Anda di halaman 1dari 9

JURNAL FARMASETIKA DASAR

“EMULSI”

Oleh :

Kelompok : VI (Enam)
Anggota : 1. Putri Sakinah Munu
2. Putri Setiawati Botutihe
3. Rahmat Hidayat
4. Hajiah Mardani
5. Mudmainah dg palallo
6. Sri sintawaty lagautu
Asisten : 1. Rahmawanto Taidi, S.Farm
2. M. Ali Akbar, S.Farm
3. Nur Afni M. Nento
4. Puteri Muzdalifa Hamid

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
2020
I. RESEP ASLI
a. Resep 1

dr. Indriati Madina, Sp. PD Nama Dokter


(Inscriptio)
Sik : 228/FM/GTO/84
Jl. Agussalim No. 30 Alamat

Telp. 0435 – 87549


Gorontalo , 8-02-2017

R/Paraffinum Liquidum 10 mL
Gummi Arabican 25 mg
Sirup Simplex 15 mL Nama Obat Beserta
Aethanolum 90% 6 mL Kandungannya (Prescriptio)
Jasmine Oil q.s
Aqua destilasi add 100 mL

m.f Emuls da in fl No.I


∫ b d.d 11 C a.c Bentuk Sediaan (Ordinatio)
Aturan Pakai (Signatura)
Pro : Vyra Nama Pasien
Umur : 27 Tahun Umur Pasien
b. Keterangan resep
Singkatan Latin Nama Latin Arti
R/ Recipe Ambillah
m.f Misce fac Campur dan buatlah
Emuls. Emulsum Emulsi
Da in fl Da in fl Masukan kedalam tempat botol
No I Nomero unus Sebanyak satu
∫ Signa Tandai
b d.d Bis de die 2 kali sehari
II C duo cochlear dua sendok makan
a.c Ante coenam Sebelum makan
Pro Pro Untuk
q.s Quantum statis Secukupnya
Add Adde Tambahkan
c. Narasi resep
Recipe paraffidum liquidum 5 ml, gummi arabicum 2.5 g, sirup
simplex 15 ml, aethanolum 90% 6 ml, jasmine oil quantum satis,
aqua destilata ad 50 ml. Misce fac emulsa da in flacon numero uno. Signa
bis de die duo cochlear ante coenam pro Vyra, umur 27 tahun.
Ambillah paraffinum liquidum 5 ml, gummi arabicum 2.5 g, sirup
simplex 15 ml, aethanol 90% 6 ml, jasmine oil secukupnya, aqua destilata
sampai 50 ml. Campur dan buatlah emulsi. Masukkan kedalam botol
sebanyak satu. Tandai dua kali sehari dua sendok makan sebelum makan
untuk Vyra umur 27 tahun.
II. KLINIS
a. Farmakologi antasida
Antasida, yang merupakan kombinasi aluminium hidroksida dan
magnesium hidroksida, bekerja menetralkan asam lambung dan
menginaktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri pada ulu hati akibat iritasi yang
disebabkan oleh asam lambung dan pepsin dapat berkurang. Di samping itu,
efek laksatif dari magnesium hidroksida akan mampu mengurangi efek
konstipasi yang disebabkan oleh aluminium hidroksida, sehingga rasa
kembung dalam saluran pencernaan dapat teratasi. Setelah dikonsumsi, obat
antasida akan segera bereaksi dengan larutan asam yang ada di lambung,
sehingga akan terbentuk senyawa yang relatif netral (Darsono, 2009).
Peningkatan pH pada garam-garam alumunium hidroksida maksimal
sampai pH 4-5, sedangkan magnesium sampai pH 6-8 (Tjay dan Rahardja,
2007).
III.BENTUK SEDIAAN
1. Antasida 200 mg Tablet ( FI Ed.III. 1979)
2. Paraffinum liquidum 10 ml setengah padat ( FI Ed.III. 1979)
3. Gummi Arabican 25 mg padat ( FI Ed.III. 1979)
4. Sirup simplex 15 ml setengah padat ( FI Ed.III. 1979)
5. Aethanolum 90% 6 ml cair ( FI Ed.III. 1979)
6. Jasmine oil q.s setengah padat ( FI Ed.III. 1979)
7. Aqua destilata ad 100 ml cair ( FI Ed.IV. 1979)
IV. INFORMASI OBAT
a. Paraffinum liquidum 10 ml ( FI Ed.III. 1979)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Tidak tembus cahaya
Jangka waktu : jangka waktu lama
b. Gummi Arabican 25 mg ( FI Ed.III. 1979)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Jangka waktu : jangka waktu lama
c. Sirup simplex 15 ml ( FI Ed.III. 1979)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk
Jangka waktu : jangka waktu lama
d. Aethanolum 90% 6 ml ( FI Ed.III. 1979)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauhkan dari api
Jangka waktu : jangka waktu lama
e. Jasmine oil q.s ( FI Ed.III. 1979)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauhkan dari api
Jangka waktu : Dalam wadah tertutup rapat, jauhkan dari api
f. Aqua destilata ad 100 ml ( FI Ed.IV. 1979)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Jangka waktu : jangka waktu lama
V. URAIAN BAHAN
1. Paraffin Liquidum (DIRJEN POM, 1979)
Nama resmi : Paraffinum Liquidum
Nama lain : Parafin cair
Rumus molekul : C3H8O2
Rumus struktur : CH3 – CH (OH) – CH2 OH
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berflouresensi,
tidak berwarna, hamper tidak berbau, hamper tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P. larut dalam kloroform P. dan dalam eter
P.
Khasiat : Sebagai laksativu
Kegunaan : Sebagai zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
2. Gummi Arabicum (DIRJEN POM, 1979)
Nama resmi : Gummi Acaciae
Nama lain : Gom akasia/Gom arab
Pemerian : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lender
Kelarutan : Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan
yang kental dan tembus cahaya praktis larut
dalam etanol (95%) P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai emulgator
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3. Sirup Simpleks (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Sirupus Simpleks
Nama lain : Sirup gula
Rumus struktur :-
Rumus kimia :-
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air dan air panas
Kegunaan : Sebagai pemanis
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat
4. Aethanolum 90% (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Aethanol
Nama lain : Alkohol
Rumus molekul : C2H6O
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap


dan mudah bergerak.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform
P. dan eter P.
Kegunaan : Sebagai pengental atau penstabil emulsi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
5. Jasmine Oil (DIRJEN POM, 1979)
Nama resmi : Jasmine oil
Nama lain : Minyak atsiri
Pemerian : Cairan jernih, bau seperti bau bagian tanaman asli
Kelarutan : Mudah larut dalam kloroform P. dan dalam eter P.
Khasiat : Pemberi aroma (pewangi)
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,
terlindung dari cahaya, ditempat sejuk.
6. Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : Aqua destilata
Nama Lain : Aquadest
Rumus Molekul : H2O/18,02
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak


berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
VI. PROSEDUR KERJA
Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan.
1. Dibersihkan alat yang akan digunakan dengan alkohol 70%.
2. Ditimbang gom arab 2.5 g dengan menggunakan neraca analitik.
3. Diukur paraffin 5 ml dengan menggunakan gelas ukur.
4. Diukur aqua destilata sebanyak 3.75 ml digelas ukur.
5. Diukur etanol 90% sebanyak 6 ml dengan gelas ukur.
6. Diukur sirup simplex sebanyak 15 ml digelas ukur.
7. Dimasukkan gom arab kedalam lumpang, kemudian digerus
hingga halus.
8. Dimasukkan paraffin cair, digerus hingga bercampur rata.
9. Dimasukkan air untuk korpus, digerus hingga bercampur rata
sampai menghasilkan bunyi yang spesifik.
10. Dimasukkan sirup simplex dan gerus hingga bercampur rata.
11. Dimasukkan etanol 90%, digerus hingga bercampur rata (etanol 90%
berfungsi sebagai pengental dan penstabil emulsi).
12. Ditambahkan jasmine oil sebanyak 2 tetes dan gerus hingga
bercampur rata.
13. Dimasukkan kedalam botol (botol yang digunakan harus yang gelap
umumnya coklat) untuk emulsi yang peka terhadap cahaya hal ini
dilakukan untuk menjaga kestabilan emulsi.
14. Ditambahkan aqua destilata hingga batas kalibrasi.
15. Di tutup rapat, kemudiaan dikocok.
16. Berikan etiket dan copy resep
VII. PERHITUNGAN BAHAN
1. Antasida 200 mg = 200 x 11 ml = 440 mg = 0.44 gram
5
2. Parafium liquidum = 10 ml
3. Gummi arabican = 25 mg
4. Sirup simplex = 15 ml
5. Aethenolhum 90% = 6 ml
6. Jasmine oil = q.s
7. Aquades add 100 ml
Aquadest = 100 ml( 0.44+10+25+15+6) = 43.56

VIII. ETIKETdr.
DANIndriati
COPY Madina,
RESEP Sp. PD
a. Etiket Sik : 228/FM/GTO/84
Jl. Agussalim No. 30
Telp. 0435 – 87549
No. 1 Gorontalo , 8-02-17
Ny. Vyra

Aturan Pakai
Sendok Teh
2 x Sehari 2 Sendok
Makan

Sebelum Makan/Sesudah Makan


b. Copy Resep
dr. Indriati Madina, Sp. PD
Sik : 228/FM/GTO/84
Jl. Agussalim No. 30
Telp. 0435 – 87549
No. 1 Gorontalo , 8-02-17

Nama Dokter : Indriati Madina, Sp. PD


Nama Pasien : Vyra
Umur : 27 Tahun

COPY RESEP

R/Paraffidum Liquidum 5 ml
Gummi Arabicum 2.5 mg
Sirup Simplex 15 ml
Aethanolum 90% 6 ml
Jasmine Oil q.s
Aqua Destilata ad 50 ml

m.f Emuls da in Fl No. 1


S b.dd II C a.c
det

pcc

IX. DAFTAR PUSTAKA


Darsono, Lusiana, 2002, Diagnosis dan Terapi Intoksikasi Salisilat dan Parasetamol,
Jurnal Kimia, Vol. 2, No. 1.
DIRJEN POM, 1979. Farmakope Indonesia edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

DIRJEN POM, 1995. Farmakope Indonesia edisi Keempat. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta

SUDAH SAYA ACC


NANTI INSYA ALAH JIKA SEMUA SUDAH KEMBALI SEMULA,
NANTINYA JURNAL INI AKAN DI PRINT, JIKA AKAN DPRINT
TOLONG PERHATIKAN PENULISANNYA, SILAHKAN PERBAIKI
COVER SIMPAN FILE SEBAGAI BUKTI NANTI

Anda mungkin juga menyukai