TERHADAP KEPERAWATAN
PENGARUH SOSIAL BUDAYA
TERHADAP KEPERAWATAN
Makalah
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ANTROPOLOGI
Dosen pengampu : Ns. PUTRI EKA SUDIARTI,M.Kep
Disusun Oleh:
TP/2019-2020
Kata Pengantar
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuat makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas
kuliah juga agar kita mengetahui apa saja aspek aspek social budaya yang
mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat.
BAB II
ISI
2.1 Mayarakat
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu
dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan
menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi
reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi
sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu
masyarakat. Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli antara lain :
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita
suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang
cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan
sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /
kumpulan manusia tersebut.
5. Menurut Koentjaraningrat (1996): masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi sesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang sifatnya
berkesinambungan dan terikat oleh rasa identitas bersama
6. Menurut Gillin (1954): masyarakat adalah kelompok manusia yang besar yang
mempunyai kebiasaan, sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang sama
Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat . Menurut Soerjono Soekanto
alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan
manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan
hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik. Menurut Marion Levy
diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia
bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi
manusia.
2.2 Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok,
yaitu:
o alat-alat teknologi
o sistem ekonomi
o keluarga
o kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
o sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para
anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
o organisasi ekonomi
o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
(keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
o organisasi kekuatan (politik)
2.3 Perubahan Sosial Budaya
Dalam teori HL blum tentang status ksehatan,maka dijelaskan tentang beberapa
faktor yang mempengaruhi status kesehatan, antara lain:
1. lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik,social
budaya,ekonomi,prilaku,keturunan,dan pelayanan kesehatan.
2. Blum juga menjelaskan,bahwa lingkungan sosial budaya tersebut tidak saja
mempengaruhi status kesehatan,tetapi juga mempengaruhi perilaku kesehatan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari banyak suku
bangsa yang mempunyai latar budaya yang beraneka ragam.lingkungan budaya
tersebut sangat mepegaruhi tingkah laku manusia yang memiliki budaya
tersebut,sehingga dengan beranekaragam budaya,menimbulkan variasi dalam perilaku
manusia dalam segala hal, termasuk dalam perilaku kesehatan.
Dengan masalah tersebut,maka petugas kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dangan latar budaya yang beraneka ragam, perlu sekali
mengetahui budaya dan masyarakat yang dilayaninya,agar pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat akan memberikan hasil yang optimal,yaitu
meningkatkan kesehatan masyarakat.
Manusai adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri
sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat.dengan definisi
tersebut,Ternyata pengertian masyarakat masih dirasakan luas dan abstrak sehingga
untuk lebih konkretnya maka ada beberapa unsur masyarakat,unsur masyarakat
dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu:
1. kesatuan sosial dan
2. pranata sosial.
Kesatuan sosial merupakan bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan individu
yang berinteraksi dengan kehidupan masyarakat.sedangkan yang dimaksud , pranata
sosial adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. norma-norma tersebut memberikan
petunjuk bagi tingkah laku seseorang yang hidup dalam masyarakat. Kebudayaan.
dalam pengertian yang terbatas,banyak orang yang memberikan definisi kebudayaan
sebagai bangunan yang indah,candi,tari-tarian,seni suara dan seni rupa.
Taylor memberikan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan yang komleks
yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan,kepercayaan dan kemampuan
kesenian.moral hukam adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan
yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.sedangkan menurut
Koentjaraningrat mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah seluruh kelakuan dan
hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang haus didapatkannya
dengan belajar dan yang semuanya tesusun dalam kehidupan masyarakat.
2.4 Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Status
Kesehatan
Selanjutnya dijelaskan beberapa aspek sosial budaya yang mempengaruhi
perilaku kesehatan dan status kesehatan.yang pertama yaitu:
1).umur
2).jenis kelamin
3).pekerjaan.
4).sosial ekonomi
jika dilihat dari aspek umur,maka ada perbedaan golongan penyakit
berdasarkan golongan umur.misalnya dikalangan balita banyak yang menderita
penyakit infeksi, sedangkanpada golongan dewasa atau usia lanjut lebih banyak
menderita penyakit kronis.demikian juga dengan aspek golongan menurut jenis
kelamin,dikalangan wanita lebih banyak menderit kanker payudara,sedangkan pada
pria,lebih banyak menderita kanker prosat.begitu juga dengan jenis
pekerjaan,dikalangan petani lebih banyak menderita penyakit cacingan,karena
aktifiasnya banyak dilakukan disawah,sedangkan pada buruh tekstil lebih banyak
menderita penyakit salura pernafasan kaena banyak terpapar debu. keadaan sosial
ekonomi juga mempengaruhi pada pola penyakit,bahkan juga berpengaruh pada
kematian, misalnya angka kematian lebih tinggi pada golonga yang status
ekonominya rendah dibandingkan dengan status ekonominya tinggi. demikian juga
obesitas lenih ditemukan pada kalangan masyarakat dengan status ekonoinya tinggi.
Menurut H Ray Elling (1970) ada beberapa faktor sosial yang berpengaruh
pada perilaku kesehatan.antara lain
1.self concept
2.image kelompok.G.M foster menambahkan,bahwa identifikasi individu kepada
kelompoknya juga berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.
2.5 Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan
G.pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi
terhadap perilaku kesehatan
Pada tingkat awal proses sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain
bagaimana cara makan,bahan makanan apa yang dimakan,cara buang air kecil dan
besar,dan lain-lain. kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa
dan bahkan menjadi tua.kebiasaan tersebut sangat mempngaruhi perilaku kesehatan
yang sangat sulit untuk diubah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
2. Fisher, Augrey, 1986, Theories of Communication (Terjemahan Soejono Trimo),
Bandung, Remaja Karya
3. Green, 1980, Health Education Planning, A Diagnostic Approach, The John Hopkins
University, Maryland, Mayfield Publishing Company
4. Koentjaraningrat, 1996, Pengantar Anthropologi
5. Elling, Socio Cultural Influences On Health and Health Care
6. Foster, 1973, Traditional Societes in Technological Change
7. Elling,Ray,H,socio cultural influences on health and helth care
8. Foster,G,M, traditional societes in technological
change,1973.Loentjaraningrat,pengantar anthropologi,1996
9. Kresno,sudarti,dkk.pencarian pertolongan pengobatan bagi anak balita dengan diare
di Jakarta utara,1996
10. Notoatmodjo,Soekidjo,promosi kesehatan teori dan aplikasi,edisi revisi,rineka
cipta,Jakarta,2010
11. http://catatansafira.wordpress.com/2011/10/19/determinan-yang-mempengaruhi-
status-kesehatan-2/
12. file:///G:/semester%202%20new/Semester%202/Ilmu%20Dasar%20Sosial/aspek-
sosial-budaya-yang-berhubungan.html
13. file:///G:/semester%202%20new/Semester%202/Ilmu%20Dasar%20Sosial/budaya-
yang-mempengaruhi-kesehatan.html
14. http://andaners.wordpress.com/2009/04/20/konsep-diri-self-concept/
15. file:///G:/semester%202%20new/Semester%202/Ilmu%20Dasar%20Sosial/pengaruh
%20sosial%20budaya%20dlm%20kesehtan.htm