Insiden kematian akibat henti jantung insiden sudden cardiac death terjadi 99,4 kasus
diperkirakan antara 180.000 – per 100.000 kasus di Australia
Takikardia Ventrikel Rate Rate atrium tidak dapat ditentukan. Rate Ventrikular selalu
diantara 150 dan 250 kali permenit.
QRS Kompleks QRS selalu lebih dari 0,12 second. Komplek QRS
Kompleks akan selalu lebar dan terlihat aneh. Selalu sulit untuk melihat
bagian antara Kompleks QRS dan gelombang T.
Reguler Ritme lebih mendekat kepada garis lurus
Pulseless Electrical
Activity (PEA) dan
Asistol Rate Tidak ada denyut
• Airway: dapat dilakukan dengan Head tilt dan Chin lift, jika
dicurigai cedera cervical bisa dilakukan jaw thrust
A
1. penolong kelelahan dan korban telah dialihkan kepada petugas lain yang lebih ahli,
2. didapatkan korban sudah lama meninggal.
3. RJP yang dilakukan berhasil dengan ditandai sirkulasi (denyut nadi) dan pernapasan
telah kembali atau ditemukan tanda-tanda seperti napas spontan, gerakan dada turun
naik, adanya aliran udara napas, denyut nadi kembali teraba, denyut jantung kembali
terdengar melalui stetoskop, kulit korban yang semula pucat menjadi kemerahan, dapat
melakukan gerakan terarah, korban berusaha menelan, dan refleks pupil positif.
Mencakup penggunaan peralatan dan teknik lanjut untuk mepertahankan ventilasi dan
siirkulasi
a. Pengamanan Jalan Napas c. Mengawasi irama jantung dan EKG,
Dapat dilakukan dengan OPA (oropharingeal mengupayakan sirkulasi spontan dgn defibrilasi
airway) dan nasopharingeal airway (NPA), atau
yang paling efektif adalah dengan intubasi Defibrilasi dilakukan pada kondisi ventrikel
endotrakeal fibrilasi dan ventrikel takikardi tanpa nadi. AED
dan EKG digunakan untuk menilai indikasi shock
b. Pembuatan akses jalur IV
d. Penggunaan Obat Emergensi
Tempat terbaik adalah vena sentral, vena
jugularis internal/ekterna, vena subclavia, vena naloxone, atropine, vasopressine, epinephrine dan
femoralis, namun dapat juga di vena perifer. lidocaine (”NAVEL”). Obat diencerkan dengan 10 ml
Akses ini digunakan untuk masuknya obat-obatan NaCl steril dan diberikan 2 sampai 3 kali.
KESIMPULAN
Cardiorespiratory arrest (CRA) merupakan kondisi kegawatdaruratan akibat
terhentinya aktivitas jantung dan paru secara mendadak yang mengakibatkan
kegagalan sistem sirkulasi dan pernapasan1
Diagnosis untuk seseorang yang mengalami henti jantung dan henti napas dapat dinilai
dengan tanda dan gejala seperti, pingsan atau penurunan kesadaran, perubahan
mendadak frekuensi dan ritme pernapasan, tidak terabanya nadi, perubahan warna
mukosa membran kulit dan dilatasi pupil yang tidak bereaksi dengan rangsangan cahaya.
Langkah yang harus dilakukan berdasarkan AHA 2015 dan 2018 aktivasi layanan
medis darurat, mulai RJP sebagai bantuan hidup dasar (BLS) dan dilanjutkan dengan
ACLS
RJP bisa dihentikan dalam
keadaan
Tanda dan Gejala
1. penolong kelelahan dan korban telah dialihkan kepada petugas lain yang lebih ahli,
2. didapatkan korban sudah lama meninggal.
3. RJP yang dilakukan berhasil dengan ditandai sirkulasi (denyut nadi) dan pernapasan
telah kembali atau ditemukan tanda-tanda seperti napas spontan, gerakan dada turun
naik, adanya aliran udara napas, denyut nadi kembali teraba, denyut jantung kembali
terdengar melalui stetoskop, kulit korban yang semula pucat menjadi kemerahan, dapat
melakukan gerakan terarah, korban berusaha menelan, dan refleks pupil positif.
RJP bisa dihentikan dalam
keadaan
Tanda dan Gejala
1. penolong kelelahan dan korban telah dialihkan kepada petugas lain yang lebih ahli,
2. didapatkan korban sudah lama meninggal.
3. RJP yang dilakukan berhasil dengan ditandai sirkulasi (denyut nadi) dan pernapasan
telah kembali atau ditemukan tanda-tanda seperti napas spontan, gerakan dada turun
naik, adanya aliran udara napas, denyut nadi kembali teraba, denyut jantung kembali
terdengar melalui stetoskop, kulit korban yang semula pucat menjadi kemerahan, dapat
melakukan gerakan terarah, korban berusaha menelan, dan refleks pupil positif.
RJP bisa dihentikan dalam
keadaan
Tanda dan Gejala
1. penolong kelelahan dan korban telah dialihkan kepada petugas lain yang lebih ahli,
2. didapatkan korban sudah lama meninggal.
3. RJP yang dilakukan berhasil dengan ditandai sirkulasi (denyut nadi) dan pernapasan
telah kembali atau ditemukan tanda-tanda seperti napas spontan, gerakan dada turun
naik, adanya aliran udara napas, denyut nadi kembali teraba, denyut jantung kembali
terdengar melalui stetoskop, kulit korban yang semula pucat menjadi kemerahan, dapat
melakukan gerakan terarah, korban berusaha menelan, dan refleks pupil positif.
PENGERTIAN BHD/CPR
Henti Napas.
Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran
udara pernapasan dari korban / pasien
Henti Jantung
25
Otak Jantung
“3 – 8” menit
tidak dapat O2
mati
Tujuan BHD
35
BHD dengan 2 Penolong
40
RJP DIHENTIKAN
Diagnosis untuk seseorang yang mengalami henti jantung dan henti napas dapat dinilai dengan
tanda dan gejala seperti, pingsan atau penurunan kesadaran, perubahan mendadak frekuensi dan
ritme pernapasan, tidak terabanya nadi, perubahan warna mukosa membran kulit dan dilatasi pupil
yang tidak bereaksi dengan rangsangan cahaya.
Langkah yang harus dilakukan berdasarkan AHA 2015 dan 2018 aktivasi layanan medis darurat,
mulai RJP sebagai bantuan hidup dasar (BLS) dan dilanjutkan dengan ACLS
TERIMA KASIH