Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020

HUBUNGAN PELAKSANAAN RANGE OF MOTION


DENGAN RISIKO DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE

Insana Maria
Staff Dosen Sekolah Tinggi Kesehatan Intan Martapura, 71213, Indonesia

Email : maria.insana82@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Stroke merupakan pembunuh nomor 3 setelah penyakit jantung dan
kanker, stroke biasanya ditandai dengan kelumpuhan anggota gerak pada salah satu sisi
anggota tubuh, penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita stroke salah satunya
yaitu Range Of Motion. Terapi Range Of Motion merupakan salah satu terapi yang membantu
memulihkan keadaan penderita stroke yang mengalami kelumpuhan, serta dilakukannya
Range Of Motion agar tidak terjadinya risiko dekubitus. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui Hubungan Pelaksanaan Range Of Motion dengan Risiko Dekubitus Pada Pasien
Stroke.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain penelitian korelasi,
penelitian dilaksanakan di Ruang Saraf Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura jumlah
populasi pasien stroke sebanyak 168 orang dan sampel sebanyak 118 orang dengan teknik
sampling Consecutive Sampling, Instrumen berupa kuesioner dan teknik analisis data
menggunakan uji Spearman’s.
Hasil : Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan uji Spearman’s diperoleh nilai p =
0,000 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada hubungan antara
pelaksanaan range of motion dengan risiko dekubitus pada pasien stroke di ruang saraf
RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Kesimpulan: ada hubungan (significant) antara pelaksanaan range of motion dengan risiko
dekubitus pada pasien stroke di ruang saraf RSUD Ratu Zalecha Martapura 2018 dan
diharapkan penelitian ini mengoptimalkan latihan rentang gerak pada pasien stroke, karena
dengan melaksanakan Range Of Motion dengan baik maka pasien dapat bergerak secara aktif
maupun pasif agar terhindar dari risiko dekubitus.

Kata Kunci : Range Of Motion, Stroke, Dekubitus

109
Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020

PENDAHULUAN terapi dengan modalitas alat, bahkan boleh


Era globalisasi menuntut manusia dikatakan merupakan yang terpenting dari
untuk hidup secara modern, praktis, cepat yang lain. Sesaat setelah seseorang
dan otomatis. Manusia telah dimanja oleh mengalami stroke, ia akan mengalami
alat-alat canggih sehingga mengubah kelumpuhan pada satu sisi badan. Apabila
kebiasaan dan gaya hidup. Perubahan- hal ini tidak ditanggulangi secara baik dan
perubahan tersebut ternyata memiliki benar, akan menimbulkan cacat funsional
dampak negatif bagi kesehatan manusia, dari alat-alat gerak tubuh, dan lama-
seperti kegemukan dan hipertensi. kelamaan akan lumpuh secara total dan
Keduanya merupakan pemicu timbulnya kaku (Asmadi, 2008)
penyakit yang saat ini menjadi penyebab Kehadiran seorang perawat dalam
kecacatan tertinggi di dunia dengan posisi proses perawatan pasien Stroke sangatlah
sebagai penyakit mematikan ketiga setelah penting terutama perawat dapat berperan
penyakit jantung dan kanker. Penyakit ini untuk memberikan pendidikan kesehatan
lebih dikenal dengan sebutan stroke kepada pasien terutama dengan
(Dinata CA, 2013). memberikan kesehatan dengan
Stroke biasanya ditandai dengan memperhatikan perilaku caring dan
kelumpuhan anggota gerak pada salah satu comfort perawat kepada pasien. (Insana
sisi anggota tubuh. Penanganan yang Maria, dkk. 2019)
optimal untuk penderita stroke merupakan Berdasarkan studi pendahuluan di
peran utama perawat. Terapi Range Of RSUD Ratu Zalecha Martapura pada
Motion merupakan salah satu terapi yang tanggal 15 Januari 2018 dari hasil
dapat membantu memulihkan keadaan wawancara terhadap 10 orang pasien,
penderita stroke yang mengalami terdapat 7 dari 10 yang menderita stroke
kelumpuhan. Penderita stroke dengan yang tidak melaksanakan range of motion.
kelemahan anggota gerak dan sendi pada Tidakan yang dilakukan agar tidak terjadi
umumnya mengalami ketergantungan risiko dekubitus pada pasien stroke harus
dalam pemenuhan kebutuhan fisik, dan dilakukan sedini mungkin dan terus
berisiko mengalami kecacatan apabila menerus. Pemberian posisi yang benar
tidak dilakukan rehabilitasi medik Range sangatlah penting dengan sasaran utama
Of Motion secara teratur. Latihan pemeliharaan integritas kulit yang dapat
(exercise) pada penderita stroke sangatlah mengurangi tekanan, membantu kesejajaan
penting selain terapi farmakologis dan tubuh yang baik, dan mencegah neuropati

110
Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020

komprehensif. Untuk meminimalkan Instrumen penelitian yang digunakan


terjadinya kecacatan pada penderita stroke, dalam penelitian ini yaitu Kuesioner Dan
diperlukan penanganan yang cepat, tepat, lembar observasi sederhana, Prinsip-
dan cermat (Batticaca, Fransisca B. 2012.). prinsip dalam etika penelitian ini, yaitu :
Informed Consent (lembar persetujuan),
METODE PENELITIAN anonymity (tanpa nama), confidentiality
Jenis Penelitian ini adalah penelitian (kerahasiaan). Data yang telah di
analitik, yaitu suatu bentuk penelitian yang kumpulkan selanjutnya dilakukan
bertujuan untuk menguji hipotesis dan pengolahan melalui tahap : editing, coding,
mengadakan interpretasi yang lebih scoring. Analisa data dalam penelitian ini
mendalam mengenai hubungan antar dilakukan melalui dua tahap, yaitu analisis
variabel. Pendekatan yang digunakan univariat dengan pengumpulan data
adalah observasional yaitu pendekatan berupa tabel distribusi frekuensi dan
penelitian yang mana dalam pengumpulan analisis bivariate menggunakan uji Chi
data tanpa ada intervensi atau perlakuan Square.
pada populasi (Nursalam, 2013).
Tempat penelitian dilakukan di HASIL PENELITIAN
Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura, Hasil Karakteristik Responden
pada bulan Maret sampai dengan bulan Tabel 1
Mei 2018. Populasi dalam penelitian ini Distribusi Frekuensi Berdasarkan umur
adalah Pasien penderita Stroke Di Ruang Jumlah
No. Umur
Saraf RSUD Ratu Zalecha Martapura. F (%)
Sampel yang dilakukan penelitian adalah 1. < 20 Tahun 1 6
2. 21 -30 Tahun 8 8
sebagian dari keseluruhan obyek yang 3. 31 – 40 Tahun 55 47
4. >50 Tahun 54 46
diteliti dan dianggap mewakili seluruh Jumlah 118 100
Sumber : Data primer yang dibuat (2018)
populasi (Setiadi, 2007). Sampel yang
diambil menggunakan metode Consecutive
Tabel 2
Sampling, sampel pada penelitian ini
Distribusi Frekuensi Berdasarkan jenis
berjumlah 118 responden. Kriteria inklusi
kelamin
dalam penelitian ini : Semua pasien
No. Jenis Kelamin F (%)
penderita stroke di Ruang Saraf SUD Ratu 1. Laki-Laki 44 37
2. Perempuan 74 63
Zalecha Martapura. Sedangkan kriteria Jumlah 118 100
ekslusinya: Pasien Stroke yang tidak Sumber : Data primer yang dibuat (2018)

sadarkan diri.

111
Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020

Hasil Analisis Univariate Tabel 6


Distribusi Frekuensi Resiko Decubitus
Tabel 3 Pada Pasien Stroke di Ruang Saraf
Distribusi Frekuensi Lama Dirawat di RSUD Ratu Zalecha Martapura
Ruang Saraf RSUD Ratu Zalecha Range of
No. F (%)
Motion
Martapura 1. Risiko Rendah 35 30
No. Lama dirawat F (%) 2. Risiko Sedang 50 43
1. 1-3 Hari 52 44 3. Risiko Tinggi 33 28
2. 4-6 Hari 55 47 118 100
Jumlah
3. 7-10 Hari 10 13
Sumber : Data primer yang dibuat (2018)
4. 11–13 Hari 1 3
Jumlah 118 100
Sumber : Data primer yang dibuat (2018)
ANALISA BIVARIAT

Tabel 4 Tabel 7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Skala Hubungan Pelaksanaan Range Of
Otot pada pasien Stroke di Ruang Saraf Motion Dengan Risiko Dekubitus Pada
RSUD Ratu Zalecha Martapura Pasien Stroke Di Ruang Saraf RSUD
Tangan Kaki
No. Skala Otot
Kanan Kiri Kanan Kiri
Ratu Zalecha Martapura Tahun 2018
Tidak ada
5 4 5 4
1. pergerakan Range of Resiko Decubitus
(4,2%) (3,4%) (4,2%) (3,4%)
Otot Motion Rendah Sedang Tinggi
Pergerakan
otot dapat
25 23 6 54
Dilakukan
terlihat (21%) (19%) (5%) (64%)
12 31 32 58
2. namun
(10,2%) (26,3%) (27,1%) (49,2%) Tidak 92 0 92 65
tidak ada Dilakukan 86.8% 0.00% 86.8 (54%)
pergerakan 118
sendi 35 25 33
Total (100
pergerakan 98.1% (42%) (28%)0 %
sendi
namun 51 43 77 39 p = 0,000 p < ɑ (5%), Correlation Coefficient (0,405)
3.
tidak dapat (43,2%) (63,4%) (65,3%) (33,1%) Sumber : Data primer yang dibuat (2018)
melawan
gravitasi
Pergerakan PEMBAHASAN
melawan
gravitasi
50 40 4 5 Berdasarkan hasil Karakteristik
4. namun
(42,4%) (33,9%) (3,4%) (4,2%)
tidak responden pada tabel 1 yaitu mayoritas
melawan
tahanan
Jumlah 118 100
responden berusia 31-50 tahun sebanyak
Sumber : Data primer yang dibuat (2018) 57%, diketahui penyakit stroke banyak
menyerang pada usia produktif
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Range dikarenakan banyaknya kondisi perubahan
of Motion pada pasien Stroke di Ruang gaya hidup yang tidak sehat. (Martini.
Saraf RSUD Ratu Zalecha Martapura
Range of 2019). Kemudian pada tabel 2 mayoritas
No. F (%)
Motion jenis kelamin responden berjenis kelamin
1. Dilakukan 54 46
Tidak perempuan sebanyak 63% orang, adanya
2. 64 54
Dilakukan
Jumlah 118 100 perbedaan yang bernakna antara jenis
Sumber : Data primer yang dibuat (2018)
kelamin laki-laki dan perempuan, pasien
stroke iskemik berjenis kelamin laki-laki

112
Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020

memiliki keluaran klinis yang lebih baik kurang baik pada pasien yaitu adanya
dibandingkan jenis kelamin perempuan resiko decubitus yang besar terjadi, seperti
(Ignatius. 2017). terlihat pada tabel 6 mayoritas pasien
Hasil Univariate Tabel 3 mayoritas stroke di ruang saraf memiliki risiko
responden dirawat selama 4-6 hari yaitu sedang mengalami dekubitus yaitu
sebanyak 47%, penanganan awal pasien sebanyak 42 %. apabila ini berlangsung
stroke akan sangat mempengaruhi lama lama, hal ini menyebabkan infusiensi
dirawat di ruangan Rumah Sakit, lanjutan aliran darah, anoksia atau iskemi jaringan
penanganan, perawatn dan pengobatan dan akhirnya dapat mengakibatkan
pasien stroke yang optimal akan kematian sel. Oleh sebab itu pada pasien
meminimalkan proses hospitalisasi stroke kegiatan range of motion dan
(Rusdiana. 2019). Berdasarkan tabel 4 memindah posisi pasien sangat penting
mayoritas responden mengalami untuk di perhatiakan.
kelemahan pada kaki bagian kanan yaitu Hasil penelitian pada tabel 7 Sebanyak
sebanyak 65%, Seseorang yang mengalami 46% pasien yang melakukan range of
stroke tidak melakukan range of motion motion sebanyak 21% orang memiliki
dapat memperburuk keadaan pasien risiko rendah mengalami dekubitus, 19%
tersebut. Hal ini dikarenakan range of orang memiliki risiko sedang mengalami
motion merupakan salah satu terapi yang dekubitus, dan 6 (5%) orang memiliki
dapat membantu memulihkan keadaan risiko tinggi mengalami dekubitus,
penderita stroke yang mengalami sedangkan dari 64 (54%) pasien yang tidak
kelumpuhan. Penderita stroke dengan melakukan range of motion sebanyak 10
kelemahan anggota gerak dan sendi pada (8%) orang memiliki risiko rendah
umumnya mengalami ketergantungan mengalami dekubitus, 27 (23%) orang
dalam pemenuhan kebutuhan fisik, dan memiliki risiko sedang mengalami
berisiko mengalami kecacatan apabila dekubitus, dan 33 (28%) orang memiliki
tidak dilakukan rehabilitasi medik range of risiko tinggi mengalami dekubitus.
motion secara teratur (Susanti & Difran. Berdasarkan hasil uji statistik dengan
2019). menggunakan Uji Spearman’s diperoleh
Mayoritas pelaksanaan range of nilai p = 0,000. Dengan nilai p < (α =
motion tidak dilakukan pada pasien stroke 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima
yaitu sebanyak 54% terlihat pada tabel 5, yang artinya ada hubungan (significant)
kurangnya pelaksanaan Range of Motion antara pelaksanaan range of motion
pada pasien dapat memberikan dampak dengan risiko dekubitus pada pasien stroke

113
Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020

di ruang saraf RSUD Ratu Zalecha


Martapura 2018, sedangkan nilai AKNOWLEDMENT
correlation coefficient (koefisien korelasi) Terimakasih yang sebesarnya kami berikan
sebesar 0,405. Maka nilai ini menandakan kepada seluruh perasat dan dokter Ruang
hubungan yang korelasi sedang antara Saraf Rumah Sakit Ratu Zalecha
pelaksanaan range of motion dengan risiko Martapura karena telah di berikan
dekubitus pada pasien stroke. kesempatan untuk melaksanakan
penelitian pada pasien Stroke, selanjutnya
KESIMPULAN terimakasih yang sebarnya bagi pimpinan
Pelaksanaan range of motion pada STIKES Intan Martapura untuk dana
pasien stroke berada pada kategori tidak penelitian yang telah di berikan.
dilakukan yaitu sebanyak 54%. Resiko
Dekubitus pada pasien stroke mayoritas DAFTAR PUSTAKA
berada pada kategori resiko sedang yaitu
Asmadi, 2008. Asuhan keperawatan Klien
sebanyak 42%. Berdasarkan hasil uji Dengan Gangguan Sistem
statistik dengan menggunakan Uji Persarafan. Salemba Medika:
Jakarta.
Spearman’s diperoleh nilai p = 0,000.
Dengan nilai p < (α = 0,05), maka H0 Batticaca, Fransisca B. 2012. Asuhan
Keperawatan Pada Klien dengan
ditolak dan Ha diterima yang artinya ada Gangguan Sistem Persarafan.
hubungan (significant) antara pelaksanaan Jakarta: Salemba Medika.

range of motion dengan risiko dekubitus Dinata CA, Safrita Y, Sastri S. 2013.
pada pasien stroke di ruang saraf RSUD Gambaran Faktor Risiko dan Tipe
Stroke pada Pasien Rawat Inap di
Ratu Zalecha Martapura 2018, sedangkan Bagian Penyakit Dalam RSUD
nilai correlation coefficient sebesar 0,405. Kabupaten Solok Selatan Periode 1
Januari 2010 - 31 Juni 2012. Jurnal
Maka nilai ini menandakan hubungan yang Kesehatan Andalas. 2013;2(2). p.
korelasi sedang antara pelaksanaan range 57-61.

of motion dengan risiko dekubitus pada Dourman, 2013. Waspada Stroke usia
Muda. Jakarta : Cerdas Sehat.
pasien stroke. Saran, diharapkan penelitian
ini mengoptimalkan latihan rentang gerak Ignatius dkk, 2017. Perbedaan jenis
Kelamin sebagai faktor resiko
pada pasien stroke, karena dengan terhadap keluaran klinis pasien
melaksanakan Range Of Motion dengan stroke iskemik. Jurnal Kedokteran
Diponegoro 6 (2) April 2017
baik maka pasien dapat bergerak secara
aktif maupun pasif agar terhindar dari Insana Maria, dkk. 2019. Perilaku Caring
dan Comfort Perawat dalam
risiko dekubitus.

114
Jurnal Keperawatan Suaka Insan | Volume 5 Edisi I, Juni 2020

Kegawatdaruratan. Deepublish.
Yogyakarta.

Martini. 2019. Hubungan Tingkat


Pengetahuan Dengan Kepatuhan
Diet Hipertensi Di Puskesmas
Astambul. Jurnal Kesehatan Suaka
Insan 4 (2) 2019

Rusdiana. 2019. Hubungan Kualitas Tidur


Dengan Peningkatan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Guntung Payung.
Jurnal Kesehatan Suaka Insan 4 (2)
2019.

Susanti & Difran. 2019. Pengaruh Range


of Motion terhadap kekuatan otot
pada Pasien Stroke. Jurnal
Kesehatan Vokasional Vol. 4 No.2
Mei 2019

115

Anda mungkin juga menyukai