Anda di halaman 1dari 14

Formulasi Suspensi

Taufiq Dalming, S.Farm, M.Si, Apt


D III Farmasi STIKES PELAMONIA
Pengertian
1. Farmakope Indonesia IV Th. 1995 :
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Suspensi Oral : sediaaan cair mengandung partikel
padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang
sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.

2. Farmakope Indonesia III, Th. 1979


Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa

3. USP XXVII, 2004


Suspensi oral : sediaan cair yang menggunakan partikel-partikel padat terdispersi
dalam suatu pembawa cair dengan flavouring agent yang cocok yang dimaksudkan
untuk pemberian oral. Suspensi topikal : sediaan cair yang mengandung partikel-
partikel padat yang terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk
pemakaian pada kulit. Suspensi otic : sediaan cair yang mengandung partikel-
partikel mikro dengan maksud ditanamkan di luar telinga.
4. Fornas Edisi 2 Th. 1978
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri
dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang
akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan. Yang
pertama berupa suspensi jadi, sedangkan yang kedua berupa serbuk untuk
suspensi yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan..

5. Pengertian suspensi secara umum


Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Sistem terdispers terdiri dari partikel kecil yang
dikenal sebagai fase dispers, terdistribusi keseluruh medium kontinu atau
medium dispersi. Untuk menjamin stabilitas suspensi umumnya ditambahkan
Jenis suspensi
Suspensi oral adalah sediaan cair rnengandung-partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair
dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi-
yang diberi etiket sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini. Beberapa suspensi dapat
langsung digunakan sedangkan yang lain berupa campuran padat yang harus dikonstitusikan
terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan.

Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa
cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai
"lotio" termasuk dalam kategori ini.

Suspensi tetes telinga adalah sediaan : cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan
untuk di teteskan telinga bagian luar.

Suspensi optalmik adalah sediaan cair steal yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi
dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam suspensii harus dalam bentuk
termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea. Suspensii obat mata tidak
boleh digunakan bila terjadi masses yang mengeras atau penggumpalan.

Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan
tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi
adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang
sesuai.
Persyaratan
1. Menurut Farmakope Indonesia edisi III adalah :
a. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
b. Jika dikocok harus segera terdispersi kembali
c. Dapat mengandung zat dan bahan menjamin stabilitas suspensi
d. Kekentalan suspensi tidak bolah terlalu tinggi agar mudah dikocok atau
dituang
e. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel
dari Suspensi tetap agak konstan untuk jangka penyimpanan yang
lama
2. Menurut Farmakope Indonesia edisi IV adalah :
f. Suspensi tidak boleh di injeksikan secara intravena dan intratekal
g. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan untuk cara tertentu harus
mengandung
h. anti mikroba, suspensi harus dikocok sebelum digunakan.
Penting diperhatikan
dalam pembuatan
suspensi :
• Memastikan bahwa partikel benar-benar
terdispersi dengan baik dalam cairan.
• Meminimalkan pengendapan dari partikel
yang terdispersi.
• Mencegah terjadinya “caking” dari partikel-
partikel ini ketika terjadi pengendapan
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam
proses pembuatan suspensi
• Pembasahan
• Interaksi antar partikel
• Elektrokinetik
• Agregasi
• Laju sedimentasi
Pembasahan
• Teknologi formulasi yang sering digunakan untuk memodifikasi
karakteristik pembasahan antara lain adalah dengan penambahan
surfaktan. Penambahan bahan ini bertujuan untuk mengurangi
tegangan muka padat-cair sehingga zat tersebut bisa dibasahi oleh
air. Contoh surfaktan yang sering digunakan di industri farmasi
antara lain polisorbat dan poloxamer.
• Bahan lain yang dapat digunakan untuk membantu dispersi zat
padat hidrofbik adalah polimer-polimer hidrofilik, misalnya natrium
hidroksil metil sellulose (NaHPMC), bentonik, aluminium-
magnesium silikat, silika koloid, baik digunakan secara sendiri-
sendiri, maupun dalam bentuk kombinasi
Laju sedimentasi
• Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi, antara lain adalah:
ukuran partikel, sedikit banyaknya pergerakan partikel, tolak menolak antar
partikel karena adanya muatan lisrik pada partikel dan konsentrasi
suspenoid.
• Jika muatan partikel diabaikan, maka faktor yang mempengaruhi stabilitas
suspensi, dapat dilihat dari hukum stokes sbb :

V = Kecepatan (laju) sedimentasi (cm/detik)


D = Diameter partikel
  d1 dan d2 = kerapatan partikel dan cairan (g/ml)
g = konstanta gravitasi (980.7/det2)

ᶯ= viscositas medium (poise/cgs)


• Bahan pensuspensi yang banyak
digunakan di Industri farmasi antara lain
adalah gum alami (misalnya acacia,
xanthan) serta derivat methyl selulose/
HPMC) dengan konsentrasi < 0,1%
Proses pembuatan sediaan suspensi
• Metode/sistem Flokulasi. dalam sistem flokulasi, partikel obat
terflokulasi merupakan agregat yang bebas dalam ikatan lemah.
Sistem ini peristiwa sedimentasi cepat terjadi dan partikel
mengendap sebagai flok (kumpulan partikel).
• Metode/sistem deflokulasi. Dalam sistem/metode deflokulasi
mengendap perlahan dan akhirnya membentuk “cake” yang keras
dan sukar terdispersi kembali. Pada metode ini partikel suspensi
dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain, dan masing-masing
partikel mengendap secara terpisah.
• Metode/sistem kombinasi, suatu suspensi yang ideal, tentu saja
adalah kecepatan (laju) sedimentasi harus sekecil mungkin
sehingga partikel tetap dalam bentuk dispersi merata dan apabila
terbentuk endapan (cake) maka dapat dengan mudah terdispersi
kembali dengan penggojogan ringan, sehingga stabilitas suspensi
menjadi optimal.
Penimbangan
Pembuatan sirupus simpleks Fase dispersi bahan aktif

Pelarutan gula Pencampuran bahan aktif

Penyaringan Penghalusan (Colloid Mill)

Cek IPC
Pencampuran akhir -ukuran partikel

Cek IPC
Cek IPC
Pengisian dan penutupan botol -Organoleptis
-Penampilan
(filling & cropping) -Kadar zat aktif
-Kelengkapan
-pH
-Penandaan
-BJ
-Viskositas
Cek IPC Labeling
-Penampilan
-Kelengkapan
-Penandaan Pengemasan sekunder Cek IPC
-Penampilan
-Kelengkapan
-Penandaan
Gudang obat jadi

Alur proses pembuatan sediaan suspensi


Kontrol kualitas
• Keseragaman kadar zat aktif
• Penampilan fisik
• Organoleptis
• pH
• Berat jenis (BJ)
• Ukuran partikel
• Ukuran distribusi partikel
• Stabilitas suspensi
*************** wassalam

Anda mungkin juga menyukai