D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
T.A 2020/2021
SISTEM SARAF
Sistem Saraf
Simpatis otonom
1. Otak
Otak dibagi 2 yaitu, ota besar (serebrum) dan otak kecil (serebelum). Otak
besar terdiri dari lobus frontalis,lobus parientalis, lobus oksipetalis, dan lobus
temporalis. Permukaan otak bergelombang dan berlekuk-lekuk membentuk seperti
sebuah lekukan yang disebut girus.
3. Saraf Somatik:
Merupakan saraf tepi berupa saraf sensorik dari perifer kepusat dan
saraf motorik dari pusat ke perifer. Berdasarkan tempat keluarnya dibagi
menjadi saraf otak dan saraf spinal.
Saraf spinal
Dari medula spinalis keluar pasangan saraf kiri dan kanan
vertebra:
Saraf servical 8 pasang.
Saraf trokal 12 pasang
Saraf lumbal 5 pasang
Saraf secrum/secral 5 pasang
Saraf koksigeal 1 pasang
4. Saraf Otonom
Kesiagaan meningkat
Denyut jantung meningkat
Pernafasan meningkat
Tonus otot-otot meningkat
Gerakan saluran cerna menurun
Metabolisme tubuh meningkat
Saraf simpatis ini menyiapkan individu untuk bertempur atau lari, semua
itu tampak pada manusia apabila menghadapi masalah, bekerja,olahraga,cemas
dan lain-lain, pada keadaan ini terjadi peningkatan penggunaan
energi/katabolisme.
Kesiagaan menurun
Denyut jantung melambat
Pernafasan tenang
Tonus otot-otot menurun
Gerakan saluran cerna meningkat
Netabolisme tubuh menurun
Hal ini berbeda dengan simpatis, pada saraf parasimpatis ini
terjadi penyimpangan energi(anabolisme) dan terlihat apabila
indivudu sedang istirahat. Pusat saraf simpatis berada di medulla
spinalis bagian torakal dan lumbal sedang pusat parasimpatis berda
dibagian medulla oblongata dan medulla spinalis bagian sacral.
Pusat-pusat ini masih dipengaruhi oleh pusat yang lebih tinggi
yaitu dihipotalumus sebagai pusat emosi.
Pemeriksaan saraf kranial
Pemeriksaan saraf merupakan salah satu dari rangkaian
pemeriksaan neurologis yang terdiri dari: Status mental, tingkat
kesadaran, fungsi saraf kranial, fungsi motorik, refleks, koordinasi
dan gaya berjalan serta fungsi sensorik.
Agar pemeriksaan saraf kranial dapat memberikan iformasi
yag diperlukan, diusahakan kerja sama yang baik antara pemeriksa
dan penderita selama pemeriksaan.Penderita seringkali diminta
kesediannya untuk melakukan suatu tindakan yang mungkin oleh
penderita dianggap tidak masuk akal atau penggelikan. Sebelum
mulai diperiksa, kegelisaan penderita harus dihitungkan dan
penderita harus diberi penjelasan mengenai pentingnya
pemeriksaan untuk dapat menegakkan diagnosis. Membrikan
penjelasan mengenai lamanya pemeriksaan, cara yang dilakukan
dan nyeri yang mungkin timbul dapat membantu memupuk
kepercayaan penderita pada pemeriksa.
Depkes RI. (1996). Asuhan Keperawatan Pada pasien Denagan Gangguan Sistem
Persarafan. Diknakes, Jakarta.