Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

SYOK NEUROGENIK
Untuk Memenuhi Ujian Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat

Yang Dibina Oleh Bapak Rudi Hamarno S. Kep., Ns., M. Kep

Oleh :

Cintia Tri Wulandari

P172122050563

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

TAHUN 2020
Pohon Masalah Syok Neurogenik

Suhu lingkungan panas, Spinal cord injury, fraktur Obat-obatan anastesi


terkejut, takut dan nyeri tulang, trauma kepala

Nyeri Perdarahan Spinal Lumbal


hebat
Reaksi vasovagal
Refleks
Lumpuhnya Penekanan
neurogenic venus vena
Perfusi otak Vasokontriksi pembuluh sfingter motor
berkurang darah perkapiler

Volume sirkulasi
darah tidak efektif

Sinkop

Syok Neurogenik

Defisit neurogenik Hilangnya kontrol Hilangnya tonus Pengumpulan darah


saraf simpatis simpatik di arteriol, vena dan
terhadap tahanan kapiler
vaskuler
Quadriplegi Paraplegi Vasodilatasi perifer
menurun
Vasodilatasi Kulit Kulit merah,
Tidak sadar hangat vasokontriksi
Mengahambat kulit
Dilatasi vena Dilatasi arteri respon
baroreseptor
Resiko
cidera
Darah akan Tous Hipertermia
tertahan dan Kegagalan
pembuluh
tidak kembali termoregulasi
darah perifer
bermuara
kedalam vena
besar Termoregulasi
Resiko perfusi
tidak efektif
jaringan
Cardiac output Venous return cerebral tidak
menurun menurun, SV menurun efektif

Penurunan curah
jantung
Diagnosa Keperawatan Syok Neurogenik

Diagnosa prioritas syok neurogenic :

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas

2. Resiko perfusi jaringan cerebral tidak efektif berhubungan dengan penurunan kinerja
jantung.

3. Hipertermia berhubungan dengan

4. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan

5. Resiko cidera berhubungan dengan perubahan fungsi psikomotor


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)

1. Penurunan curah jantung Tujuan : setelah dilakukan tindakan Perawatan jantung (1.02075)
berhubungan dengan perubahan keperawatan jantung meningkat dan
kontraktilitas (D.0008) kembali normal. 1. Observasi

Kriteia hasil : - Identifikasi tana/gejala primer penurunan curah


jantung (meliputi dyspnea, kelelahan, edema ,
Indikator Awal Target ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea,
peningkatan CVP)
Kekuatan nadi 2 5
perifer (meningkat) - Identkifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
curah jantung (meliputi peningkatan berat badan,
Stroke volume index 2 5 hepatomegaly, distensi vena jugularis, palpitasi,
(SVI) (meningkat) ronkhi basah, oliguria, batuk, sianosis)
Palpitasi (meurun) 2 5 - Monitor tekanan darah
Bradikardia 2 5 - Monitor intake output cairan
(frekwensi nadi 60-
100 x/menit) - Monitor saturasi oksigen

Tekanan darah (120- 2 5 - Monitor keluhan nyeri dada (intensitas, lokasi,


140/80-100 mmHg) radiasi, durasi, presivitasi yang mengurangi nyeri)
- Monitor EKG 12 sadapan
- Monitor aritmia
2. Terapeutik
- Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan
kaki ke bawah atau posisi nyaman
- Berikan diet jantungyang ssuai (missal batasi
asupan kafein, natrium, kolestrol dan makanan
tinggi lemak)
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Berikan terapi oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
3. Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan
output cairan harian
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian anitaritmia, jika perlu
- Rujuk ke program rehabilitasi jantung.
Perawatan jantung akut (1.02076)
1. Observasi
- Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi
factor pemicu dan pereda, kualitas, lokasi, radiasi,
skala, durasi dan frekwensi)
- Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan
T
- Monitor aritmia (kelainan irama dan frekwensi)
- Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan resiko
arirmia (missal kalium, magnesium, serum)
- Monitor saturasi oksigen
2. Terapeutik
- Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
- Pasang akses intravena
- Puasakan hingga bebas nyeri
- Berikan terrapin relaksasi untuk mengurangi
ansietas dan stress
- Sediakan lingkungan yang kondusif untuk
beristirahatt dan pemulihan
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
3. Edukasi
- Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
- Anjurkan menghindari maneuver Valsava (missal
mengedan saat BAB atau batuk)
- Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan
ketakutan
- Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika perlu
- Kolaborasi pemberian antiangina (missal
nitrogliserin, beta blocker, calcium channel
blocker)
- Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian inotropic
- Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah
maneuver Valsava (misal pelunak tinja,
antiemetik)
- Kolaborasi pencegahan thrombus dengan
antikoagulan, jika perlu
- Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada, jika perlu
Code management (1.02029)
1. Observasi
- Monitor tingkat kesadaran
- Monitor irama jantung
- Monitor pemberian Advance Cardic Life Support
sesuai protocol yang tersedia
- Monitor kualitas resusitasi jantung paru yang
diebrikan (mis. kedalaman, kecepatan kompresi,
recoil dada penuh, tidak ada interupsi)
- Interpretasi EKG dengan akurat untuk pemberian
kardiovaskuler/defribillasi yang tepat, jika perlu
- Periksa ketersediaan obat-obat emergency
2. Terapeutik
- Panggilan bantuan jika pasien tidak sadar
- Aktifkan code blue
- Pastikan nadi tidak teraba dan nafas tidak ada
- Lakukan resusitasi jantung paru, jika perlu
- Pastikan jalan nafas terbuka
- Berikan bantuan nafas, jika perlu
- Pasang monitor jantung
- Minimalkan interupsi pada saat kompresi dan
defribilasi
- Pasang akses vena, jika perlu
- Siapkan intubasi, jika perlu
- Berikan kesempatan keluarga untuk melihat pasien
saat dilakukan resusitasi, jika perlu
- Berikan dukungan kepada keluarga
- Akhiri tindakan jika tanda-tanda sirkulasi spontan
(misal nadi karotis teraba, kesadaran pulih)
- Lakukan perawatan post cardiac arrest
3. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian defribilasi atau kardioversi,
jika pelru
- Kolaborasi pemberian endorphin atau adrenalin,
jika perlu
- Kolaborasi pemberian andiron, jika perlu.

2. Resiko perfusi jaringan cerebral Tujuan : setelah dilakukan tindakan Manajemen peningkatan tekanan intracranial (1.06194)
tidak efektif berhubungan dengan keperawatan perfusi jaringan serebral
penurunan kinerja jantung (D.0017) meningkat 1. Observasi
Kriteria hasil : - Identifikasi penyebab peningkatan TIK (misal lesi,
gangguan metabolism, edema serebral)
Indikator Awal Target
- Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (misal
Tingkat kesadaran 2 5 tekanan sarah meningkat, tekanan nadi melebar,
(compos mentis) bradikadia, pola nafas ireguler, kesadaran
menurun)
Tekanan intra 2 5
kranial (menurun) - Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)
Sakit kepala 2 5 - Monitor CVP (Cerebral Venous Pressure)
(menurun)
- Monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure)
Gelisah (menurun) 2 5
- Monitor status pernafasan
Tekanan darah (120- 2 5
140/80-100 mmHg) - Monitor intake dan output cairan
- Monitor cairan serebro-spinalis (misal warna dan
konsistensi)
2. Terapeutik
- Minimalkan stimulus dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
- Berikan posisi semi fowler
- Hindari Manuver Valsava
- Cegah terjadinya kejang
- Hindari penggunaan PEEP
- Hindari pemberian cairan IV hipotonik
- An=tur ventilator agar PaCO2 optimal
- Pertahankan suhu tubuh optimal
3. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian sedasi dan antikoagulan,
jika perlu
- Kolaborasi pemberian diuretic osmosis, jika perlu
- Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai