Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Seperti halnya berbagai stimulus yang disadari lainnya, persepsi nyeri


dihantarkan oleh neuron khusus yang bertindak sebagai reseptor, pendeteksi
stimulus, penguat dan penghantar menuju sistem saraf pusat. Sensasi tersebut
sering didekripsikan sebagai protopatik (noxious) dan epikritik (non-noxious).
Sensasi epiritik (sentuhan ringan, tekanan, propriosepsi, dan perbedaan
temperatur) ditandai dengan reseptor ambang rendah yang secara umum
dihantarkan oleh serabut saraf besar bermielin. Sebaliknya, sensasi protopatik
(nyeri) ditandai dengan reseptor ambang tinggi yang dihantarkan oleh serabut
saraf bermielin yang lebih kecil (A delta) serta serabut saraf tak bermielin (serabut
C).1
Menurut IASP (The International Association for Study of Pain), nyeri
adalah “pengalaman dan emosi sensori yang tidak menyenangkan dihubungkan
dengan kerusakan jaringan atau potensial rusak”. Definisi ini menggambarkan
adanya suatu gabungan antara komponen objektif, aspek psikologis nyeri serta
faktor subjektif dan emosi. Respon terhadap nyeri dapat sangat bervariasi antara
orang yang satu dengan orang yang lain dan pada orang yang sama dalam waktu
yang berbeda.2
Nyeri akut dapat didefinisikan sebagai nyeri yang dihasilkan oleh stimulus
noxious karena suatu cidera, proses penyakit, atau abnormalitas struktur otot
maupun visera. Nyeri ini hampir selalu bersifat nosiseptif. Nyeri kronis
didefinisikan sebagai nyeri yang menetap melebihi rentang waktu suatu proses
akut atau melebihi kurun waktu normal tercapainya suatu penyembuhan;
periodenya dapat bervariasi dari 1 hingga 6 bulan. Nyeri kronik dapat bersifat
nosiseptif, neuropatik, atau gabungan keduanya.1
Nyeri abdomen merupakan keluhan umum yang sering ditemukan pada
pasien, termasuk pada wanita yang sedang dalam masa kehamilan. Pada
umumnya, keadaan yang dikarakterisasi oleh kondisi ini disebut dengan istilah
akut abdomen, yakni penyakit yang disebabkan oleh nyeri yang timbul akibat
masalah bedah dan non bedah serta terjadi secara tiba-tiba. Apapun penyebabnya,

1
2

keadaan ini membawa tantangan tersendiri dalam dunia klinis mengingat


diagnosis banding untuk nyeri abdomen selama kehamilan sangatlah ekstensif.
Dalam hal ini, nyeri abdomen mungkin saja disebabkan oleh kelainan obstetri atau
ginekologi yang berhubungan dengan kehamilan, sebagaimana penyakit
intraabdominal juga seringkali berhubungan.2
Dalam terapi nyeri digunakan beberapa jenis analgetik (obat pereda nyeri)
yang bisa membantu mengurangi nyeri. Obat ini digolongkan ke dalam 3
kelompok yaitu : analgetik opioid (narkotik), analgetik non-opioid dan analgetik
adjuvan. analgetik opioid merupakan pereda nyeri yang paling kuat dan sangat
efektif untuk mengatasi nyeri yang hebat.2

Anda mungkin juga menyukai