Anda di halaman 1dari 13

SIRKULASI

DAN
PARKIR
KELOMPOK 3:
AZURA TIA M (150406077)
M. AZIZAN FATURRAHMAN (170406007)
QONITAH HUMAIRAH (170406014)
ALI MUSTOPA LUBIS (180406030)
KEVIN PANGARIBUAN (180406124)
MELIANA WIDYA TAMA (180406140)
FATIN NAWFAL (180406142)

ARSITEKTUR KOTA
SI R K U L A SI
D A N
P A R K I R
1.1 TUJUAN

1.2 PENGERTIAN

1.3 PRINSIP PERANCANGAN

1.4 CONTOH KASUS

SIRKULASI UNTUK PEDESTRIAN DI JL. SUDIRMAN, JAKARTA


IRKULASI JALAN RAYA DI JLN. JAMIN GINTING, MEDANSIRKULASI PEDESTRIAN DI JLN. JAMIN GINTING, MEDAN

kulasi menurut Shirvani (1985:26) merupakan salah satu alat paling

SIRKULASI PEDESTRIAN DI JLN. JAMIN GINTING, MEDAN


bermanfaat untuk membangun
lingkungan kota. Sirkulasi dapat
Tujuan sirkulasi adalah untuk
membentuk, mengarahkan dan
memudahkan akses (daya
mengontrol pola aktivitas dan
hubung) dari satu tempat ke
pengembangan kota, ketika
tempat yang lain bagi pejalan
sistem
transportasi jalan umum, pedestrian kaki, kendaraan bermotor.
ways dan sistem transit kuat pada bentuk fisik kota.
menghubungkan dan memusatkan
pergerakan. Sedangkan parkir
memberikan dampak pada
lingkungan yaitu menentukan
hidup dan mati tidaknya suatu
H
kawasan di pusat kota serta A
L
memberikan dampak visual yang A
M
A
N
Sedangakan tujuan Parkir adalah
tempat untuk meletakkan
kendaraan untuk sementara
waktu atau juga dalam waktu
yang lama.
1.2 PENGERTIAN
Menurut Shivani (1985), Sirkulasi
dan Parkir adalah alat yang
paling kuat dalam menyusun
lingkungan kota. Sistem ini dapat
SI
berupa bentuk petunjuk atau R
K
pola –pola yang mengontrol U
L
A
aktifitas seperti jalan umum, jalur S I
J
pedestrian, sistem transit, dan AL
A
pusat – pusat pergerakan. N
R
A
Y
A
Menurut Danisworo (1992) D
A
sistem sirkulasi dan parkir N
P
E
merupakan sistem yang D
E
menghubungkan berbagai jenis S
T
RI
peruntukan lahan baik secara A
N
makro maupun mikro. Sistem ini DI
J
L.
sangat vital dan membuat fungsi S
U
kawasan bekerja secara efisien. DI
R
M
Dalam sistem ini jalur-jalur A
N

sirkulasi baik kendaaran –


J
L.
bermotor maupun pejalan kaki T
H

diwadahi. Dengan demikian A


M
RI H
semua aktifitas masyarakat N A
L
A
dapat berlangsung dengan baik. M
A
2
Kuncinya adalah bagaimana
mengaitkan (linkages) satu kegiatan
dengan kegiatan lainnya. Atau
diantara satu yang tidak/belum
SIRKULASI LAPANGAN MERDEKA MEDAN berubah dengan perubahan yang
Menurut Fumihiko Maki akan dilakukan berikutnya, satu
peristiwa dengan peristiwa lainnya. Di
(dalam Trancik, 1986)
sini diperlukan pemahaman akan
sistem sirkulasi dan parkir
adanya “kaitan terbuka” (open
adalah karakteristik yang linkages).
Kesimpulannya kota harus dipandang
sangat penting dari sebagai pola peristiwa-peristiwa.
eksterior Dalam
ruang kota. Selain itu juga teori ini Maki menyebutkan bahwa
merupakan perekat sistem sirkulasi dan parkir merupakan
bagi kota. Ia adalah bagian karakteristik terpenting dari
tindakan dimana kita ruang luar yang membentuk
menyatukan seluruh kerangka/jaringan hubungan ruang
(spatial datum). Maki membedakan
lapisan aktifitas
bentuk/tipe ruang kota sebagai sistem
dan menghasilkan bentuk
fisik
dari kota. Maki (1964)
sirkulasi dan parkir menjadi tiga
tipolog
berpendapat bahwa ragaman.
arsitektur kota merupakan
perwujudan ruang-ruang
dan bentuk-bentuk kolektif
yang dipadukan
diantara keaneka
yaitu: Compositional form,
Megaform dan Groupform.

SIRKULASI JLN. KESAWAN MEDAN


1.3 PRINSIP PERANCANGAN
2. Jalan harus dapat memberi
Menurut Shirvani ada tiga
petunjuk orientasi bagi para
prinsip utama dalam menangani
pengendara dan dapat
sirkulasi yaitu:
menciptakan lingkungan yang
1. Jalan seharusnya didesain dapat dibaca yaitu:
menjadi ruang terbuka yang
a.Menciptakan bentuk landscape
memiliki pemandangan baik
untuk meningkatkan kualitas
antara lain:
lingkungan kawasan sepanjang jalan
a. Bersih dan elemen tersebut
landscape yang menarik
b. Mendirikan perabot jalan yang
berfungsi pada siang dan malam hari
b. Persyaratan ketinggian dan garis
sempadan bangunan yang dengan hiasan lampu yang
mendukung suasana jalan
berdekatan dengan jalan. c. Perencanaan umum jalan dengan
c. Pengaturan parkir di pinggir jalan
dan tanaman yang pemandangan kota (visitas) dan
beberapa visual menarik yang
berfungsi sebagai penyekat
dapat berperan sebagai tetenger
jalan.
(landmark)
d. Meningkatkan lingkungan
d.Pembedaan susunan dan
alami yang terlihat dari jalan
jalan- jalan penting dengan
memberikan perabot jalan
(streetscaping), trotoar, maju
mundurnya batas bangunan
(setback), penggunaan
lahan yang cocok dan sebagainya
SIRKULASI UNTUK PEDESTRIAN DI JL. SUDIRMAN, JAKARTA
H
A
L
SIRKULASI JLN. SUNDA BANDUNG SIRKULASI JLN. SUNDA BANDUNG A
M
A
N
Sedangkan untuk parkir
menurut Shirvani (1985: 25-26)
beberapa cara dalam
mengendalikan parkir yaitu:
1. Struktur tempat
parkir tidak boleh menganggu
SI
aktivitas di sekitarnya. Mendukung
R
K kegiatan street level dan
U
L menambah kualitas visual
A
SI
J
lingkungan, akan lebih baik lagi jika
A
L pembangunannya diiringi dengan
A
N penegakan peraturan parkir yang
R
A
Y
resmi sebagai bagian perencanaan.
A
D
2. Pendekatan program
A
N penggunaan berganda dalam
P
E arti memaksimalkan
D
E
S
penggunaan tempat parkir
T
RI dengan pelaku dan waktu yang
A
N berbeda secara simultan
DI
J
L.
3. Tempat parkir khusus, dimana
S
U suatu perusahan atau instansi
DI
R yang memiliki sejumlah
M
A
N
besarkaryawan dengan

J
kendaraannya, membutuhkan
L.
T area parkir tersendiri yang
H
A memadai
M
RI
N
4. Tempat parkir di kawasan
pinggir kota yang dibangun
oleh swasta atau pemerintah
Selain Shirvani, menurut Buchanan (1963) ada
beberapa hal yang biasanya menjadi pokok permasalahan yaitu:
• Warisan Sistem Jalan; warisan sistem jaringan jalan dari jaman
kendaraan tak bermotor terbukti tidak mampu menampung kebutuhan
kendaraan bermotor terutama jalan di kawasana perkotaan. Hal ini
karena tata jaringan jalan tidak lagi tuntutan persyaratan perkembangan
kendaraan bermotor.
• Daya hubung (akses) yaitu tingkat kemudahan berhubungan dari
satu tempat ke tempat lain. Akses juga dapat menjadi pertanda atau
ukuran keadaan sistem sirkulasi dan parkir kota
• Lingkungan : masuknya kendaraan bermotor telah menimbulkan
berbagai akibat yang tidak diinginkan seperti kecelakaan lalu lintas,
kekawatiran dan kecemasan oleh besar dan cepatnya kendaraan yang
tidak seimbang dengan lingkungan, ganggguan suara motor, asap
kendaraan, getaran dan debu yang melampaui batas.
• Lalu lintas pejalan : dalam perencanaan sistem sirkulasi dan parkir kota,
pejalan merupakan bagian yang penting. Untuk itu sarana trotoar mutlak
perlu ada. Namun kepentingan pejalan ini sering bantrok dengan
kepentingan sektor informal yang juga turut memanfaatkan trotoar.
Menghapus sektor ini adalah tidak mungkin maka perlu dilakukan
pengaturan agar pejalan dapat melakukan akitfitasnya dangan nyaman dan
aman.
• Benturan kepentingan. Dalam
perencanaan sistem sirkulasi dan parkir akan selalu terjadi benturan
kepentingan yaitu tuntutan akses yang baik dan lingkungan yang
nyaman. Untuk itu perlu dirumuskan lebih jelas masalah
perancangan yaitu:
• Mencari cara agar
terjadi penyaluran lalu lintas yang efisien
• Meningkatkan akses ke sejumlah
bangunan tanpa merusak lingkungan.
1.4 CONTOH KASUS SIRKULASI UNTUK PEDESTRIAN JL. SUDIRMAN, JAKAR

SIRKULASI JLN. ASIA AFRIKA BANDUNG

SIRKULASI TUGU SIMPANG LIMA BANDUNG

SIRKULASI JLN. ASIA AFRIKA BANDUNG

BANDUNG
SIRKULASI JLN. ASIA AFRIKA
JALUR PEDESTRIAN JLN. ASIA
AFRIKA BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai