode sub kultur dilakukan
dilakukan dengan menggunakan beberapa berdasarkan jenis tanaman dan jenis eksplan.
teknologi yang berbasis in-vitro antara lain: kultur Untuk eksplan kopi, sub kultur kalus/embrio
tumbuh normal (untuk penyimpanan jangka dilakukan setiap 4–5 minggu sekali. Pelaksanaan
pendek), kultur tumbuh minimal/slow or reduced metode ini membutuhkan media tanam dan
growth (untuk penyimpanan jangka menengah) tenaga kerja minimal sekali setiap bulan. Proses
dan kultur tidak tumbuh/suspended growth (untuk sub kultur harus dilakukan secara tepat karena
penyimpanan jangka panjang)4). Pada prinsipnya, eksplan akan mengalami kematian apabila media
penyimpanan dengan basis in-vitro bertujuan pertumbuhannya tidak optimal.
untuk dapat menyimpan tanaman/eksplan dalam
durasi waktu tertentu dan ketika dibutuhkan dapat
segera diperbanyak dan digunakan. Keuntungan
penyimpanan eksplan secara in-vitro antara lain
lebih hemat biaya dan tenaga dalam perawatan,
memerlukan area penyimpanan yang lebih sedikit,
dan mengurangi resiko cekaman biotik dan abiotik Kalus mati (kiri) dan kalus embriogenik (kanan)
yang sering terjadi di lapangan. Saat ini metode
penyimpanan secara in-vitro telah dilakukan pada Secara umum, penggunaan metode sub
beberapa tanaman, antara lain jenis ubi-ubian, kultur sudah banyak dilakukan. Akan tetapi, ada
jahe merah, temu lawak, dan purwoceng. Dengan beberapa kelemahan yang ditimbulkan dalam
menggunakan beberapa literatur yang telah ada, penggunaan metode tersebut, salah satunya
metode penyimpanan secara in-vitro juga dapat adalah menurunnya viabilitas eksplan setelah
diterapkan pada kultur jaringan kopi. beberapa periode sub kultur. Beberapa penelitian
menyampaikan bahwa sub kultur yang terlalu
sering akan mengakibatkan resiko kehilangan
Metode Kultur Normal
hasil yang cukup signifikan. Selain itu terdapat
Kultur normal adalah kegiatan yang biasa pula resiko terjadinya variasi somaklonal pada
dilakukan pada kultur jaringan. Kegiatan ini eksplan, apabila penimbunan hormon per-
disebut dengan proses sub kultur. Eksplan akan tumbuhan akibat sub kultur berulang telah
mengalami proses sub kultur ketika sumber hara mencapai ambang batas aman. Hasil penelitian
pada media tanam telah habis atau ketika eksplan menyebutkan bahwa variasi somaklonal pada
memasuki tahapan kultur yang lebih lanjut. Sub tanaman Tetrastig hemsleyanum mengalami
kultur adalah proses memisahkan eksplan kultur peningkatan seiring dengan meningkatnya waktu
jaringan (tunas, kalus, atau embrio) menjadi sub-kultur (terjadi setelah delapan kali sub-kultur)6).
bagian yang lebih kecil atau sedikit, ke dalam Oleh karena itu, metode penyimpanan ini dapat
media yang baru (jenis atau volume). Hal-hal yang digunakan untuk penyimpanan jangka waktu
menyebabkan sub kultur perlu dilakukan adalah pendek (kurang lebih 1 tahun).
berkurangnya volume media tanam, eksplan

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
29 | 1 | Februari 2017

>> 2
Metode Pertumbuhan Lambat
Metode pertumbuhan lambat adalah salah
satu metode yang digunakan untuk penyimpanan
eksplan dengan periode waktu jangka menengah
(lebih dari satu tahun). Sama halnya dengan
metode sub kultur normal, metode ini juga (a) (b)
memerlukan proses pemindahan eksplan dari
media lama ke media baru, tetapi durasi waktunya
lebih lama. Dengan demikian, frekuensi sub kultur
dapat berkurang sehingga resiko terjadinya variasi
somaklonal dapat diatasi. Perbedaan metode ini
dengan metode sub kultur normal adalah pada
metode pertumbuhan lambat digunakan teknik (c) (d)
pengaturan laju metabolisme eksplan. Laju
PLZ (a); ABA (b); Ancymidol (c) dan Cycocel (d)
metabolisme dapat diatur menggunakan beberapa
cara, yaitu modifikasi komponen media tumbuh
dan modifikasi lingkungan tumbuh. Kedua cara Paclobutrazol (PBZ) merupakan zat peng-
tersebut dapat dilakukan secara independen hambat pertumbuhan tanaman, sekaligus fungisida
ataupun dikombinasikan. jenis triazole. PBZ bekerja dengan cara meng-
hambat reaksi oksidasi dalam pembentukan
giberalin (GA). Secara umum PBZ berfungsi untuk
a. Modifikasi Komponen Media menurunkan pertumbuhan vegetatif tanaman
Modifikasi media tanam bertujuan membuat sehingga dapat merangsang terjadinya pem-
kondisi tanaman/eksplan tetap tumbuh akan tetapi bungaan. Dalam kultur jaringan, zat ini sering dipakai
tidak berkembang atau minimal perkembangan. untuk memperpanjang masa simpan. Sedangkan
Dari beberapa komponen media tanam, salah Ancymidol merupakan zat pengatur tumbuh yang
satu unsur yang dapat dikendalikan agar mempunyai sifat menurunkan metobolisme jaringan
pertumbuhan eksplan menjadi minimal adalah dan dapat menghambat pertumbuhan vegetatif.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). ZPT dalam kultur Ancymidol pada konsentrasi rendah dapat
jaringan diperlukan untuk mengendalikan dan menghambat pertumbuhan eksplan dengan cara
mengatur pertumbuhan kultur tanaman. Dalam menghalangi tahap pembentukan entkaurene
kultur jaringan terdapat berbagai jenis kelompok menjadi ent-kaurenol serta oksidasi entkaurenal
ZPT dan turunannya. Untuk mendapatkan menjadi asam ent-kaurenoid pada lintasan
pertumbuhan yang optimal, penggunaan ZPT biosintesis GA. Di samping itu, ancymidol juga
bersifat sangat spesifik dalam jenis maupun dapat menghambat sintesis selulosa sehingga
jumlahnya. Kelompok ZPT yang umum digunakan menghambat pemanjangan dinding sel 2). Akan
dalam pembuatan media tanam adalah auksin, tetapi, penggunaan ancymidol jarang dilakukan
sitokinin, dan giberalin. Pada pembuatan media karena harganya yang relatif mahal.
tanam untuk embrio kopi, kombinasi yang tepat Cycocel (chloromequat chloride) dapat
antara auksin dan sitokinin membuat embrio kopi berfungsi untuk menekan pertumbuhan tunas.
tumbuh normal dan dapat berkembang menjadi Keadaan ini menyebabkan terhambatnya per-
planlet kopi dengan sempurna. panjangan sel terutama di daerah meristem sub
Dalam hubungannya dengan proses apikal sehingga menghambat tinggi tanaman.
peminimalan pertumbuhan embrio, beberapa ZPT Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
yang dapat digunakan adalah Paclobutrazol pemberian Cycocel adalah konsentrasi dan waktu
(PBZ), Ancymidol, Cycocel (chloromequat chlo- pemberian yang tepat, karena pada konsentrasi
ride), dan Asam absisat (ABA) 2). Unsur-unsur tinggi cycocel dapat bersifat toksik bagi tanaman.
tersebut dapat mempengaruhi proses metabolisme Sedangkan Asam absisat (ABA) merupakan salah
eksplan sehingga dapat digunakan sebagai zat satu inhibitor dalam tanaman. Inhibitor ini mem-
yang akan meminimalisir pertumbuhan. punyai fungsi yang berlawanan dengan zat

29 | 1 | Februari 2017

3 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
pengatur tumbuh sehingga dapat menghambat Manitol dan sorbitol merupakan gula alkohol
pembelahan dan pemanjangan sel. ABA juga yang pada kondisi tertentu dapat menghambat
merupakan salah satu jenis inhibitor yang pertumbuhan tanaman dengan cara mempengaruhi
mendukung dormansi, abscission, dan senscence. proses translokasi asimilatnya. Pada vanila,
Selain pengunaan ZPT untuk memper- penambahan manitol (10–15 g/L) atau pemberian
panjang usia simpan eksplan, dapat juga diguna- sukrosa konsentrasi rendah (15–10 g/L) dapat
kan regulator osmotik. Regulator osmotik (osmo- menginduksi pertumbuhan lambat, sehingga 80–
regulator) adalah suatu senyawa organik yang 90% kultur dapat disimpan sampai 360 hari
dapat mempengaruhi tekanan osmotik dalam dengan syarat penyimpanan dalam wadah yang
media kultur sehingga mengurangi serapan hara tertutup rapat dengan aluminium foil 2). Beberapa
mineral dan air oleh sel/jaringan yang meng- literatur tersebut dapat digunakan sebagai dasar
akibatkan terhambatnya pertumbuhan kultur 3). untuk memperoleh media penyimpanan yang tepat
Pada kultur jaringan, osmoregulator yang paling bagi eksplan/embrio kopi dengan penambahan
sering digunakan adalah sukrosa, manitol, dan osmoregulator pada konsentrasi tertentu.
sorbitol. Penambahan unsur-unsur tersebut dapat
mempengaruhi metabolisme eksplan sehingga b. Modifikasi Lingkungan Fisik
dapat digunakan untuk memperpanjang masa
simpan eksplan. Selain dengan modifikasi komponen media,
lingkungan fisik untuk penyimpanan eksplan/
embrio kopi juga harus diperhatikan. Lingkungan
fisik kultur jaringan (suhu, kelembaban relatif, dan
cahaya) merupakan hal yang essensial bagi
eksplan untuk dapat berkembang. Begitu pula
dengan embrio kopi pada kultur jaringan. Embrio
(a)
kopi dapat tumbuh normal apabila berada dalam
kondisi lingkungan yang tepat, seperti kebutuhan
cahaya minimal, kelembaban cukup, dan suhu.
Sedangkan untuk pemberian cahaya pada eksplan
juga berpengaruh, karena pemberian cahaya
(b) (c) minimal akan mempengaruhi kinerja hormon
Sukrosa (a), Manitol (b), dan Sorbitol (c) pertumbuhan sehingga metabolisme eksplan akan
berlangsung perlahan. Untuk tujuan penyimpanan,
Sukrosa merupakan suatu disakarida yang biasanya digunakan suhu rendah, berkisar antara
dibentuk dari monomer-monomer-nya yang 16-18OC karena dengan suhu rendah metabolisme
berupa unit glukosa dan fruktosa. Senyawa ini yang terjadi pada sel tanaman akan berjalan
dikenal sebagai sumber nutrisi dan dibentuk oleh lambat dan pada akhirnya dapat memperpanjang
tumbuhan. Penambahan sukrosa dalam media waktu penyimpanan. Faktor lingkungan tumbuh
berfungsi sebagai sumber karbon. Sukrosa dapat diatur sedemikian rupa sehingga proses
merupakan salah satu unsur media tanam yang pertumbuhan eksplan/embrio kopi dapat ber-
paling penting karena berfungsi sebagai sumber langsung secara minimal.
nutrisi yang dibutuhkan oleh eksplan. Sukrosa
merupakan sumber karbon terbaik diikuti oleh
Metode Kriopreservasi
glukosa, maltosa, dan raffinose. Sukrosa dalam
konsentrasi yang sangat tinggi atau sangat Selain metode kultur normal dan metode
rendah dapat menghambat pertumbuhan sel. Sifat pertumbuhan lambat, metode lain yang dapat
tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan digunakan untuk menyimpan embrio supaya tetap
komposisi media tanam yang akan digunakan hidup tetapi tidak tumbuh adalah metode kriopre-
sebagai media penyimpanan embrio. servasi. Metode ini dapat digunakan untuk

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
29 | 1 | Februari 2017

>> 4
peyimpanan eksplan dalam jangka waktu panjang. Penutup
Kriopreservasi adalah teknik penyimpanan
dengan memanfaatkan suhu yang sangat rendah Beberapa metode penyimpanan berbasis
(-196OC) pada media cryogenic. Keunggulan dari in vitro yang telah disampaikan dapat digunakan
teknik ini adalah tidak merubah kestabilan genetik sebagai dasar dalam menentukan metode
dari waktu ke waktu; tidak membutuhkan ruang penyimpanan yang tepat untuk embrio kopi.
penyimpanan yang besar; dan mengurangi biaya Dengan metode penyimpanan yang tepat, maka
pemeliharaan jangka panjang ketika banyak strain embrio kopi dapat disimpan dalam jangka waktu
yang harus dipertahankan. Sedangkan kelemahan tertentu dan dapat ditumbuhkan kembali ketika
kriopreservasi adalah membutuhkan teknik khusus dibutuhkan. Manfaat lain dari metode ini adalah
pada pelaksanaannya; membutuhkan fasilitas meminimalisir resiko kehilangan plasma nutfah
back up yang lebih tinggi untuk ketahanan kopi unggul. Pada perkembangannya, akan sangat
eksplan, perlu penanganan ekstra setelah kultur memungkinkan apabila teknik penyimpanan embrio
dicairkan dari kondisi beku; membutuhkan nitrogen berbasis in-vitro juga dapat diterapkan pada
cair atau alat pembeku pada suhu yang sangat tanaman lain.
rendah (-150 OC) yang dapat diandalkan; dan
membutuhkan 2–3 minggu untuk menghasilkan Sumber Pustaka
kultur yang tumbuh vigor dari hasil pembekuan1). 1
Day, J.G. & J.J. Brand (2005). Alga Culturing Techniques:
Secara umum metode kriopreservasi terdiri Cryopreservation methods for maintaining
dari beberapa tahapan yaitu perlakuan pra-tumbuh, microalgal cultures (Chapter 12). Academic press.
2
pra-kultur, pemuatan (loading), dehidrasi jaringan, Dewi, N., S.D. Iswari & I. Roostika. (2014). Pemanfaatan
Teknik Kultur In Vitro untuk Konservasi Plasma
pembekuan, pencairan (thawing), dan pemulihan Nutfah Ubi-ubian. Jurnal Agro Biogen. 10, 34–44.
(recovery). Teknik kriopreservasi pada berbagai 3
Dodds, J.H. & L.W. Roberts (1985). Experiments in Plant
sel, jaringan, dan organ telah banyak dilakukan, Tissue Culture. 2 nd Edition. Cambridge University
demikian juga dengan kriopreservasi embrio. Press. Cambridge, UK. 232 p.
4
Salah satu cara penyediaan embrio yang telah Dube, P.; M. Gangopadhyay; S. Dewanjee & M.N. Ali.
(2011). Establishment of a rapid multiplication
banyak dilakukan adalah pengawetan dengan protocol for Coleus forskohlii Briq. and in vitro
metode freezing atau pembekuan melalui slow conservation by reduced growth. Indian Journal
freezing, rapid freezing, dan ultra rapid freezing. of Biotechnology. 10, 228–231.
5
Penggunaan kriopreservasi pada kultur jaringan Pancaningtyas, S. (2013). Perkembangan teknologi
kriopreservasi pada tanaman serta peluang
pernah dilakukan pada embrio kakao. Metode ini
penerapannya pada kakao. (Theobroma cacao L.).
dapat digunakan untuk menyimpan kalus Review Penelitian Kopi dan Kakao, 1, 12–23.
embriogenik, embrio somatik kakao, yang dapat 6
Peng, X.; T.T. Zhang & J. Zhang. (2015). Effect of
digunakan sebagai materi perbanyakan tanaman subculture times on genetic fidelity, endogenous
kakao secara klonal 5). hormone level and pharmaceutical potential of
Tetrastig hemsleyanum callus. Plant Cell, Tissue
and Organ Culture, 122, 67–77.
**0**

29 | 1 | Februari 2017

5 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai