Insana Maria
Staff Dosen Sekolah Tinggi Kesehatan Intan Martapura, 71213, Indonesia
Email : maria.insana82@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : Stroke merupakan pembunuh nomor 3 setelah penyakit jantung dan
kanker, stroke biasanya ditandai dengan kelumpuhan anggota gerak pada salah satu sisi
anggota tubuh, penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita stroke salah satunya
yaitu Range Of Motion. Terapi Range Of Motion merupakan salah satu terapi yang membantu
memulihkan keadaan penderita stroke yang mengalami kelumpuhan, serta dilakukannya
Range Of Motion agar tidak terjadinya risiko dekubitus. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui Hubungan Pelaksanaan Range Of Motion dengan Risiko Dekubitus Pada Pasien
Stroke.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain penelitian korelasi,
penelitian dilaksanakan di Ruang Saraf Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura jumlah
populasi pasien stroke sebanyak 168 orang dan sampel sebanyak 118 orang dengan teknik
sampling Consecutive Sampling, Instrumen berupa kuesioner dan teknik analisis data
menggunakan uji Spearman’s.
Hasil : Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan uji Spearman’s diperoleh nilai p =
0,000 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada hubungan antara
pelaksanaan range of motion dengan risiko dekubitus pada pasien stroke di ruang saraf
RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Kesimpulan: ada hubungan (significant) antara pelaksanaan range of motion dengan risiko
dekubitus pada pasien stroke di ruang saraf RSUD Ratu Zalecha Martapura 2018 dan
diharapkan penelitian ini mengoptimalkan latihan rentang gerak pada pasien stroke, karena
dengan melaksanakan Range Of Motion dengan baik maka pasien dapat bergerak secara aktif
maupun pasif agar terhindar dari risiko dekubitus.
109
Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020
110
Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020
sadarkan diri.
111
Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020
Tabel 4 Tabel 7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Skala Hubungan Pelaksanaan Range Of
Otot pada pasien Stroke di Ruang Saraf Motion Dengan Risiko Dekubitus Pada
RSUD Ratu Zalecha Martapura Pasien Stroke Di Ruang Saraf RSUD
Tangan Kaki
No. Skala Otot
Kanan Kiri Kanan Kiri
Ratu Zalecha Martapura Tahun 2018
Tidak ada
5 4 5 4
1. pergerakan Range of Resiko Decubitus
(4,2%) (3,4%) (4,2%) (3,4%)
Otot Motion Rendah Sedang Tinggi
Pergerakan
otot dapat
25 23 6 54
Dilakukan
terlihat (21%) (19%) (5%) (64%)
12 31 32 58
2. namun
(10,2%) (26,3%) (27,1%) (49,2%) Tidak 92 0 92 65
tidak ada Dilakukan 86.8% 0.00% 86.8 (54%)
pergerakan 118
sendi 35 25 33
Total (100
pergerakan 98.1% (42%) (28%)0 %
sendi
namun 51 43 77 39 p = 0,000 p < ɑ (5%), Correlation Coefficient (0,405)
3.
tidak dapat (43,2%) (63,4%) (65,3%) (33,1%) Sumber : Data primer yang dibuat (2018)
melawan
gravitasi
Pergerakan PEMBAHASAN
melawan
gravitasi
50 40 4 5 Berdasarkan hasil Karakteristik
4. namun
(42,4%) (33,9%) (3,4%) (4,2%)
tidak responden pada tabel 1 yaitu mayoritas
melawan
tahanan
Jumlah 118 100
responden berusia 31-50 tahun sebanyak
Sumber : Data primer yang dibuat (2018) 57%, diketahui penyakit stroke banyak
menyerang pada usia produktif
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Range dikarenakan banyaknya kondisi perubahan
of Motion pada pasien Stroke di Ruang gaya hidup yang tidak sehat. (Martini.
Saraf RSUD Ratu Zalecha Martapura
Range of 2019). Kemudian pada tabel 2 mayoritas
No. F (%)
Motion jenis kelamin responden berjenis kelamin
1. Dilakukan 54 46
Tidak perempuan sebanyak 63% orang, adanya
2. 64 54
Dilakukan
Jumlah 118 100 perbedaan yang bernakna antara jenis
Sumber : Data primer yang dibuat (2018)
kelamin laki-laki dan perempuan, pasien
stroke iskemik berjenis kelamin laki-laki
112
Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020
memiliki keluaran klinis yang lebih baik kurang baik pada pasien yaitu adanya
dibandingkan jenis kelamin perempuan resiko decubitus yang besar terjadi, seperti
(Ignatius. 2017). terlihat pada tabel 6 mayoritas pasien
Hasil Univariate Tabel 3 mayoritas stroke di ruang saraf memiliki risiko
responden dirawat selama 4-6 hari yaitu sedang mengalami dekubitus yaitu
sebanyak 47%, penanganan awal pasien sebanyak 42 %. apabila ini berlangsung
stroke akan sangat mempengaruhi lama lama, hal ini menyebabkan infusiensi
dirawat di ruangan Rumah Sakit, lanjutan aliran darah, anoksia atau iskemi jaringan
penanganan, perawatn dan pengobatan dan akhirnya dapat mengakibatkan
pasien stroke yang optimal akan kematian sel. Oleh sebab itu pada pasien
meminimalkan proses hospitalisasi stroke kegiatan range of motion dan
(Rusdiana. 2019). Berdasarkan tabel 4 memindah posisi pasien sangat penting
mayoritas responden mengalami untuk di perhatiakan.
kelemahan pada kaki bagian kanan yaitu Hasil penelitian pada tabel 7 Sebanyak
sebanyak 65%, Seseorang yang mengalami 46% pasien yang melakukan range of
stroke tidak melakukan range of motion motion sebanyak 21% orang memiliki
dapat memperburuk keadaan pasien risiko rendah mengalami dekubitus, 19%
tersebut. Hal ini dikarenakan range of orang memiliki risiko sedang mengalami
motion merupakan salah satu terapi yang dekubitus, dan 6 (5%) orang memiliki
dapat membantu memulihkan keadaan risiko tinggi mengalami dekubitus,
penderita stroke yang mengalami sedangkan dari 64 (54%) pasien yang tidak
kelumpuhan. Penderita stroke dengan melakukan range of motion sebanyak 10
kelemahan anggota gerak dan sendi pada (8%) orang memiliki risiko rendah
umumnya mengalami ketergantungan mengalami dekubitus, 27 (23%) orang
dalam pemenuhan kebutuhan fisik, dan memiliki risiko sedang mengalami
berisiko mengalami kecacatan apabila dekubitus, dan 33 (28%) orang memiliki
tidak dilakukan rehabilitasi medik range of risiko tinggi mengalami dekubitus.
motion secara teratur (Susanti & Difran. Berdasarkan hasil uji statistik dengan
2019). menggunakan Uji Spearman’s diperoleh
Mayoritas pelaksanaan range of nilai p = 0,000. Dengan nilai p < (α =
motion tidak dilakukan pada pasien stroke 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima
yaitu sebanyak 54% terlihat pada tabel 5, yang artinya ada hubungan (significant)
kurangnya pelaksanaan Range of Motion antara pelaksanaan range of motion
pada pasien dapat memberikan dampak dengan risiko dekubitus pada pasien stroke
113
Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020
range of motion dengan risiko dekubitus Dinata CA, Safrita Y, Sastri S. 2013.
pada pasien stroke di ruang saraf RSUD Gambaran Faktor Risiko dan Tipe
Stroke pada Pasien Rawat Inap di
Ratu Zalecha Martapura 2018, sedangkan Bagian Penyakit Dalam RSUD
nilai correlation coefficient sebesar 0,405. Kabupaten Solok Selatan Periode 1
Januari 2010 - 31 Juni 2012. Jurnal
Maka nilai ini menandakan hubungan yang Kesehatan Andalas. 2013;2(2). p.
korelasi sedang antara pelaksanaan range 57-61.
of motion dengan risiko dekubitus pada Dourman, 2013. Waspada Stroke usia
Muda. Jakarta : Cerdas Sehat.
pasien stroke. Saran, diharapkan penelitian
ini mengoptimalkan latihan rentang gerak Ignatius dkk, 2017. Perbedaan jenis
Kelamin sebagai faktor resiko
pada pasien stroke, karena dengan terhadap keluaran klinis pasien
melaksanakan Range Of Motion dengan stroke iskemik. Jurnal Kedokteran
Diponegoro 6 (2) April 2017
baik maka pasien dapat bergerak secara
aktif maupun pasif agar terhindar dari Insana Maria, dkk. 2019. Perilaku Caring
dan Comfort Perawat dalam
risiko dekubitus.
114
Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020
Kegawatdaruratan. Deepublish.
Yogyakarta.
115