Anda di halaman 1dari 77

BAB III

PERANCANGAN KOMPONEN

3.1 Kopling

Pada poros dan perencanaan ini meindahkan Daya (P) sebesar 80 PS dan
Putaran (n) sebesar 3500 rpm.

Daya (P) : 80 PS = 80 X 0,74 kW = 59,2 kW

Putaran (n) : 3500 rpm

Gambar 3.1 Poros

Jika P daya nominal out-put dari motor penggerak maka daya rencana
pada (k) adalah:

Pd = P x f c .........................................(lit 1. Sularso “ Elemen Mesin” .Hal


7)

Dimana:

Pd = Daya rencana

P = Daya nominal motor penggerak

fc = Faktor keamanan (dapat dilihat pada tabel)

Untuk faktor keamanan dapat dilihat pada tabel.....(lit 1. Sularso “Elemen Mesin”.
Hal 7) dengan daya normal 1,0 – 1,5 maka faktor keamanan dapat diambil :

f c = 1,0-1,5 (untuk Pmx)

= 1,0 (diambil)

52
Sehingga daya rencana :

Pd = P x f c

= 59,2 kW x 1,0

= 59,2 kW

Torsi akibat daya maksimum yang timbul :

P
T = 9,74 x 105 n (kg.mm)…………….......................(lit1. Sularso Hal
7)

Dimana ;

T = Momen torsi rencana (kg.mm)

Pd = Daya rencana (kW)

n = Putaran(Rpm)

Maka :

P
T = 9 ,74 x 10 5 n (kg. mm)

59,2
= 9,74 x 10 5x ( kg.mm)
3500

= 16474 kg.mm

3.1.1 Poros

Untuk bahan poros diambil dari tabel... (lit 1. Sularso. Hal 3). Bahan poros
yang di-pilih adalah dari baja yang difinis dingin dengan hambatan S35C-D
dengan kekuatan tarik (τb ¿= 53 kg/mm2...........(lit 1. Sularso. Hal 3)

Tegangan geser yang diizinkan (τa)

τb
τa = sf 1 . sf 2 ……………..(lit1. Sularso Hal.8)

53
Dimana :

Τa = Tegangan geser yang diijinkan (kg/ mm2)

Τb = Tegangan tarik ijin poros (kg/mm2)

sf1 = Faktor keamanan akibat pengaruh massa

= 6,0 (diambil) dari table .............(lit.1 Sularso. Hal 7)

Sf2 = Faktor keamanan karena adanya alur spline pada poros


dimana harga ini sebesar 1,3 -3,0 maka diambil
=2,0 ......(lit1. Sularso. hal 7)

Maka :

τb
τa = sf 1 . sf 2

53 kg/mm 2
= 6,0. 2,0

= 4,416 kg/mm2

3.1.2 Diameter Poros

Dalam perencanaan diperkirakan poros akan mengalami beban lentur (cb)


= 1,2 – 2,3 (lit 1. Sularso “Elemen Mesin”. Hal 8), diambil yang terbesar 2,3.

Untuk faktor koreksi momen puntir diambil dengan beban sedikit kejutan
= 1,2 ... (lit1. Sularso. Hal 8). Perhitungan untuk mencari diameter poros yang
dirancang dapat dihitung dengan rumus:

1/3
5,1
Ds =
[ τa
. Kt .Cb .T
] ……………….( lit.1 Sularso. Hal 7)

Dimana :

54
Cb = Faktor keamanan terhadap beban Lentur 1,2 – 2,3 (diambil 2,3)

Kt = Faktor bila terjadi kejutan dan tumbukan besar 1,5 – 3,0 (diambil
3,0)

T = Momen torsi rencana (kg.mm)

Ds = Diameter Poros (mm)

Sehingga :
1/3
5,1
Ds =
[ τa
. Kt .Cb .,T
]
1 /3
5,1
=
[ 4 ,416
. x3,0 x 2,3x 16474
]
= 34,3 = 34 mm

Dalam hal ini perlu pemeriksaan terhadap tegangan geser ijin yang harus
lebih besar dari tegangan geser yang terjadi atau :

σ a > τg

Dimana :

τa = Tegangan geser yang diizinkan (kg/mm)

τg = Tegangan geser yang terjadi (kg/mm)

T = Momen Torsi Rencana (kg.mm)

ds = Diameter Poros (mm)

Sehingga tegangan geser yang terjadi adalah :

5,1 xT
τg=
ds 3
5,1 x 16474 kg. mm
=
( 34 mm )3
τg=2,1 kg/mm 2
Pada pemeriksaan kekuatan, dimana tegangan geser (τg) yang timbul harus
lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan τa > τg dimana :

τa = 4,416 kg/mm

55
τg = 2,1 kg/mm

Berarti diketahui bahwa τa > τg dengan demikian bahwa konstruksi dapat


untuk digunakan.

3.1.3 Spline

Untuk spesifikasi spline dalam berbagai kondisi operasi sesuai standarnya


dapat dilihat pada tabel (lit 2. Mechanical Hand Book. Hal 15). Dalam
perencanaan spline ini jumlah alur yang di rencanakan adalah 6 buah.

Gambar 3.2
Spline

Diameter maksimum (diambil d s = 30 mm )

d s = 0,81 x d 2

ds
d2 =
0,81

34
d2 = = 41,97 mm = 42 mm
0,81

Spline yang di rencanakan atau ketentuan ukurannya (dari table 3.4 DIN 5462 –
DIN 5464) antara lain :

Jumlah ( i ) = 6 buah

Lebar ( b ) = 7 mm

Diameter Luar ( d 2 ) = 42 mm

Perhitungan Spline dan Naaf

56
d 2−d s
Tinggi ( H ) =
2

42−34
=
2

= 4 mm

d2 3

Panjang ( L ) =
ds2

= ¿¿

= 64,1 mm

d 2+ d s
Jari – Jari ( rm ) =
4

42+34
=
4

= 38 mm

Jarak Antara Spline ( W ) = 0.5 x d 2

= 0,5 x 42 mm

= 21 mm

Pemeriksaan Kekuatan Spline

T
F=
rm ...................................(lit 2. Sularso . Hal .8)

Dimana :

F = Besarnya Gaya Yang Bekerja Pada Spline ( kg )

T = Momen Torsi Yang Bekerja Pada Poros 18121,96 ( kg.mm)

rm = Jari – Jari Spline ( mm )

Maka :

57
16474 kg . mm
F = 38 mm

= 433 kg

Tegangan geser pada poros spline adalah :

F
τᵷ =
i. w . l

τᵷ = Tegangan geser yang terjadi pada spline ( kg/ mm2)

F = Gaya yang bekerja pada spline (kg)

I = Jumlah gigi spline

W = Jarak antar spline ( mm )

L = Panjang Spline ( mm )

Maka :

433
τᵷ = = 0,053 kg /mm2
6 x 21 x 64,1

Sedangkan tegangan tumbuk yang terjadi adalah :

F 823
P = =
i. H . L 6 x 4 x 64,1
= 0,281 kg /mm2

Kekuatan tarik dari bahan yang direncanakan adalah 53 kg /mm2 dengan factor
keamanan untuk pembebanan dinamis ( 8 – 10 ) diambil 10 untuk meredam
getaran yang terjadi.

Tegangan geser yang diizinkan :

τ ᵷi = 0.8 x σ trk

58
Dimana :

53
σ trk = = 5,3 = 5 kg /mm2
10

Maka :

τ ᵷi = 0,8 x 5 = 2,5 kg /mm2

Maka spline dan naaf aman terhadap tegangan geser yang terjadi. Dimana dapat

dibuktikan:

τᵷ ≤ τ ᵷi

0,059 ≤ 2,5

Tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan (aman)

3.1.4 Perhitungan Plat Gesek

Gambar 3.3 Plat Gesek

Untuk perancangan plat gesek ini digunakan bahan besi cor berpasangan
dengan asbes. Alasan untuk pemakaian besi cor dan asbes adalah mempunyai
daya tahan terhadap temperature yang sangat tinggi, yaitu sampai sekitar 200°C.
Pemasangan besi cor dan asbes mempunyai koefisien gesek yang besar. (lit 1.
Sularso. Hal 62)

59
Diketahui :

P = 80 PS x 0,74 kW = 59,2 kW

n = 3500 rpm

d s = 34 mm ( diameter poros )

Putaran poros n = 3500 rpm

Faktor koreksi = ( fc ) = 1,0

Daya rencana Pd :

Pd = fc x P

= 1,0 x 59,2

= 59,2 kW

Momen Puntir Rencana T :

Pd
T = 9,74 x 105 x
n

59,2
T = 9,74 x 105 x
3500

T = 16474 kg.mm

Perbandingan diameter dalam bidang gesek ( d 1 ) dan diameter luar bidang gesek (
d 2 ) > 0,5. Maka di rencanakan perbandingan diameter d 1 /d 2 = 0,8 mm

Gaya tekanan gesekan F :

Berdsarakan table (lit 1. Sularso. Hal 62) dari bahan besi cord an asbes
( ditenun ), harga tekanan permukaan yang diizinkan pada bidang gesek Pa = 0,02
kg /mm2

Maka :

π
× ( D 22 )− ( D12 )
{ } 2
F= 4 x Pa (kg/mm )...................(lit 1. Sularso
Hal 62)

60
Sesuai dengan tabel (lit 1. Sularso. Hal 62) koefisen gesek dan tekanan yang
diizinkan untuk bahan besi cor dan asbes pada kondisi kering adalah:

μ : Koefisien gesek (0,35 – 0,65 ) maka diambil 0,4.

Pa : Tekan rata-rata pada bidang gesek ( 0,007– 0,07 kg/mm²) maka diambil
0,02 kg/mm2.

D1 / D2 ≥ 0,5) maka diambil D1 / D2 = 0,5


D : Diameter plat gesek, (
sehingga D1 = D 2 x 0,5

π
F= ( D22−D21) Pa
4

3,14
F= x ( 12−0.8 2) x D 22 x 0,02
4

F = 0,00565 D22

rm = ( D1 + D2) / 4

rm = (0,8 + 0,1) D2 / 4

rm = 0,45 D2

Berdasarkan tabel 3.5 (lit 1. Sularso. Hal 63) dari bahan besi cor dan asbes
(ditenun ), harga koefisien gesekan kering ( 0,35 – 0,65 ) diambil µ = 0,4

T = µ x F x rm

16474 = 0,5 x 0,00565 D 22 x 0,45 D2

16474 = 0,001017 D32 = 101,7 x 10−6 D32

16474
D2 =

3

101,7 x 10−6
= 497,105531

D2 = 497,10 = 497 mm

Maka, diameter luar bidang gesek ( D2) = 497 mm

61
Diameter dalam kopling :

D1 = 0,8 x D 2

D1 = 0,8 x 497

D1 = 397,6 mm

GD 2 pada sisi rotor (lit 1. Sularso. Hal 68) diambil berdasarkan diameter lubang =
30.

Maka :

30−20
GD 2 = 0,0882 + [ 40−20
x( 0,2192−0,0882) ]
GD 2 = 0,0882 + [ 0,5 x 0,131 ]

GD 2 = 0,1537 kg . m2

Putaran relatif nr = 3500 rpm

Waktu penghubung rencana t e = 0,3 s

Faktor keamanan kopling f = 2,1

Momen Start :

T n = T = 16474 kg.mm = 16,474 kg.m

GD2 x nr
Ta = + Tn
375 x t e

Dimana :

Ta = Momen start (kg.mm)

GD 2 = Efek total roda gaya terhadap poros kopling (kg.m 2)

nr = Kecepatan putaran relatif (rpm)

te = Waktu penghubungan rencana (s)

62
Tn = Momen beban pada saat start (kg.m)

Maka :

0,1537 x 3500
Ta = +16,474
375 x 0,3

T a = 16,95 kg.m

Waktu penghubungan yang sesungguhnya :

GD 2 x nr
T ae = 375 x ( T −T )
a n ¿
¿
0,1537 x 3500
T ae =
375 x (16,95−16,474)

T ae = 0,3 s

T ae ≤ T ae

0,3 s ≤ 0,3 s , baik

Bahan gesek paduan tembaga sinter

Berdasarkan Tabel 3.7 (lit 1. Sularso. Hal 72) dengan bahan paduan tembaga
sinter maka:

W = 4 x 10−7 cm3/kg.m

Volume keausan yang diizinkan ( L3) :

Dengan mengambil nomor tipe kopling 30, maka dapat diambil volume
keausan yang diizinkan dari Tabel 3.8 (lit 1. Sularso. Hal 72) sebesar :

30−20
L3 = 63,5 + [ 40−20
x( 91,0−63,5) ]
L3 = 63,5 + [ 0,5 x 27,5¿ ]

L3 = 77,25 cm3

63
3.1.5 Pegas
F
d

Lo

L
D

Gambar 3.5 Pegas

Pegas kendaraan dapat berfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan


dan meredam getaran yang terjadi. Pegas yang dimaksudkan disini adalah pegas
kejut pada plat gesek. Pegas kejut ini berfungsi untuk mengontrol gerakan dan
menyimpan energy. Pegas kejut ini dibuat dari kawat baja tarik keras yang
dibentuk dingin atau kawat yang ditemper dengan minyak.

Momen puntir (torsi) adalah T = 16474 kg.mm, jumlah pegas kejut


direncanakan 6 buah dan direncanakan diameter rata rata pegas ( D ) = 28 mm,

D
harga perbandingan berkisar antara 4 – 8 (lit 1. Sularso. Hal 313). Dalam
d

D
rancangan ini, harga diambil 4, sehingga diperoleh :
d

D
=4
d

28
=4 → d=7
4

Beban maksimum W t :

T = ( D/2) x W t

Maka :

T
Wt =
(D/2)

64
16474
W t = 28
( )
2

W t = 1176,71 kg

Lendutan yang terjadi pada beban δ = ( 18 – 20 ) mm, diambil 20 mm

Indeks pegas :

c = D/d

c=4

Faktor tegangan :

4 c−1 0,615
K= +
4 c−4 c

4 x 4−1 0,615
K= +
4 x 4−4 4

K = 1,404

Tegangan geser 𝜏 :

T
T
𝜏= = π x d3
Zp
6 ()
16474
𝜏 = 3,14
( )
6
x 73

𝜏 = 91,77 kg /mm2

65
Bahan pegas SUP4 ( Baja Pegas ) dengan tegangan geser maksimum yang
diizinkan τ a = 65 kg /mm2. Modulus geser G = 8000 kg /mm2 berdasarkan Tabel
3.9 (lit 1. Sularso. Hal 313)

Tegangan rencana :

τ d = τ a x 0,8

τ d = 65 x 0,8

τ d = 52 kg /mm2

Wt
k=
δ

1176,71
k=
20

k = 58,83 kg /mm2

Jumlah lilitan yang bekerja :

G x d4
k=
8 n x d3

58,83 = 8000 x ¿ ¿

8n = 29,62

n = 2,4 → 3

Lendutan total :

1
δ t = 20 x
3

δ t = 6,6 mm

66
Tinggi bebas H f :

H f = (n + 15) x d

H f = (3 + 15) x 7

H f = 31,5 m

C 1 = 0,2 – 0,6 mm, diambil 0,4

C 1 = ( H t - H f ) / ( n + 1,5 )

0,4 = ( H t – 31,5) / ( 3 + 1,5)

H t – 31,5 = 1,8

H t = 33,3 mm

Maka :

δ = Hf - Ht

20 = H f – 33,3

H f = 33,3 + 20

H f = 53,3 mm

Tinggi awal terpasang H s :

C s = 1,0 – 2,0 mm, diambil 1,5 mm

C s = ¿ - H c ) / ( n + 1,5 )

1,5 = ¿ – 31,5) / ( 3 + 1,5 )

67
H s – 31,5 = 6,75

H s = 38,25 mm

Lendutan awal terpasang :

δo = Hf - Hs

δ o = 53,3 – 38,25

δ o = 15,05 mm

Beban awal terpasang W o :

Wo = ¿ ¿ – Hs ¿ x k

W o = (53,3 – 38,25) x 58,83

W o = 885,3 kg

Lendutan efektif h :

h = δ - δo

h = 20 – 15,05

h = 4,95 mm

Tinggi pada lendutan maksimum H t = 33,3 mm

Jumlah lilitan mati pada setiap ujung 1

Tinggi mampat H c = 31,5 mm

Ht > Hc

33,3 mm > 31,5 mm, baik

68
Kelonggaran kawat pada awal terpasang antara 1,0 – 2,0 mm, maka diambil

C s = 1,5 mm

Kelonggaran kawat pada awal terpasang antara 0,2 – 0,6 mm, maka diambil

C t = 0,4 mm

Hf / D < 5

53,3/28 < 5

1,90 < 5

Diameter kawat d = 7 mm

Bahan pegas SUP4 ( Baja Pegas) perlakuan panas

Jumlah lilitan yang bekerja n = 3

Lilitan yang mati 1 pada setiap ujung

Lendutan efektif h = 4,95 mm

Lendutan total δ = 20 mm

Tinggi tekan H c = 31,5

Beban awal terpasang W o = 671,3 kg

3.1.6 Bantalan

69
Gambar 3.6 Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang berbeban,


sehingga putaran dan getaran bolak balik dapat berputar secara halus, dan tahan
lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesinnya
bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi, dengan baik maka prestasi
seluruh system akan menurun atau tidak bekerja semestinya.

Momen yang di transmisikan dari poros :

T = 16474 kg.mm

n = 3500 rpm

Pada perhitungan ini telah diperoleh ukuran diameter porosnya (d s )


sebesar (30 mm).Berdasarkan dari tabel 3.10 (lit 1. Sularso. Hal 135), maka
ukuran ukuran dari bantalan dapat ditentukan sebagai berikut :

Nomor bantalan 6006,

Diameter bantalan : D = 55 mm

Lebar Bantalan : B = 13 mm

Kapasitas nominal dinamis spesifik : C = 1030 kg

Kapasitas nominal statis spesifik : C o = 740 kg

70
Fa
Untuk bantalan bola alur dalam = 0,014 (direncanakan) dari tabel 3.11 (lit 1.
Co
Sularso. Hal 135).

Beban aksial bantalan F a :

F a = C o x 0,014

F a = 740 x 0,014

F a = 10,36 kg

Dari tabel 3.11 (lit 1. Sularso. Hal 135) juga dapat diketahui harga beban radial F r
dengan menggunakan persamaan :

Fa
>e
v x Fr

Dimana :

v = Beban putar pada cincin dalam

e = 0,19

Maka :

Fa
Fr =
v xe

10,36
Fr =
1 x 0,19

F r = 54,52 kg

71
Dengan demikian, beban ekuivalen dinamis P dapat diketahui melalui persamaan
di bawah ini :

P = X . Fr + y . Fa

Dimana :

P = Beban ekuivalen (kg)

Fr = Beban radial (kg)

Fa = Beban aksial (kg)

X,Y = Harga – harga baris tunggal di tabel 3.11

Maka :

P = 0,56 x 54,52 + 2,30 x 10,36

P = 54,35 kg

Jika C (kg) menyatakan beban nominal dinamis spesifik dan P (kg) beban
ekuivalen dinamis, maka factor kecepatan f n bantalan adalah :
1/3
33 ,3
fn =
[ ]n
.

1/3
33 , 3
fn =
[ ]
3500
.

f n = 0,247

Faktor umur bantalan f h :

C
fh = fn x
P

1030
f h = 0,247 x
54,35

72
f h = 4,68

Umur nominal dari bantalan Lh :

Lh = 500 x ¿ ¿

Lh = 500 x (4,68¿3

Lh = 51251,616 jam

3.1.7 Baut dan Mur

Gambar 3.7 Baut dan Mur

73
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk
mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur sebagai
alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang
sesuai. Didalam perencanaan kopling ini baut dan mur berfungsi sebagai pengikat
gear box. Untuk menemukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus di
perhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan,
kelas ketelitian, dan lain lain.

Beban yang diterima baut merupakan beban yang diterima bantalan :

W = P pada bantalan = 54,35

Faktor koreksi ( f c) = 1,2

Maka beban rencana W d :

Wd = f c x W

W d = 1,2 x 54,35

W d = 65,22 kg

Bahan baut di pakai baja liat dengan kadar karbon 0,22 %

Kekuatan tarik : σ B = 42 kg /mm2

Faktor keamanan : Sf = 7 dengan tegangan yang diizinkan σ a = 6 kg /mm2

Diameter inti yang di perlukan :

4 xW d
d1 ≥
√ π xσa

d 1 ≥ 4 x 65,22

3,14 x 6

d 1 ≥ 3,72 mm

Dipilih ulir metris kasar diameter inti d 1 = 4,917 mm > dari tabel 3.12 (lit 1.
Sularso. Hal 290).

74
Maka pemilihan ulir standar ulir luar :

Diameter luar d = 6 mm

Diameter inti d1 = 4,917 mm

Jarak bagi p = 1 mm

Tegangan geser yang diizinkan :

τ a = (0,5 – 0,75) x σ a → diambil 0,5

Maka :

τ a = 0,5 x 6

τ a = 3 kg /mm2

Dengan tekanan permukaan yang diizinkan q a = 3 kg /mm2

Diameter luar ulir dalam D = 6 mm

Diameter efektif ulir dalam D2 = 5,350 mm

Tinggi kaitan gigi dalam H f = 0,541

Jumlah ulir mur yang diperlukan :

Wd
z ≥
π x D 2 x H t x qa

65,22
z ≥
3,14 x 5,350 x 0,541 x 3

z ≥ 2,39 → 3

Tinggi mur :

75
H=z.p

H=3x1

H = 3 mm

Jumlah ulir mur :

H
z' =
p

3
z' =
1

z' = 3

Tegangan geser akar ulir baut :

Wd
τb =
π x d1 x k x p x z

65,22
τb =
3,14 x 4,917 x 0,84 x 1 x 3

τ b = 1,67 kg /mm2

Tegangan geser akar ulir mur :

Wd
τn =
π x Dx j x p x z

65,22
τn =
3,14 x 6 x 0,75 x 1 x 3

76
τ n = 1,52 kg /mm2

Tegangan geser akar ulir baut (τ b) dan tegangan geser akar ulir mur (τ n)
lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan (τ a), maka baut dan mur yang
direncanakan aman terhadap tegangan geser.

Bahan baut dan mur baja liat dengan kadar karbon 0,22 %

Diameter nominal ulir :

Baut =M6

Mur =M6

Tinggi Mur = 3 mm

3.1.8 Paku Keling

77
Gambar 3.9 Paku Keling

Paku keling merupakan alat penyambung tetap/mati. Dalam


banyak kasus penggunaanya, sambungan paku keling digantikan dengan
sambungan las karena sambungan paku keling memerlukan waktu lebih lama
daripada sambungan las yang lebih sederhana. Pada sisi lain sambungan paku
keling terlihat lebih jauh aman dan mudah untuk dilakukan pengontrolan yang
lebih baik (dibunyikan dengan pukulan). Khususnya untuk sambungan logam
ringan orang lebih menyukai pengelingan, umtuk menghindarkan penurunan
kekuatan disebabkan tingginya suhu seoerti karena pengelasan.

Paku keling yang dipasang pada plat gesek dan plat


penghubung berfungsi untuk meneruskan putaran plat gesek ke plat penghubung
dan selanjutnya ke poros.

Jumlah paku keling dalam perencanaan ini sebanyak 24 buah

Diameter paku keling d = (2,3 – 6) mm, diambil 5 mm

Diameter kepala paku keling :

D = 1.6 x d

D = 1.6 x 5

D = 8 mm

Lebar kepala paku keling :

K = 0,6 x d

K = 0,6 x 5

K = 3 mm

78
Karena paku keling terletak di tengah – tengah kopling gesek, sehingga :

D 1+ D 2
rm =
4

Dimana :

rm = Jarak paku keling dari sumbu poros (mm)

D1 = Diameter dalam plat gesek (mm)

D2 = Diameter luar plat gesek (mm)

Maka :

397,7+497
rm =
4

rm = 223,65 mm

Gaya yang bekerja pada paku keling :

T
F=
rm

Dimana :

F = Gaya yang bekerja pada paku keling (kg)

T = Momen Puntir yang bekerja pada poros sebesar 16474

rm = Jarak antara paku keling (mm)

Maka :

16474
F=
223,65

F = 73,66 kg

79
Jadi seluruh paku keling mengalami gaya F = 55,85 kg

Sedangkan gaya yang bekerja pada masing masing paku keling dapat di
asumsikan dengan persamaan berikut ini :

F
F' =
n

Dimana :

F' = Gaya yang di terima setiap paku keling (kg)

F = Gaya yang di terima seluruh paku keling (kg)

n = Banyaknya paku keling yang di rencanakan

Maka :

55,85
F' =
24

F ' = 2,3 kg

Jadi setiap paku keling menerima gaya F ' = 2.3 kg

Bahan paku keling aluminium dengan tegangan tarik σ b = 37 kg /mm2

Faktor keamanan paku keling :

v = (8 – 10), diambil 9

Tegangan izin paku keling :

σb
σi =
v

80
37
σi =
9

σ i = 4,11 kg /mm2

Tegangan geser yang terjadi :

'
τg = F
A

2,3
τg =
19,625

τ g = 0,117 kg /mm2

Tegangan geser yang diizinkan :

τ gi = 0,8 x σ

τ gi = 0,8 x 4,11

τ gi = 3,28 kg /mm2

Maka paku keling aman terhadap tegangan geser yang terjadi.

Dimana dapat di buktikan :

τ gi > τg

3,28 > 0,117

3.2 Roda Gigi

81
Speed Speed Ratio

1 4,122

2 2,493

3 1,504

4 1.000

5 0,855

Reverse 3,720
Gambar 3.10 Roda Gigi

Roda gigi tranmisi yang direncanakan adalah :

Daya (N) : 80 PS x 0,74 kW = 59,2 kW

Putaran (n) : 3500 rpm

Pemindahan daya dan putaran di rencanakan dengan transmisi roda gigi secara
bertingkat dengan perbandingan gigi sebagai berikut :

82
3.2.1 Perhitungan Roda Gigi Kecepatan Satu

Diketahui :

P = 80 PS = 59,2 kW

n = 3500 rpm

I = 4,122 ( Perbandingan gigi, berdasarkan spesifikasi)

Faktor koreksi ( f c ) daya maksimum yang diperlukan 0,8 1,2. Diambil f c = 1,0

Daya rencana Pd :

Pd = fc x p

Pd = 1,0 x 59,2 kW

Pd = 59,2 kW

Diameter sementara lingkaran jarak bagi :

2 x 200
d1 =
1+i

2 x 200
d1 =
1+ 4,122

d 1 = 78,09 mm

83
2 x 200 x i
d2 =
1+i

2 x 200 x 4,122
d2 =
1+ 4,122

d 2 = 321,90 mm

Modul pahat m = 6

Jumlah gigi :

d d
m= ⇒ z=
z m

d 1 78,09
z1 = = = 13,01 = 13 gigi
m 6

d 2 321,90
z2 = = = 53,65 = 53 gigi
m 6

Perbandingan gigi :

z2
i=
z1

53
i= = 4,07
13

Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standar ) :

d o 1 = z1 x m

d o 1 = 13 x 6

d o 1 = 78 mm

84
d o 2 = z2 x m

d o 2 = 53 x 6

d o 2 = 318 mm

Jarak sumbu poros :

d 01+ d 02
ao =
2

78+318
ao = = 198 mm
2

Kelonggaran puncak :

C k = 0,25 x m

C k = 0,25 x 6

C k = 1,5

Diameter kepala :

d k 1 = ( z 1 + 2 ) x m = ( 13 + 2 ) x 6 = 90 mm

d k 2 = ( z 2 + 2 ) x m = ( 53 + 2 ) x 6 = 330 mm

Diameter kaki :

d f 1 = ( z 1 - 2 ) x m = ( 13 - 2 ) x 6 = 66 mm

d f 2 = ( z 2 - 2 ) x m = ( 53 - 2 ) x 6 = 306 mm

Kedalaman pemotongan :

H = 2 x m + Ck

H = 2 x 6 + 1,5

H = 13,5

85
Faktor bentuk gigi, dari Tabel 3.5 (lit. 1 Sularso Hal 240)

z 1 = 13 → Y 1 = 0,261

53−60
z 2 = 53 → Y 2 = 0,408 +
[ 60−50
x (0,261−0,408) ]
Y 2 = 0,408

Kecepatan keliling :

π x d01 xn
v=
60 x 1000

3,14 x 78 x 3500
v=
60 x 1000

v = 14,29 m/¿s ¿

Gaya tangensial :

102 x Pd
Ft =
v

102 x 59,2
Ft =
14,29

F t = 422,56 kg

Faktor dinamis :

5,5
fv =
5,5+ √14,29

f v = 0,59

Bahan masing masing gigi perlakuan panas :

Pinyon S35C-D :

Kekuatan tarik σ B 1 = 52 kg /mm2

Kekerasan permukaan gigi H B 1 = 187 ( rata – rata )

86
Roda gigi besar FC 20 :

Kekuatan tarik σ B 2 = 20 kg /mm2

Kekerasan permukaan gigi H B 2 = 170 ( rata – rata )

Tegangan lentur yang diizinkan :

S35C-D : σ a 1 = 26 kg /mm2

FC 20 : σ a 2 = 9 kg /mm2

Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 H B dengan besi cor.

Maka, K H = 0,079 kg /mm2

Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar :

Fb = σ a x m x Y x f v

F ' b1 = σ a1 x m x Y 1 x f v

F ' b 1 = 26 x 6 x 0,261 x 0,59

F ' b 1 = 24, 02 = 24 kg/mm

F ' b2 = σ a2 x m x Y 2 x f v

F ' b 2 = 9 x 6 x 0,408 x 0,59

F ' b 2 = 12, 99 = 13 kg/mm

87
Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :

2 x z2
F ' H = f v x k H x do1 x
z1 + z 2

2 x 53
F ' H = 0,59 x 0,079 x 78 x
13+53

F ' H = 5,84 kg/mm

Harga minimum F ' min = 5,84 kg/mm dari F ' H

Lebar sisi :

Ft
b=
F 'H

442,56
b=
5,84

b = 75,78 mm

Jarak bagi ⇒ P = m x 𝜋 = 6 x 3,14 = 18,84 mm

mxπ 6 x 3.14
Tebal gigi ⇒ S= = = 9,42 mm
2 2

Lebar gigi ⇒ b = 0.7 x d o 1 = 0,7 x 78 = 54,6 mm

3.2.2 Perhitungan Roda Gigi Kecepatan Dua

Diketahui :

88
P = 80 PS = 59,2 kW

n = 3500 rpm

I = 2,493 ( Perbandingan gigi, berdasarkan spesifikasi)

Faktor koreksi ( f c ) daya maksimum yang diperlukan 0,8 1,2. Diambil f c = 1,0

Daya rencana Pd :

Pd = fc x p

Pd = 1,0 x 59,2 kW

Pd = 59,2 kW

Diameter sementara lingkaran jarak bagi :

2 x 200
d1 =
1+i

2 x 200
d1 =
1+ 2,493

d 1 = 114,51 mm

2 x 200 x i
d2 =
1+i

2 x 200 x 2,493
d2 =
1+2,493

d 2 = 285,48 mm

Modul pahat m = 6

Jumlah gigi :

89
d d
m= ⇒ z=
z m

d 1 114,51
z1 = = = 19,08 = 19 gigi
m 6

d 2 285,48
z2 = = = 47,58 = 48 gigi
m 6

Perbandingan gigi :

z2
i=
z1

48
i= = 2,526
19

Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standar ) :

d o 1 = z1 x m

d o 1 = 19 x 6

d o 1 = 114 mm

d o 2 = z2 x m

d o 2 = 48 x 6

d o 2 = 288 mm

Jarak sumbu poros :

90
d 01+ d 02
ao =
2

114+ 288
ao = = 201 mm
2

Kelonggaran puncak :

C k = 0,25 x m

C k = 0,25 x 6

C k = 1,5

Diameter kepala :

d k 1 = ( z 1 + 2 ) x m = ( 19 + 2 ) x 6 = 126 mm

d k 2 = ( z 2 + 2 ) x m = ( 48 + 2 ) x 6 = 300 mm

Diameter kaki :

d f 1 = ( z 1 - 2 ) x m = ( 19 - 2 ) x 6 = 102 mm

d f 2 = ( z 2 - 2 ) x m = ( 48 - 2 ) x 6 = 276 mm

Kedalaman pemotongan :

H = 2 x m + Ck

H = 2 x 6 + 1,5

H = 13,5

Faktor bentuk gigi, dari Tabel 3.5 (lit. 1 Sularso Hal 240)

z 1 = 19 → Y 1 = 0,314

53−60
z 2 = 48 → Y 2 = 0,408 +
[ 60−50 ]
x (0,261−0,408)

Y 2 = 0,408

91
Kecepatan keliling :

π x d01 xn
v=
60 x 1000

3,14 x 114 x 3500


v=
60 x 1000

v = 20,89 m/¿s ¿

Gaya tangensial :

102 x Pd
Ft =
v

102 x 59,2
Ft =
20,89

F t = 289,06 kg

Faktor dinamis :

5,5
fv =
5,5+ √ 20,89

f v = 0,55

Bahan masing masing gigi perlakuan panas :

Pinyon S35C-D :

Kekuatan tarik σ B 1 = 52 kg /mm2

Kekerasan permukaan gigi H B 1 = 187 ( rata – rata )

Roda gigi besar FC 20 :

Kekuatan tarik σ B 2 = 20 kg /mm2

Kekerasan permukaan gigi H B 2 = 170 ( rata – rata )

92
Tegangan lentur yang diizinkan :

S35C-D : σ a 1 = 26 kg /mm2

FC 20 : σ a 2 = 9 kg /mm2

Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 H B dengan besi cor.

Maka, K H = 0,079 k g/ mm 2

Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar :

Fb = σ a x m x Y x f v

F ' b1 = σ a1 x m x Y 1 x f v

F ' b 1 = 26 x 6 x 0,314 x 0,55

F ' b 1 = 26,94 = 27 kg/mm

F ' b2 = σ a2 x m x Y 2 x f v

F ' b 2 = 9 x 6 x 0,408 x 0,55

F ' b 2 = 12,11 = 12 kg/mm

Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :

2 x z2
F ' H = f v x k H x do1 x
z1 + z 2

93
2 x 48
F ' H = 0,59 x 0,079 x 114 x
19+48

F ' H = 7,61 kg/mm

Harga minimum F ' min = 7,61 kg/mm dari F ' H

Lebar sisi :

Ft
b=
F 'H

289,06
b=
7,61

b = 37,98 mm

Jarak bagi ⇒ P = m x 𝜋 = 6 x 3,14 = 18,84 mm

mxπ 6 x 3.14
Tebal gigi ⇒ S= = = 9,42 mm
2 2

Lebar gigi ⇒ b = 0.7 x d o 1 = 0,7 x 114 = 79,8 mm

3.2.3 Perhitungan Roda Gigi Kecepatan Tiga

Diketahui :

P = 80 PS = 59,2 kW

n = 3500 rpm

I = 1,504 ( Perbandingan gigi, berdasarkan spesifikasi)

Faktor koreksi ( f c ) daya maksimum yang diperlukan 0,8 1,2. Diambil f c = 1,0

Daya rencana Pd :

94
Pd = fc x p

Pd = 1,0 x 59,2 kW

Pd = 59,2 kW

Diameter sementara lingkaran jarak bagi :

2 x 200
d1 =
1+i

2 x 200
d1 =
1+ 1,504

d 1 = 159,74 mm

2 x 200 x i
d2 =
1+i

2 x 200 x 1,504
d2 =
1+1,504

d 2 = 240,25 mm

Modul pahat m = 6

Jumlah gigi :

d d
m= ⇒ z=
z m

d 1 159,74
z1 = = = 26,62 = 27 gigi
m 6

d 2 240,25
z2 = = = 40,04 = 40 gigi
m 6

Perbandingan gigi :

z2
i=
z1

95
40
i= = 1,481
27

Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standar ) :

d o 1 = z1 x m

d o 1 = 21 x 6

d o 1 = 126 mm

d o 2 = z2 x m

d o 2 = 40 x 6

d o 2 = 240 mm

Jarak sumbu poros :

d 01+ d 02
ao =
2

126+240
ao = = 183 mm
2

Kelonggaran puncak :

C k = 0,25 x m

C k = 0,25 x 6

C k = 1,5

Diameter kepala :

96
d k 1 = ( z 1 + 2 ) x m = ( 21 + 2 ) x 6 = 138 mm

d k 2 = ( z 2 + 2 ) x m = ( 40 + 2 ) x 6 = 252 mm

Diameter kaki :

d f 1 = ( z 1 - 2 ) x m = ( 21 - 2 ) x 6 = 114 mm

d f 2 = ( z 2 - 2 ) x m = ( 40 - 2 ) x 6 = 228 mm

Kedalaman pemotongan :

H = 2 x m + Ck

H = 2 x 6 + 1,5

H = 13,5

Faktor bentuk gigi, dari Tabel 3.5 (lit. 1 Sularso Hal 240)

z 1 = 21 → Y 1 = 0,327

53−60
z 2 = 48 → Y 2 = 0,408 +
[ 60−50 ]
x (0,261−0,408)

Y 2 = 0,408

Kecepatan keliling :

π x d01 xn
v=
60 x 1000

3,14 x 126 x 3500


v=
60 x 1000

v = 23,08 m/¿s ¿

Gaya tangensial :

97
102 x Pd
Ft =
v

102 x 59,2
Ft =
23,08

F t = 261,63 kg

Faktor dinamis :

5,5
fv =
5,5+ √ 23,08

f v = 0,53

Bahan masing masing gigi perlakuan panas :

Pinyon S35C-D :

Kekuatan tarik σ B 1 = 52 kg /mm2

Kekerasan permukaan gigi H B 1 = 187 ( rata – rata )

Roda gigi besar FC 20 :

Kekuatan tarik σ B 2 = 20 kg /mm2

Kekerasan permukaan gigi H B 2 = 170 ( rata – rata )

Tegangan lentur yang diizinkan :

S35C-D : σ a 1 = 26 kg /mm2

FC 20 : σ a 2 = 9 kg /mm2

Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 H B dengan besi cor.

Maka, K H = 0,079 kg /mm2

98
Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar :

Fb = σ a x m x Y x f v

F ' b1 = σ a1 x m x Y 1 x f v

F ' b 1 = 26 x 6 x 0,327 x 0,53

F ' b 1 = 27,03 = 27 kg/mm

F ' b2 = σ a2 x m x Y 2 x f v

F ' b 2 = 9 x 6 x 0,408 x 0,53

F ' b 2 = 11,67 = 12 kg/mm

Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :

2 x z2
F ' H = f v x k H x do1 x
z1 + z 2

2 x 40
F ' H = 0,53 x 0,079 x 126 x
27+40

F ' H = 6,3 kg/mm

Harga minimum F ' min = 7,61 kg/mm dari F ' H

Lebar sisi :

Ft
b=
F 'H

261,63
b=
6,3

b = 41,53 mm

99
Jarak bagi ⇒ P = m x 𝜋 = 6 x 3,14 = 18,84 mm

mxπ 6 x 3.14
Tebal gigi ⇒ S= = = 9,42 mm
2 2

Lebar gigi ⇒ b = 0.7 x d o 1 = 0,7 x 126 = 88,2 mm

3.2.4 Perhitungan Roda Gigi Kecepatan Keempat

Diketahui :

P = 80 PS = 59,2 kW

n = 3500 rpm

I = 1,000 ( Perbandingan gigi, berdasarkan spesifikasi)

Faktor koreksi ( f c ) daya maksimum yang diperlukan 0,8 1,2. Diambil f c = 1,0

Daya rencana Pd :

Pd = fc x p

Pd = 1,0 x 59,2 kW

Pd = 59,2 kW

Diameter sementara lingkaran jarak bagi :

2 x 200
d1 =
1+i

2 x 200
d1 =
1+ 1,000

d 1 = 200 mm

100
2 x 200 x i
d2 =
1+i

2 x 200 x 1,000
d2 =
1+1,000

d 2 = 200 mm

Modul pahat m = 6

Jumlah gigi :

d d
m= ⇒ z=
z m

d 1 200
z1 = = = 33,3 = 33 gigi
m 6

d 2 200
z2 = = = 33,3 = 33 gigi
m 6

Perbandingan gigi :

z2
i=
z1

33
i= =1
33

Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standar ) :

d o 1 = z1 x m

d o 1 = 33 x 6

101
d o 1 = 198 mm

d o 2 = z2 x m

d o 2 = 33 x 6

d o 2 = 198 mm

Jarak sumbu poros :

d 01+ d 02
ao =
2

198+198
ao = = 198 mm
2

Kelonggaran puncak :

C k = 0,25 x m

C k = 0,25 x 6

C k = 1,5

Diameter kepala :

d k 1 = ( z 1 + 2 ) x m = ( 33 + 2 ) x 6 = 210 mm

d k 2 = ( z 2 + 2 ) x m = ( 33 + 2 ) x 6 = 210 mm

Diameter kaki :

d f 1 = ( z 1 - 2 ) x m = ( 33 - 2 ) x 6 = 186 mm

102
d f 2 = ( z 2 - 2 ) x m = ( 33 - 2 ) x 6 = 186 mm

Kedalaman pemotongan :

H = 2 x m + Ck

H = 2 x 6 + 1,5

H = 13,5

Faktor bentuk gigi, dari Tabel 3.5 (lit. 1 Sularso Hal 240)

33−30
z 1 = 33 → Y 1 = 0,358 +
[ 33−30 ]
x (0,371−0,358)

Y 1 = 0,367

33−30
z 2 = 33 → Y 2 = 0,358 +
[ 33−30 ]
x (0,371−0,358)

Y 2 = 0,367

Kecepatan keliling :

π x d01 xn
v=
60 x 1000

3,14 x 198 x 3500


v=
60 x 1000

v = 36,27 m/¿s ¿

Gaya tangensial :

102 x Pd
Ft =
v

103
102 x 59,2
Ft =
36,27

F t = 166,48 kg

Faktor dinamis :

5,5
fv =
5,5+ √36,27

f v = 0,48

Bahan masing masing gigi perlakuan panas :

Pinyon S35C-D :

Kekuatan tarik σ B 1 = 52 kg /mm2

Kekerasan permukaan gigi H B 1 = 187 ( rata – rata )

Roda gigi besar FC 20 :

Kekuatan tarik σ B 2 = 20 kg /mm2

Kekerasan permukaan gigi H B 2 = 170 ( rata – rata )

Tegangan lentur yang diizinkan :

S35C-D : σ a 1 = 26 kg /mm2

FC 20 : σ a 2 = 9 kg /mm2

Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 H B dengan besi cor.

Maka, K H = 0,079 kg /mm2

104
Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar :

Fb = σ a x m x Y x f v

F ' b1 = σ a1 x m x Y 1 x f v

F ' b 1 = 26 x 6 x 0,367 x 0,48

F ' b 1 = 27,48 = 27 kg/mm

F ' b2 = σ a2 x m x Y 2 x f v

F ' b 2 = 9 x 6 x 0,367 x 0,48

F ' b 2 = 9,51 = 10 kg/mm

Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :

2 x z2
F ' H = f v x k H x do1 x
z1 + z 2

2 x 33
F ' H = 0,48 x 0,079 x 198 x
33+33

F ' H = 7,51kg/mm

Harga minimum F ' min = 7,51 kg/mm dari F ' H

Lebar sisi :

Ft
b=
F 'H

166,48
b=
7,51

b = 22,17 mm

105
Jarak bagi ⇒ P = m x 𝜋 = 6 x 3,14 = 18,84 mm

mxπ 6 x 3.14
Tebal gigi ⇒ S= = = 9,42 mm
2 2

Lebar gigi ⇒ b = 0.7 x d o 1 = 0,7 x 198 = 138,6 mm

3.2.5 Perhitungan Roda Gigi Kecepatan Kelima

Diketahui :

P = 80 PS = 59,2 kW

n = 3500 rpm

I = 0,855 ( Perbandingan gigi, berdasarkan spesifikasi)

Faktor koreksi ( f c ) daya maksimum yang diperlukan 0,8 1,2. Diambil f c = 1,0

Daya rencana Pd :

Pd = fc x p

Pd = 1,0 x 59,2 kW

Pd = 59,2 kW

Diameter sementara lingkaran jarak bagi :

2 x 200
d1 =
1+i

2 x 200
d1 =
1+ 0,855

d 1 = 215,63 mm

106
2 x 200 x i
d2 =
1+i

2 x 200 x 0,855
d2 =
1+0,855

d 2 = 184,37 mm

Modul pahat m = 6

Jumlah gigi :

d d
m= ⇒ z=
z m

d 1 215,63
z1 = = = 35,94 = 36 gigi
m 6

d 2 184,37
z2 = = = 30,72 = 31 gigi
m 6

Perbandingan gigi :

z2
i=
z1

31
i= = 0,861
36

Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standar ) :

d o 1 = z1 x m

d o 1 = 31 x 6

d o 1 = 186 mm

107
d o 2 = z2 x m

d o 2 = 36 x 6

d o 2 = 216 mm

Jarak sumbu poros :

d 01+ d 02
ao =
2

216+186
ao = = 201 mm
2

Kelonggaran puncak :

C k = 0,25 x m

C k = 0,25 x 6

C k = 1,5

Diameter kepala :

d k 1 = ( z 1 + 2 ) x m = ( 31 + 2 ) x 6 = 198 mm

d k 2 = ( z 2 + 2 ) x m = ( 36 + 2 ) x 6 = 228 mm

Diameter kaki :

d f 1 = ( z 1 - 2 ) x m = ( 31 - 2 ) x 6 = 174 mm

d f 2 = ( z 2 - 2 ) x m = ( 36 - 2 ) x 6 = 204 mm

Kedalaman pemotongan :

H = 2 x m + Ck

108
H = 2 x 6 + 1,5

H = 13,5

Faktor bentuk gigi, dari Tabel 3.5 (lit. 1 Sularso Hal 240)

36−34
z 1 = 36 → Y 1 = 0,371 +
[ 36−34
x (0,383−0,371) ]
Y 1 = 0,383

31−30
z 2 = 31 → Y 2 = 0,358 +
[ 31−30
x (0,371−0,358) ]
Y 2 = 0,384

Kecepatan keliling :

π x d01 xn
v=
60 x 1000

3,14 x 186 x 3500


v=
60 x 1000

v = 34,07 m/¿s ¿

Gaya tangensial :

102 x Pd
Ft =
v

102 x 59,2
Ft =
34,07

109
F t = 177,23 kg

Faktor dinamis :

5,5
fv =
5,5+ √34,07

f v = 0,48

Bahan masing masing gigi perlakuan panas :

Pinyon S35C-D :

Kekuatan tarik σ B 1 = 52 kg /mm2

Kekerasan permukaan gigi H B 1 = 187 ( rata – rata )

Roda gigi besar FC 20 :

Kekuatan tarik σ B 2 = 20 kg /mm2

Kekerasan permukaan gigi H B 2 = 170 ( rata – rata )

Tegangan lentur yang diizinkan :

S35C-D : σ a 1 = 26 kg /mm2

FC 20 : σ a 2 = 9 kg /mm2

Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 H B dengan besi cor.

Maka, K H = 0,079 kg /mm2

Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar :

Fb = σ a x m x Y x f v

F ' b1 = σ a1 x m x Y 1 x f v

110
F ' b 1 = 26 x 6 x 0,384 x 0,48

F ' b 1 = 28,75 = 29 kg/mm

F ' b2 = σ a2 x m x Y 2 x f v

F ' b 2 = 9 x 6 x 0,383 x 0,48

F ' b 2 = 9,92 = 10 kg/mm

Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :

2 x z2
F ' H = f v x k H x do1 x
z1 + z 2

2 x 31
F ' H = 0,48 x 0,079 x 186 x
31+ 36

F ' H = 6,53 kg/mm

Harga minimum F ' min = 6,53 kg/mm dari F ' H

Lebar sisi :

Ft
b=
F 'H

177,23
b=
6,53

b = 27,14 mm

Jarak bagi ⇒ P = m x 𝜋 = 6 x 3,14 = 18,84 mm

111
mxπ 6 x 3.14
Tebal gigi ⇒ S= = = 9,42 mm
2 2

Lebar gigi ⇒ b = 0.7 x d o 1 = 0,7 x 186 = 130,2 mm

3.2.5 Perhitungan Roda Gigi Kecepatan Mundur (Reverse)

Diketahui :

P = 80 PS = 59,2 kW

n = 3500 rpm

I = 3,720 ( Perbandingan gigi, berdasarkan spesifikasi)

Faktor koreksi ( f c ) daya maksimum yang diperlukan 0,8 1,2. Diambil f c = 1,0

Daya rencana Pd :

Pd = fc x p

Pd = 1,0 x 59,2 kW

Pd = 59,2 kW

Diameter sementara lingkaran jarak bagi :

2 x 200
d1 =
1+i

2 x 200
d1 =
1+ 3,720

d 1 = 84,74 mm

112
2 x 200 x i
d2 =
1+i

2 x 200 x 3,720
d2 =
1+3,720

d 2 = 315,25 mm

Modul pahat m = 6

Jumlah gigi :

d d
m= ⇒ z=
z m

d 1 84,74
z1 = = = 14,12 = 14 gigi
m 6

d 2 315,25
z2 = = = 52,54 = 52 gigi
m 6

Perbandingan gigi :

z2
i=
z1

52
i= = 3,714
14

Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standar ) :

d o 1 = z1 x m

d o 1 = 14 x 6

d o 1 = 84 mm

113
d o 2 = z2 x m

d o 2 = 52 x 6

d o 2 = 312 mm

Jarak sumbu poros :

d 01+ d 02
ao =
2

84+312
ao = = 198 mm
2

Kelonggaran puncak :

C k = 0,25 x m

C k = 0,25 x 6

C k = 1,5

Diameter kepala :

d k 1 = ( z 1 + 2 ) x m = ( 14 + 2 ) x 6 = 96 mm

d k 2 = ( z 2 + 2 ) x m = ( 52 + 2 ) x 6 = 324 mm

Diameter kaki :

d f 1 = ( z 1 - 2 ) x m = ( 14 - 2 ) x 6 = 72 mm

d f 2 = ( z 2 - 2 ) x m = ( 52 - 2 ) x 6 = 300 mm

Kedalaman pemotongan :

114
H = 2 x m + Ck

H = 2 x 6 + 1,5

H = 13,5

Faktor bentuk gigi, dari Tabel 3.5 (lit. 1 Sularso Hal 240)

z 1 = 14 → Y 1 = 0,276

52−50
z 2 = 52 → Y 2 = 0,408 +
[ 60−50
x (0,276−0,408) ]
Y 2 = 0,382

Kecepatan keliling :

π x d01 xn
v=
60 x 1000

3,14 x 84 x 3500
v=
60 x 1000

v = 15,39 m/¿s ¿

Gaya tangensial :

102 x Pd
Ft =
v

115
102 x 59,2
Ft =
15,39

F t = 392,36 kg

Faktor dinamis :

5,5
fv =
5,5+ √15,39

f v = 0,25

Bahan masing masing gigi perlakuan panas :

Pinyon S35C-D :

Kekuatan tarik σ B 1 = 52 kg /mm2

Kekerasan permukaan gigi H B 1 = 187 ( rata – rata )

Roda gigi besar FC 20 :

Kekuatan tarik σ B 2 = 20 kg /mm2

Kekerasan permukaan gigi H B 2 = 170 ( rata – rata )

Tegangan lentur yang diizinkan :

S35C-D : σ a 1 = 26 kg /mm2

FC 20 : σ a 2 = 9 kg /mm2

Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 H B dengan besi cor.

Maka, K H = 0,079 kg /mm2

Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar :

Fb = σ a x m x Y x f v

116
F ' b1 = σ a1 x m x Y 1 x f v

F ' b 1 = 26 x 6 x 0,276 x 0,25

F ' b 1 = 10,76 = 11 kg/mm

F ' b2 = σ a2 x m x Y 2 x f v

F ' b 2 = 9 x 6 x 0,382 x 0,25

F ' b 2 = 5,15 = 5 kg/mm

Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :

2 x z2
F ' H = f v x k H x do1 x
z1 + z 2

2 x 52
F ' H = 0,25 x 0,079 x 84 x
14+52

F ' H = 2,61 kg/mm

Harga minimum F ' min = 2,61 kg/mm dari F ' H

Lebar sisi :

Ft
b=
F 'H

392,36
b=
2,61

b = 150,33 mm

Jarak bagi ⇒ P = m x 𝜋 = 6 x 3,14 = 18,84 mm

117
mxπ 6 x 3.14
Tebal gigi ⇒ S= = = 9,42 mm
2 2

Lebar gigi ⇒ b = 0.7 x d o 1 = 0,7 x 84 = 58,8 mm

3.10. Bantalan

Gambar 3.9 Bantalan Radial

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang berbeban,


sehingga putaran dan getaran bolak balik dapat berputar secara halus, dan tahan
lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesinnya
bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi, dengan baik maka prestasi
seluruh system akan menurun atau tidak bekerja semestinya.

Momen yang di transmisikan dari poros :

T = 16474 kg.mm

118
n = 3500 rpm

Table 3.1 Standard Bantalan

Nomor bantalan Ukuran luar(mm) Kapasitas Kapasitas


nominal nominal
dinamis statis
spesifik spesifik
C(Kg) C0 (Kg)

Dua sekat
tanpa
Jenis Dua sekat D D B r
kontak
terbuka

6000 10 26 8 0,5 360 196

6001 6001ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229

6002 02ZZ 02VV 15 32 9 0,5 440 263

6003 6003ZZ 6003VV 17 35 10 0,5 470 296

6004 04ZZ 04VV 20 42 12 1 735 465

6005 05ZZ 05VV 25 47 12 1 790 530

6006 6006ZZ 6006VV 30 55 13 1,5 1030 740

6007 07ZZ 07VV 35 62 14 1,5 1250 915

6008 08ZZ 08VV 40 68 15 1,5 1310 1010

6009 6009ZZ 6009VV 45 75 16 1,5 1640 1320

6010 10ZZ 10VV 50 80 16 1,5 1710 1430

119
6200 6200ZZ 6200VV 10 30 9 1 400 236

6201 01ZZ 01V 12 32 10 1 535 305

6202 02ZZ 02VV 15 35 11 1 600 360

6203 6203ZZ 6203VV 17 40 12 1 750 460

6204 04ZZ 04VV 20 47 14 1,5 1000 635

6205 05ZZ 05VV 25 52 15 1,5 1100 730

6206 6206ZZ 6206VV 30 62 16 1,5 1530 1050

6207 07ZZ 07VV 35 72 17 2 2010 1430

6208 08ZZ 08VV 40 80 18 2 2380 1650

6209 6209ZZ 6209VV 45 85 19 2 2570 1880

6210 10ZZ 10VV 50 90 20 2 2750 2100

6300 6300ZZ 6300VV 10 35 11 1 635 365

6301 01ZZ 01VV 12 37 12 1,5 760 450

6302 02ZZ 02VV 15 42 13 1,5 895 545

6303 6303ZZ 6303VV 17 47 14 1,5 1070 660

6304 04ZZ 04VV 20 52 15 2 1250 785

6305 05ZZ 05VV 25 62 17 2 1610 1080

6306 6306ZZ 6306VV 30 72 19 2 2090 1440

120
6307 07ZZ 07VV 35 80 20 2,5 2620 1840

6308 08ZZ 08VV 40 90 23 2,5 3200 2300

6309 6309ZZ 6309VV 45 100 25 2,5 4150 3100

6310 10ZZ 10VV 50 110 27 3 4850 3650

Pada perhitungan ini telah diperoleh ukuran diameter porosnya (d s )


sebesar (30 mm).Berdasarkan dari tabel 3.10 (lit 1. Sularso. Hal 135), maka
ukuran ukuran dari bantalan dapat ditentukan sebagai berikut :

Nomor bantalan 6006,

Diameter bantalan : D = 55 mm

Lebar Bantalan : B = 13 mm

Kapasitas nominal dinamis spesifik : C = 1030 kg

Kapasitas nominal statis spesifik : C o = 740 kg

Fa
Untuk bantalan bola alur dalam = 0,014 (direncanakan) dari tabel 3.11 (lit 1.
Co
Sularso. Hal 135).

Beban aksial bantalan F a :

F a = C o x 0,014

F a = 740 x 0,014

F a = 10,36 kg

Dari tabel 3.11 (lit 1. Sularso. Hal 135) juga dapat diketahui harga beban radial F r
dengan menggunakan persamaan :

121
Fa
>e
v x Fr

Dimana :

v = Beban putar pada cincin dalam

e = 0,19

Maka :

Fa
Fr =
v xe

10,36
Fr =
1 x 0,19

F r = 54,52 kg

Dengan demikian, beban ekuivalen dinamis P dapat diketahui melalui persamaan


di bawah ini :

P = X . Fr + y . Fa

Dimana :

P = Beban ekuivalen (kg)

F r = Beban radial (kg)

F a = Beban aksial (kg)

X,Y= Harga – harga baris tunggal di tabel 3.11

Maka :

122
P = 0,56 x 54,52 + 2,30 x 10,36

P = 54,35 kg

Jika C (kg) menyatakan beban nominal dinamis spesifik dan P (kg) beban
ekuivalen dinamis, maka factor kecepatan f n bantalan adalah :

fn = 1/3
33 ,3
[ ]n
.

1/3
33 , 3
fn =
[ ]
3500
.

f n = 0,247

Faktor umur bantalan f h :

C
fh = fn x
P

1030
f h = 0,247 x
54,35

f h = 4,68

Umur nominal dari bantalan Lh :

Lh = 500 x ¿ ¿

Lh = 500 x (4,68¿3

Lh = 51251,616 jam

123
Diameter inti yang di perlukan :

4 xW d
d1 ≥
√ π xσa

d 1 ≥ 4 x 65,22

3,14 x 6

d 1 ≥ 3,72 mm

Dipilih ulir metris kasar diameter inti d 1 = 4,917 mm > dari tabel 3.12 (lit 1.
Sularso. Hal 290).

Maka pemilihan ulir standar ulir luar :

Diameter luar d = 6 mm

Diameter inti d1 = 4,917 mm

Jarak bagi p = 1 mm

Tegangan geser yang diizinkan :

τ a = (0,5 – 0,75) x σ a → diambil 0,5

Maka :

τ a = 0,5 x 6

τ a = 3 kg /mm2

Dengan tekanan permukaan yang diizinkan q a = 3 kg /mm2

Diameter luar ulir dalam D = 6 mm

Diameter efektif ulir dalam D2 = 5,350 mm

Tinggi kaitan gigi dalam H f = 0,541

124
Jumlah ulir mur yang diperlukan :

Wd
z ≥
π x D 2 x H t x qa

65,22
z ≥
3,14 x 5,350 x 0,541 x 3

z ≥ 2,39 → 3

Tinggi mur :

H=z.p

H=3x1

H = 3 mm

Jumlah ulir mur :

H
z' =
p

3
z' =
1

z' = 3

Tegangan geser akar ulir baut :

Wd
τb =
π x d1 x k x p x z

65,22
τb =
3,14 x 4,917 x 0,84 x 1 x 3

τ b = 1,67 kg /mm2

125
Tegangan geser akar ulir mur :

Wd
τn =
π x Dx j x p x z

65,22
τn =
3,14 x 6 x 0,75 x 1 x 3

τ n = 1,52 kg /mm2

Tegangan geser akar ulir baut (τ b) dan tegangan geser akar ulir mur (τ n) lebih
kecil dari tegangan geser yang diizinkan (τ a), maka baut dan mur yang
direncanakan aman terhadap tegangan geser.

Bahan baut dan mur baja liat dengan kadar karbon 0,22 %

Diameter nominal ulir :

Baut =M6

Mur =M6

Tinggi Mur = 3 mm

126
127
128

Anda mungkin juga menyukai