Persamaan (1)
10/15/20 1
Akar
Jika diberikan f(x), fungsi dari x, dan akan
dicari α sedemikian sehingga
f(α) = 0
2
Contoh: Bunga Majemuk
Misalnya anda akan membeli barang elektronik dari sebuah
toko dengan pilihan pembayaran: kontan sebesar Rp.12jt
atau cicilan sebesar Rp.1,065jt selama 12 bulan. Berapa
besar bunga yang diberlakukan?
Tidak akurat
Tapi, grafik dapat
memberikan informasi
tentang fungsi
• Akar ganda?
• Kontinu?
• dll.
4
Untuk menentukan akar terdapat beberapa
metode:
A. Metode Pengurungan
A.1. Metode Biseksi-Bagi Dua (Bisection
Method)
A.2. Metode Regula Falsi (False-position –
Posisi Palsu)
B. Metode Terbuka
B.1. Iterasi Titik Tetap
B.2. Metode Newton Raphson
B.3. Metode Secant (tali busur)
5
Metode Kurung
Teorema: Jika sebuh fungsi
f(x) kontinu dalam selang
[a, b] dan f(a)f(b) < 0, maka
persamaan f(x) = 0
memiliki paling sedikit satu
akar riil dalam selang buka
(a, b).
6
Perhatikan!
• f(a)f(b) > 0 berakibat tidak ada
akar atau banyaknya akar
genap
– [gambar (a) dan (c)]
7
Kasus khusus
• Banyak akar
– Akar berimpit di satu titik.
– Contoh: f(x) = (x-1)(x-1)(x-2)
has a multiple root at x=1.
8
Algoritma Metode Pengurungan Akar
Step 1: Pilih 2 titik xl and xu sedemikian sehingga f(xl)f(xu) < 0
jika f(xl)f(xr) = 0
xr adalah akar
9
Bagaimaana memilih xr pada
Step 2?
1. Metode Bisection
Menebak tanpa memperhatikan karakteristik
f(x) dalam (xl, xu)
10
Dasar Metode Bagi Dua
Teorema: Sebuah persamaan f(x)=0, dimana f(x)
sebuah fungsi riil yang kontinu, memiliki
paling sedikit satu akar antara xl dan xu jika
f(xl)f(x)f(xu) < 0.
x
x
xu
11 10/15/20
Teorema
Jika fungsi f(x) dalam f(x)=0 tidak berubah tanda antara dua titik, maka
akar mungkin masih terdapat di anatar kedua titik tersebut
f(x)
x x
xu
12 10/15/20
Teorema
Jika fungsi f(x) dalam f(x)=0 tidak berubah tanda antara dua titik,
maka mungkin tidak terdapat akar di antara kedua titik tersebut.
f(x)
f(x)
x xu
x x
x xu
13 10/15/20
Teorema
Jika fungsi f(x) dalam f(x)=0 berubah tanda antara dua
titik, maka mungkin terdapat lebih dari satu akar di antara
kedua titik tersebut
f(x)
xu
x
x
14 10/15/20
Algoritma untuk Metode Bagi Dua
15 10/15/20
Input
Fungsi f(x)
Tebakan awal xl dan xu
Error maksimum
Iterasi maksimum
16 10/15/20
Output
Akar persamaan
17 10/15/20
Langkah 1
Pilih x dan xu sebagai dua tebakan awal untuk akar
sedemikian sehingga f(x) f(xu) < 0, atau dengan kata lain,
f(x) berubah tanda antara x dan xu.
f(x)
x
x
xu
18 10/15/20
Langkah 2
Perkirakan akar, xm dari persamaan f (x) = 0 sebagai
titik tengah antara x dan xu sebagai
f(x)
x xu
xm =
2
x
x
xu
19 10/15/20
Langkah 3
Lakukan pmeriksaan dengan cara
f(x)
Jika f(x) f(xm) < 0, maka akar terletak
antara x dan xm; akibatnya x = x
; xu = xm.
20 10/15/20
Step 4
Titik tengah
x xu
xm =
2
Pendekatan Galat
x baru x lama
m
a m
baru
100
x m
21 10/15/20
Langkah 5
f ( x ) x 3 0.165x 2 3.993 10 4 0
23 10/15/20
Grafik fungsi f(x)
f x x -0.165x +3.993x10
3 2 -4
24 10/15/20
Periksa jika batas valid
Pilih batas
x 0.00
xu 0.11
f 0.0 3.993x10 4
f 0.11 2.662x10 4
25 10/15/20
Iterasi #1
x 0, xu 0.11
0 0.11
xm 0.055
2
f 0 3.993x10 4
f 0.11 2.662 x10 4
f 0.055 6.655x10 5
x 0.055
xu 0.11
26 10/15/20
Iterasi #2
x 0.055, xu 0.11
0.055 0.11
xm 0.0825
2
a 33.33%
f 0.055 6.655x10 5
f 0.11 2.662x10 4
f 0.0825 1.62216x10 4
x 0.055, xu 0.0825
27 10/15/20
Iterasi #3
x 0.055, xu 0.0825
0.055 0.0825
xm 0.06875
2
a 20%
f 0.055 6.655x10 5
f 0.0825 1.62216 x10 4
f 0.06875 5.5632 x10 5
28 10/15/20
Konvergensi
Tabel 1: Akar f(x)=0 sebagi fungsi dari banyaknya
interasi untuk Metode Bisection
Iteration x xu xm a % f(xm)
32 10/15/20
Kelemahan
Konvergensi lambat
33 10/15/20
Kelamahan (lanj.)
Jika salah satu tebakan awal terlalu
dekat ke akar maka konvergensi akan
lebih lambat
34 10/15/20
Kelamahan (lanj.)
Jika sebuah fungsi f(x) menyentuh
sumbu-x maka tebakan awal tidak dapat
ditentukan
f(x)
f x x 2
35 10/15/20
Kelemahan (lanj.)
Fungsi berubah tanda tapi akar tidak ada
1
f(x)
f x
x
x
36 10/15/20
Batas Error
Akar sebenarnya, α, terletak antara xl dan xu.
xl xr xu
37
Batas Error
Misal akarnya terletak pada subinterval bawah
2 2
38
Batas Error
Secara umum, setelah iterasi ke-n, solusinya, xr(n),
dengan akurasi sebesar
1 (n) 1 ( n 1) ( n 1) 1 (1)
xu xl 2 xu xl
( n)
... n xu xl(1)
2 2 2
Jika kita ingin error absolutnya tidak lebih dari Eα
maka 1 (1)
n
xu xl
(1)
E
2
xu(1) xl(1)
n log 2 ( )
E
39
Implementasi program
Dalam excel
Dalam VBA
Dalam Pascal
Dalam MATLAB
40 10/15/20
A.2. Metode Regula Falsi
Dikenal juga dengan metode posisi palsu, atau
metode interpolation linier.
Tidak seperti Metode bisection yang membagi dua
interval, regula falsi menginterpolasi f(xu) dan f(xl)
dengan sebuah garis lurus dan perpotongan garis
ini dengan sumbu-x digunakan sebagai posisi
pencarian baru.
Kemiringan garis yang menghubungkan f(xu) dan
f(xl) ditentukan
41
f ( xu ) f ( xl ) f ( xu )( xl xu )
xr xu
xu xr xl xr f ( xl ) f ( xu )
42
False-position vs Bisection
False position secara umum lebih baik
daripada metode bisection.
Kasus khusus:
• (Usually) When the deviation of f'(x) is high and
the end points of the interval are selected poorly.
• For example,
f ( x) x10 1
with xl 0, xu 1.3
43
Bisection Method (Konvergen lebih cepat)
Iterasi xl xu xr εa (%) εt (%)
1 0 1.3 0.65 35
2 0.65 1.3 0.975 33.3 25
3 0.975 1.3 1.1375 14.3 13.8
4 0.975 1.1375 1.05625 7.7 5.6
5 0.975 1.05625 1.015625 4.0 1.6
False-position Method
Iterasi xl xu xr εa (%) εt (%)
1 0 1.3 0.09430 90.6
2 0.09430 1.3 0.18176 48.1 81.8
3 0.18176 1.3 0.26287 30.9 73.7
4 0.26287 1.3 0.33811 22.3 66.2
5 0.33811 1.3 0.40788 17.1 59.2
44
f ( x) x10 1
with xl 0, xu 1.3
45
Implementasi dalam Excel
46 10/15/20