Anda di halaman 1dari 61

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Ilmu Budaya Kertas Karya Diploma (Pariwisata)

2019

Pengembangan Fasilitas Rest Area


Istana Maimun untuk Meningkatkan
Pelayanan Bagi Wisatawan

Lumbantobing, Natanael
Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/13018
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGEMBANGAN FASILITAS REST AREA ISTANA

MAIMUN UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN BAGI

WISATAWAN

OLEH :

NATANAEL LUMBANTOBING

142204049

PROGRAM STUDI D - III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGEMBANGAN FASILITAS REST AREA ISTANA MAIMUN
UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN BAGI WISATAWAN

Intisari
Pengembangan fasilitas serta peningkatan kualitas pelayanan di Istana Maimun
perlu dilakukan agar dapat meningkatkan wisatawan yang datang ke kota Medan
terutama ke Istana Maimun dan harus di barengi dengan kerjasama antara
pengelola Istana Maimun dengan pemerintah. tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian yaitu untuk mengetahui fasilitas yang dimiliki Istana Maimun untuk
meningkatkan pelayanan bagi wisatawan, dan untuk mengetahui pengembangan
fasilitas rest area di istana maimun untuk meningkatkan pelayanan bagi
wisatawan. Rest area di istana maimun harus dibangun sesuai dengan kebutuhan
bagi para wisatawan yang berkunjung. Kelebihan rest area dapat terbagi dua yaitu
rest area dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan bagi
wisatawan. Karena dengan adanya fasilitas yang lengkap dapat memudahkan
pelayanan, dan rest area sendiri juga dapat meningkatkan kunjungan
wisatawanNamun rest area sendiri memiliki kekurangan. Rest area tidak
mendapatkan perhatian dari pihak pengelola sehingga fasilitas rest area yang ada
menjadi rusak dan tidak terawat. Rest area dimanfaatkan oleh orang orang yang
mencari keuntungan.

Kata kunci : Pengembangan, Rest Area, Wisatawan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................


DAFTAR ISI.......................................................................................
DAFTAR TABEL ..............................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Masalah ............................................... 1
1.2. Batasan Masalah .......................................................... 4
1.3. Rumusan Masalah ........................................................ 4
1.4. Tujuan Penelitian ......................................................... 5
1.5. Manfaat Penelitian ....................................................... 5
1.6. Metode Penelitian ........................................................ 6
1.7. Sistematika Penulisan .................................................. 6

BAB II URAIAN TEORITIS


2.1. Pariwisata ..................................................................... 8
2.2. Wisatawan .................................................................... 9
2.3. Jenis Pariwisata ............................................................ 11
2.4. Pariwisata Budaya ........................................................ 13
2.5. Fasilitas Pariwisata....................................................... 14
2.6. Rest Area ...................................................................... 16
2.7. Pengertian Pelayanan ................................................... 17
2.8. Pengertian Pengembangan ........................................... 20

BAB III GAMBARAN UMUM ISTANA MAIMUN


3.1. Sejarah Istana Maimun ................................................ 22
3.2. Fasilitas Istana Maimun ............................................... 23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.3. Atraksi Budaya Istana Maimun ................................... 26

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Fasilitas yang Dimiliki Istana Maimun untuk
Meningkatkan Pelayanan bagi Wisatawan .................. 28
4.2 Pengembangan Rest Area Istana Maimun Dalam
Peningkatan Pelayanan Bagi Wisatawan ..................... 33
4.2.1. Konsep Ruang Rest Area di Istana Maimun............ 35
4.2.2. Kekurangan Rest Area ............................................. 40
4.2.3. Kelebihan Rest Area ................................................ 42

BAB IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................. 43
5.2 Saran ............................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 46-51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan suatu keseluruhan elemen-elemen terkait yang

didalamnya terdiri dari wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan

lain sebagainya yang merupakan kegiatan pariwisata. Pariwisata menjadi andalan

utama sumber devisa karena Indonesia merupakan salah satu Negara yang

memiliki beraneka ragam jenis pariwisata, misalnya wisata alam, sosial maupun

wisata budaya yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Selain menyimpan

berjuta pesona wisata alamnya begitu indah, Indonesia juga kaya akan wisata

budayanya yang terbukti dengan begitu banyaknya peninggalan-peninggalan

sejarah serta keanekaragaman seni dan adat budaya masyarakat lokal yang

menarik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara, sehingga dengan

banyaknya potensi yang dimiliki menjadikan Indonesia sebagai salah satu daerah

tujuan wisata.

Kota Medan adalah salah satu kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan

Surabaya. Medan merupakan salah satu kota tujuan wisata yang menyajikan

wisata sejarah dengan bangunan-bangunan tua dan memiliki arti tersendiri bagi

masyarakat nya dan merupakan saksi berdirinya kota Medan. Bangunan-bangunan

bersejarah tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung

ke kota medan tengah- tengah Kota Medan. Medan berawal dari sebuah kampung

yang didirikan oleh Guru Patimpus di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura.

Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada tanggal 1 Juli 1590. Selanjutnya pada tahun

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9

1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan Kesultanan Deli, sebuah

kerajaan Melayu. Seiring berjalannya waktu kesultanan deli mendirikan salah

satu istana yang menjadi tempat kesultanan deli serta keluarganya tinggal yaitu

istana maimun.

Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata ke suatu daerah

dengan tujuan untuk berlibur dan menginap dalam kurun waktu 24 jam,

sedangkan pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari

kegiatan perjalanan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat

sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Banyak wisatawan yang

datang ke Kota Medan dengan tujuan ingin melihat keindahan di kota medan

dengan banyaknya bangunan-bangunan bersejarah yang bediri sejak jaman

kolonial. Wisatawan yang datang ke kota Medan cenderung berwisata ke tempat-

tempat sejarah yang memiliki history dan nilai-nilai penting bagi kemajuan kota

Medan.

Istana Maimun didesain oleh arsitek Italia bernama Ferrari dan dibangun

oleh Sultan Deli, Sultan Mahmud Al Rasyid. Pembangunan istana ini dimulai dari

26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Istana Maimun memiliki luas

sebesar 2.772 m2 dan 30 ruangan. Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan memiliki

3 bagian yaitu bangunan induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan.

Bangunan istana ini menghadap ke utara dan pada sisi depan terdapat bangunan

Masjid Al-Mashun atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Raya Medan.

Istana Maimun dikenal sebagai salah satu ikonnya di kota medan. Namun, sejak

selesai dibangun pada 1891, Istana Maimun menjadi tujuan wisata bukan hanya

karena usianya yang tua, namun juga didesain dengan interioir yang unik. Dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

memadukan unsur-unsur warisan kebudayaan Melayu, dengan gaya Islam,

Spanyol, India dan Italia bangunan ini terlihat begitu megah di tengah-tengah

Kota Medan.

Tetapi kenyataanya, kawasan wisata Istana Maimun tidak berkembang sesuai

dengan diharapkan. Dari sisi kunjungan wisata dari tahun ke tahun wisatawan

yang berkunjung cenderung menurun. Hal ini di sebabkan kurangnya

pemeliharaan fasilitas dari pihak pengelola Istana Maimun, sehingga banyak

wisatawan yang mengeluh kurangnya tempat rest area (tempat beristirahat untuk

wisatawan yang datang). Jika pada hari-hari besar atau liburan wisatawan yang

datang ke istana maimun meningkat sehingga banyak wisatawan yang duduk di

taman, di rumput, sehingga merusak taman dan rumput-rumput hal ini disebabkan

kurangnya pemeliharaan dan kurangnya tempat istirahat untuk wisatawan. Oleh

sebab itu, fasilitas rest area ditambah atau dibuat demi menjaga kenyamanan bagi

para wisatawan yang akan berkunjung ke Istana Maimun. Rest area yang

ditambahkan pun haruslah banyak agar dapat menampung wisatawan dan harus

juga dipelihara agar tidak dijadikan oleh orang orang yang ingin mencari

keuntungan dengan memanfaatkan fasilitas Istana Maimun.

Selain rest area, kualitas pelayanan pun harus dikembangkan karena

wisatawan tidak hanya merasakan kenyamanan fasilitas. Tetapi, pelayanan juga

perlu karena dengan adanya pelayanan yang bagus dari pihak Istana Maimun,

wisatawan pun akan semakin meningkat dan bertambah karena wisatawan

terbayarkan dengan fasilitas yang memadai serta pelayanan yang bagus. Apalagi

ditambah dengan wisatawan yang meningkat pada hari libur kualitas pelayanan

untuk wisatawan sangat dituntut karena ada hari libur Istana Maimun banyak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

dikunjungi oleh wisatawan lokal seperti dari sekolah-sekolah baik di dalam Kota

Medan maupun dari luar Kota Medan juga dari wisatawan mancanegara terutama

dari Negara Malaysia. Istana Maimun menjadi tujuan wisata karena memiliki nilai

historis yang tinggi dan sangat penting bagi sejarah perkembangan budaya melayu

di Kota Medan. Wisatawan dapat berkeliling istana dan melihat barang

peninggalan Kerajaan Deli seperti foto-foto Raja Deli semasa hidup, senjata, dan

perabotan istana.

Pengembangan fasilitas serta peningkatan kualitas pelayanan di Istana

Maimun perlu dilakukan agar dapat meningkatkan wisatawan yang datang ke kota

Medan terutama ke Istana Maimun dan harus di barengi dengan kerjasama antara

pengelola Istana Maimun dengan pemerintah.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemilihan judul yang telah di uraikan di atas,

maka penulis memberikan batasan masalah terhadap pembahasan kertas karya ini

yaitu : “Pengembangan Fasilitas Rest Area Istana Maimun untuk menginkatkan

Pelayanan bagi Wisatawan”.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah yang akan dibahas

adalah:

1. Bagaimana fasilitas yang dimiliki Istana Maimun untuk meningkatkan

pelayanan bagi wisatawan ?

2. Bagaimana pengembangan rest area di Istana Maimun untuk

meningkatkan pelayanan bagi wisatawan ?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

1.4 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui fasilitas yang dimiliki Istana Maimun untuk

meningkatkan pelayanan bagi wisatawan.

2. Untuk mengetahui pengembangan fasilitas rest area di istana maimun

untuk meningkatkan pelayanan bagi wisatawan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat Penulisan dari kertas karya ini adalah :

1. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah untuk menjawab dan

memecahkan masalah serta menggunakan apa yang telah dirumuskan

yaitu untuk mengetahui cara pengembangan fasilitas di istana maimun

untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi wisatawan.

2. Manfaat akademis

Manfaat akademisnya adalah daoat dijadikan referensi tambahan dalam

melakukan penelitian yang berkaitan di masa mendatang dan

menambah wawasan serta ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan

dunia pariwisata.

3. Manfaat teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan

kalangan masyarakat pada umumnya yang nantinya dapat

memunculkan ide-ide baru guna meningkatkan perkembangan

kepariwisataan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

1.6 Metode Penilitian

Dalam menyusun kertas karya ini, metode penelitian yang dipakai oleh

penulis adalah:

1. Studi Kepustakaan (Library Reseacrh)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan

mempelajari buku yang berkenan dengan judul karya ilmiah yang dipilih.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian

langsung kelapangan secara obeservasi guna memperoleh informasi lebih

banyak.

1.7 Sistematika Penulisan


Dalam penulisan kertas karya ini secara sistematis dapat diuraikan sebagai
berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang : Latar belakang masalah, Batasan

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode

penelitian.

BAB II : URAIAN TEORITIS


Dalam bab ini berisi tentang uraian teoritis yang mencakup tentang

pengertian pariwisata, pengertian wisatawan, pengertian sarana dan

prasarana pariwisata, pengertian objek wisata, kebijakan pariwisata

nasional.

BAB III : GAMBARAN UMUM WISATAWAN DAN ISTANA MAIMUN


Dalam bab ini berisi tentang sejarah istana maimun, sarana wisata,

prasarana wisata, atraksi wisata istana maimun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

BAB IV : PEMABAHASAN
Memaparkan Pengembangan fasilitas istana maimun untuk

meningkatkan pelayanan bagi wisatawan. Peningkatan pelayanan bagi

wisatawan di Istana Maimun. Peran pemerintah ikut serta dalam

pengembangan fasilitas dan peningkatan pelayanan di Istana Maimun .

BAB V : PENUTUP

Berisi Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

BAB II
URAIAN TEORITIS

2.1. Pariwisata

Pariwisata fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan

akan kesehatan dan pergantian udara, penilaian yang sadar dan menumbuhkan

(cinta) terhadap keindahan, dimana berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, dan pemerintah. Pariwisata juga memiliki tiga elemen dasar

pengertian antara lain: Domestic tourism, Inbound tourism, dan Outbound

tourism. Pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia dalam mencari

sesuatu yang belum diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari

perubahan suasana atau untuk mendapat perjalanan baru.

Dibawah ini beberapa definisi priwisata menurut beberapa ahli, yaitu

sebagai berikut: dalam arti modern munurut Freuler (dalam Yulianingsih,

2010:59), menyatakan: “…pariwisata merupakan perjalanan yang dilakukan

seseorang dalam jangka waktu tertentu dari suatu tempat ke tempat lain yang

didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian udara, penilaian yang

sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan khususnya

disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat

sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta

penyempurnaan alat-alat pengangkutan untuk rekreasi atau untuk suatu

kepentingan sehingga keinginannya dapat terpenuhi untuk rekreasi lalu kembali

ke tempat semula.”. Menurut Ismayanti (2008:14), menyatakan: “…pariwisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

adalah seseorang yang melakukan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan

pemerintah seperti makan dan minum, fasilitas olah raga, fasilitas ruang

pertemuan, fasilitas jamuan-jamuan, dan lain-lain sehingga membuat para

wisatawan merasa nyaman dan menikmati perjalanannya”.

Membangun industri pariwisata adalah merupakan salah satu cara untuk

mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang sebab sektor pariwisata

memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional

sekaligus merupakan salah satu faktor yang sangat strategis untuk meningkatkan

pendapatan masyarakat dan devisa negara. Perkembangan pariwisata adalah salah

satu cara untuk memajukan ekonomi di daerah-daerah yang kurang berkembang

tersebut sebagai akibat kurangnya sumber-sumber alam. Menurut UN-WTO

(Theobald, 2005:18-19), terdapat tiga elemen dasar pengertian pariwisata, yaitu:

1. Domestic tourism (residen/penduduk yang mengunjungi/mengadakan


perjalanan wisata dalam wilayah negaranya).
2. Inbound tourism (non-residen/bukan penduduk yang mengadakan
perjalanan wisata, masuk ke Negara tertentu).
3. Outbound tourism (residen/penduduk yang melakukan perjalanan wisata ke
Negara lain).

Pariwisata ini menciptakan kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain baik di dalam

maupun ke luar negeri. Sebagai suatu aktifitas, pariwisata telah menjadi bagian

penting dari kebutuhan dasar masyarakat maju dan sebagian kecil masyarakat

negara berkembang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

2.2. Wisatawan

Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan yang

melakukan perjalanan untuk sementara waktu ke tempat atau daerah yang sama

sekali masih asing baginya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun tanpa

dengan maksud mencari nafkah ditempat tersebut. Wisatawan memiliki beragam

motif, minat, ekspektasi, karakteristik sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya.

Dengan motif dan latar belakang yang berbeda-beda itu mereka menjadi pihak

yang menciptakan permintaan produk dan jasa wisata. Peran ini sangat menetukan

dan sering diposisikan sebagai jantung kegiatan pariwisata itu sendiri.

Wisatawan dapat diklasifikasikan dengan menggunakan berbagai dasar,

yaitu atas dasar interaksi dan atas dasar kognitif normatif. Pada tipologi atas dasar

interaksi, penekanannya adalah sifat-sifat interaksi antara wisatawan dengan

masyarakat lokal. Sedangkan tipologi atas dasar konitif-normatif lebih

menekankan pada motivasi yang melatarbelakangi perjalanan. Adapun banyak

definisi atau batasan tentang wisatawan yang dikemukakan oleh para ahli, antara

lain Yoeti (1996:184), menyatakan: “…wisatawan adalah orang yang

mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang

didatanginya hanya untuk sementara waktu atau daerah yang sama sekali masih

asing baginya”. Menurut Soekadijo (1997:92), menyatakan: “…wisatawan

merupakan motif dan latar belakang seseorang yang berbeda-beda menjadi pihak

yang menciptakan permintaan produk dan layanan wisata”. Sedangkan menurut

Oglivie (2007:53), menyatakan: “…wisatawan adalah semua yang memenuhi

syarat, yaitu pertama bahwa orang yang melakukan perjalanan ke sebuah daerah

atau negara asing dan menginap untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

kedua bahwa sementara mereka berpergian mengeluarkan uang di tempat yang

mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah ditempat tersebut”.

Sebelum melakukan perjalanan wisata, calon wisatawan melakukan

sebuah proses mental untuk sampai pada keputusan menyangkut waktu

perjalanan, lokasi, dan cara melakukan perjalanan. Proses pengambilan keputusan

sangat penting bagi pembangunan pariwisata, terkait fakta yang dapat

mempengaruhi keputusan. Menurut Mathieson dan Wall (1982 dalam Pitana,

2005) proses pengambilan keputusan seorang wisatawan melalui lima fase, yaitu

kebutuhan dan keinginan untuk melakukan perjalanan, pencarian dan penilaian

informasi, keputusan melakukan perjalanan, persiapan perjalanan, evaluasi

kepuasan perjalanan. Terkait dengan lima fase tersebut, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Faktor tersebut adalah

karakteristik wisatawan (sosial, ekonomi, perilaku), kesadaran manfaat

perjalanan, pengetahuan, gambaran perjalanan, dan keunggulan daerah tujuan

wisata.

2.3. Jenis Pariwisata

Jenis-jenis pariwisata perlu dibicarakan untuk menyusun statistik atau data-

data penelitian dan peninjauan yang lebih akurat dalam bidang ini. Setiap orang

telah memaklumi bahwa pembangunan ekonomi modern saat ini tanpa penelitian

dan peninjauan yang sistematik akan menimbulkan kerugian dan pemborosan

yang besar. Justru karenanya pembangunan industri pariwisata di Indonesia juga

harus didasarkan atas prinsip-prinsip ini. Ini berarti jenis-jenis pariwisata harus

diketahui dan diperhitungkan supaya dapat memberikan pengertian dan tempat

wajar dalam pembangunan industri. Jenis-jenis pariwisata, antara lain: Wisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

Budaya, Wisata Maritim atau Bahari, Wisata Cagar Alam, Wisata Konvensi,

Wisata Pertanian, Wisata Buru, dan Wisata Ziarah. Menurut Pendit (2003:32-33),

menyatakan:

1. Wisata Budaya
Wisata budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan
kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari
keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya
dan seni mereka.
2. Wisata Maritim atau Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebih-
lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar,
menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan
mendayung, melihat-lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah
permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan
didaerah– daerah atau Negara-negara maritim.
3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)
Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau
biro perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha dengan jalan mengatur
wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah
pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang–
undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan
pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau
marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang
mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat.
4. Wisata Konvensi
Wisata konvensi dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang
dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun
wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan
ruangan–ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi,
musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional
maupun internasional. Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres
Internasional (International Convention Center) di Berlin, Philipina
mempunyai PICC (Philippine International Convention Center) di Manila
dan Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk tempat
penyelenggaraan sidang-sidang pertemuan besar dengan perlengkapan
modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila, atau Jakarta
berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badan–badan
nasional maupun internasional untuk mengadakan persidangan mereka di
pusat konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana
pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik serta menyajikan
program–program atraksi yang menggiurkan.
5. Wisata Pertanian (Agrowisata)
Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah
pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan


rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan
studi maupun melihat-lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman
beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur–mayur dan
palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi.
6. Wisata Buru
Wisata Buru ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memang memiliki
daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan
digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur
dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika
untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya.
7. Wisata Ziarah
Wisata Ziarah sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat
istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata
ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat–
tempat suci, ke makam–makam orang besar atau pemimpin yang
diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat
pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda.

2.4. Pariwisata Budaya

Pariwisata budaya merupakan jenis kegiatan pariwisata yang

dikembangkan di suatu daerah atau sub-daerah tujuan wisata yang mengandalkan

kekayaan wisata berupa jenis kesenian, pola dan tata kehidupan masyarakat yang

menjadi daya tarik wisatawan. Dewasa ini, pariwisata budaya berkembang dengan

cepat karena adanya tren baru di kalangan wisatawan yaitu kecenderungan untuk

mencari sesuatu yang unik dan autentik dari suatu kebudayaan. Kebudayaan

memiliki tujuh unsur universal, yaitu: bahasa, system teknologi, sistem mata

pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan

budaya (Pendit 1994:39).

Pariwisata budaya adalah jenis obyek daya tarik wisata yang berbasis pada

hasil karya cipta manusia baik yang berupa peninggalan budaya maupun nilai

budaya yang masih hidup sampai sekarang. Pariwisata budaya ini perlu

dikembangkan dengan tujuan untuk melestarikan kebudayaan itu sendiri agar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

tidak hilang seiring dengan perkembangan jaman. Pengertian pariwisata budaya

menurut Pendit (1994:41), menyatakan: “…pariwisata budaya merupakan jenis

kegiatan pariwisata yang menggunakan budaya sebagai objeknya yang

dikembangkan di suatu daerah atau sub-daerah tujuan wisata yang mengandalkan

kekayaan wisata dan daya tarik wisata budaya”. Menurut Soekadijo (1996:54),

menyatakan: “…pariwisara budaya adalah semua jenis kesenian, pola dan tata

kehidupan masyarakat yang menjadi daya tarik wisatawan sebagai bentuk

kegiatan sosial yang kehadirannya mencerminkan ekspresi kolektif tanpa merusak

keasliannya”.

Pariwisata budaya secara umum sebagai kunjungan orang dari luar

destinasi yang didorong oleh ketertarikan pada objek-objek atau peninggalan

sejarah, seni, ilmu pengetahuan dan gaya hidup yang dimiliki oleh kelompok,

masyarakat, daerah ataupun lembaga. Pariwisata budaya berhubungan erat dengan

daya tarik wisata budaya. Penjelasan Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) pasal 14 ayat (1) huruf b menjelaskan

bahwa daya tarik wisata budaya adalah daya tarik wisata berupa hasil olah cipta,

rasa dan karsa manusia sebagai makhluk budaya. Daya tarik wisata budaya

dibedakan menjadi dua yaitu daya tarik wisata budaya yang bersifat berwujud

(tangible) dan daya tarik wisata budaya yang bersifat tidak berwujud (intangible).

2.5. Fasilitas Pariwisata

Salah satu hal penting untuk mengembangkan pariwisata adalah melalui

fasilitas (kemudahan). Tidak jarang wisatawan berkunjung ke suatu tempat atau

daerah atau negara, karena tertarik oleh kemudahan-kemudahan yang bisa

diperoleh melalui fasilitas. Fasilitas dapat menampung kedatangan para

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

wisatawan untuk menginap dan tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan

wisata. Termasuk semua bentuk akomodasi yang diperuntukan bagi wisatawan

dan juga segala bentuk rumah makan dan restoran yang ada. Misalnya hotel,

motor hotel (motel), wisma, homestay, cottages, camping, youth hostel, serta

rumah makan, restoran, self-services, cafetaria, coffee shop, grill room, bar,

tavern, dan lain-lain

Fasilitas penunjang pariwisata yang beragam menjadikan objek wisata

mampu menggarap destinasi wisata yang berkualitas (quality tourism), dan

pariwisata masal (mass tourism). Ada beberapa fasilitas pariwisata diantaranya:

akomodasi, restoran, transportasi, aktrivitas, Retail Outlet, fasilitas lainnya,

pelayanan lainnya. Menurut Middleton (2001:124), terdapat beberapa fasilitas

pariwisata yang pada umumnya terletak di objek wisata, hal tersebut meliputi:

1. Akomodasi meliputi hotel, desa wisata, apartment, villa, caravan, hostel,


guest house, dansebagainya.
2. Restoran, meliputi dari makanan cepat saji sampai dengan makanan
mewah.
3. Transportasi di suatu atraksi, meliputi taksi, bus, penyewaan sepeda dan
alat ski di atraksi yang bersalju.
4. Aktivitas, seperti sekolah ski, sekolah berlayar dan klub golf.
5. Fasilitas-fasilitas lain, misalnya pusat-pusat bahasa dan kursus
keterampilan.
6. Retail Outlet, seperti toko, agen perjalanan, souvenir, produsen camping.
7. Pelayanan-pelayanan lain, misalnya salon kecantikan, pelayanan informasi,
penyewaan perlengkapan dan kebijaksanaan pariwisata.

Fasilitas kepariwisataan sangat berguna bagi para wisatawan karena

fasilitas pariwisata akan memberikan pelayanan untuk kebutuhan wisatawan yang

datang selama kunjungan agar dapat memudahkan wisatawan, membuat nyaman

wisatawan, dan terpenuhi segala kebutuhan wisatawan tersebut. keberadaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

atraksi disuatu lokasi wisata yang sesuai dengan motif dan keinginan merupakan

salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing wisatawan.

2.6. Rest Area

Rest area adalah tempat istirahat (rest area), merupakan tempat-tempat

yang lebih dikenal dengan operator kendaraan umum dimana dijadikan tempat

beristirahat sejenak untuk melepaskan kelelahan, kejenuhan, ataupun ke toilet

selama dalam perjalanan jarak jauh. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan

berbagai fasilitas yang memadai untuk menghilangkan dan mengusir rasa lelah

sehingga dapat melanjutkan perjalanan dengan selamat.

Menurut Stutt (2000:38), menyatakan: “…tempat istirahat (rest area)

adalah tempat-tempat yang lebih dikenal dengan operator kendaraan umum dan

komersial umum kedua-duanya lebih dominan untuk menjadi tempat

persinggahan bagi orang-orang yang dalam atau sedang melakukan perjalanan

jauh dari tempat tinggalnya”. Restoran-restoran ini banyak digunakan oleh

pengemudi truk-truk jarak jauh ataupun bus antar kota untuk beristirahat. Menurut

Amanda (2007:41), menyatakan: “…rest area adalah tempat beristirahat sejenak

seseorang yang lelah melakukan perjalanan jauh untuk melepaskan kelelahan,

kejenuhan, ataupun ke toilet selama dalam perjalanan jarak jauh yang sedang

ditempuh”.

Rest area memiliki tipe klasifikasi ringan, klasifikasi sedang, dan

klasifikasi berat. Menurut Amanda (2007:42), rest area mempunyai beberapa tipe

yang didasarkan pada lama kunjungan pengandara dalam memanfaatkan fasilitas

rest area. Adapun hal ini akan mempengaruhi kelengkapan fasilitas yang terdapat

dalam rest area. Klasifikasi rest area terbagi dalam 3 tipe yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

a. Tipe I
Rest area dengan klasifikasi ringan dengan lama waktu berkunjung hanya
sebentar namun tidak terburu-buru.
b. Tipe II
Rest area dengan klasifikasi sedang dengan lama waktu berkunjung yang
tidak terlalu lama.
c. Tipe III
Rest area dengan klasifikasi berat dengan lama waktu berkunjung relative
lama.

Pengembangan rest area, harus memiliki pertimbangan-pertimbangan agar

manfaat rest area dapat digunakan oleh para wisatawan yang dalam perjalana

jauh. Ada 4 hal penting untuk pertimbangan-pertimbangan pengembangan rest

area antara lain: jarak tempuh perjalanan, volume lalu lintas, sistem jaringan, dan

karakteristik pemakai jalan. Amanda (2007:45), menyatakan yaitu :

a. Jarak tempuh perjalanan


Jarak tempuh berkaitan dengan daya tahan pengemudi, kenyamanan dan
kejenuhan yang biasanya setelah pengemudi telah melakukan perjalanan
sekitar 2 jam
b. Volume lalu lintas
Untuk volume lalu lintas, pengembangannya mengikuti kelas yang ada
(kelas A, B atau C), yaitu semakin padat lalu lintas maka fasilitas rest area
akan semakin banyak.
c. Sistem jaringan
Sistem jaringan dibuat untuk memudahkan melihat pembagian siapa-siapa
yang berkewajiban sebagai penyedia (terutama dalam tahap awal dalam
pembangunan rest area).
d. Karakteristik pemakai jalan
Karakteristik pemakai jalan ditujukan untuk pelayanan kepada pemakai
jalan, motif utama dari perjalanan dan sarana yang dipakai.

2.7. Pengertian Pelayanan

Pelayanan merupakan suatu tindakan nyata dan segera untuk menolong

orang lain dimana setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu

pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

Istilah pelayanan berasal dari kata “layan” yang artinya menolong

menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan

melayani. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara

ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan

kehidupan manusia (Sinambela, 2010:3). Pengertian pelayanan menurut para ahli

sebagai berikut:

Majid (2009:35), menyatakan: “…pelayanan adalah suatu aktivitas atau

serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang

terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau

hal-hal lain yang di sediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang

dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan yang

tujuannya membantu orang lain (pelanggan, mitra kerja, mitra bisnis, dan

sebagainya), disertai dengan senyuman yang ramah dan tulus”. Philip Kotler

(2000) dalam Ruslan (2006:281), menyatakan: “…pelayanan adalah proses

pemenuhan kebutuhan yang merupakan suatu kinerja penampilan, tidak terwujud

dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dengan bersikap disiplin, sopan,

dan santun, ramah serta memberikan pelayanan yang ikhlas”.

Pelayanan yang berkualitas atau pelayanan prima yang berorientasi pada

pelanggan sangat tergantung pada kepuasan pelanggan. Lukman (2000:8),

menyatakan salah satu ukuran keberhasilan menyajikan pelayanan yang

berkualitas kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan

kepuasan kepada pelanggan, melalui pelayanan ini keinginan dan kebutuhan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

pelanggan dapat terpenuhi. Pendapat tersebut artinya menuju kepada pelayanan

eksternal, dari perspektif pelanggan, lebih utama atau lebih didahulukan apabila

ingin mencapai kinerja pelayanan yang berkualitas.

Pelayanan perlu berkualitas, dimana kualitas pelayanan (service quality)

telah hampir menjadi faktor yang menetukan dalam menjaga keberlangsungan

suatu organisasi birokrasi pemerintah maupun organisasi perusahaan. Kualitas

pelayanan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa publik, sangat

penting dalam upaya mewujudkan kepuasan pengguna jasa publik (customer

satisfaction) dengan bersikap disiplin, sopan, dan santun, ramah serta memberikan

pelayanan yang ikhlas. Adapun pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat

menurut Moenir (2006:41), adalah sebagai berikut:

1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang


cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadangkala dibuat-buat
2. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu, sindiran atau hal-hal
yang bersifat tidak wajar.
3. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan
yang sama, tertib, dan tidak pandang bulu.
4. Pelayanan yang jujur dan terus terang, artinya apabila ada hambatan karena
suatu masalah yang tidak dapat dielakkan hendaknhya diberitahukan,
sehingga orang tidak menunggu-nunggu sesuatu yang tidak jelas.

Pelayanan umum yang didambakan adalah kemudahan dalam mengurus

kepentingan mendapatkan pelayanan yang wajar, perilaku yang sama tanpa pilih

kasih dan perlakuan yang jujur dan terus terang. Disamping itu, ia juga

menambahkan bahwa kelancaran layanan hak-hak tergantung pada kesediaan para

petugas terhadap kewajiban yang dibebankan, sistem, prosedur, dan metode yang

memadai, pengorganisasian tuga pelayanan yang tuntas, pendapatan petugas atau

pegawai yang cukup untuk kebutuhan hidupnya, kemampuan atau keterampilan

pegawai, dan sarana kerja yang memadai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

2.8. Pengertian Pengembangan

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

teknis, teoritis, konseptual, dan moral sehingga mampu menjadikan sesuatu

menjadi maju, baik, sempurna, dan berguna.

Menurut Majid (2005:24), menyatakan: “…pengembangan adalah usaha

yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,

dan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan

melalui pendidikan dan latihan”. Wiryokusumo (2011:131), menyatakan:

“…pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan

sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan

dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi

peserta didik untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang

dilakukan melalui pendekatan yang terintergrasi dengan kegiatan lain untuk

mengubah perilaku kerja.”. Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia

(2002:538), pengembangan adalah proses atau cara menjadikan sesuatu menjadi

maju, baik, sempurna, dan berguna. Pengembangan dalam penelitian ini adalah

proses atau perbuatan pengembangan dari belum ada, dari yang sudah ada, jadi

lebih baik dan dari yang sudah baik menjadi lebih baik. Oleh karena itu, didalam

mengupayakan pengembangan, perencanaan yang baik menjadi tindakan yang

mutlak dilakukan. Perencanaan yang baik akan menghasilkan suatu strategi

pengembangan yang terintegrasi, sehingga sasaran yang akan dituju sesuai dengan

yang diharapkan.

Keberhasilan pengembangan meliputi kelayakan financial, kelayakan

sosial ekonomi regional, dan kelayakan lingkungan. Ketiga ini keberhasilan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

pengembangan harus sejalan dengan apa yang menjadi keberhasilan dari

pengembangan. Suwantoro (1997:131), mengatakan bahwa kriteria keberhasilan

pengembangan yaitu:

1. Kelayakan Finansial
Kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari
pembangunan objek wisata tersebut perkiraan utang-rugi sudah harus
diperkirakan dari awal.
2. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional
Kelayakan ini dilakukan untuk melihat investasi yang ditanamkan untuk
membangun suatu objek wisata yang nantinya juga akan memiliki dampak
sosial ekonomi secara regional,
3. Kelayakan Lingkungan
Dampak lingkungan dapat digunakan sebagai acuan kegiatan
pembangunan suatu objek wisata, dimana memanfaatkan sumber daya
alam untuk kebaikan sehingga menjadi seimbang, selawas, dan serasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1. Sejarah Istana Maimun


Istana Maimun termasuk bangunan Bersejarah dan mejadi Ikon kota Medan.

Istana ini dibangun dengan ciri khas Melayu dengan warna kuning, sebagai istana

peninggalan Kerajaan Deli pada masa saat itu dan disebut juga Istana Putri Hijau.

Istana Maimun mulai dibangun pada tanggal 28 Agusutus 1888 oleh Sultan Mahmud

Al Rasyid, selesai pada 18 Mei 1891. Bangunan istana terdiri dari 2 lantai dan

memiliki 3 bagian yaitu, bangunan induk, bangunan sayap kanan dan bangunan sayap

kiri, bangunan induk sebagai tempat Singgasana Raja. Desain istana dengan gaya

Tradisional Istana-istana melayu dan pola India Islam (Moghul) yang terlihat dari

bentuk lengkungan atap. Desainer Istana Maimun oleh Arsitek Italia, sumber

wikipedia, ada versi lain menyebutkan desainer Istana seorang belanda bernama T.H.

Van Erp.

Jika kita melihat kedalam istana ada perpaduan budaya Belanda yang terlihat

dari perabotan istana seperti kursi, meja, toilet lemari dan pintu, pengaruh budaya

Belanda juga terlihat di marmer prasati di depan tangga yang ditulis dengan bahasa

Belanda. Di dalam komplek istana terdapat Meriam Puntung, Meriam Puntung

menurut Hikayat puak melayu, Meriam Puntung adalah penjelmaan dari adik Putri

Hijau dari Kerajaan Deli Tua bernama Mambang Khayali yang berubah menjadi

meriam dalam mempertahankan Istana dari serbuan Raja Aceh yang di tolak

22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23

pinangannya oleh Putri Hijau. “Akibat larasnya yang cukup panas karena menembak

terus menerus, maka akhirnya pecah menjadi dua bagian. Ujung meriam yang

merupakan bagian yang satu melayang dan menurut dongeng jatuh di kampung

Sukanalu Kecamatan Barus Jahe Tanah Karo, sedangkan bagian yang lain disimpan

pada banguan kecil disisi kanan istana Maimun” Sekitar 200 meter ke depan dari

lokasi istana terdapat Mesjid Al Mashun atau lebih di Kenal Masjid Raya Medan, dan

disebelah Masjid Raya terdapat Taman Sri Deli Medan. Pada saat bulan ramadhan,

tempat ini menjadi tempat wisata kuliner untuk berbuka puasa “Ramadhan Fair”

dengan nuansa islami. Lokasi Istana Maimun terletak di jalan Brigjen Katamso,

Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara. Saat ini

Istana Maimun di kelola oleh Yayasan Sultan Ma’moen Al Rasyid, masih digunakan

oleh Sultan Deli dan keluarga sebagai tempat penyelenggaraan upacara adat dan

kegiatan lainnya. Kesultanan Deli masih tetap eksis kendati tidak memiliki

kewenangan politik karena telah menjadi bagian dari negara Kesatuan Republik

Indonesia. Putra Mahkota Kerajaan Deli sekarang ini Sultan Mahmud Lamanjiji

Perkasa Alam, putra mahkota tinggal di luar pulau Sumatera.

Dengan tersedianya dukungan prasarana yang baik akan membuat pengunjung

lebih senang dan menjadikan istana Maimun tersebut terbuka sebagai obyek wisata.

Guna mendukung dan mendorong sektor pariwisata kaitannya dengan peningkatan

pengusahaan obyek wisata, beberapa langkah telah diciptakan pemerintah, antara lain

adalah:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

1. Menciptakan iklim: penyederhanaan proses, kemudahan informasi,

kebijaksanaan pemerintah/peraturan, dan kemudahan-kemudahan lain.

2. Penyederhanaan perizinan. Dua hal yang penting bagi pengusaha dalam

menjalankan usahanya adalah adanya jaminan kelangsungan usaha dan

adanya kepastian hukum bagi usahanya. Pemerintah berusaha memenuhi

dengan menciptakan beberapa peluang dan kemudahan. Penting bagi

keberhasilan pengusahaan wisata karena adanya perbedaan kepentingan dan

kewenangan berbagai unsur dalam pengusahaan obyek wisata.

Dalam hal obyek wisata di Istana Maimun ini, mempunyai batas yang jelas

atau lokasi yang nyata dengan ciri fisik yang jelas pula. Namun demikian pengertian

obyek wisata dalam arti sempit dari segi fungsi ternyata ada perbedaan, sehingga

menimbulkan kewenangan pembinaan sektoral yang berbeda. Dari segi fungsi, maka

perlu disimak bahwa sumber daya tertentu memang memiliki fungsi utama sebagai

obyek wisata, seperti obyek wisata istana Maimun.

Selain itu, terdapat pula sumber daya tertentu lain yang memiliki fungsi utama

bukan sebagai obyek wisata atau fungsi obyek wisata adalah sekunder seperti:

Keberadaan istana, mesjid raya, karena fungsi utamanya adalah sebagai obyek wisata

sejarah, wisata budaya dan wisata rohani. Sementara ada juga pengertian umum

tentang obyek wisata adalah tempat keadaan alam yang memilki sumber daya wisata

yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan

sebagai tempat yang dapat dikunjungi wisatawan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

Sedangkan sumber daya wisata adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas

sumber daya manusia, sumber daya buatan dan sumber daya alam yang dapat

dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai obyek wisata. (Dodo Ridwan. 2006).

Keberadaan Istana Maimun yang telah diklasifikasi sebagai benda cagar budaya jang

perlu dilestarikan, pengertian cagar budaya pada Undang-undang Republik Indonesia

No.11 tahun 2010. Bab 1 pasal 1 yang berbunyi Cagar Budaya adalah warisan budaya

bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur

cagar budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan kebendaannya karena

memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau

kebudayaan melalui proses penetapan.

Pariwisata dalam suatu kawasan bertujuan untuk mengoptimalisasi

penggunaan lahan berdasar fungsi-fungsi yang diperlukan dalam pembentukan

karakter lingkungan yang berkesinambungan serta memiliki daya tarik estetika suatu

kawasan harus mempertimbangkan keseimbangan antara berbagai tindakan yang

dilakukan, antara lain:

1. Pelestarian, yang harus dilakukan terhadap berbagai sumber daya budaya dan

alam (cultural and natural resources), terutama yang tidak tergantikan dan

tidak berbalikkan (irreversible). Hal ini bukan hanya meliputi kawasan inti di

wilayah perencanaan, melainkan juga karakter alam pedesaan serta sungai,

bukit, dan pepohonan di wilayah perencanaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

2. Pemanfaatan dan optimalisasi, yang dapat dilakukan terhadap untuk

meningkatkan daya guna berbagai asset yang masih belum termanfaatkan

secara optimal. Hal ini meliputi banyaknya obyek daya tarik yang memiliki

potensi namun belum banyak dikunjungi fasilitas pendukung yang masih

belum termanfaatkan secara optimal, serta kegiatan yang belum dapat

dimanfaatkan sebagai daya tarik bagi kawasan ini.

3. Pembangunan dan eksploitasi, yang dapat dilakukan terhadap bagian-bagian

kawasan untuk memperoleh keuntungan baik dari sisi sosial budaya

kemasyarakatan maupun dari sisi ekonomi-finansial.

Aspek terakhir ini juga digunakan untuk melakukan subsidi terhadap tindakan

pelestarian dan optimalisasi. Istana Maimun bukan sebagai tempat rekreasi semata

namun sebagai cagar budaya yang perlu dilestarikan, dengan perawatan yang baik,

misalnya adanya fasilitas infrastruktur dan adanya peningkatan kemampuan

manajerial. Untuk kegiatan promosi diharapkan akan menambah manfaat utamanya,

dalam hal peningkatan kegiatan ekonomi di lingkungan istana dan masyarakat

setempat agar penataan ruang komersil di sekitar istana lebih teratur dan diupayakan

untuk melestarikan lingkungan istana tidak merusak lingkungan. Sejalan dengan era

otonomi daerah, tampaknya masing-masing pemerintah daerah mulai memikirkan

berbagai upaya untuk mendatangkan pendapatan dari berbagai sektor. Untuk itu,

keberadaan istana Maimun pun mulai dilirik sebagai salah satu aset bagi pendapatan

daerah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

3.2. Fasilitas Istana Maimun

Ruang lingkup pada kawasan penelitian ini yaitu bangunan Istana Maimun

yang terletak di Jl. Brigadir Jenderal Katamso, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan

Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara. Bangunan istana sendiri mempunyai luas

kurang lebih 2.772M2. Pada sisi timur istana terdapat halaman yang sangat luas.

Dahulunya terdapat jalan yang menghubungkan pagar depan istana langsung menuju

carport istana. Namun sekarang jalan tersebut telah dirubah. Bila kita hendak

memasuki istana, kita akan masuk melalui pintu gerbang pertama dan apabila

membawa kendaraan, maka kendaraan diparkirkan di tempat parkir yang disediakan

dekat dengan gerbang tadi. Dan melalui gerbang itu jugalah kita keluar dari komplek

istana. Sisi utara istana merupakan taman yang cukup luas. Selain berfungsi untuk

memperindah kasawan istana, taman ini juga menjual tanaman-tanaman hias yang

diperjual belikan secara bebas. Terdapat pemukiman warga yang merupakan tempat

tinggal para kerabat kerajaan yang terletak pada sisi barat istana. Pada tahun 2014,

terdapat rumah dan kepala keluarga yang bermukim disitu. Pada sisi tenggara

berjarak sekitar 10 meter dari bangunan istana, terdapat bangunan bergaya Arsitektur

karo tempat dipajangnya meriam puntung. Menurut sejarah, meriam puntung awalnya

merupakan jelmaan saudara laki-laki Putri Hijau yang berusaha diculik oleh Raja

Aceh pada saat itu. Fasislitas-fasilitas yang disediakan antara lain:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

1. Halaman yang Luas

Pada kawasan luar istana Maimun terdapat halaman yang luas, dimana para

wisatawan tidak berdesak-desakan untk masuk ke dalam. Halaman luas

merupakan salah satu fasilitas untuk bersantai di luar gedung istana maimun.

Tidak jarak wisatawan menghabiskan waktu istirahat duduk bersantai di

halaman luar istana Maimun. Pada sisi Utara istana terdapat taman yang

berfungsi sebagai elemen untuk memperindah kasawan istana. Pada sisi Barat

istana, terdapat pemukiman warga yang merupakan tempat tinggal para

kerabat kerajaan Karo tempat dipajangnya meriam puntung.

2. Pelaminan Melayu yang sangat bagus dan megah

Di dalam istana maimun terdapat ruang utama dimana tempat pelaminan

Melayu yang sangat bagus dan megah. Banyak pengunjung atau wisatawan

yang mengabadikan momen di depan pelaminan ini, wisatawan diperbolehkan

untuk menyewa pakaian adat nuansa Melayu. Pada umumnya dominasi warna

kuning pada istana memiliki arti warna Melayu dan warna kebesaran kerajaan

Deli Serdang Sumatra Utara. Sedangkan nuansa Eropa nampak dari berbagai

ornamen di lemari, lampu, pintu dorong, kursi dan meja. Pintu dan jendela

berukuran lebar identik dengan arsitektur bangunan di negara Eropa.

3. Mesjid

Mesjid di istana Maimun merupakan rumah tempat ibadah umat Islam atau

Muslim. Kurang lebih 200 meter di depan lokasi istana, ada sebuah masjid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

bernama Al Mashun, atau lebih dikenal sebutan Masjid Raya Medan. Tepat

disebelah masjid Raya di Medan ada tanaman Sri Deli Medan.

4. Tempat-tempat koleksi Benda Bersejarah

Di dalam Istana pengunjung bisa melihat koleksi-koleksi yang dipajang di

ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga Sultan, perabot rumah tangga

Belanda Kuno, dan berbagai jenis senjata. Terdapat juga peninggalan yang

begitu terkenal dan mempunyai legenda tersendiri. Orang-orang biasa

menyebutnya Meriam Puntung.

5. Ruang Loteng

Istana Maimun juga memiliki ruang loteng yang berukuran tinggi 2,5 m

dengan lantai yang terbuat dari papan. Ruang loteng ini berfungsi sebagai

ruang perputaran udara sebagai fungsi dari adanya ventilasi di sekeliling sisi

dinding loteng. Loteng ini memiliki sistem ventilasi silang (cross ventilation)

guna melancarkan aliran udara pada ruang loteng sehingga suhu udara pada

ruang istana lantai dua tetap terjaga baik. Sehingga pengunjung atau

wisatawan dapat bersantai dan menghirup udara segar.

6. Toilet

Toilet merupakan fasilitas yang dibutuhkan semua wisatawan atau

pengunjung di istana Maimun. Beberapa tahun lalu fasilitas toilet baru

direnovasi oleh Pemerintah Kota Medan. Jadi, apabila turis ingin

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

menggunakan fasilitas kamar mandi ketika mengunjungi Istana Maimun, bisa

merasa lebih nyaman.

7. Parkir

Arena Parkir yang luas, sehingga wisatawan yang menggunakan akomodasi

dari biro perjalanan, maupun kendaraan pribadi nyaman dalam penggunaan

lahan parkir. Parkir kendaraan dapat dinikmati setiap masing-masing

pengunjung.

8. Rest Area

Beberapa tempat bersantai dan beristirahat banyak dijumpai di kawasan istana

Maimun. Rest area istana Maimun dapat dijumpai di halaman luar istana,

biasanya fasilitas yang diberikan adalah tempat duduk dan beberapa meja dari

batu. Pada area dalam bangunan ada beberapa dijumpai tempat bersantai baik

dilantai dasar maupun di lantai atas. Sembari menikmati musik Melayu,

wisatawan dapat bersantai sejenak duduk dan beristirahat.

Istana Maimun yang akan lebih dikembangkan dengan berbagai fasilitas yang

akan menunjang wisata sejarah dalam hal kegiatan pendidikan, wisata, pelestarian

warisan sejarah maupun alam dan aktifitas ekonomi.

Pengembangan fasilitas perlu dilakukan dalam peningkatan pelayanan bagi

wisatawan yang berkunjung di Istana Maimun. Bukan hanya wisatawan, tetapi

banyak masyarakat yang ada di sekitar kota Medan juga berkunjung untuk melihat

kelestarian dan budaya yang tersimpan di dalam Istana Maimun tersebut. Untuk itu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

pemerintah selalu berpaya untuk menjaga dan melestarikan bangunan bersejarah yang

ada di Istana Maimun agar tetap terjaga budaya yang ada di dalam Istana Maimun.

3.3. Atraksi Budaya Istana Maimun

Istana Maimun menjadi tujuan wisata bukan hanya karena usianya yang tua,

namun juga atraksi wisata yang terdapat di istana Maimun dengan memadukan unsur-

unsur warisan budaya Melayu. Kondisi bangunan-bangunan di istana Maimun cukup

terawat dan terpelihara keaslian bangunan baik bentuk, bahan maupun warnanya

Keterawatan yang hingga kini masih dipertahankan. Dengan demikian upaya

pelestarian istana Maimun dapat tetap dipertahankan hingga saat ini. Istana Maimun

memang tidak bisa dipandang dari satu sisi kebudayaan saja, istana Maimun begitu

banyak menyimpan misteri yang mungkin tidak sedikit bagi orang-orang yang ingin

mengetahui antara lain kedekatanya dengan ilmu pengetahuan dan budaya

masyarakat. Nilai budaya istana Maimun tidak hanya berasal dari keindahan

arsitekturnya, bagi para pengunjung mahasiswa dapat mempelajari arsitek bangunan

istana tetapi juga dari tata letaknya. Letak istana menyatu dengan mesjid dan

lapangan terbuka. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Tidak

ada tembok yang memisahkan ketiganya sehingga memungkinkan bagi masyarakat

umum mendekati bahkan memasuki area istana. Tentu saja ini menjadi daya tarik,

mengapa sebuah istana tidak dikelilingi temboktembok yang kokoh guna melindungi

Sultan dan keluarganya dari gangguan luar. Di sekitar istana Maimun tidak ada batas

bangunan sebagai perlindungan, hanya hamparan tanah lapang dengan rumput hijau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

dan taman bunga yang tertata dan pohon palem menambah pesona area istana

Maimun. Dalam waktu-waktu tertentu, di istana Maimun diadakan 81 pertunjukan

musik tradisional Melayu. Pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka

memeriahkan pesta budaya Medan, pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya.

Selain itu, dua kali dalam setahun Sultan Deli mengadakan acara silaturahmi antar

keluarga besar istana.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Fasilitas yang Dimiliki Istana Maimun untuk Meningkatkan Pelayanan bagi

Wisatawan

Fasilitas merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan dan

memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun uang.

Lebih luas lagi tentang pengertian fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu

yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha.

Adapun yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-

benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana

yang ada di Istana Maimun. Fasilitas adalah segenap kebutuhan yang diperlukan

untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dalam suatu usaha kerja sama manusia

Beberapa fasilitas yang disediakan para pengembang Istana Maimun cukup

banyak dan sederhana. Meskipun tergolong sangat sederhana tetapi memberi

manfaat besar bagi wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun. Adapun

beberapa pusat fasilitas Istana Maimun antara lain:

4.1.1 Halaman Istana Maimun

Beberapa bagian luar bangunan telah disediakan halaman yang luas dimana

pengunjung dapat bersantai dengan menikmati dari luar melihat bangunan bersejarah

tersebut. Rumput hijau di luar kawasan Istana Maimun membuat pandangan

wisatawan menjadi jernih dan segar sehingga para wisatawan dapat menikmati

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29

bersantai sejenak dan menghirup udara segar dari luar istana Maimun. Gambar di

bawah ini merupakan bagian luar Istana Maimun.

Gambar 4.1 Halaman Istana Maimun

Gambar di atas tampak jelas bahwa pengunjung yang berkunjung ke Istana

Maimun memanfaatkan halaman luar. Wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun

tergolong ramai dan banyak peminatnya. Sehingga Pelestarian tanaman serta

lingkungan di Istana Maimun perlu ditingkatkan guna untuk menarik minat

wisatawan datang berkunjung ke Istana Maimun.

4.1.2 Mushola

Masyarakat menyebut musholla sebagai tempat Ibadah yang hamper sama

dengan masjid. Masjid adalah rumah Allah subhanahu wa ta'ala yang difungsikan

untuk menunaikan shalat. Selain itu, biasanya masjid juga dimanfaatkan untuk proses

belajar dan mengajar keagamaan atau ngaji. Namun demikian, banyak hal yang bisa

direalisasikan melalui masjid untuk tujuan kemaslahatan umat secara luas. Mampir di

Mushola yang ada di Istana Maimun di jam-jam orang Sholat, dan tentu saja, Sholat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

dulu bagi yang Muslim. Beberapa wisatan yang berkunjung di Istana Maimun bisa

beristirahat sejenak di mushola.

Gambar 4.2 Mushola Istana Maimun

4.1.3 Toilet

Bagian dalam istana Maimun disediakan beberapa toilet umum, yang dapat

digunakan wisatawan. Tujuannya agar wisatawan dapat menggunakan fasilitas yang

ada di dalam Istana Maimun dengan nyaman. Setiap pengunjung juga selalu

diharapkan untuk saling menjaga kebersihan toilet guna untuk kepentingan bersama.

Gambar 4.3 Toilet Istana Maimun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa toilet umum merupakan fasilitas

utama yang harus ada di sebuah rest area. Pada Rest Area di Istana Maimun toilet

umum sengaja disediakan secara komunal, yang terdapat 2 lokasi toilet umum

diantaranya terdapat pada lantai 2. Bangunan toilet umum menggunakan style modern

minimalis.

4.1.4 Kantin/cafe

Kantin atau tempat dagangan yang ada di sekitar Istana Maimun bisa juga

disebut rest area, kantin juga bisa me-refresh tubuh, otak dan pikiran. Cara masing-

masing setiap wisatawan me-refresh dirinya juga berbeda-beda. Dapat dilakukan

dengan minum kopi sambil ngobrol supaya otaknya fresh dan semangat lagi, ada

yang makan atau minum biar badan segar dan kuat untuk melanjutkan perjalanan.

Biasanya, hari-hari besar umat beragama Islam beberapa stan jajahan makanan

dibuka di kawasan Istana Maimun, untuk menarik perhatian pengunjung wisatawan.

Gambar 4.4 Kantin Dekat Istana Maimun

4.1.6 Lapangan Parkir yang Luas

Lapangan Istana Maimun tempat dimana wisatawan berkumpul dan bertemu

dengan membawa rombongan. Jika dalam jumlah banyak pengunjung Istana Maimun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

dapat bertemu dan berkumpul di lapangan yang ada di daerh istana maimun. Tidak

perlu bingung dan cemas akibat dari lahan parkir yang kurang nyaman karena sempit,

karena lapangan parkir yang ada di Istana Maimun cukup kuas dan asri, serta terawat.

Gambar 4.6 Lapangan Parkir Istana Maimun

Dari beberapa pengembangan rest area yang ada disekitar bangunan bersejarah

yang ada di Istana Maimun, digunakan secara aktif oleh wisatawan. Manfaat rest

area dinikmati wisatawan saat melakukan wisata di Istana Maimun. Ini merupakan

salah satu kualitas pelayanan yang diberikan kepada wisatawan untuk membuat rasa

senang dan enjoy dalam perjalanan wisatawan berkunjung ke Istana Maimun.

Pemeliharaan dan pengembangan beberapa tempat rest area tetap dilakukan dengan

harapan wisatawan tidak kecewa datang berkunjung ke Istana Maimun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

4.2 Pengembangan Rest Area Istana Maimun Dalam Peningkatan Pelayanan

Bagi Wisatawan

Pengembangan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan secara terencana

dengan tujuan meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral sesuai

dengan kebutuhan pariwisata. Rest area adalah tempat orang beristirahat yang telah

melalukan suatu kegiatan untuk melepaskan kelelahan, kejenuhan di suatu objek

wisata.

Rest area yang akan dibahas adalah tempat duduk untuk wisatawan

beristirahat. Beberapa objek wisata yang saya lihat pengelola kurang menyediakan

tempat-tempat duduk bagi wisatawan untuk beristirahat. Hal ini dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk memanfaatkan untuk berjualan di wilayah objek wisata yang

dilarang oleh pemerintah karena menggangu kenyamanan wisatawan.

Pengembangan rest area yang ada di Istana Maimun setiap periode tertentu

dilakukan oleh pengelola guna untuk tetap menjaga dan meningkatkan pengunjung

Wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun. Adapun beberapa jenis rest area

yang ada di dalam bangunan istana maimun dapat digunakan wisatawan sebagai

tempat beristirahat sejenak untuk melepaskan kelelahan setelah berkeliling ke istana

maimun.

Di istana maimun sendiri masih kurang tempat duduk yang disediakan oleh

pihak pengelola untuk wisatawan istirahat. Yang ada hanya tempat duduk yang

disediakan oleh para pedagang yang berada disekitar istana maimun. Hal ini yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

sangat di keluhkan oleh wisatawan yang berkunjung ke istana maimun. Karena

wisatawan telah selesai berkunjung ke istana maimun tidak dapat beristirahat atau

duduk sejenak melainkan wisatawan duduk di atas rumput yang sebenarnya dapat

merusak keindahan istana maimun.

Gambar 4.7 menunjukkan pengunjung wisatawan yang datang ke istana

maimun

Seperti yang dapat dilihat pada gambar di atas wisatawan duduk diatas rumput

yang di halaman istana maimun yang dapat merusak keindahan taman dan banyak

sampah berserakan serta banyaknya pedagang yang bebas masuk kedalam lokasi

istana maimun. Hal ini yang sangat dikeluhkan oleh wisatawan.

Beberapa kendala yang membuat wisatawan merasa kurang nyaman dengan

kurangnya rest area di kawasan Istana Maimun antara lain:

1. Lahan Parkir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Perlunya Lahan parkir untuk mewadahi kendaraan pengunjung yang

melakukan istirahat dalam perjalanan. Pengembangan lahan parkir bagi

pengunjung dan perlunya untuk membedakan area parkir berdasarkan jenis

kendaraan (angkutan barang, angkutan umum, dan kendaraan pribadi) demi

kenyamanan wisatawan.

2. Toilet Umum

Perlunya penambahan toilet umum karena merupakan fasilitas utama yang

harus ada di sebuah rest area. Pada Rest Area di Istana Maimun toilet umum

sengaja disediakan secara komunal, namun dilihat dari banyaknya wisatawan

yang berkunjung ke Istana Maimun perlu untuk menambah fasilitas toilet

umum demi kenyamanan wisatawan.

3. Tempat duduk Umum

Minimnya dijumpai tempat duduk umum sebagai rest area sehingga

wisatawan terkadang mengeluh dengan kondisi fasilitas tempat duduk yang

terlalu sedikit untuk digunakan. Dilihat dari luas bangunan Istana Maimun

dibandingkan dengan fasilitas rest area yang ada di dalam Istana Maimun

tidak sebanding dengan wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun.

4.2.1 Konsep Ruang Rest Area di Istana Maimun

1. Kebutuhan Ruang

Kelompok kegiatan secara umum dibagi menjadi safety area, comfort area,

rest zone, dan service. Analisa kebutuhan ruang berdasarkan pola aktivitas yang ada

pada rest area, ada pun aktivitas-aktivitas tersebut antara lain:

a. Safety area

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

Pengemudi yang membutuhkan safety area untuk memarkirkan kendaraan,

servis kendaraan, mengisi bahan bakar, mencuci kendaraan. Biasanya ada

disekitar rest area seperti area parkir.

b. Comfort area

Wisatawan yang membutuhkan comfort area biasanya untuk mengambil uang

di mesin ATM, Makan dan minum di Restaurant, Berbelanja di Minimarket,

biasanya wisatawan sudah lelah jalan-jalan akan membutuhkan tempat duduk

di Pedestrian, seating group, butuh MCK di Toilet, mencari informasi rute

jalan atau cuaca bisa ditanya di ruang informasi, serta Beribadah di

mushollah atau masjid.

c. Rest Zone

Wisatawan yang lelah berkunjung di Istana Maimun dan berniat untuk

melanjutkan liburan di esok harinya akan membutuhkan rest zone untuk

sebagai tempat beristirahat seperti penginapan.

d. Service

Wisatawan juga membutuhkan beberapa pelayanan yang baik dari pengelola

tempat wisata dan biasanya dapat dijumpai di kantor pengelola di Istana

Maimun.

2. Analisa Jumlah Pengguna Area Istana Maimun

Untuk menentukan jumlah pengguna yaitu berupa kendaraan pribadi,

kendaraan angkutan umum, maupun angkutan barang menggunakan metode asumsi

dan pengamatan di rest area di Istana Maimun.

a. Jumlah Kendaraan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

Untuk menentukan jumlah kendaraan yang beristirahat di rest area

menggunakan asumsi perhitungan jumlah kendaraan tiap 5 jam sehingga

didapatkan data sebagai berikut:

Jenis Kendaraan Jumlah


Angkutan Barang 5
Angkutan Umum 3
Angkutan Pribadi 12
Kendaraan Roda Dua 25
Total 40
Sumber: Analisa Penulis, 2018

b. Jumlah Pengunjung Tiap Hari

Pendekatan jumlah pengunjung tiap hari berdasarkan jumlah kendaraan yang

masuk pada rest area. Kendaraan angkutan umum memiliki kapasitas 42

orang, kendaraan angkutan barang memiliki kapasitas 3 orang, kendaraan

pribadi memiliki kapasitas 6 orang, dan kendaraan roda dua memiliki

kapasitas 2 orang.

1) Jumlah kendaraan angkutan barang :

Jumlah kendaraan : 5 buah

Jumlah kendaraan x kapasitas : 5 x 3 = 15 orang

2) Jumlah kendaraan angkutan umum :

Jumlah kendaraan : 3 buah

Jumlah kendaraan x kapasitas : 3 x 45 = 135 orang

3) Kendaraan pribadi :

Jumlah kendaraan : 12 buah

Jumlah kendaraan x kapasitas : 12 x 6 = 72 orang

4) Kendaraan Roda Dua :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

Jumlah kendaraan : 25 buah

Jumlah kendaraan x kapasitas : 25 x 2 = 50 orang

Berdasarkan data di atas, didapatkan sebanyak 272 orang yang beristirahat di

rest area pada kurun waktu yang bersamaan yaitu setiap 5 jam. Sehingga dalam

sehari buka total pengunjung sebanyak 275 x 2 = 550 orang.

3. Besaran Ruangan

a. Perhitungan Luas Lahan Parkir

1) Parkir Kendaraan Pribadi

Luas kendaraan = 2,5m x 6m = 15 m2

Jumlah kendaraan = 20

Luas lahan parkir minimum = 15 m2 x 20 = 300 m2

2) Parkir Angkutan Umum

Luas kendaraan = 3m x 12m = 36 m2

Jumlah kendaraan = 10

Luas lahan parkir minimum = 10 x 36 m2 = 360 m2

3) Parkir Angkutan Barang

o Truk 2 as

Luas kendaraan = 3m x 9.5m = 28,5 m2

Jumlah kendaraan = 4

Luas lahan parkir minimum = 4 x 28,5m2 = 114m2

o Truk 3 as

Luas kendaraan = 3m x 12m = 36m2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

Jumlah kendaraan = 3

Luas lahan parkir minimum = 3 x 36m2 = 108 m2

o Truk 4 as

Luas kendaraan = 3m x 14m = 42 m2

Jumlah kendaraan = 3

Luas lahan parkir minimum = 3 x 42m2 = 126 m2

o Truk 5 as

Luas kendaraan = 3m x 17m = 51m2

Jumlah kendaraan = 3

Luas lahan parkir minimum = 3 x 51m2 = 153m2

Total lahan parkir kendaraan pengunjung per hari adalah sebanyak 1.161 m2.

b. Perhitungan Luas Lahan Kamar Mandi

1) KM/WC Pria 2 unit

Luas= 32 m2

2 x 4m2 = 64 m2

2) KM/WC Wanita 2 unit

Luas= 32 m2

2 x 4m2 = 64 m2

3) Wastafel 2 unit

Luas=1,5 m2

2 x 1,5 m2 = 3 m2.

Total luas lahan kamar mandi dan wastafel = 131 m2.

c. Perhitungan Luas Lahan Rest Area di Luar Bangunan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

1) Luas tempat duduk umum = 40 m2

2) Luas kantin dan kios oleh-oleh = 200 m2

3) Luas Taman = 300 m2

Total luas lahan rest area di luar bangunan = 540 m2.

4.2.2 Kekurangan Rest Area

Rest area adalah tempat beristirahat sejenak untuk melepaskan kelelahan,

kejenuhan, ataupun ke toilet selama dalam perjalanan jarak jauh. Rest area atau

tempat istirahat di jalan bebas hambatan (tol) khususnya lintas Sumatera sering jadi

kemacetan saat puncak arus kendaraan di akhir pekan ataupun momen musim mudik.

Perilaku pengendara yang berlama-lama di rest area, dan sebaran rest area yang

belum merata jadi persoalan. Tempat yang tempat bagi wisatawan yang melakukan

perjalanan jauh dan melelahkan untuk beristirahat di Istana Maimun. Istana Maimun

salah satu objek wisata yang dapat dijadikan rest area bagi wisatawan yang

melakukan perjalanan.

Rest area di istana maimun harus dibangun sesuai dengan kebutuhan bagi para

wisatawan yang berkunjung. Namun rest area sendiri memiliki kekurangan. Rest

area tidak mendapatkan perhatian dari pihak pengelola sehingga fasilitas rest area

yang ada menjadi rusak dan tidak terawat. Rest area dimanfaatkan oleh orang orang

yang mencari keuntungan.

Ditinjau dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun akan

membutuhkan tempat rest area yang nyaman bagi wisatawan. Berdasarkan jumlah

dan luas rest area yang ada, maka beberapa dari kebutuhan rest area masih perlu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

dibenahi dan ditambah agar seimbang dengan jumlah pengunjung yang datang ke

Istana Maimun.

Beberapa rest area yang dibutuhkan adalah antara lain:

a. Toilet

Wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun datang setiap harinya berkisar

550 orang. Sehingga toilet yang perlu ditambah adalah sebanyak 4 unit lagi.

b. Kantin dan Kios Oleh-oleh

Wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun sangat membutuhkan kantin

sebagai rest area, dengan begitu wisatawan yang berkunjung jika

membutuhkan makanan dan minuman dapat lebih mudah dijumpai di Istana

Maimun. Perlu diperluas lahan untuk membuka kantin yang lebih banyak di

lihat dari jumlah pengunjung yang semakin banyak. Diperkirakan

kenyamanan wisatawan pada tempat rest area untuk menambah luas lahan

sekitar 200m2.

c. Tempat Duduk Umum

Tempat duduk umum merupakan salah satu tempat rest area yang menjadi

kebutuhan di Istana Maimun. Pengembangan Istana Maimun dapat dilihat

dari bangunan yang semakin dirawat dan dibugarkan. Pembugaran Istana

Maimun merupakan salah satu peningkatan pelayanan bagi wisatawan yang

berkunjung ke Istana Maimun. Dilihat dari Luas bangunan Istana Maimun,

tempat duduk umum dibutuhkan untuk rest area bagi pengunjung yang

berkunjung di Istana Maimun. Diperkirakan kebutuhan yang dibutuhkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

wisatawan untuk duduk di tempat umum adalah sebanyak 20 unit tempat

duduk, agar wisatawan merasa nyaman dan bersantai.

4.2.3 Kelebihan Rest Area

Rest area memiliki kelebihan dan berguna untuk objek wisata. Kelebihan rest

area dapat terbagi dua yaitu:

1. rest area dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan bagi

wisatawan. Karena dengan adanya fasilitas yang lengkap dapat memudahkan

pelayanan.

2. Rest area sendiri juga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kerajaan Deli yang merupakan salah satu kerajaan Islam yang besar di

Indonesia saat itu, sangat mengedepankan keagamaan dalam keseharian dan

kebudayaannya. Bahkan kerajaan sendiri memiliki misi untuk menyebarkan agama

Islam ke seluruh wilayah kekuasaan kerajaan. Hal inilah yang membuat gaya

arsitektur Istana Maimun sangat mengedepankan Ketuhanan yang merupakan

penunjukan jati diri Kerajaan Deli sendiri sebagai kerajaan yang beragama yaitu

agama Islam. Selain itu juga Kesultanan Deli memberikan kesan sosial yang kuat

pada desain Istana Maimun dengan membuat istana terkesan sangat terbuka bagi

siapa saja yang ingin berkunjung dan mempawa pesan kepada Sultannya.

Kesultanan Deli juga masih mempertahankan beberapa unsur dalam istana

yang masih memiliki kemiripan dengan istana Kesultanan Deli yang sebelumnya

yaitu Istana Labuhan Deli. Istana Maimun juga memberikan kesan Melayu yang kuat

pada desain bangunan itu sendiri dengan memasukkan ornamen-ornamen kesenian

Melayu dan juga dengan pemilihan warna kuning sebagai warna dominan yang dalam

kebudayaan melayu melambangkan kemakmuran. Adapun kesimpulan dari tugas

akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan pelayanan bagi wisatawan yang berkunjung ke istana

Maimun melalui fasilitas-fasilitas yang ada di istana Maimun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

2. Adanya pengembangan rest area Istana Maimun dalam peningkatan pelayanan

bagi wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun.

5.2 Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan adalah antara lain:

1. Bagi wisatawan

Wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun agar tetap sama-sama menjaga

kelestarian peninggalan budaya Melayu yang ada di dalam Istana Maimun.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat mengembangkan penelitian ini dengan meneliti objek-objek wisatawan

yang ada di kota Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

DAFTAR PUSTAKA

Amanda. 2009. Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan


Masyarakat Lokal Studi Kasus Pantai Bandulu Kabupaten Serang Provinsi
Banten. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Lukman, Sampara. 2000. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA LAN

Oglivie, N. 2007. Manajemen Kepariwisataan. PT Pradnya Paramita. Jakarta

Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Midleton and Morrison,A.M., 2001, The Tourism System : An Introductory Text,


Englewood. Cliffs,N.J: Prentice Hall,Inc

Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta :PT. Bumi.

Ismayanti. 2008. Pengantar Pariwisata. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,


Jakarta.

Pendit, Nyoman S. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:


Pradnya Paramita.

_______________1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. PT Pradnya


Paramita. Jakarta

Pitana, I. Gede dan Gayatri, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi

Soekadijo, G.R. 1997. Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata Sebagai “Sistem


Linkage”). PT Gramedia Pusataka. Jakarta

Stutt, James J.2000. Pariwisata Indonesia. Kanisiua. Yogyakarta

Swaarbrooke, John. 1991. Attraction Management. Prentice Hall, London

Su-Hyun Berg and Robert Hassink. 1990. Creative industries from an evolutionary
perspective: A critical literature review. Utrecht University.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

Theobald, William F. 2005. Global Tourism.Third Edition. Burlington: Elsevier


Science

Yoeti, Oka, A,. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Yulianingsih, Tri Maya. 2010. Buku JelajahWisata Nusantara. Yogyakarta: PT. Buku
Kita.

Wiryokusumo, L. 2011. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai