Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki sekitar 3.000 tanaman

obat yang sudah diteliti dari 35.000 tanaman obat yang ada, dimana baru

berkisar 190 tanaman yang dipakai dalam pengobatan ( Sumarny dkk.,

2013 ). Kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan bahan alam

adalah efek samping yang terjadi relatif lebih kecil dibandingkan obat

dengan bahan kimia ( Krisynella dkk., 2009 ).

Tanaman kecubung mengandung zat alkaloid yang diketahui

merupakan bahan yang dapat digunakan untuk membius dan juga dapat

digunakan sebagai obat ( Kartasapoetra, 1988 ). Semua bagian tumbuhan

kecubung dari akar, tangkai, daun, buah, bunga dan biji mengandung

senyawa alkaloid yang sudah dikenal sebagai obat bius. ( Dharma, 1985).

Sebagian besar alkaloid merupakan kristal putih yang agak larut dalam

air. Alkaloid sering kali beracun bagi manusia dengan bahaya yang

mempunyai aktivitas fisiologi yang menonjol sehingga digunakan secara

luas dalam pengobatan ( Salisbury dan Ross, 1995 ).

Obat – obat yang berasal dari bahan alam memiliki kendala dalam

formulasi. Kelarutan merupakan masalah yang paling banyak ditemukan

dalam formulasi sediaan oral, 4-10% kandidat obat baru memiliki

bioavaibilitas yang rendah akibat kelarutannya yang rendah. Kecubung

memiliki kelarutan yang rendah dengan air, sehingga berakibat pada

1
minimnya bioavaibilitas sistemik dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi

pasien dalam mengkonsumsinya.

SNEDDS (Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System) adalah

sediaan yang terdiri dari minyak, surfaktan, dan kosurfaktan dengan

komposisi yang sesuai sehingga mampu menciptakan campuran isotropik

yang stabil. SNEDDS mampu membentuk emulsi spontan ketika berada di

dalam saluran cerna ( Patel dkk., 2011). Komposisi minyak dalam formula

SNEDDS akan menentukan ukuran nanoemulsi yang terbentuk, pemilihan

jenis minyak didasarkan dari kemampuannya untuk melarutkan obat.

Minyak merupakan basis obat dalam SNEDDS, dalam pembuatan

SNEDDS, minyak yang akan digunakan adalah VOO ( Virgin olive oil )

karena merupakan asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap tunggal

yang di dalamnya terdapat asam oleat (Omega 9) dan juga asam linoleat

(Omega 6) dengan kadar 65-85%.

Pengembangan formulasi bahan alam salah satunya adalah dengan

teknik SNEDDS, metode ini digunakan untuk dapat meningkatkan

ketersediaan hayati zat aktif di dalam tubuh. Partikel zat aktif yang

berukuran kecil akan meningkatkan luas permukaan secara signifikan

sehingga mampu menambah kelarutan, laju disolusi dan absorpsi zat aktif

di dalam tubuh ( Lovelyn dan Attama, 2011 ).

Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi ekstrak daun kecubung

dengan teknik Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System ( SNEDDS )

dengan menggunakan VOO ( Virgin Olive Oil ) sebagai minyak

2
pembawanya, PEG-400 sebagai surfaktan dan Span 80 sebagai

kosurfaktan nya.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat di tarik rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah SNEDDS ekstrak etanol daun kecubung ( Datura metel L. )

dapat dibuat dengan VOO sebagai fase minyaknya, PEG-400 sebagai

surfaktan dan Span 80 sebagai kosurfaktan?

2. Apakah campuran VOO, PEG-400 dan Span 80 dapat membentuk

sistem SNEDDS yang baik ?

3. Bagaimana standar formula optimum SNEDDS dari ekstrak etanol

daun kecubung ( Datura metel L. ) menggunakan VOO sebagai fase

minyak dengan surfaktan PEG-400 dan kosurfaktan Span 80 ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan

ekstrak etanol daun kecubung ( Datura metel L. ) dengan teknik

SNEDDS ( Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System ) dengan

menggunakan VOO sebagai minyak pembawa, PEG-400 sebagai

surfaktan dan Span 80 sebagai kosurfaktan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Membuat SNEDDS ekstrak etanol daun kecubung dapat dibuat

dengan VOO sebagai minyak pembawa.

3
2. Mengetahui apakah campuran minyak zaitun, PEG-400 dan

Span 80 dapat membentuk sistem SNEDDS yang baik.

3. Mengetahui hasil formulasi optimal SNEDDS ekstrak etanol

daun kecubung menggunakan VOO sebagai minyak pembawa,

PEG-400 sebagai surfaktan dan Span 80 sebagai kosurfaktan.

1.4. Manfaat Peneliti

1.4.1 Bagi Peneliti

Sebagai ilmu pengetahuan di bidang teknologi farmasi dan

dapat menambah pengetahuan dalam hal formulasi sediaan SNEDDS

ekstrak etanol daun kecubung ( Datura metel L. )

1.4.2 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat dan dunia

kesehatan mengenai bahan alam yang berkhasiat sebagai obat yang

memberikan efek sedatif seperti tumbuhan kecubung ( Datura metel

L ).

1.4.3 Bagi Institusi

Sebagai refrensi penelitian selanjutnya yang terkait dengan

ekstrak etanol daun kecubung ( Datura metel L. ) yang berupa

sediaan SNEDDS dengan VOO sebagai minyak pembawa, PEG-400

sebagai surfaktan dan Span 80 sebagai kosurfaktan.

Anda mungkin juga menyukai