Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

“Penyakit Epilepsi, Parkinson, Dimensia, dan Alzheimer”

NAMA : Putri Maulidina


NIM : 19023049
KELAS : D3 2019

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2020
PENYAKIT EPILEPSI
A. DEFINISI
Epilepsi (Yun = serangan) atau sawan / penyakit ayan adalah suatu gangguan saraf
yang timbul secara tiba-tiba dan berkala, biasanya dengan perubahan kesadaran.
B. PENGGOLONGAN OBAT
Penggolongan obat epilepsi dapat dibagi dalam beberapa kelompok kimiawi, yaitu:
1. Obat generasi pertama
 Barbital : Fenobarbital dan mefobarbital memiliki sifat antikonvulsif khusus yang
terlepas dari sifat hipnotiknya. Yang digunakan terutama senyawa kerjapanjang
untuk memberikan jaminan yang lebih kontinu terhadap serangan grand mal.
 Fenitoin : Struktur kimia obat ini mirip barbital, tetapi dengan cincin-lima
hidantoin. Senyawa hdantoin ini terutama digunakan pada grand mal.
 Suksinimida : Etosuksimida dan mesuksimida. Senyawa ini memiliki kesamaan
dalam susunan gugus cincinnya dengan fenitoin. Terutama digunakan pada petit
mal.
 Lainnya : asam valrpoat, diazepam, klonazepam, karbamazepin dan
okskarbazepin.
2. Obat generasi kedua : vigabatrin, lamotrigin, dan gabapentin (neurontin), juga
felbamat, topiramat, dan pregabaline. Obat-obat ini umumnya tidak diberikan
tunggal sebagai monoterapi, melainkan sebagai tambahan dalam kombinasi dengan
obat-obat klasik (generai ke-1).
C. MEKANISME KERJA
GABA ( gamma-aminobutiric acid ). Diotak terdapat dua kelompok neurotransmitter,
yakni zat-zat seperti noradrenalin dan serotonin yang memperlancar transmisi rangsangan
listrik di sianps sel-sel saraf. Selain itu juga terdapat zat-zat yang menghambat
neurotransmisi, antara lain GABA dan glisin. Asam amino GABA memiliki efek dopamin
(=PIF,prolactin inhibiting factor) lemah, yang berdaya menghambat produksi proklatin
oleh hipofisis. GAB terdapat praktis di seluruh otak dalam dua bentuk, GABA-A dan
GABA-B yang daya kerjanya berhubungan erat dengan reseptor Benzodiasepin. Ternyata
pula ahwa terdapat hubungan langsung antara serangan kejang dan GABA. Zat-zat yang
memicu timbulnya konvulsi diketahui bersifat mengurangi aktivitas GABA. Dilain pihak
zat-zat yang memperkuat sistem penghambatan yang diatur oleh GABA berdaya
antikonvulsi, antara lain benzodiasepin (diazepam, klonzepam). Ini merupakan salah satu
mekanisme kerja dari obat-obat epilepsi.
D. INDIKASI
Antiepileptika adalah obat yang dapat menaggulangi serangan epilepsi berkhasiat
antikonvelsinya, yakni meredakan konvulsi (kejang klonus hebat) semua obat antikonvulsi
memiliki masa paruh panjang, dieliminasi dengan lambat dan berkomulasi dalam tubuh
pada penggunaan kronis.
E. KONTRA INDIKASI
Gangguan hati dan gangguan ginjal berat, wanita hamil dan menyusui.
F. EFEK SAMPING OBAT
Diare, somnolen, insomnia, gugup, depresi, hiperkinetik, ruam.

PENYAKIT PARKINSON
A. DEFENISI
Penyakit Parkinson adalah penyakit saraf yang memburuk secara bertahap dan
memengaruhi bagian otak yang berfungsi mengoordinasikan gerakan tubuh. Akibatnya,
penderita kesulitan mengatur gerakan tubuhnya, termasuk saat berbicara, berjalan, dan
menulis.
B. GOLONGAN OBAT
1.) Agoni- DA dopaminergika: levodopa, ropirinol, pramipeksol,bromokriptin, lisulida,
pergolida, selegelin dan amatadin. Obat-obat ini menigkatkan kadarDA di otak atau
menigkatkan transmisinya dan dengan demikian berdaya meringankan hipokinesia
dan kekakuan. Dopaminergika digunakan sebagai monoterapi atau juga terkombinasi
dengan antikolinergika.
Cara kerja obat-obat ini berdasarkan beberapa mekanisme yakni:
a. meningkatkan sintesa/kadar DA di SSP misalnya levodopa dan amorfin
b. stimulasi reseptor DA secara langsung dan selektif ropirinol,pramipeksol, dan alkalioda
ergot, semisintesis, bromokriptin, kabergolin, lisurida, pergolida dan juga amorfin.
c. menghentikan penguraian DA oleh enzim aminoksidase B (MAO-B) selegelin
d. stimulasi pelepasan DA di ujung saraf dan menghambat penarikan kembalinya(reuptake
inhibition) diujung saraf amatadin.
2.) antikolinergika amin tersier sintesistriheksifenidil (artane) biperidin, proklidin,
deksetimida, (tremblex) dan orfenadrin. Obat pengganti sintesis ini dari alkalioda
baladona terutama efektif terhadap semua bentuk parkinonisme dengan gejala tremor,
kekakuan ringan dan salivasi, tetapi terhadap hipokinesia kurang ampuh. Obat ini
bekerja langsung di SSP untuk bentuk penyakit yang lebih serius perlu
dikombinasikan dengan levodopa.
3.) Penghambat-COMT, enzim ini berperan perombakan levodopa maka,
penghambatannyamenghasilkan peningkatan, resorpsi dan masa paruhnya maka
sering ditambahkan pada kombinasi dopa dengan karbodopa atau benzerasida
C. INDIKASI
Digunakan untuk pengobatan simptomatik pada penderita Parkinson agar dapat
mengurangi tremor, ketidakseimbangan dan rasa kaku pada otot. 
D. KONTRA INDIKASI

Kontraindikasi untuk digunakan pada pasien dengan glaukoma sudut tertutup dan
melanoma maligna.Pada kondisi glaukoma sudut tertutup, levodopa dapat menyebabkan
dilatasi pupil, sehingga mempersempit sudut dan meningkatkan tekanan intraokuler.Pada
pasien dengan melanoma maligna, levodopa dapat meningkatkan aktivitas malignansi,
sehingga obat ini kontraindikasi digunakan pada pasien dengan riwayat melanoma atupun
pasien yang memiliki lesi kulit non spesifik dan belum terdiagnosis.

E. EFEK SAMPING OBAT


Agonis dopamin, antikolinergika, interaksi, kehamilan dan laktasi

DEMENSIA ALZHEIMER
A. DEFENISI
Demensia adalah sebuah sindrom, bukan sebuah penyakit. Sindrom adalah kumpulan
gejala yang tidak memiliki diagnosis pasti. Jadi, demensia adalah kumpulan gejala yang
memengaruhi tugas kognitif mental seperti ingatan dan penalaran. Demensia bukan
bagian normal dari penuaan. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak yang
mempengaruhi pikiran, perilaku, perasaan dan kemampuan manusia untuk
berkomunikasi. Sedangkan alzheimer adalah penyakit otak yang mengakibatkan
penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan bicara, serta perubahan perilaku secara
bertahap. Kondisi ini banyak ditemukan pada orang-orang di atas 65 tahun.
B. GOLONGAN OBAT
a. kolinesterase inhibitor, kadar ach diotak berkurang pada penderita dimensia terapi
ditujunkkkan pada meningkatkan ach dengan cara penguraian, obat ini terbatas
efeknya terhadap pemburukan penyakit
b. NMDA-Reseptor Antagonis, merupakan obat satu-satunya yang efektif terhadap
bentuk alzheimer sedang dan hebat dengan profil efek samping relatif ringan.
C. MEKANISME KERJA
Demensia terjadi karena sel saraf otak di bagian tertentu mengalami kerusakan,
sehingga menyebabkan kemampuan otak untuk berkomunikasi dengan saraf tubuh
lainnya menjadi menurun. Akibatnya, pengidap demensia akan mengalami gejala sesuai
area otak yang mengalami kerusakan, alzheimer adalah penyakit degeneratif progresif
pada otak yang umumnya menyerang orang tua dan dikaitkan dengan perkembangan
plak-plak beta amiloid pada otak.
D. INDIKASI
Demensia ringan hingga sedang pada penyakit Alzheimer.
E. KONTRA INDIKASI
Gangguan fungsi ginjal berat, kehamilan dan menyususi.
F. EFEK SAMPING
Konstipasi, sakit kepala, pusing, mengantuk; jarang, muntah, rasa bingung, fatigue,
halusinasi dan cara berjalan yang abnormal; sangat jarang, seizure, pankreatitis, psikosis,
depresi dan dilaporkan adanya keinginan untuk bunuh diri.

Anda mungkin juga menyukai