Anda di halaman 1dari 18

DETERMINAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH

Nama : Raida Milla Hayati (19919014)


NIM : 19919014
No Presensi : 13
Magister Akuntansi
Fakultas Bisnis dan Ekonomika
Universitas Islam Indonesia
Jl. Prawirokuat, Depok, Sleman, Yogyakarta 55283,
Telp: (0227) 4883525, Fax: (0274) 898459
DETERMINAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH
Pengungkapan laporan keuangan berarti penyampaian (release) informasi (Setyowati,
2016). Sedangkan menurut para akuntan pengungkapan laporan keuangan adalah
penyampaian informasi keuangan tentang suatu entitas di dalam laporan keuangan biasanya
laporan tahunan. pengungkapan yang dilakukan perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan informasi para pemangku kepentingan (stakeholders). Pengungkapan
informasi dapat disajikan dalam pelaporan keuangan sebagai antara lain pos laporan
keuangan, catatan atas laporan keuangan, penggunaan istilah teknis, penjelasan dalam
kurung, lampiran, penjelasan auditor dalam laporan auditor, dan komunikasi manajemen
dalam bentuk surat atau pernyataan resmi.
Pemerintah memiliki berbagai macam kekuatan, salah satunya adalah mengumpulkan
pendapatan dari masyarakat kemudian menggunakannya dengan memenuhi kebutuhan public
masyarakat (Dini et al., 2018). Dengan hal tersebut, pemerintah mempunyai berbagai
kewajiban, diantaranya adalah pelaporan keuangan daerah maupun pemerintah yang dikelola
untuk memberikan pertanggungjawabannya terhadap masyarakat.
Transparansi informasi sangatlah dibutuhkan dalam setiap penyelenggaraan keuangan
daerah demi mencapai pemerintah yang bersih dan berintegritas (Nurhidayati & Rahayu,
2020). Dengan mengantisipasi adanya berbagai macam Tindakan yang tidak sesuai dengan
prosedur demi mewujudkan daerah yang bersih dan berintegritas, maka penyusunan laporan
keuangan dan pengungkapannya sangatlah penting dalam mencapai tujuan utama. Keadaan
yang menunjang berbagai macam yang mendukung tujuan tertentu, haruslah dibuktikan dan
diungkapkan kepada pihak lain atas dasar objektivitas bersama.
Ulasan dalam berbagai jurnal yang masih relevan, terdapat beberapa fokus
penjabaran, diantaranya adalah,
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD bertujuan
memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan
otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi
(Lutfia et al., 2018).
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Tingkat Pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah”, pendapatan asli daerah berpengaruh positif
terhadap tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Pemerintah memiliki PAD yang besar maka disebut sebagai partisipasi
masyarakat dalam pajak dan restribusi besar. Memiliki kesimpulan bahwasanya,
tingginya PAD membuat kecenderungan pemerintah daerah dalam melaporkan
keuangannya juga semakin tinggi yang bertujuan agar masyarakat mampu
mengetahui PAD yang dikelola dan semakin taat atas pajak dan retribusi.
Selaras dengan jurnal yang berjudul ”Determinan Kualitas Pengungkapan
Laporan Keuangan Dalam Website Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada
Pemerintah Daerah di Pulau Jawa Tahun 2017)”, pendapatan asli daerah
berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website
pemerintah daerah. Oleh karena itu, emerintah daerah yang memiliki pendapatan
asli daerah yang tinggi tidak secara otomatis melakukan pengungkapan dengan
konten informasi yang tinggi. Karena walaupun pemerintah memeliki pemasukan
yang besar dari pengelolaan daerahnya tidak secara otomatis mencerminkan
pelayanan yang tinggi maupun transparansi suatu pemerintah daerah sehingga
tidak berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam
website pemerintah daerah.
Berbanding terbalik dengan jurnal “Analisis Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Di
Indonesia” yang menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah tidak memiliki
pengaruh terhadap tingkat pengungkapan LKPD,artinya tingkatpengungkapan
laporan keuangan pemerintah provinsi tidak bergantung pada besarnya
Pendapatan Asli Daerah.
2. Jumlah Satuan Kerja Pemerintah Daerah
SKPD merupakan entitas akuntansi yang wajib melakukan pencatatan atau
transaksi yang terjadi di lingkungan pemerintah daerah. Teori stewardship
mendukung SKPD bahwasanya semakin banyak SKPD maka semakin banyak
steward yang akan mendukung banyak ide, informasi, dan inovasi yang tersedia
terkait pengungkapan maka dapat meningkatkan pengungkapan menjadi lebih
baik.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Tingkat Pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah”, jumlah satuan kerja pemerintah daerah tidak
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. Tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah tidak
bergantung pada besarnya tingkat kemandirian suatu daerah.
Selaras dengan jurnal yang berjudul ”Determinan yang Mempengaruhi
Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, diferensiasi fungsional
(banyaknya jumlah satuan kerja) tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
laporan keuangan pemerintah daerah. dikarenakan semakin banyak pembagian
tugas, divisi, SKPD akan membuatnya menjadi semakin rumit. Juga berhubungan
dengan hasil temuan dari jurnal mengenai ”Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi”
yang juga memiliki kesimpulan bahwa SKPD tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah.
Dalam jurnal yang berjudul ” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, Jumlah
satuan kerja pemerintah daerah tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan
Sukarela Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Hal ini membuat pemerintah
daerah sulit untuk mengontrol masing- masing SKPD dalam mengungkapkan
informasi lebih dalam laporan keuangannya.
3. Ukuran Pemerintah Daerah
Ukuran pemerintah daerah adalah salah satu variabel dalam besar atau
kecilnya pemerintahan suatu daerah yang dapat diukur dengan total aset, jumlah
pegawai, total pendapatan dan tingkat produktifitas. Berdasarkan teori stewardship
menyatakan bahwa pemerintah daerah sebagai steward akan berusaha sebaik
mungkin untuk menjalankan pemerintahan dengan baik sebagai wujud
pertanggungjawaban kepada principal.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Tingkat Pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah”, ukuran pemerintah daerah tidak berpengaruh
terhadap tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Tidak
berpengaruh dikarenakan daerah dengan total aset besar cenderung memiliki
kualitas pengelolaan aset yang kurang baik dan memperoleh catatan dari BPK.
Namun daerah seringkali tidak memiliki informasi cukup terkait dengan
permasalahan yang dihadapi.
Dalam jurnal yang berjudul ” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, ukuran
pemerintah daerah tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan Sukarela Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Aset bernilai besar yang dimiliki oleh pemerintah
daerah tidak diimbangi dengan kemampuan yang memadai atas pencatatan aset
tersebut sehingga akan menjadi kendala dalam melaporkannya dalam laporan
keuangan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai aset suatu
provinsi belum tentu dapat menjamin peningkatan pada pengungkapan sukarela
laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil ini juga selaras dengan pendapat
(Waliyyani & Mahmud, 2015).
4. Rasio Kemandirian Pemerintah Daerah
Kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah
dalam membiayai kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada
masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber yang
diperlukan daerah.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Tingkat Pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah”, rasio kemandirian keuangan daerah tidak
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. Tidak berpengaruh dikarenakan pemerintah daerah yang mempunyai aset
yang besar tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan
pemerintah daerah. Daerah dengan total aset besar cenderung mempunyai kualitas
pengelolaan aset yang kurang baik dan memperoleh catatan dari BPK. Namun
daerah seringkali tidak memiliki informasi cukup yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi.
Dalam jurnal yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, rasio
kemandirian tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Hal ini dikarenakan semakin tinggi rasio
kemandirian keuangan daerah maka ditunjukkan dengan semakin mandiri
pemerintah daerah tersebut dalam mebiayai sendiri kegiatan pemerintahannya.
5. Umur Pemerintah Daerah
Umur pemerintah daerah yaitu tahun dibentuknya suatu pemerintahan daerah
berdasarkan undang-undang pembentukan daerah tersebut. Pemerintah daerah
yang mempunyai lebih lama akan semakin berpengalaman dan mempunyai
kemampuan yang lebih baik dalam menyajikan laporan keuangannya secara wajar
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Tingkat Pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah”, umur pemerintah daerah tidak berpengaruh
dengan tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Dikarenakan, semakin tinggi rasio kemandirian keuangan pemerintah daerah
menunjukkan semakin mandiri pemerintah daerah dalam membiayai sendiri
kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat
sehingga tingkat ketergantungan kepada pihak eksternal menjadi rendah. Hal ini
lah yang membuat pemerintah daerah tidak akan termotivasi guna meningkatkan
pengungkapan laporan keuangannya karena rendahnya tuntutan transparansi dan
akuntabilitas LKPD dari pihak eksternal.
Selaras dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Kualitas Pengungkapan
Laporan Keuangan Dalam Website Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada
Pemerintah Daerah di Pulau Jawa Tahun 2017)”, umur pemerintah daerah tidak
berpengaruh dengan kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website
pemerintah daerah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa lamanya umur
administratif suatu pemerintah daerah tidak dapat dijadikan sebagai indikasi
bahwa pemerintahan tersebut mempunyai kualitas pengungkapan laporan
keuangannya, dikarenakan kualitas pengungkapan laporan keuangan bergantung
atas komitmen pemerintah daerah dalam mentaati peraturan yang ada mengenai
transparansi dan pengungkapan laporan keuangan. Semakin taat terhadap
peraturan yang ada maka diharapkan pemerintah dapat meningkatkan kualitas
pengungkapan laporan keuangannya melalui internet sebagai bentuk pelayanan
dan transparansi pemerintah daerah.
Dalam jurnal yang berjudul ” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, umur
pemerintah daerah tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan Sukarela Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Hal tersebut berhubungan dengan semakin banyak
penerimaan pegawai negri sipil yang sering diadakan oleh pemerintah.
Sedangkan menurut (Waliyyani & Mahmud, 2015) dan menurut (Arifin, 2020)
bahwasanya umur pemerintah daerah berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.
6. Ukuran Legislatif
Ukuran legislatif memiliki arti banyaknya jumlah anggota legislatif yang
bertugas mengawasi pemerintah daerah agar pemerintah daerah dapat
mengalokasikan anggaran yang ada untuk dapat digunakan dengan baik. Kinerka
yang baik dalam suatu pemerintah daerah dapat dilihat dari jumlah anggota
legislatif yang terpilih.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Tingkat Pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah”, ukuran legislatif tidak berpengaruh dengan
tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Dikarenakan,
Tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah tidak bergantung
pada umur pemerintah daerah karena adanya sifat monoton dalam penyusunan
laporan keuangan. Selain itu, laporan keuangan adalah ilmu yang berkembang,
sehingga tidak menjamin bahwa lamanya umur pemerintahan menjadi pengaruh
bagi sektor tersebut.
7. Intergovernmental Revenue
Intergovernmental revenue adalah pendapatan yang diterima pemerintah
daerah yang berasal dari sumber eksternal dan tidak memerlukan adanya
pembayaran kembali. Intergovernmental revenue biasa dikenal dengan dana
perimbangan). Dana perimbangan ini merupakan hasil kebijakan pemerintah pusat
di bidang desentralisasi fiskal demi keseimbangan fiskal antara pusat dan daerah,
yang terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana
Alokasi Khusus (DAK). Dana perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu
daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi
ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara pusat dan daerah serta untuk
mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antar daerah.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Tingkat Pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah”, intergovernmental revenue tidak berpengaruh
dengan tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Pemerintah
pusat selama ini kurang memberikan kontrol terhadap penggunaan dana transfer
sehingga pemerintah daerah tidak terdorong untuk meningkatkan pengungkapan
laporan. Jika dalam menentukan anggaran dana transfer di daerah tidak
dimonitoring, maka tidak mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan
pengungkapan kualitas laporan keuangannya. Hal tersebut selaras dengan jurnal
yang ditulis oleh (Waliyyani & Mahmud, 2015).
8. Belanja Daerah
Belanja Daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
(UU 33 tahun 2004). Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening
Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan
kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh Daerah (PP No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan).
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Kualitas Pengungkapan Laporan
Keuangan Dalam Website Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah
Daerah di Pulau Jawa Tahun 2017)”, intergovernmental revenue tidak
berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website
pemerintah daerah. Dikarenakan belanja daerah yang tinggi tidak dapat
diindikasikan pelayanan yang tinggi juga tidak dapat mengindikasikan pelayanan
yang tinggi juga sehingga dapat belanja daerah secara otomatis tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah.
Berbandung terbalik dengan jurnal ”Analisis Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Di
Indonesia” dan sesuai temuan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Arifin, 2020)
yang menyatakan bahwasanya semakin tinggi belanja modal pemerintah provinsi
maka semakin tinggi tingkat pengungkapan informasi yang dilakukan.
9. Kekayaan Daerah
Kekayaan daerah adalah sumber daya yang dimiliki pemerintah daerah.
Pemerintah daerah yang mempunyai kekayaan yang besar, akan menunjukkan
kinerja yang baik atas pengelolaan sumber daya dan potensi daerahnya, serta
semakin banyak informasi yang harus diungkapkan atas pertanggungjawaban
kekayaan daerah yang besar (Rosita & Arifin, 2017).
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Kualitas Pengungkapan Laporan
Keuangan Dalam Website Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah
Daerah di Pulau Jawa Tahun 2017)”, kekayaan daerah tidak berpengaruh terhadap
kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah. Hal
ini berhubungan dengan kurang efisiennya pengelolaan kekayaan daerah yang
dimiliki pemerintah daerah sehingga tidak dapat meningkatkan transparansi dan
kualitas pelayanan yang baik kepada masyarakat sehingga kekayaan daerah tidak
berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website
pemerintah daerah.
Selaras dengan jurnal yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah”, kekayaan daerah tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Hal ini dikarenakan peran antara
masyarakat dan pemerintah kurang terkaksana dengan baik mengakibatkan peran
PAD kurang bisa memotivasi dan menyadarkan pemerintah dalam
mengungkapakan informasi lebih dalam laporan keuangannya.
Pengaruh
Sedangkan dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Pengungkapan LKPD
Pada Website Resmi Pemerintah Daerah Provinsi Di Indonesia Tahun 2017”,
kekayaan daerah berpengaruh terhadap pengungkapan informasi keuangan pada
website resmi pemerintah daerah. Artinya, semakin tinggi kekayaan daerah, maka
semakin tinggi kemungkinan daerah melakukan pengungkapan paa website
resminya.
Selaras dalam jurnal yang berjudul ”Determinan yang Mempengaruhi
Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, kekayaan daerah
berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah.
Dimaksudkan adalah jumlah kekayaan daerah yang semakin besar, maka semakin
besar sumber daya yang dimiliki untuk melakukan pengungkapan sehingga
kekayaan daerah meningkat dapat meningkatkan tingkat pengungkapan laporan
keuangan pemerintah daerah. Serta dalam jurnal yang berjudul ” Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Provinsi”, kekayaan daerah berpengaruh terhadap pengungkapan
laporan keuangan pemerintah.
10. Pendapatan per Kapita
Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu
negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan
nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Kualitas Pengungkapan Laporan
Keuangan Dalam Website Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah
Daerah di Pulau Jawa Tahun 2017)”, kekayaan daerah berpengaruh terhadap
kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah.
Pendapatan per kapita yang tinggi mencerminkan bahwa berbagai program
pemerintah daerah sukses untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di
daerahnya. Hal ini selaras dengan biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk
membuat program-program tersebut berjalan sesuai target. Pendapatan per kapita
yang tinggi justru menurunkan kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam
website pemerintah daerah, dikarenakan biaya yang dikeluarkan cukup besar
untuk pelaksanaan program-program tersebut. Sehingga pemerintah daerah
cenderung untuk tidak mengungkapkan biaya yang besar tersebut kepada
masyarakat. Hal tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh (Arifin,
2020).
11. Debt to Service Coverage Ratio (DSCR)
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 rasio kemampuan
keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman ditunjukkan dengan rasio
kemampuan membayar kembali pinjaman yang dikenal dengan istilah Debt to
Service Coverage Ratio (DSCR).
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Kualitas Pengungkapan Laporan
Keuangan Dalam Website Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah
Daerah di Pulau Jawa Tahun 2017)”, Debt to Service Coverage Ratio berpengaruh
terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah
daerah. Dengan hasil tersebut, dikarenakan kualitas pengungkapan tidak hanya
bergantung pada besar kecilnya rasio DSCR tetapi pada komitmen pemerintah
daerah untuk bersikap transparan kepada masyarakat.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan yang Mempengaruhi Pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, aset daerah tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan adanya
pembiayaan utang yang besar, pemerintah daerah mempunyai ketergantungan
entitas pada pihak luar, karena pembiayaan utang yang besar diikuti dengan
kinerja keuangan yang rendah juga akan menimbulkan risiko penyalahgunaan
yang besar pula.
12. Opini Audit
Opini audit adalah pernyataan dari auditor terhadap kewajaran laporan
keuangan dari entitas yang sudah diaudit. Kewajaran ini menyangkut termasuk
materialitas, posisi keuangan, serta arus kas. Opini audit ini lah yang akan
menjadi “arti” untuk laporan keuangan yang digunakan oleh pengguna laporan
keuangan dalam mengambil keputusan untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Kualitas Pengungkapan Laporan
Keuangan Dalam Website Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah
Daerah di Pulau Jawa Tahun 2017)”, opini audit tidak berpengaruh terhadap
kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah. Oleh
karena itu, opini apa saja yang didapat pemerintah daerah tidak akan
mempengaruhi kualitas pengungkapan yang dilakukan pemerintah, karena
melakukan pengungkapan informasi kepada masyarakat merupakan bentuk
akuntabilitas dan transparansi yang merupakan tanggung jawab harus dilakukan
oleh pemerintah daerah selaku agen.
Hal tersebut juga didukung dalam jurnal yang berjudul ”Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah”, opini audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
sukarela Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
13. Aset Daerah
Aset/barang Milik Daerah adalah semua kekayaan daerah, baik yang dibeli
atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun 
yang  berasal  dari  perolehan  lain  yang  sah,  baik  yang  bergerak  maupun 
yang  tidak  bergerak  beserta  bagian-bagiannya  ataupun  yang merupakan 
satuan  tertentu  yang  dapat  dinilai,  dihitung,  diukur  atau  ditimbang termasuk
hewan dan  tumbuh-tumbuhan,  kecuali  uang  dan  surat-surat  berharga  lainnya
(Setyowati, 2016).
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan yang Mempengaruhi Pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, aset daerah tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah. Pemerintah daerah dengan
aset yang semakin besar cenderung lebih sulit dalam melakukan pengungkapan
laporan keuangan pemerintah daerah. Jumlah aset yang besar akan menjadi
kendala dalam melaporkan laporan keuangan bagi pemerintah daerah di Indonesia
karena belum semua aset yang dimiliki dicatat dengan baik, sehingga semakin
besar jumlah aset pemerintah daerah maka akan semakin sulit dalam melakukan
pengungkapan laporan keuangan. Hal tersebut juga selaras dengan pendapat Hilmi
& Martani, dalam jurnal berjudul ” Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi” serta menurut
(Rusherlistyani & Heriningsih, 2013) yang menyatakan bahwa total aset daerah
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan pemerintah.
14. Intergovernmental revenue
Transfer ke Daerah adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari Dana Perimbangan dan Dana Otonomi
Khusus dan Penyesuaian (Setyowati, 2016). Dana Transfer ke Daerah
dialokasikan guna mengurangi ketimpangan sumber pendanaan antara pusat dan
daerah, mengurangi kesenjangan pendanaan urusan pemerintahan antar daerah,
mengurangi kesenjangan layanan publik antar daerah, mendanai pelaksanaan
otonomi khusus dan keistimewaan daerah.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan yang Mempengaruhi Pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, Intergovernmental revenue tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah.
Artinya, dalam era desentralisasi hubungan pemerintah pusat dan daerah tidak
terlalu erat sehingga tidak ada monitoring khusus pelaporan keuangan pemerintah
daerah oleh pemerintah pusat.
15. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM adalah mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah
komponen dasar kualitas hidup (Setyowati, 2016). Negara-negara. IPM digunakan
untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara
berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari
kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan yang Mempengaruhi Pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, IPM berpengaruh terhadap
pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah. Semakin tinggi
pembangunan masyarakat, akan menaikan beragam keinginan masyarakat yang
ingin terpenuhi, kemudian akhirnya menimbulkan tuntutan masyarakat kepada
pemerintah sehingga pemerintah harus memberikan pengungkapan laporan
keuangan pemerintah daerah yang lebih rinci.
16. Tingkat Ketergantungan
Tingkat ketergantungan dapat dinyatakan dengan besarnya dana perimbangan
dibagi dengan total pendapatan (Liza & Arza, 2019).
Dalam jurnal yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, tingkat
ketergantungan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Pada era desentralisasi hubungan pemerintah pusat
dan daerah tidak erat sehingga tidak ada monitoring khusus pelaporan keuangan
pemerintah daerah yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Hal tersebut selaras
dengan jurnal yang berjudul ” Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi” dan ”Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah” yang mana tingkat ketergantungan tidak berpengaruh
terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah.
17. Profitability Ratio
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandingan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari
pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar
pengukuran tertentu.
Dalam jurnal yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, rasio
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Hal ini mengindikasikan tinggi rendahnya profit
yang diperoleh pemerintah daerah yang dilihat tidak memberikan kesadaran
pemerintah daerah untuk mengungkapkan lebih informasi dalam laporan
keuangannya secara transparan.
Hal diatas berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Marsella & Aswar, 2019) yang menyatakan bahwasanya tingkat pendapatan akan
berbengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan daerah.
18. Kondisi Keuangan
Kondisi keuangan pemerintah daerah yaitu kemampuan keuangan suatu
pemda dalam memenuhi kewajibannya untuk mengantisipasi kejadian tak terduga,
juga untuk mengeksekusi hak-hak keuangannya secara efisien dan efektif.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Pengungkapan LKPD Pada Website
Resmi Pemerintah Daerah Provinsi Di Indonesia Tahun 2017”, kondisi keuangan
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan LKPD pada website resmi pemerintah
daerah. Dikarenakan kondisi keuangan yang baik apabila tidak dibersamai
kesadaran betapa pentingnya transparansi informasi keuangan untuk mencegah
asimetri informasi pada masyarakat serta kemampuan pemerintah daerah untuk
memanfaatkan teknologi yang ada tidak akan mendorong pemerintah daerah
untuk mengungkapkan LKPD pada website resmi pemerintah daerah.
19. Kesejahteraan Masyarakat
Menurut Undang-undang No. 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan
Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Pengungkapan LKPD Pada Website
Resmi Pemerintah Daerah Provinsi Di Indonesia Tahun 2017”, kesejahteraan
masyarakat tidak berpengaruh terhadap pengungkapan LKPD pada website resmi
pemerintah daerah. Artinya, semakin tinggi kesejahteraan tidak bergantung pada
pengungkapan laporan keuangan.
20. Tingkat Kemakmuran Daerah
PAD perkapita digunakan untuk mengukur kemakmuran daerah karena PAD
perkapita mencerminkan pendapatan yang berasal dari daerah sendiri yang
tersedia untuk memberikan pelayanan kepada tiap masyarakat (Yusup, 2014).
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Faktor yang Mempengaruhi Luas
Cakupan Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Di Provinsi Jawa Barat”, tingkat kemakmuran daerah tidak signifikan dengan
tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah.
21. Tingkat Ketergantungan Pemerintah Pusat
Ketergantungan pada pemerintah pusat diukur dengan Intergovernmental
Revenue dibagi Total Revenue (Yusup, 2014).
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Faktor yang Mempengaruhi Luas
Cakupan Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Di Provinsi Jawa Barat”, tingkat ketergantungan pemerintah pusat tidak signifikan
dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah. Selaras
dengan jurnal yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Tingkat
Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Di Indonesia” yang mana
tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah provinsi tidak bergantung
pada besarnya Dana Alokasi Umum yang diterima setiap daerahnya.
22. Kompleksitas Pemerintahan
Mengutip dari Pasal 28 ayat 2 UU No. 33 Tahun 2004, besarnya jumlah
penduduk mencerminkan besarnya kebutuhan akan penyediaan layanan publik di
setiap daerah.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Faktor yang Mempengaruhi Luas
Cakupan Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Di Provinsi Jawa Barat”, kompleksitas pemerintahan tidak berhubungan
signifikan dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah.
23. Jumlah Temuan Audit
Temuan Audit adalah suatu pernyataan berdasarkan fakta-fakta. Temuan
pemeriksaan atas ketidakpatuhan pemerintah daerah mengenai peraturan
perundang-undangan dipakai sebagai proksi dari jumlah temuan audit BPK
(Yusup, 2014).
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Faktor yang Mempengaruhi Luas
Cakupan Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Di Provinsi Jawa Barat”, jumlah temuan pemeriksaan tidak berhubungan
signifikan dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah.
Hal tersebut selaras dengan jurnal yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi”
dan jurnal yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Tingkat
Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Di Indonesia”.
24. Jenis Daerah
Daerah adalah suatu wilayah teritorial dengan pengertian, batasan, dan garis
tutorial berdasar pada wewenang administratif pemerintahan yang ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan tertentu. Jenis daerah terdapat berbagai macam,
mulai dari daerah yang tidak memiliki infrastruktur yang memadai, hingga yang
memadai.
Dalam jurnal yang berjudul ”Determinan Faktor yang Mempengaruhi Luas
Cakupan Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Di Provinsi Jawa Barat”, jenis daerah tidak berhubungan signifikan dengan
tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah.
25. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk berhubungan positif dan signifikan terhadap tingkat
pengungkapan laporan keuangan pemerintah ditemui dalam jurnal berjudul
”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Provinsi”. Daerah dengan penduduk besar didominasi
dengan daerah perkotaan. Kompleksitas tidak akan menghambat tingkat
pengungkapan tetapi bahkan meningkatkan tingkat pengungkapan. Hal ini
dikarenakan semakin besar jumlah penduduk maka semakin besar dorongan dari
masyarakat untuk meminta pengungkapan yang lebih besar dalam laporan
keuangan pemerintah (Hilmi & Martani, 2012). Hal tersebut juga selaras dalam
jurnal ”Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Tingkat Pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Di Indonesia”
26. Tingkat Penyimpangan
Dalam Jurnal berjudul ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi” yang menyatakan bahwa
semakin besar tingkat penyimpangan yang ditemukan oleh BPK maka tingkat
pengungkapan yang dilakukan semakin besar.
Hal diatas adalah berbagai macam fokus variabel yang masih relevan untuk diteliti
dan dikaji ulang pada penelitian selanjutnya. Perlu adanya pengkajian ulang dikarenakan
variabel diatas memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing yang mana seharusnya
pro dan kontra dijawab pada penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, J. (2020). Disclosure of Financial Statements on the Website: An Empirical Study in


Indonesian Local Governments. Review of Integrative Business and Economics
Research, 9(2), 174–188. https://search.proquest.com/docview/2367740620?
accountid=17242

Dini, A. L., Sabijono, H., & Gerungai, N. (2018). Analisis Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Kota Manado Tahun 2015. Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 13(02),
496–502. https://doi.org/10.32400/gc.13.02.19668.2018

Hilmi, A. Z., & Martani, D. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi. Simposium Nasional Akuntansi
XV, 1–26.

Liza, W. J., & Arza, F. I. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Eksplorasi
Akuntansi, 1(3), 959–977.

Lutfia, F. I., Maryono, & Bagana, B. D. (2018). Determinan Tingkat Pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah Tahun Anggaran 2014-2016). Dinamika Akuntansi Dan Perbankan, 7(1), 82–
95.

Marsella, C., & Aswar, K. (2019). Proposed Framework for the Factors and Determinants of
the Identification of Targeted Customers for Small and Medium Enterprises, Applying
to Hotel and Restaurant Services. International Journal of Business and Economic
Affairs, 4(5), 254–263. https://doi.org/10.24088/ijbea-2019-45005

Nurhidayati, R., & Rahayu, S. (2020). Determinan Pengungkapan LKPD Pada Website
Resmi Pemerintah Daerah Provinsi Di Indonesia Tahun 2017. 3(2), 87–95.

Rosita, L. R. A., & Arifin, J. (2017). Determinan Kualitas Pengungkapan Laporan Keuangan
dalam Website Pemerintah Daerah. Simposium Nasional Akuntansi XX, April, 1–26.
Rusherlistyani, R., & Heriningsih, S. (2013). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pekalongan, 13(2), 5157.

Setyowati, L. (2016). Determinan yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan


Pemerintah Daerah. Esensi, 6(1), 45–62. https://doi.org/10.15408/ess.v6i1.3120

Waliyyani, G. M., & Mahmud, A. (2015). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Terhadap


Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Indonesia.
Accounting Analysis Journal, 4(2), 1–8. https://doi.org/10.15294/aaj.v4i2.7815

Yusup, J. (2014). Determinan Faktor yang Mempengaruhi Luas Cakupan Pengungkapan


Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat. 1(1),
33–55.

Anda mungkin juga menyukai