Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TRANSPORTASI DI KAWASAN

SARBAGITA BERDASARKAN TEORI MANHEIM

PENDAHULUAN
Bali merupakan salah satu pulau tujuan wisata terbesar di dunia. Dengan
predikat ini tentunya Bali harus mempersiapkan diri untuk dapat memberikan
pelayanan yang berkelas dunia. Namun kewajiban ini belum dapat dipenuhi secara
maksimal. Hal ini dapat dilihat pada belum meratanya pembangunan di Pulau
Bali. Wilayah selatan Pulau Bali berkembang jauh lebih pesat dibandingkan
wilayah lainnya. Satu Kota dan tiga kabupaten yaitu Kota Denpasar, Kabupaten
Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan telah ditetapkan sebagai
kawasan Metropolitan Sarbagita.
Penggunaan jasa transportasi dilakukan karena penilaian secara ekonomis
terhadap barang yang diangkut tersebut lebih tinggi ke tempat tujuan. Nilai yang
diberikan oleh kegaitan transportasi adalah nilai tempat (place utility) dan nilai
waktu (time utility) yang bersifat permintaan turunan (derived demand) (Marheim,
1979). Kanafani (1983) menyatakan bahwa kebutuhan akan transportasi untuk
mengatasi interaksi aktivitas sosial dan ekonomi yang menyebar dalam suatu
wilayah. Alasan orang melakukan perjalanan tidak ada habisnya seperti kebutuhan
terhadap barang dan kebutuhan perjalanan untuk rekreasi.
Menurut Manheim (1979), sistem transportasi merupakan kesatuan atas
elemen-elemen prasarana fisik, sarana angkutan, sistem operasi dan sistem
manajemen yang saling berinteraksi dalam mencapai terciptanya perpindahan
objek fisik (manusia dan barang) dari suatu tempat asal ke tempat tujuan.
Hubungan tersebut dapat ditunjukkan seperti bagan berikut ini:

SISTEM TRANSPORTASI (T)

FLOW (F)

SISTEM AKTIVITAS (A)

Gambar 2.1. Hubungan Dasar Sistem Transportasi


Seperti kita ketahui, karena adanya proses pemenuhan kebutuhan maka
akan timbul pergerakan lalu lintas. Kita perlu bergerak karena kebutuhan kita
tidak bisa terpenuhi di tempat kita sekarang berada. Setiap tata guna lahan (sistem
kegiatan) mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan membangkitkan dan
menarik pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan.
Identifikasi permasalahan di kawasan Metropolitan Sarbagita sesuai dengan
penjelasan teori Manhem (1979) di atas adalah:
1. Sistem Transportasi (T)
Menurut Manheim (1979) komponen utama dari transportasi hanya
meliputi: jalan dan terminal, kendaraan, dan sistem pengelolaan.
Ketiga komponen di atas merupakan komponen sarana dan prasarana
transportasi yang saling terkait dalam memenuhi permintaan akan
transportasi.
Sistem transportasi suatu wilayah mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan sistem aktivitas sosial dan ekonomi manusia (Manheim, 1979),
dimana sistem transportasi dari waktu ke waktu akan berkembang sejalan
dengan perkembangan dan perubahan sistem aktivitas sosial dan ekonomi
manusia.
Pada kondisi saat ini, kapasitas jaringan jalan sudah mulai terlampaui dan
antrian panjang merupakan pemandangan sehari-hari pada ke-empat koridor
jalan utama tersebut. Pembangunan jaringan jalan baru yaitu Tol Nusa Dua-
Ngurah Rai-Benoa yang berada diatas perairan tentunya akan semakin
mempermudah pergerakan arus lalu lintas pada Kawasan Sarbagita.
2. Sistem Aktivitas (A)
Sistem transportasi dan tata guna lahan memiliki keterkaitan, sehingga
biasanya dianggap membentuk satu landuse transport system. Pola distribusi
kegiatan guna lahan pada saat sekarang khususnya di Bali sangat tidak teratur
diakibatkan banyaknya rencana kota yang diabaikan karena alasan ekonomi.
Pemberian izin tata guna lahan yang baru akan menimbulkan tumbuhnya
tujuan perjalanan yang signifikan karena pergerakan penduduk di dasari
kebutuhan akan pekerjaan, tempat tinggal serta fasilitas.
3. Arus (F)
Pergerakan arus lalu lintas akan timbul karena adanya proses pemenuhan
kebutuhan akan aktivitas. Setiap sistem aktivitas mempunyai jenis kegiatan
tertentu yang akan membangkitkan pergerakan dan akan menarik pergerakan
dalam proses pemenuhan kebutuhan. Peranan sistem transportasi serta sistem
aktivitas mempengaruhi pola arus tujuan kegiatan. Keteraturan sistem
transportasi di suatu wilayah dapat meningkatkan pola arus kegiatan manusia
pada ruang tersebut.

KESIMPULAN
Kondisi pariwisata di Bali menjadi taruhan yang mahal apabila keruwetan
transportasi di Kawasan Sarbagita tidak bisa diatasi. Inti permasalahan
transportasi adalah perkembangan demand yang pesat yang tidak mampu diikuti
oleh perkembangan supply. Dari aspek supply, beberapa alternatif strategi telah
ditawarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali seperti Pembangunan Jalan
dan Jembatan Tol Bali Mandara, Pembangunan Underpass Simpang Patung Dewa
Ruci, dan yang sekarang sedang dilaksanakan adalah pembangunan underpass
simpang Bandara Ngurag Rai. Namun, pemecahan masalah dari aspek supply
tersebut diperkirakan hanya mampu menangani permasalahan dalam jangka
pendek.

Dari aspek demand, diperlukan pengendalian dengan meningkatkan peranan


Sistem Angkutan Umum. Solusi Pemerintah Provinsi Bali untuk menyiapkan
angkutan umum masal belum terpenuhi secara maksimal. Trans Sarbagita
(Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) belum sepenuhnya mampu untuk
mengatrasi permasalahan transportasi khusunya meningkatnya penggunaan
kendaraan pribadi di jalan raya. Diharapkan pembenahan pelayanan dari Bus
Trans Sarbagita dan trayek pengumpannya menjadi salah satu solusi jangka
panjang untuk mengatasi permasalahan transportasi di Bali khususnya Kawasan
Sarbagita.
DAFTAR PUSTAKA
Kanafani, A., 1983, Transportation Demand Analysis, University of California,
Berkeley.
Marheim, L., M.,1979, Fundamental Transportation Systems Analysis, Volume 1,
Basic Concept, The MIT Press, Cambrigde.
Oktariani’s Blog. 2012. Teori Manheim.
http://ldr30.blogspot.com/2012/12/teori-manheim-pasca.html
Diakses tanggal 03/10/2017
Suthanaya’s Blog. 2010. Trans Sarbagita in Bali.
http://suthanaya.wordpress.com/2010/01/14/hello-world/#comments
Diakses tanggal 06/10/2012
Tamin, O.Z. 2008. Perencanaan, Pemodelan, & Rekayasa Transportasi : Teori,
Contoh Soal, dan Apllikasi,ITB, Bandung.
Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai