Anda di halaman 1dari 5

5 MENIT BERSAMA BIDADARIKU

Mau nikah ? ntar dulu, siapa calonnya ? cantik gak ? gantengnya seperti siapa ? udah
kerja belum ? anaknya orang kaya ya ? tinggi badannya setara gak ? bodinya gimana ?
umurnya sudah tua ya ? sudah sarjana ?

Sahabat pertanyaan-pertanyaan yang sangat fisikal dan duniawi sekali ini sering
menghantui para gadis dan pemuda masuk ke jenjang pernikahan yang sangat dianjurkan
untuk disegerakan pelaksanaannya ketika nafsu sudah bergolak tak terkendali.

Mereka lebih senang melampiaskan nafsunya dengan permainan-permainan yang dibuat


oleh Setan yang sekilas begitu indahnya namun akan berujung kepada kehinaan dan
kesengsaraan yang berlarut-larut dalam hidupnya. Dan jadilah ia Pengikut Setan yang
sebenar-benarnya, na’udzubillahi min dzalik

Jarang sekali para gadis atau pemuda atau bahkan orang tua yang mempertanyakan
kepada calon pasangan, bagaimana baca Qur’annya ? Sholat 5 waktunya tepat waktu ?
suka Sholat lail ? suka Puasa Sunnah ? Akhlahnya bagaimana ? Belajar Agamanya
dimana ?

Cobalah kita fikir dan renungkan firman Allah berikut ini :

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA
DENGAN KURNIA-NYA. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui. Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian
(diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (An-Nuur 24:32-
33)

Ingat Sahabat, Nikah dan menikahkan bukan urusan personal belaka tetapi merupakan
kewajiban sosial, ketika kita melihat anak kita, saudara kita, orang-orang disekitar kita
sudah waktunya menikah tetapi masih ragu bahkan takut menikah atau kesulitan mencari
jodohnya, maka kewajiban kita membantu memudahkannya sesuai kemampuan kita.

Namanya Aini. begitu saya biasa memanggilnya. Salah satu "adik" terbaik yang pernah
saya miliki, yang pernah saya temui dan alhamdulillah Allah pertemukan saya
dengannya.

Seharusnya 20 Nopember nanti genap ia menginjak usia 37 tahun. Beberapa tahun


bersamanya, banyak contoh yang bisa saya ambil darinya. Kedewasaan sikap,
keshabaran, keistiqomahan, dan pengabdian yang luar biasa dalam meretas jalan
dakwah . Seorang Penggerak dakwah yang tangguh dan tak pernah menyerah. Sosok
yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah putus asa dan memiliki prasangka baik yang
teramat tinggi kepada Allah. Dan dia adalah salah satu amanah saya terberat, ketika
memang harusnya ia sudah memasuki sebuah jenjang pernikahan.
Ketika beberapa gadis lain yang lebih muda usianya melenggang dengan mudahnya
menuju jenjang pernikahan, maka Aini ,Allah taqdirkan harus terus meretas kesabaran.
Beberapa kali saya berikhtiar membantunya menemukan pemuda shalih, tetapi ketika
sudah memulai setengah perjalanan proses..Allah pun berkehendak lain. Namun begitu,
tidak pernah ada protes yang keluar dari lisannya, tidak juga ada keluh kesah, atau
bahkan mempertanyakan kenapa sang pemuda begitu " lemahnya " hingga tidak mampu
menerjang berbagai penghalang ? Atau ketika masalah fisik, suku, serta terlebih usia
yang selalu menjadi kendala utama seorang pemuda mengundurkan diri , Aini pun tidak
pernah mempertanyakan atau memprotes " kenapa pemuda sekarang seperti ini ?

Tidak ada gurat sesal, kecewa, atau sedih pada raut muka ataupun tutur katanya.
Kepasrahan dan keyakinan terhadap kehendak Allah begitu indah terlukis dalam dirinya.

Hingga, akhirnya seorang pemuda shalih yang dengan kebaikan akhlak serta ilmunya,
datang dan berkenan untuk menjadikannya seorang pendamping. Tidak ada luapan
euphoria kebahagiaan yang ia tampakkan selain ucapan singkat yang penuh makna
"Alhamdulillah..jazakillah saya sudah membantu...mohon doa agar diridhai Allah "

Alhamdulillah , Allah mudahkan proses ta’arauf serta khitbah mereka, tanpa ada kendala
apapun seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Padahal pemuda shalih yang Allah
pilihkan tersebut berusia 8 tahun lebih muda dari usianya.

Berkomitmen pada sunnah Rasulullah untuk menyegerakan sebuah pernikahan, maka


rencana akad pun direncanakan 1 bulan kemudian, bertepatan dengan selesainya adik
sang pemuda menyelesaikan studi di negeri Mesir.

Namun , Allah lah Maha Sebaik-baik Pembuat keputusan..

2 minggu menjelang hari pernikahan, sebuah kabar duka pun datang. Usai Aini mengisi
sebuah kajian , motor yang dikendarainya terserempet sebuah mobil, dan menabrak
kontainer didepannya. Aini shalihah pun harus meregang nyawa di ruang ICU. 2 hari
setelah peristiwa itu, Rumah sakit yang menanganinya pun menyatakan menyerah. Tidak
sanggup berbuat banyak karena kondisinya yang begitu parah.

Hanya iringan dzikir disela-sela isak tangis kami yang berada disana. Semua keluarga
Aini juga sang pemuda pun sudah berkumpul. Mencoba menata hati bersama untuk
pasrah dan bersiap menerima apapun ketentuanNya. Kami hanya terus berdoa agar Allah
berikan yang terbaik dan terindah untuknya. Hingga sesaat, Allah mengijinkan Aini
tersadar dan menggerakkan jemarinya. Ya Rabb...sebait harapan pun kembali kami rajut
agar Allah berkenan memberikan kesembuhan, walau harapan itu terus menipis seiring
kondisinya yang semakin melemah. Hingga kemudian sang pemuda pun mengajukan
sebuah permintaan kepada keluarga Aini.

" Ijinkan saya untuk membantunya menggenapkan setengah Agamanya ini. Jika Allah
berkehendak memanggilnya, maka ia datang menghadap Allah dalam keadaan sudah
melaksanakan sunnah Rasulullah..."

Permintaan yang membuat kami semua tertegun. Yakinkah dia dengan keputusannya ?

Dalam kedaaan demikian , akhirnya 2 keluarga besar itupun sepakat memenuhi


permintaan sang pemuda.

Sang bunda pun membisikkan rencana tersebut di telinga Aini. Dan baru kali itulah saya
melihat aliran airmata mengalir dari sepasang mata jernihnya.

Tepat pukul 16.00, dihadiri seorang penghulu,orangtua dari 2 pihak, serta beberapa
sahabat dan dokter serta perawat...pernikahan yang penuh tangis duka itupun
dilaksanakan. Tidak seperti pernikahan lazimnya yang diiringi tangis kebahagiaan, maka
pernikahan tersebut penuh dengan rasa yang sangat sulit terlukiskan. Khidmat, sepi
namun penuh isakan tangis kesedihan.

Tepat setelah ijab kabul terucap...sang pemuda pun mencium kening Aini serta
membacakan doa diatas kain perban putih yang sudah berganti warna menjadi merah
penuh darah yang menutupi hampir seluruh kepala Aini. Lirih, kami pun masih
mendengar Aini berucap, " Tolong Ikhlaskan saya....."

Hanya 5 menit. Ya..hanya 5 menit setelah ijab kabul itu. Tangisanpun memecah ruangan
yang tadinya senyap menahan sesak dan airmata. Akhirnya Allah menjemputnya dalam
keadaan tenang dan senyum indah.

Sang Pemuda telah menjemput seorang bidadari... sebuah karunia indah dan janji yang
telah Allah berikan padanya...

Dan sang pemuda pun melepas dengan penuh sukacita dengan iringan tetes airmata yang
tidak kuasa ditahannya...

" ..SAYA TELAH MENIKAHI SEORANG BIDADARI.. NIKMAT MANA LAGI


YANG HARUS SAYA DUSTAKAN..."

Begitulah sang pemuda shalih mengutip ayat Ar RahmanNya...

Ya Rabb..Engkau sebaik-baik pembuat skenario kehidupan hambaMu..Maka jadikanlah


kami senantiasa dapat memngambil hikmah dari setiap episode kehidupan yang Engkau
berikan...

Selamat jalan adikku sayang ...engkau memang bidadari surga yang Allah tidak berkenan
seorang pemuda pun didunia ini yang bisa mendampingi kehidupanmu kecuali para
pemuda shalih yang berkhidmat di jalan dakwah dengan ikhlas, tawadhu dan siap
berjihad dijalanNya dan kelak menutup mata sebagai seorang syuhada...."

Selamat jalan Aini..semoga Allah memberimu tempat terindah di surgaNya....Semoga


Allah kumpulkan kita kelak didalam surgaNya...amiin)

Wasiat Rasulullah Saw. kepada calon istri dan keluarganya:


“Apabila datang kepada kalian seorang peminang yang kalian senangi agamanya dan
akhlaknya maka cepat-cepatlah dikawinkan. Kalau kalian tidak melakukannya maka akan
timbul fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.”

"Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya,


kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang mempunyai agama, niscaya
kamu beruntung." [HR. Bukhari dan Muslim].

"Dapatkan wanita yang beragama, (jika tidak) niscaya engkau merugi." [HR. Bukhari dan
Muslim].

“Sebaik-baik wanita adalah apabila engkau melihatnya, dia menggembirakan. Apabila


engkau perintah dia mentaatimu, dan ia senantiasa memelihara dirinya dan hartamu di
belakangmu.” [HR. at-Tabroni dari Abdullah bin Salam].

“Hendaknya tiap-tiap orang berusaha memiliki hati yang bersyukur dan lidah yang
berdzikir dan memiliki istri yang membantu dan mendorong dalam masalah akhirat.”
[Ar-Rokhawi dari hadits Abu Hurayrah].

"Dunia semuanya adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita
sholehah." [HR. Muslim].

TERNYATA SALAH SATU KUNCI SUKSES ADALAH PUNYA ISTRI SHALIHAH.

Sahabat, tidak ada satu manusiapun yang sempurna fisik dan akhlaqnya di dunia ini, dan
tidak ada satu manusiapun yang bisa berbuat sesuai dengan kehendak kita, pasti ada
perbedaan, pasti ada akan perselisihan, pasti akan ada pertengkaran, semua itu adalah
proses ujian untuk kita semua, sebagai tolok ukur sejauhmana keimanan dan kesabaran
kita, OK YUK KITA SEGERA MENIKAH dan MENIKAHKAN, hilangkan segala
kekhawatiran karena Allahlah yang menjaminnya. http://www.rumah-yatim-
indonesia.org

Rekening Rumah Yatim Indonesia

Bank BCA :
230.38888 96 atas nama Yayasan BANTU (Recomended)
230.0300 807 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MANDIRI :
156.0003296409 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MUAMALAT :
305.00116.15 atas nama Yayasan Husnul Khotimah
SYARIAH MANDIRI :
0697060425 atas nama Muhammad Aly (Ust.Aly/Pimpinan)

Bank BNI :
0184300117 atas nama Muhammad Aly

Bank BRI :
1169-01-001027-50-5 atas nama Muhammad Aly

Jika Anda Ingin Konfirmasi Silahkan SMS ke 081313999801 / 087885554556 /


088211065485 ( Ust.Aly )

Anda mungkin juga menyukai