Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
MAKASSAR
2020
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
3
3. Bagaimanakah strategi kesehatan kerja?
4 apakah yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan kerja?
C. Tujuan Penelitian
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesehatan Kerja
5
3. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain:bising, panas,
debu, parasit, dan lain-lain.
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan
kerja yang optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang
pada akhirnya akan menurunkan produktifitas kerja. Keselamatan dan kesehatan
kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur
dan sejahtera.
6
sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl
No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan
perkembangan yang ada.
7
mental yang nantinya hasil pemeriksaan kesehatan ini digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
8
1) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas kerja
2) Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang mendukung keselamatan dan
kesehatan
3) Pengembangan organisasi kerja dan budaya kerja kearah yang mendukung
kesehatan dan keselamatan di tempat kerja juga meningkatkan suasana sosial
yang positif dan operasi yang lancar serta meningkatkan produktivitas perusahaan.
9
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja
terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan
seseorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Kondisi
lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja pada saat bekerja,
misalnya panas,debu,zat kimia dan lain-lain, dapat merupakan bebam tambahan
trhadap pekerja. Beban beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau
bersama sama menjadi gangguan atau penyakit akibat kerja.
Perhatian yang baik pada kesehatan kerja dan perlindungan risiko bahaya
di tempat kerja menjadikan pekerja dapat lebih nyaman dalam bekerja. Dalam
Undang-undang No. 36 tahun 2009 dinyatakan bahwa kesehatan kerja
diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal sejalan dengan program perlindungan tenaga
kerja
10
1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik
maupun mental, terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja
11
Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja
Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai
kelainan tertentu dalam kesehatannya
Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada
pengurus
Pemeriksaan Kesehatan
12
Setelah pekerja terpilih, mereka berhak memperoleh pemeriksaan
kesehatan secara berkala maupun secara khusus. Pemeriksaan secara berkala
adalah pemeriksaan kesehatan pada watu-waktu tertentu terhadap tenaga kerja
yang dilakukan oleh seorang dokter, pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerjasesudah berada dalam
pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari
pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha
pencegahan.
13
Pemeriksaan kesehatan khusus dapat juga diadakan bila terdapat keluhan-
keluhan diantara tenaga kerja, atau atas pengamat pegawai pengawas keselamatan
dan kesehatan kerja, atau atas penilaian Pusat Bina Hyperkes dan keselamatan dan
balai-balainya atau atas pendapat umum di masyarakat. Dokter yang melakukan
pemeriksaan-pemeriksaan kesehatan ini adalah dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha dan telah memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per 10/Men/1976 dan syarat-syarat lain
yang dibenarkan oleh Direktur Jenderal pembinaan Hubungan Perburuhan dan
Perlindungan Tenaga Kerja (Per 02/Men/1980).
Agar penyakit akibat kerja tidak terulang kembali diderita oleh tenaga
kerja yang berada dibawah pimpinannya, maka pengurus wajib dengan segara
melakukan tindakan-tindakan preventif. Dalam hal ini pengurus wajib
menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan
penggunaanya oleh tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya (Per
01/Men/1981)
14
1) Pembinaan Program
Perluasan jangkauan pelayanan ke seluruh lapisan masyarakat pekerja
formal & informal melalui sistem yankes yang sudah berjalan &
potensi pranata sosial yang sudah ada.
Peningkatan mutu pelayanan dengan standardisasi, akreditasi & SIM
(Sistem Informasi Manajemen)
Promosi K3 dilaksanakan dengan pendekatan Advokasi, Bina
Suasana, dan Pemberdayaan & Pembudayaan K3 dikalangan dunia
usaha & keluarganya serta masyarakat sekelilingnya.
Pengembangan program Upaya Kesehatan Kerja melalui
Kabupaten/Kota Sehat
2) Pembinaan Institusi
Pengembangan jaringan yankesja yg meliputi Pos UKK, Klinik
Perusahaan, Puskesmas, BKKM (Balai Kesehatan Kerja
Masyarakat) & Rumah Sakit
Pengembangan jaringan kerjasama & penunjang yankesja, baik
lintas program maupun lintas sektor
Pelembagaan K3 di tempat kerja yang merupakan wahana utama
penerapan program K3
Memperjelas peran manajemen & serikat pekerja dalam program K3.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kesehatan kerja adalah ilmu yang mendalami masalah hubungan dua arah
antara pekerjaan dan kesehatan.
2. Kapasitas kerja merupakan status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik
serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar pekerja dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik.
3. Beban kerja merupakan beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja
terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan
seseorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
4. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja, misalnya
panas,debu,zat kimia dan lain-lain, dapat merupakan bebam tambahan
trhadap pekerja. Beban - beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau
bersama sama menjadi gangguan atau penyakit akibat kerja
5. Strategi dalam Kesehatan kerja meliputi : pembinaan orogram ,pembinaan
institusi dan peningkatan profesionalisme.
6. Program Pelayanan kesehatan kerja dapat: diselenggarakan sendiri oleh
pengurus, diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan
dokter atau pelayanan kesehatan lain, dan atau pengurus dari beberapa
perusahaan secara bersama-sama menyelenggarakan suatu pelayanan
kesehatan kerja.
B. SARAN
Agar tercipta tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
perlu dilakukan pelaksanaan upaya Kesehatan sehingga dapat mengurangi atau
bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja . Lebih memperdalam lagi
pengetahuan tentang Kesehatan melalui Pendidikan dan Pelatihan terkait
Kesehatan kerja
16
DAFTAR PUSTAKA
17