Anda di halaman 1dari 11

“Analisis Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk terhadap

Tabungan dan Deposito pada Bank Perkreditan Rakyat ”

Harianto[1], Aprilia Atika Syarif[2], Muh. Ade Syafaat[3], Widya Nauli Amalia
Puteri[4], Surya Cahyadi Syam[5], Mar’atul Wildani Sudarmin[6], Andi Riska
Fitriani[7], Risma Sari[8], Dewi Rahma Ente[9], Iis Cendrah Kasih[10]

ABSTRAK
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan lalu lintas pembayaran. Segala aktivitas berupa
peminjaman ataupun investasi di bank pasti akan dikenakan bunga bank sebesar
sekian persen. Dalam pengertiannya bunga bank dikatakan sebagai balas jasa yang
diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang
membeli atau menjual produknya.
Bunga bank terbagi menjadi dua cara pemberian imbalan jasa bunga yaitu
metode perhitungan bunga tunggal dan metode perhitungan bunga majemuk.
Metode analisis yang diperlukan dalam kasus ini adalah dengan menggunakan
data sekunder yang didapat dari situs resmi Bank Indonesia (BI). Adapun
variabel yang terkandung dalam data tersebut adalah provinsi, jumlah deposito
dan jumlah tabungan. Dengan teknik pengambilan sampel yang merupakan
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Kata Kunci: Bank Perkreditan Rakyat (BPR), tabungan, deposito, dan suku
bunga.

1. PENDAHULUAN
Saat ini banyak bank yang bermunculan sebagai salah satu lembaga
keuangan yang membantu menyalurkan dana ataupun investasi di masyarakat
secara efektif dan efisien ke arah peningkatan taraf hidup rakyat. Salah satunya
ialah Bank Perkreditan Rakyat (BPR). BPR merupakan bagian dari sistem
perbankan yang mempunyai andil yang cukup besar bagi perekonomian

1
Indonesia, mempunyai sifat yang cenderung lebih aktif memasarkan produknya di
pasar tradisional.[1]
Kegiatan umum bank sebagai intermediary financial pada dasarnya adalah
memobilisasi dana dari masyarakat untuk selanjutnya disalurkan kepada
perorangan atau lembaga yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman atau
kredit untuk keperluan investasi. Individu atau lembaga yang memiliki kelebihan
dana memerlukan intitusi yang dapat mengelola kelebihan dananya tersebut secara
efektif dan menguntugkan. Mereka dapat mempercayakan pengelolaan dana
tersebut kepada bank dalam bentuk tabungan, deposito maupun giro.[2]
Dalam proses peminjaman dana dari bank, ada syarat yang harus dipenuhi
oleh nasabah yang ingin meminjam ataupun menginvestasikan dana dari lembaga
tersebut. Syarat-syaratnya harus dipenuhi agar kedua belah pihak tidak saling
merugikan.
Peminjaman ataupun investasi dana di bank pasti akan dikenakan bunga
bank sebesar sekian persen. Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang
diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang
membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang
harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus
dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Dalam suku bunga untuk peminjaman ataupun investasi selalu ada
keterkaitan modal dan jangka waktu yang disepakati. Beberapa macam suku
bunga bank yang digunakan dalam menginvestasi ataupun peminjaman dana,
yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk. Berdasarkan pengetahuan tersebut,
masyarakat banyak yang melakukan peminjaman ataupun investasi dibank dengan
jangka waktu yang bervariasi karena dianggap lumayan menguntungkan dan tidak
terlalu berisiko bagi diri mereka. Salah satu hal yang menguntungkan bagi
masyarakat ketika melakukan investasi dibank ialah karena suku bunga yang
diatawarkan lumayan tinggi, yaitu kisaran 5-10% per tahunnya. Sedangkan suku
bunga untuk peminjaman dana dibank berkisar 3-7% per tahunnya. Walaupun
kedua suku bunga tersebut, yaitu suku bunga untuk investasi dan peminjaman
sering berubah-ubah, peminjam dan investor dana di bank tetap masih banyak
karena dianggap masih menguntungkan bagi kedua belah pihak.

2
Berdasarkan uraian tersebut, maka sangat menarik untuk menganalisis
tingkat suku bunga, baik bunga tunggal maupun bunga majemuk terhadap
deposito maupun tabungan, khususnya pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR). [3]

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Menurut UU No.10 Tahun 1998, bank ialah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan juga menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau juga bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Sedangakan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Menurut pasal 13 UU Perbankan No. 10 tahun 1998, Bank Perkreditan
Rakyat mempunyai suatu kegiatan usaha, yaitu:
1. Bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan yang berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Bertugas memberikan kredit.
3. Bertugas untuk menyediakan pembiayaan dan penempatan dana
berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
4. Bertugas untuk menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau
tabungan pada bank lain.
2.2 Tabungan
Tabungan merupakan simpanan uang yang berasal dari pendapatan yang tidak
dibelanjakan dan bisa dilakukan oleh perorangan maupun instansi tertentu,
dimana simpanan uang itu bisa diambil kapan saja tanpa terikat oleh waktu.
Dan juga tertulis dalam UU Perbankan No.10 Tahun 1998,  tabungan
adalah simpanan yang pada penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang telah disepakati, namun tidak dapat ditarik dengan cek,

3
bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.Faktor yang
mempengaruhi tingkat tabungan:
a) Pendapatan masyarakat
b) Suku bunga bank
c) Tingkat kepercayaan[4]
2.3 Deposito
Deposito adalah produk simpanan di bank yang penyetorannya maupun
penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu sajadan menjanjikan
suku bunga yang tetap sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.Fungsi
deposito merupakan salah satu alat untuk mengumpulkan dana dari
masyarakat dan sangat berguna untuk pemanfaatan perkereditan bagi bank.
Hal ini disebabkan karena deposito merupakan salah satu sarana bagi bank
untuk mengerahkan dana dari masyarakat. Dimana nantinya oleh bank akan
dimanfaatkan kembali dan disalurkan dalam bentuk kredit kepada masyarakat
ataupun berupa produk-produk bank yang lain. Dengan demikian deposito
juga merupakan suatu cara untuk mengatur kehidupan perekonomian.[5]
Beberapa Kelebihan dari deposito:
1. Bunga Lebih Besar
2. Sarana Investasi yang Relatif Stabil
3. Bebas Biaya Administrasi Bulanan
4. Bisa untuk Jaminan Pinjaman atau Kredit
5. Syarat Mudah
Kelemahan dari deposito:
1. Lemah Terhadap Inflasi
2. Hasil Lebih Kecil
3. Kurang Fleksibel
Cara menghitung deposito dengan bunga sederhana:
Rumusnya:
S( Pn)=P . n. i
Keterangan
S : Nilai akhir deposito
P : Modal

4
i : Tingkat bunga per tahun
n : jangka waktu
2.4 Bunga
Bunga adalah jasa dari simpanan atau pinjaman yang dibayarkan pada akhir
suatu jangka waktu yang ditentukan atas persetujuan bersama [6].
2.4.1 Bunga Tunggal
Bunga Tunggal,yaitu metode pemberian imbalan jasa bunga (pinjaman
atau simpanan) yang dihitung berdasarkan modal pokok pinjaman atau
modal awal simpanan. Cara perhitungannya hanya berdasarkan pada
perbandingan pokok dan jangka investasinya [7].
Misal besar pokok P, tingkat bunga tunggal i, jangka investasi n tahun
maka besarnya bunga adalah:
I =P . n. i
Setelah beberapa waktu kemudian total pokok beserta bunganya adalah:
S( Pn)=P+ I =P(1+n . i)
Keterangan:
I = besarnya bunga
S (Pn) = Nilai akhir (Nilai akhir pinjaman/simpanan periode ke-n)
P = Nilai Modal awal pinjaman/simpanan
n = jangka waktu/lamanya penyimpanan (tahun)
i = tingkat bunga tunggal (persentase)
2.4.2 Bunga Majemuk
Bunga Majemuk, yaitu metoda pemberian imbalan jasa bunga (pinjaman
atau simpanan) yang dihitung berdasarkan besar modal atau simpanan
pada periode bunga berjalan [8]
Rumus :
S( Pn)=P ( 1+i )n
Dimana :
P: Nilai modal awal pinjaman/simpanan
i : Persentase bunga pinjaman/simpanan
S (Pn) :Nilai akhir pinjaman/simpanan periode ke-n
n :jangka waktu/lamanya penyimpanan (tahun)

5
3. METODE PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Data yang dianalisis dalam kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari
situs resmi Bank Indonesia (BI). Adapun variabelyang terkandung dalam
data, yaitu:
1. Provinsi
2. Jumlah deposito
3. Jumlah tabungan
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam data merupakan jumlah tabungan dan
deposito pada 33 provinsi di Indonesia periode November 2016.
3.2.2 Sampel
Sampel yang digunakan dalam data sebanyak 10 provinsi dari 33 provinsi di
Indonesia.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada penelitian ini diambil kasus dengan menggunakan data sebanyak 10
sampel. Adapun data yang digunakan dalam kasus ini ialah sebagai berikut:
Dana Pihak Ketiga BPR Konvensional skala Nasional
Periode : November 2016
Tabungan
No Provinsi Deposito(Rp)
(Rp)
1 Provinsi NAD 46,992,354 78,620,808
Provinsi Sumatera
2 515,298,734 518,399,552
Utara
3 Provinsi Jawa Barat 3,333,000,956 8,020,451,703
Provinsi D.I
4 1,275,324,584 2,671,674,806
Yogyakarta
Provinsi Nusa
5 472,774,348 394,141,163
Tenggara Barat
Provinsi Kalimantan
6 116,701,667 122,286,407
Tengah
Provinsi Sulawesi
7 255,179,178 966,481,321
Selatan
8 Provinsi DKI Jaya 101,655,156 1,614,365,023

6
9 Provinsi Maluku 99,690,380 399,257,609
10 Provinsi Papua 100,373,745 254,309,011

Sumber: www.bi.go.id (diakses pada tanggal 20/09/2017 pukul 19.00 WITA)

KASUS

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam memiliki tabungan di Bank Perkreditan


Rakyat sebesar Rp46,992,354 dan menginvestasikan dana dalam bentuk deposito
sebesar Rp78,620,808.
Tentukan:
a) Besarnya nilaibunga tunggal selama 5 tahun,
b) Besarnya nilai akhir dari bunga tunggal selama 5 tahun,
c) Besarnya nilai akhir dari bunga majemuk selama5 tahun,
d) Serta bandingkan manakah yang lebih besar antara nilai akhir tabungan dan
depositodengan bunga tunggal selama 5 tahun ataukah nilai akhirtabungan dan
deposito dengan bunga majemuk selama 5 tahun, jika suku bunga yg diterapakan
sama, yaitu sebesar 12%?

Diketahui:
 Tabungan (T) = Rp46,992,354
 Deposito (D) = Rp78,620,808
 Tingkat Bunga (i) = 12%
 Jangka waktu (n) = 5 tahun
Misalkan,
 Modal awal (P) = Tabungan/Deposito
 Nilai akhir = Pn
Penyelesaian:
a) Nilai bunga tunggal selama 5 tahun,
Untuk tabungan:
I=P.n.i
12
= (Rp46,992,354) (5) ( )
100
= Rp28,195,412

7
Untuk deposito:
I=P.n.i
12
= (Rp78,620,808) (5) ( )
100
= Rp47,172,485
b) Nilai akhir dari bunga tunggal selama 5 tahun,
Untuk tabungan:
Pn = P (1 + n . i)
12
= (Rp46,992,354) (1+(5)( ))
100
= Rp75,187,766
Dengan cara lain
Pn (S) = P + I
= Rp46,992,354 + Rp28,195,412
= Rp75,187,766
Untuk Deposito:
Pn = P (1 + n . i)
12
= (Rp78,620,808) (1+(5)( ))
100
= Rp125,793,293
Dengan cara lain
Pn (S) = P + I
= Rp78,620,808+ Rp47,172,485
= Rp125,793,293

c) Nilai akhir dari bunga majemuk selama 5 tahun,


Untuk tabungan:
Pn=P(1+i)n
5
12
= (Rp46,992,354) 1+ ( 100 )
5
112
= (Rp46,992,354) ( )
100
= Rp82,816,584

8
Untuk deposito:
Pn=P(1+i)n
5
12
= (Rp78,620,808) 1+
100 ( )
5
112
= (Rp78,620,808) ( )
100
= Rp138,556,727

d) Perbandingan nilai akhir dari bunga tunggal dan bunga majemuk selama 5
tahun untuk tabungan dan deposito:
Tabungan:
Nilai akhir dari bunga tunggal : Rp75,187,766
Nilai akhir dari bunga majemuk :Rp82,816,584
Deposito:
Nilai akhir dari bunga tunggal : Rp125,793,293
Nilai akhir dari bunga majemuk :Rp138,556,727
Dari perbandingan tersebut, terlihat jelas bahwa nilai akhir dari bunga
majemuk lebih besar daripada nilai akhir dari bunga tunggal. Hal ini
terjadi karena bunga majemuk dihitung berdasarkan nilai/saldo terakhir
setelah pembungaan. Jumlah bunga untuk setiap periode pembungaan
mengalami kenaikan modal awal atau nilai pokok.

Dengan cara yang sama, dapat diperoleh nilai bunga tunggal, nilai akhir dari
bunga tunggal, dan nilai akhir dari bunga majemuk selama 5 tahun untuk
tabungan dan deposito provinsi lainnya menggunakan Mirosoft Excel yang
terdapat pada tabelyang dilampirkan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1. Setiap penentuan bunga, baik bunga majemuk maupun bunga tunggal
selalu dipengaruhi lamanya waktu penyimpana atau waktu investasi
(deposito).

9
2. Semakin lama waktu yang digunakan untuk menabung maupun deposito,
maka semakin besar nilai akhir atau nilai investasi yang diperoleh.

5.2 Saran
1. Walaupun modal akhir deposito lebih menguntungkan dibanding dengan
modal akhir tabungan, tapi harus diperhatikan bahwa penarikan dana
deposito hanya bisa dilakukan ketika jatuh tempo.
2. Sebaiknya waktu untuk melakukan deposito tidaklah terlalu lama.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adilho, Nurlaili. Analisis Perbandingan Efisiensi antara BPR Konvensional


dan BPR syariah di Surakarta dengan menggunakan Metode Data
Envelopment Analysis (DEA). Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta 2014..
[2] Farid Wijaya, Lembaga-lembaga Keuangan dan Bank, (Yogyakarta:1990
Penerbit BPEF). h.16
[3] Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2002. Jakarta:
PT. RAJA GRAFINDO PERSADA.
[4] Virmansyah.“PengertianTabungan”.
http://www.google.co.id/amp/s/www.etalasebisnis.com/glosarium/1128/pe
ngertian.tabungan.html/amp/diakses pada tanggal 26 September 2017
pukul 09.45 WITA.
[5] Nurfaizah, Rika. PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO
TERHADAP JUMLAH DANA DEPOSITO PADA BANK MANDIRI
CABANG UTAMA MAKASSAR. Makassar: UIN Alauddin Makassar.
[6] https://yudarwibkl.files.wordpress.com/2014/10/w02-bunga-pinjaman-dan-
simpanan.pdf) diakses pada tanggal 24/09/2017 pukul 14.30 WITA

10
[7] Futami, Takashi.. Matematika Asuransi Jiwa. Bagian I. Diterjemahkan oleh:
Gatot Herliyanto. Tokyo: Incorporated Foundation Oriental Life Insurance
Cultural Development Center 1993.
[8] https://yudarwibkl.files.wordpress.com/2014/10/w02-bunga-pinjaman-dan-
simpanan.pdf) diakses pada tanggal 24/09/2017 pukul 14.30 WITA.

11

Anda mungkin juga menyukai