Anda di halaman 1dari 2

I.

Teori Umum
A. Defenisi

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak
dan tablet kempa (FI IV, 1995)

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kompak, dibuat dengan
cara kempa cetak dalam bentuk umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya
rata atau cembung, mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi (FN Ed.II).

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran,
bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung
dengan pemakaian tablet dan cara pembuatannya. Kebanyakan tablet dibuat
dengan penambahan zat warna dan zat pemberi rasa.

Bentuk luar sangat mempengaruhi kebutuhan tablet saat transportasi dan


penyimpanan. Jenis tablet dan penggunaannya :

- Tablet peroral : Tablet hisap, sublingual, dan buchal


- Tablet parenteral : Tablet injeksi dan implantasi
- Tablet penggunaan luar : Tablet larut, mata, vaginal, dental resorpsi kerja lokal
dipermukaan tubuh dan lubang-lubang tubuh (Voight, 1974).

untuk mendapatkan tablet baik maka bahan yang ditempuh harus memiliki sifat:

1. Tablet harus merupakan produk menarik (bagus dilihat)

2. Harus sanggup menahan guncangan mekanik selama produksi pengempaan

3. Harus mempunyai ke stabilan kimia dan fisik untuk mempertahankan kelengketan fisiknya
sepanjang waktu

4. Harus dapat melepaskan zat berhasiat ke dalam tubuh ( Lachman dkk, 1994)

B. Komposisi Sediaan Tablet

1. Zat aktif

zat yang digunakan sebagai bahan dasar tablet dan merupakan tujuan pengobatan pasien. Biasanya
berbentuk serbuk dan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan farmakope.

2. Bahan Tambahan

a. Bahan pengisi

Bahan pengisi (dilluent) dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet agar mudah dicetak dan
dibuat (Anief, 1987). Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya kecil sedikit atau sulit dikempa.
Contoh bahan pengisi yang sering digunakan laktosa, avicel, kalsium, fosfat ( Agoes, 2006).

b. Bahan pengikat

l Bahan pengikat berguna untuk pelekatan partikel dalam formulasi (Ansel,1989). Bahan pengikat
ditambahkan agar tablet tidak pecah atau retak (Anief,1997). Bahan yang umum digunakan avikel,
povidon,kopolividon, sukrosa dan Na alginat (Agoes, 2006).
c. Bahan penghancur

Bahan penghancur akan membantu memecahkan atau menghancurkan tablet setelah pemberian
menjadi partikel. Bahan yang biasa digunakan amilum, croscamellose, Na, crosprovidon NF
(Agoes,2006).

d. Bahan pelincir

Bahan pelincir dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. pelincir (bahan pengatur aliran)


fungsinya memperbaiki daya hancur massa yang ditabletasi. Contoh :talk, asam stearat,
parafin, aerosil.(Lachman dkk, 1994)
2. bahan pelincir (lubrikan)
berfungsi mengurangi gesekan antara dinding tablet dan ruang cetak. Contoh asam stearat,
magnesium stearat, PEG (Agoes, 2006).
3. bahan anti lengket (anti adheran)
Berfungsi untuk mengurangi melekatnya tablet pada punch dan binding die. Contoh amilum
jagung, talk,calcium (Lachman dkk, 1994).
c. alasan pemilihan zat aktif dan bentuk sediaan
isoniazid derivat asam isonikotinat berkhasiat tuberkulostatik paling kuat terhadap
tuberkulosis dan bersifat bakterisid terhadap hasil yang tumbuh pesat. Isoniazid langsung
diserap dalam saluran cerna aktif terhadap kuman yang berada intraseluler dalam makrofag
maupun ekstraseluler ( Tjay dan rahardja,2002).
Adapun pemilihan sediaan tablet ini dengan alasan karena zat aktif isoniazid ini merupakan
serbuk hablur yang mudah larut dalam air sehingga cocok untuk metode kempa langsung
sehingga zat aktif inilah terurai perlahan oleh udara dan cahaya.
sediaan tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, dapat mengandung dosis zat
aktif dengan volume yang kecil sehingga memudahkan proses pembuatan, pengemasan ,
pengangkutan penyimpanan dan penggunaannya lebih praktis dibandingkan sediaan yang
lain

Anda mungkin juga menyukai