Anda di halaman 1dari 9

Pemilihan jenis fondasi bergantung pada beban yang harus didukung, kondisi tanah

fondasi, dan biaya pembuatan fondasi yang dibandingkan terhadap biaya struktur atasnya.
Langkah-langkah perancangan fondasi, adalah sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah beban efektif yang akan ditransfer ke tanah di bawah fondasi. Untuk
perancangan tulangan, perlu ditentukan besamya beban mati dan beban hidup dan beban-
beban tersebut harus dikalikan faktor-faktor pengali tertentu menurut peraturan yang berlaku.
b. Menentukan nilai kapasitas dukung ijin (qa). Luas dasar fondasi, secara pendekatan
ditentukan dari membagi jumlah beban efektif dengan kapasitas dukung ijin (qa).
c. Didasarkan pada tekanan yang terjadi pada dasar fondasi, dapat dilakukan perancangan
struktur dari fondasinya, yaitu dengan menghitung momen-momen lentur dan gaya-gaya
geser yang terjadi pada pelat fondasi.
A. PENENTUAN KAPASITAS DUKUNG IJIN
Penentuan kapasitas dukung ijin, kecuali diperhitungkan terhadap keruntuhan tanah juga
harus diperhitungkan terhadap penurunan toleransi. Besamya kapasitas dukung ijin (qa )
tergantung dari sifatsifat teknis tanah (c dan Data-data yang diperlukan dalam Perancangan
Bila hitungan kapasitas dukung tanah didasarkan pada karakteristik tanah dasar, kapasitas
dukung ultimit untuk dimensi fondasi dan kedalaman tertentu dihitung, kemudian kapasitas
dukung ijin ditentukan dengan membagi kapasitas dukung ultimit dengan faktor aman yang
sesuai. Nilai yang diperoleh, masih harus tetap dikontrol terhadap penurunan yang terjadi, yang
dihitung berdasarkan nilai kapasitas dukung yang telah diperoleh tersebut. Jika penurunan yang
dihitung lebih besar dari syarat penurunan yang ditoleransikan, nilai kapasitas dukung harus
dikurangi, sampai syarat besamya penurunan terpenuhi.
Kapasitas dukung tanah juga dapat diperoleh dari persamaanpersamaan empiris hasil
pengujian di lapangan (terutama untuk pasir) atau dari kapasitas dukung tanah yang diperoleh
dari pengalaman di lapangan.
Nilai faktor aman umumnya diperhitungkan terhadap ketelitian hasil uji tanah, kondisi
lokasi pembangunan, pengawasan saat pembangunan dan derajat ketidak tentuan dari persamaan
kapasitas dukung yang digunakan. Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung akibat
beban maksimum disarankan sama dengan 3. Faktor aman lebih kecil diperbolehkan jika struktur
yang dibangun tidak penting. Faktor aman 3 adalah sangat hati-hati, guna menanggulangi
ketidaktentuan variasi kondisi tanah dasar. Bila pembebanan berupa kombinasi beban-beban
permanen dan beban-beban sementara, faktor aman kurang dari 3 dapat digunakan. Untuk beban-
beban yang bersifat sementara faktor aman sering diambil 2. Jika hasil uji tanah meragunakan
atau kondisi lokasi sulit sehingga banyak memberikan gangguan terhadap pembangunan fondasi,
maka faktor aman lebih besar 3 dapat digunakan (Peck et al., 1 974).

5.2.1 FONDASI PADA TANAH PASIR


Pasir kepadatan sedang sampai padat umumnya mempunyai kapasitas dukung tinggi dan
kuat gesernya tidak begitu dipengaruhi oleh perubahan kadar air. Namun, kuat geser pasir sangat
dipengaruhi oleh getaran, misalnya getaran akibat pemancangan tiang atau gempa bumi.
Perancangan fondasi pada tanah pasir dan kerikil lebih banyak dipertimbangkan terhadap
penurunan toleransi dan penurunan tidak seragam. Umumnya, perancangan didasarkan pada
cara-cara empiris yang dikaitkan dengan hasil-hasil pengujian di lapangan, seperti uji SPT, uji
kerucut statis, dan uji beban pelat. Untuk tanah-tanah timbunan atau tanah-tanah yang
mengandung banyak batuan, uji beban pelat lebih cocok dilakukan. Karena, jika tanah
mengandung banyak batuan, pengujian-pengujian yang lain sulit dilaksanakan.
Kapasitas dukung pasir dapat diperoleh dengan melakukan uji SPT atau sondir. Jumlah
titik uji bergantung pada macam bangunan dan denah atau jumlah fondasinya. Peck et al. ( 1
974) menyarankan untuk mengadakan 1 unit uji SPT untuk setiap 4 sampai 6 buah fondasi.
Dalam penentuan kapasitas dukung fondasi dangkal, nilai N ditentukan pada tiap interval 2,5 ft
(atau kira-kira 76 cm) pada arah vertikal. Nilai N rata-rata dihitung mulai kedalaman dasar
fondasi Dr sampai kedalaman Dr + B, dengan B adalah le bar fondasi. Kemudian, nilai N rata-
rata terkecil dipakai untuk menghitung besarnya kapasitas dukung yang aman untuk seluruh
fondasi bangunan.
Pasir halus yang sangat tidak padat (N s 5) dan terendam air, oleh pengaruh getaran yang
kuat (gempa) dapat mengakibatkan fondasi turun tajam oleh adanya liquefaction (Peck et al., 1
974). Liquefaction terjadi akibat naiknya tekanan air pori secara mendadak dalam pasir halus
yang terendam air oleh akibat getaran kuat sehingga tegangan efektif dalam tanah menuju ke nol.
Hal ini, mengakibatkan kuat geser tanah (kapasitas dukung tanah) juga menuju ke nol. Pada
kedudukan ini, pasir berubah sifatnya menjadi seperti cairan kental atau menjadi bubur.
Peruhahan muka air mendadak pada pasir tidak padat yang mula-mula kering atau lemhah
oleh akihat hanjir dapat pula mengakihatkan penurunan. Perhatian khusus juga harus diherikan
jika fondasi mesin terletak pada tanah pasir yang tidak padat sampai herkepadatan sedang.
Getaran mesin dapat menimhulkan penurunan pasir yang hesar. Oleh karena itu, jika fondasi
terletak pada tanah pasir yang tidak padat, maka tanah harus dipadatkan dulu.
Jika pasir semakin ke hawah semakin padat, maka lehih haik kedalaman dasar fondasi
diamhil agak lehih dalam untuk memperoleh kapasitas dukung yang lehih tinggi. Biaya yang
dikeluarkan mungkin akan lehih rendah daripada hila dasar fondasinya diletakkan pada lapisan
yang kurang padat di atasnya, karena lehar fondasi menjadi lehih kecil dan stahilitas fondasi
lehih terjamin. Namun, lain halnya jika lapisan tanah yang lehih hawah terendam air tanah.
Penggalian tanah pasir di dalam air sulit dilaksanakan walaupun kedalaman aimya tidak terlalu
tinggi, karena tehing galian akan selalu longsor lagi pula mengganggu kepadatan tanah dasar.
Aliran air yang tidak terkontrol dapat memhuat tanah menjadi herongga dan mengurangi
kapasitas dukung. Stahilitas galian fondasi pada tanah pasir dapat tercapai hila digunakan
pemompaan yang haik. Jika kapasitas dukung yang cukup tidak diperoleh, dapat digunakan
fondasi tiang. Cara pemompaan tidak menimhulkan risiko pada tanah yang herkerikil. Tetapi,
karena permeahilitas kerikil sangat tinggi, hiaya pemompaan menjadi hesar (Peck et al, 1 974).
Saat penggalian fondasi, pasir lemhah dan pasir yang rekat, pada kondisi alamnya dapat
digali dengan kemiringan tehing yang curam, hila dasar galian masih di atas muka air tanah.
Akan tetapi, penahan tehing harus diherikan hila dasar galiannya sangat dalam dan sempit.
Sehah, longsor mendadak dapat terjadi oleh akihat pengeringan atau getaran yang kuat. Jika
muka air tanah tinggi, untuk proyek hesar, sering lehih ekonomis jika digunakan fondasi tiang.

5.2.2 FONDASI PADA TANAH LEMPUNG


Nilai kapasitas dukung ultimit lempung, umumnya tidak bergantung pada lebar fondasi.
Ha! ini kcbal ikan dari fondasi tanah pasir, yang kapasitas dukungnya bertambah besar hila lebar
fondasi bcrtambah. Kapasitas dukung ijin lempung l unak umumnya lebih dtentukan oleh
besamya pcnurunan yang terjadi, terutama penurunan tak seragam. H itungan kapasitas dukung
fondasi pada tanah lcmpung dilakukan pada tinjauan analisis tegangan total atau digunakan kuat
geser tak tcrdrainasi (c11) dengan cp11 = 0. Kuat geser tanah yang digu nakan dapat diperoleh
dari uji triaksial UU atau dari uji h:kan bebas. Jika lempung tidak mengandung pasir atau lanau,
nilai C11 uapat diperoleh dari uji geser k ipas (vane shear test) di l apangan. Pengujian.
dilakukan pada tiap-tiap kedalaman 30 cm di scpanjang saris vcrtikal di bawah dasar fon dasi.
Untuk perancangan fondasi dangkaL pada pengambilan contoh tanah saat pengeboran,
contoh tanah tak terganggu (undistruhed sample) diambil mulai dasar fondasi sampai pada
kcdalaman minimum (D1 + 1 ,SB), dengan D1 adal ah kedalaman dasar fondasi dari muka tanah
dan B adalah lebar fondasi. Contoh-contoh tanah yang diperolch, selain digunakan untuk uji kuat
gescr tanah. juga digunakan untuk uji konsolidasi. N i lai -nilai C11 hasil uji di laboratorium
ataupun di lapangan yang diperoleh dari contoh tanah pada tiap-tiap !ubang bor diambil n ilai
rata-ratanya, dan diambil nilai terkecil.
Analisis kapasitas dukung ij in untuk fondasi terpisah hanya dapat digunakan jika jarak
fondasi cukup j auh. scdemikian hi ngga pengaruh penyebaran tekanan masing-masing fondasi
kc tanah di bawahnya tidak berpengaruh sa tu sama l ain. J ika j arak fondasi kecil, penyebaran
tekanan ke tanah di bawahnya akan identik dengan penycbaran beban kelompok fondasi scbagai
satu kesatuan schingga kapasitas dukung ijin harus dipertimbangkan terhadap pengaruh tekanan
kel ompok fondasi tersebut (Gambar 1 ). Olch karcna itu, jika satu l apisan lunak atau lebih
terletak di bawah fondasi, hitungan harus mcmperhitungkan apakah tekanan pada tiap-tiap tanah
lunak tersebut memenuhi keamanan struktur. J ika tidak, hitungan ulang harus dilakukan sampai
tckanan fondasi pada l apisan lunak mcmenuhi syarat (Tomlinson, 200 l ) .
Mengestimasi kuat geser tanah lempung pada kedalaman yang dangkal agak sul it, karena
lempung yang terktak di dekat permukaan tanah, akan dipcngaruhi olch perubahan iklim dan
akar tumbuhtumbuhan. Dcngan a lasan ini, dasar fondasi sebaiknya dilctakkan agak dalam,
sehingga tcrhi ndar dari pengaruh terscbut. Untuk hitungan kapasitas dukung ultimit sebaiknya
digunakan kuat geser tanah minimum yang terletak di bawah dasar fondasi. Jika kuat gcser tanah
tiap-tiap lapisan dalam interval kcdalaman 2/3 B di bawah fondasi tidak mcnyimpang lebi h dari
50% dari nilai rata-rata pada kedalaman ini. maka nilai rata-ratanya dapat digunakan . Namun
jika variasinya lcbih dari 50%, yang digunakan dalam peraneangan adalah nilai kuat geser
minimum. Jika eara tcrakhir ini yang dipi lih, ni lai faktor amannya dapat dikurangi dari nilai
yang biasanya digunakan ( Skemptnn, I 951).
Tanah lempung o/lul 'ial scean1 geologis merupakan cndapan yang baru. yang terdiri dari
material lanau dan lcmpung di daerah sekitar sungai. muara. dan dasar !aut. Tanah ini tcrmasuk
terkonsolidasi normal (nomw/�1· consolidated). Oleh karcna itu, k uat gcsernya bertambah bila
kcdalaman bertambah, yaitu lunak pada bagian pennukaan, dan kaku di bagian bawah. Pcngaruh
cuaca menycbabkan tanah lempung alluvial mempunyai sifat kaku di dekat permukaan tanah.
Kapasitas dukung yang sedang, dengan tanpa atau sedikit penurunan, dapat diperoleh pada
fondasi tidak begitu lebar, yang terletak pada lapisan atas (tanah permukaan). Pada kondisi ini,
tekanan fondasi yang disebarkan ke lapisan lunak di bawahnya tidak besar. Jika fondasi lebar
dan dalam, kapasitas dukung menjadi kecil. Untuk hal ini, dapat digunakan tipe fondasi rakit
mengapung atau fondasi tiang yang menembus sampai lapisan keras yang dapat mendukung
bebannya (Peck et al., 1 974).
Fondasi yang dirancang pada tanah lempung, harus diperhitungkan pada kondisi terjelek
(kuat geser minimum), yaitu pada kadar air saatjenuh.
Perancangan harus hati-hati jika fondasi yang terletak pada tanah keras, di mana lapisan
keras ini terletak pada lapisan lempung lunak. Jika dasar fondasi terletak dekat dengan lapisan
lunak, fondasi akan dapat melesak ke bawah, sehingga dapat mengakibatkan keruntuhan. Oleh
karena itu, hitungan kapasitas dukung tanah perlu diperhitungkan terhadap pengaruh penyebaran
beban pada lapisan lunak di bawahnya. Hitungan kapasitas dukung, dapat dilakukan dengan
menganggap be ban fondasi disebarkan menurut aturan 2 V: 1H (1 Horizontal : 2 Vertikal) pada
lapisan lunak. Untuk ini, tekanan pada tanah lunak hams tidak melampaui kapasitas dukung ijin
dari lapisan lunaknya. Dengan anggapan tersebut, tanah kuat yang berada di atas berfungsi
sebagai fondasi rakit bagi beban fondasi sebenamya. Jika jarak fondasi telapak satu sama lain
relatif berjauhan, maka masih dimungkinkan untuk mengurangi tekanan fondasi pada tanah
lunak tersebut, yaitu dengan jalan memperlebar fondasi. Sebaliknya jika jarak fondasi sangat
dekat, penyebaran beban masing-masing fondasi akan saling tumpang tindih. (Gambar 5.1).
Untuk itu, jika dari hitungan, nilai kapasitas dukung ijin terlampaui, lebih baik dipakai fondasi
rakit atau fondasi memanjang (jika sumbu kolom satu garis). Kalau dengan cara ini kapasitas
dukungnya tidak memenuhi, dapat dipakai fondasi tiang. Nilai-nilai perkiraan kapasitas dukung
aman untuk lempung dapat dilihat pada Tabel 3.7. Kapasitas dukung lempung bergantung pada
konsistensi atau kuat gesemya. Nilai pendekatan hubungan antara nilai N dari SPT, konsistensi
tanah, dan perkiraan kapasitas dukung aman ditunjukkan dalam Tabel 5.1 (Terzaghi dan Peck, 1
948). Nilai kapasitas dukung ultimit dihitung dengan mengalikan kapasitas dukung aman pada
Tabel 5.1 sebanyak 3 kali. Tanah dengan konsistensi sangat lunak, penurunan fondasi yang
terjadi biasanya besar.

Hubungan N, konsistensi tanah, dan perkiraan kapasitas dukung aman untuk fondasi pada
lempung (Terzaghi dan Peck, 1948)
Kapasitas dukung aman (qs) (kN/m2)
Konsistensi N
Bujur sangkar Memanjang
Sangat
0-2 0 - 30 0 - 22
lunak
Lunak 2-3 30 - 60 22 - 45
Sedang 4-8 60 - 120 45 - 90

5.2.3 FONDASI PADA LANAU DAN LOESS


Jenis tanah antara pasir dan lempung adalah lanau dan loess. Loess tidak baik untuk
mendukung fondasi bangunan, karena tanah ini merupakan lapisan tanah yang tidak padat dari
lanau yang tidak berkohesi, dengan sedikit mempunyai rekatan dengan kadar lempung rendah.
lnformasi awal sifat-sifat teknis lanau dapat diperoleh dari uji SPT. Jika nilai N 10, lanau dalam
kondisi kepadatan sedang a tau padat. Lanau, pada kondisi alamnya sering dijumpai dalam
kondisi longgar atau tidak padat, sehingga jika fondasi diletakkan di atasnya akan mengalami
penurunan yang besar. Beban yang kecil, asalkan tidak merubah susunan tanah lanau, tidak
mengakibatkan penurunan yang besar.
Jika fondasi pada loess, estimasi penurunan fondasi dapat dilakukan dengan mengadakan
uji konsolidasi, yaitu dari interpretasi grafik c -- log p ' . Bangunan statis yang terletak pada locss
sebai knya dirancang dengan menempatkan dasar fondasi agak dalarn agar tambahan tekanan
tidak begitu besar, misalnya dibuat dengan sistem fondasi apung (jloatingjimndotion).
Kapasitas dukung ijin lanau yang bcrbcntuk tcpung batu dapat diperoleh dengan proscdur
yang sama seperti mcmperolch kapasitas dukung tanah pasir ( Peck et al., 1 974 ). scdang untuk
lanau plastis. prosedurnya sama dcngan tanah lempung. Hitungan kapasitas dukung dilakukan
dengan mcmasukkan ni lai-ni lai kuat gcscr tanah yang diperolch dari uji triaksial pada tanah tak
terganggu. Kcccpatan penerapan bcban harus sedemikian rupa. schineea keccpatan berkurangnya
tckanan air pori sama scpcrti kcccpatan air pori di l apangan . Jika kemampuan mcloloskan air
lanau rclatif kccil dan kcccpatan pcmbcbanan ccpat, uji triaksial pada kondisi rerkonsolidm i tok
terdrainasc (conso/idotcd undmined) lchih cocok . Pada lanau murni, jika pembebanan
bcrlangsung lambat. pcmbcbanan dapat mcmpcngaruhi pengurangan kadar air, yang kemudian
dapat mcnambah kuat geser tanah. Untuk ini. dalam hitungan kapasitac. dukung dapat digunakan
parameter kuat gcscr tcgangan ckktif ( Peck et al.. 1 974 ). Salah sa tu cara yang dapat digunak
untuk mcmperkirakan bcsarnya pcnurunan fondasi pada lanau. adalah dcngan mengadakan uj i
konsol idasi . In forma�i yang berm an I ita! dapat pula diperoleh dari uj i bcban pclat fplatc
load tc.1 1) yang. dianalisis dengan tcliti.

5.2.4 FONDASI PADA TANAH ORGANIK


Tanah organik. sepcrti tanah hercampur sampah atau gamhut bcrisiko mengalami
pcnurunan yang tinggi. schingga umumnya tidak digunakan untuk mcndukung bangunan. Untuk
ini. bangunan harus didukung olch fondasi tiang yang dipasang sampa i mcncapai tanah keras.
Jika tcrdapat kcragu-raguan. kandungan bahan orpnik harus diuji di laboratorium.
5.2.5 Fondasi pada Tanah c –
Tanah c - �?, adalah tanah yang mempunyai kcdua komponen kuat gcscr tanah c dan �-
Tanah jenis ini biasanya tcrdiri dari campuran dari bcberapa jenis tanah, s.:perti lempung berpasi
r, lempung berpasir bcrkerikil, lanau berpasir, dan lain-lain. Pada jenisjenis tanah terscbut,
dimungki nkan untuk mengambil contoh tak terganggu dari lapangan. Oleh karcna itu, n i lai-
nilai k uat gesernya dapat clipcroleh clari uji triaksial UU. Nilai c clan � yang clipcroleh, dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dukung ultimit yang tclah dipelajari . Ni lai kapasitas
dukung ijin diperoleh dari hitungan kapasitas dukung ultimit yang clibagi n1ktor aman yang
sesuai , dengan pertimbangan besar penurunan harus masih clalam batas toleransi . Tanah
lcmpungan yang mcngandung butiran kasar scring rusak (terganggu) dalam pcrsiapan uji
triaksial, sch ingga basil ujinya tidak mewakili kondisi tanah di tempat.
5.2.6 Fondasi pada Tanah Timbunan
Dalam ha! ini akan dibahas bangunan yang diletakkan pada tanah timbunan atau urugan.
Dalam praktek, bahan timbunan atau urugan dapat berupa lempung p lastis, campuran lempung-
pasir sampai pasir clan kcrikil. Kapasitas dukung tanah timbunan bergantung pacla macam tanah
dan derajat kcpadatan. Prinsipnya, semakin padat tanah timbunan, maka kapasitas dukung
scmakin tinggi . Tanah urug pasir dan kerikil merupakan tanah yang baik untuk mcndukung
bangunan, sedang lcmpung yang dipadatkan scmbarangan akan mempunyai kapasitas dukung
yang sangat rendah, terutama pada musim h ujan di mana kadar air mencapai maksimumnya.
Kapasitas dukung timbunan yang dipadatkan ditcntukan sebelum atau sesudah pembangunan
timbunan. Bi la kapasitas dukung tanah timbunan a tau urugan ditentukan scbelum pelctakan
tanah timbunan, maka diuji di laboratorium lebih dulu dengan dipadatkan sampai sekitar 90 - 1
00 % berat volume kering maksimum dcngan alat pemadat standar Proctor.
Jika tanahnya kohesif, contoh tanah dengan derajat kepadatan yang dikehendaki (minimum
95% kepadatan standar Proctor), diuji untuk ditentukan c dan qrnya dengan uji triaksial UU. Jika
tanah urug berupa tanah granuler, contoh tanah dengan derajat kepadatan yang dikehendaki
(minimum 90% kepadatan standar Proctor), diuji dengan alat triaksial atau geser langsung untuk
menentukan sudut gesek dalamnya ( ) Pengujian untuk mengetahui kerapatan relatif juga dapat
dikerjakan pada contoh tanah. Nilai-nilai kuat geser tanah yang diperoleh, kemudian digunakan
untuk menentukan kapasitas dukung tanah timbunan.
Bila kapasitas dukung ditentukan setelah timbunan selesai dipadatkan, maka tanah
timbunan harus dibor dan diuji seperti halnya pengeboran tanah di alam yang akan digunakan
untuk mendukung fondasi bangunan. Timbunan yang tidak dikontrol kepadatannya harus tidak
digunakan untuk mendukung fondasi, karena risiko terjadinya penurunan tak seragam akan
besar.
5.2. 7 Fondasi pada Batu
Hampir semua jenis batu dapat mendukung beban bangunan dengan baik, karena
mempunyai kuat tekan yang tinggi. Namun, jika batuan berupa batu berkapur yang berlubang-
lubang dan banyak retakan, atau batu yang banyak mengandung bidang-bidang patahan, retakan,
dan pecahan akan membahayakan stabilitas bangunan.

Anda mungkin juga menyukai