Uas Proposal Metopel
Uas Proposal Metopel
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini.
Penulisan proposal ini dilakukan dalam rangka penelitian. Proposal ini
dapat diselesaikan atas bimbingan Bapak/Ibu dan untuk itu rasa
terimakasih kami ucapkan kepada Bapak/Ibu pembimbing, atas jerih
payah beliau dalam membimbing proposal ini hingga selesai. Pada
kesempatan ini kami juga mengucapkan terimakasih kepada :
i
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar.................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................. iii
Daftar Gambar .................................................................................. v
Daftar Lampiran ................................................................................ vi
Daftar Tabel……………………………………………………………… vii
Daftar Rumus……………………………………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang............................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
3. Tujuan Penelitian.......................................................................... 3
3.1 Tujuan umum.......................................................................... 3
3.2 Tujuan Khusus........................................................................ 3
4. Manfaat Penelitian....................................................................... 3
5. Keaslian Penelitian........................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Uraian Materi................................................................................. 6
1.1 Pengertian ASI....................................................................... 6
1.2 Komposisi ASI........................................................................ 6
1.3 Manfaat ASI............................................................................ 7
1.4 IMD........................................................................................ 8
1.5 Tinjauan Perilaku……………………………………………….. 9
2. Kerangka Teori.............................................................................. 18
3. Kerangka Konsep.......................................................................... 19
4. Defenisi Operasional..................................................................... 20
5. Hipotesis.......................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN
1.Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................... 22
2.Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 22
3.Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 22
4.Jenis dan Cara Pengumpulan Data................................................. 23
5.Alat Pengumpulan Data................................................................... 24
6.Uji Validitas dan Reliabilitas............................................................. 25
7.Prosedur Penelitian.......................................................................... 25
8.Pengolahan dan Analisis Data......................................................... 26
9.Etika Penelitian................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 29
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Hal
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 Kuesioner
vi
DAFTAR TABEL
Hal
vii
DAFTAR RUMUS
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut Unicef 2018, sebagian negara-negara berpenghasilan tinggi, 1
dari 5 bayi tidak pernah di susui, dibandingkan dengan 1 dari 25 bayi di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Unicef dan WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan pertama kehidupan, dimulai dari satu jam kelahiran. Kemudian
dilanjutkan secara eksklusif tanpa makanan lain selama 6 bulan pertama
kehidupan untuk mendukung perkembangan sensorik dan kognitif dan
melindungi bayi dari penyakit menular dan kronis.
Data dari WHO ( World Health Organization ) tahun 2016, menunjukkan
bahwa rata-rata pemberian ASI eksklusif di dunia masih 38 %. Jika
disbanding target WHO yang mencapai 50% maka angka tersebut jauh
dari level. Asi merupakan makanan terbaik bagi bayi (Pekan ASI Sedunia ,
IBI 2018).
Dari data susenas 2015, di Indonesia hanya 9 provinsi yang mencapai
target global World Health Assembly untuk mecapai setidaknya 50% ASI
eksklusif. Dari karakteristik yang dibuat oleh Susenas 2015 dalam
Laporan Baseline SDG anak di Indonesia, pemberian ASI eksklusif di
daerah pedesaan lebih tinggi ( 47%) disbanding di perkotaan ( 43%) dan
dari karakteristik kuintil kekayaan masyarakat yang termiskin ( 53%) lebih
besar cakupannya dibanding masyarakat terkaya ( 40%). Hasil dari
Riskesdas 2018, pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-5 bulan di
Indonesia masih 37,3% (Dirjen Kesmas, 2018)
Menurut data dari Susenas 2015, Sumatera Utara merupakan salah satu
provinsi yang cakupan ASI eksklusifnya masih kurang (30%). Pada tahun
2016, cakupan ASI eksklusif menurun yaitu sebesar 28,5 % (Profil
1
Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2012-2017). Kurang dari satu di antara
tiga bayi di Provinsi Sumatera Utara diberikan ASI eksklusif pada enam
bulan pertama kehidupannya. Sumatera Utara menempati posisi ke 32
dari 34 provinsi dalam Kartu Nilai kategori cakupan pemberian ASI
Eksklusif (Profil Sumut SDG Unicef, 2015 )
Menurut Profil Kesehatan Kabupaten Kota di Sumatera Utara 2017,
dilaporkan kabupaten/kota Deli Serdang memiliki persentase 47,05%
dalam cakupan pemberian ASI eksklusif. Tidak tercapainya target
cakupan pemberian ASI eksklusif, ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Dari hasil penelitian Angel, Rocky, dan Erling (2017), faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di fasilitas
kesehatan kota Manado adalah pengalaman menyusui, penghasilan ibu
rendah, adanya dukungan petugas kesehatan dan dukungan suami, faktor
psikologis ibu yang tidak terganggu, pengetahuan ibu yang tinggi tentang
ASI, ibu dengan status tidak bekerja, dan ibu yang tidak terpapar
goncarnya susu formula.
Hasil penelitian Yusefa,Verra, dan Putri (2017), faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Desa Kemantren
Kecamatan Jabung Kabupaten Malang adalah tingkat pengetahuan ibu
terhadap pemberian ASI eksklusif 6 bulan.
Hasil penelitian Devi, Wahyu, Putu, Ni Made (2017), faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di kota Mataram
adalah faktor sosiodemografi yaitu pekerjaan ibu dengan korelasi rendah,
faktor psikososial, keyakinan ibu untuk menyusui dan persepsi kepuasan
ibu saat menyusui.
Hasil penelitian Wilda dan Ani (2018), faktor yang mempengaruhi
pemberian ASI eksklusif adalah dukungan keluarga.
Hasil penelitian Risnayanti, Sudirman, Rosnawati ( 2018), faktor yang
berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja
puskesmas Siniu adalah pengetahuan dan sikap ibu.
2
Setelah mempelajari masalah diatas, saya merasa terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pemberian ASI eksklusif di Desa Terambesi Kecamatan
Patumbak”.
2. Rumusan Masalah
Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif
di desa Terambesi ?
3. Tujuan Penelitian
3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Terambesi.
3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan faktor pengetahuan ibu terhadap pemberian
ASI eksklusif di Desa Terambesi.
b. Mengetahui hubungan faktor sikap ibu dalam pemberian ASI
eksklusif di Desa Terambesi.
c. Mengetahui hubungan faktor pendidikan ibu dalam pemberian ASI
eksklusif di Desa Terambesi.
d. Mengetahui hubungan faktor IMD dalam pemberian ASI eksklusif di
Desa Terambesi.
4. Manfaat penelitian
Berdasarkan latar belakang perumusan masalah dan tujuan penulisan
yang hendak dicapai, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dalam pemberian ASI eksklusif
3
b. Bagi institusi kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi
pendidikan untuk bisa dijadikan sumber referensi dan menambah
wawasan tentang pengetahuan faktor – faktor yang berpengaruh dalam
pemberian ASI eksklusif di Desa Terambesi
c. Bagi masyarakat
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bagi
masyarakat, khususnya ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan.
5. Keaslian Penelitian
1. Angel, Rocky, Erling (2017). “Faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan Pemberian ASI pada Bayi yang Dirawat pada
Beberapa Fasilitas Kesehatan di Kota Manado”. Hasil Penelitian
ini adalah pengalaman menyusui, penghasilan ibu rendah, adanya
dukungan petugas kesehatan dan dukungan suami, faktor
psikologis ibu yang tidak terganggu, pengetahuan ibu yang tinggi
tentang ASI, ibu dengan status tidak bekerja, dan ibu yang tidak
terpapar goncarnya susu formula.
2. Yusefa, Verra, dan Putri (2017), “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keberhasilan ASI Eksklusif 6 Bulan pada Ibu yang
Memiliki Bayi Usia 6 – 12 Bulan di Desa Kemantren Kecamatan
Jabung Kabupaten Malang”. Hasil penelitian ini adalah faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Desa
Kemantren Kecamatan Jabung Kabupaten Malang adalah tingkat
pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif 6 bulan.
3. Devi, Wahyu, Putu, Ni Made (2017). “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Kota
Mataram”. Hasil penelitian ini adalah faktor sosiodemografi yaitu
pekerjaan ibu dengan korelasi rendah, faktor psikososial,
4
keyakinan ibu untuk menyusui dan persepsi kepuasan ibu saat
menyusui.
4. Wilda dan Ani ( 2018 ). “ Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Pemberian ASI Eksklusif”. Hasil penelitian ini adalah faktor
yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah dukungan
keluarga.
5. Risnayanti, Sudirman, Rosnawati ( 2018). “ Faktor- Faktor yang
Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas Siniu Kabupaten Parigi Moutong”.
Hasil penelitian ini adalah faktor yang berhubungan dengan
pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja puskesmas
Siniu adalah pengetahuan dan sikap ibu.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Uraian Materi
1.1. Air Susu Ibu
ASI eksklusif adalah bayi hanya menerima ASI saja dari ibunya secara
langsung ataupun donor tanpa tambahan cairan, makanan, atau air
dengan pengecualian rehidrasi oral, vitamin, mineral, dan obat- obatan
(WHO, 2009). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Roesli (2009) bahwa
asi eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi,
dan tim.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012, ASI eksklusif
adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam
bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral) (Kementerian
Kesehatan RI, 2016).
7
memiliki manfaat bagi bayi dan bagi ibu.
Manfaat bagi bayi :
- Mencegah Terserang Penyakit
ASI eksklusif untuk bayi yang diberikan ibu ternyata mempunyai
peranan penting,yakni meningkatkan ketahanan tubuh bayi.
Karenanya bisa mencegah bayi terserang berbagai penyakit yang
bisa mengancam kesehatan bayi.
- Membantu Perkembangan Otak dan Fisik Bayi
Manfaat ASI eksklusif paling penting ialah bisa menunjang
sekaligus membantu proses perkembangan otak dan fisik bayi. Hal
tersebut dikarenakan, di usia 0 sampai 6 bulan seorang baui tentu
saja sama sekali belum diizinkan mengonsumsi nutrisi apapun
selain ASI. Oleh karenanya, selama enam bulan berturut-turut, ASI
yang diberikan pada sang buah hati tentu saja memberikan
dampak yang besar pada pertumbuhan otak dan fisik bayi selama
ke depannya.
1. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor predisposisi atau faktor pemudah
yang mempengaruhi perilaku seseorang. Pendidikan merupakan
segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka
11
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan,
sedangkan pendidikan kesehatan adalah aplikasi pendidikan di
bidang kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Jenjang pendidikan
adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan formal
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar
(SD) dan yang sederajat serta sekolah menengah pertama
(SMP) atau yang sederajat. Pendidikan menengah terdiri atas
pendidikan menengah umum dan kejuruan. Sedangkan
pendidikan tinggi mencakup pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003).
Pendidikan bertujuan mengubah pengetahuan, pendapat,
konsep-konsep, sikap, persepsi, serta menanamkan kebiasaan
baru kepada responden yang masih memakai adat istiadat
kebiasaan lama (Notoatmodjo, 2010). Tingkat pendidikan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan sekolah
formal yang ditamatkan oleh responden. Tingkat pendidikan
seorang ibu yang rendah memungkinkan ia lambat dalam
mengadopsi pengetahuan baru khususnya hal-hal yang
berhubungan dengan ASI eksklusif.
2. Status Pekerjaan
Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh
pendapatan atau keuntungan. Status pekerjaan adalah jenis
kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit
usaha/kegiatan (BPS, 2016).
Jara et al (2015) menyatakan alasan terbanyak ibu usia remaja
12
tidak memberikan ASI eksklusif karena alasan pekerjaan. Ibu
yang bekerja cenderung memiliki waktu yang lebih sedikit untuk
merawat dan memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang
tidak bekerja. Oleh karena itu pekerjaan ibu sering menjadi
alasan ibu tidak memberikan ASI eksklusif.
3. Persepsi
a. Pengertian
Persepsi merupakan proses di mana seseorang
mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensasi yang
dirasakan dengan tujuan untuk memberi makna terhadap
lingkungannya (Robbin dalam Notoatmodjo, 2010). Proses
persepsi dibagi dua yaitu proses sensasi atau merasakan
(sensation) yang menyangkut proses sensoris dan proses
persepsi yang menyangkut interprestasi kita terhadap objek
yang kita lihat, dengar, atau rasakan. Pengertian persepsi
menurut Walgito (2010) adalah proses pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh
organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang
berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri
individu. Sedangkan menurut Maramis (1999) dalam Sunaryo
(2004) menyatakan bahwa persepsi adalah daya mengenal
barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan antara hal ini
melalui proses mengamati, mengetahui atau mengartikan
setelah panca inderanya mendapat rangsang.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Faktor yang mempengaruhi persepsi secara umum terdiri dari
faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yaitu faktor
yang melekat pada objeknya. Sedangkan faktor internal
13
adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan
stimulus tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Faktor ekskternal meliputi kontras, perubahan intensitas,
pengulangan, sesuatu yang baru, dan sesuatu yang menjadi
perhatian orang banyak. Sedangkan faktor internal meliputi
pengalaman/ pengetahuan, harapan, kebutuhan, motivasi,
emosi, dan budaya.
c. Bentuk Persepsi
Rahmat (2005) menyebutkan persepsi dibagi menjadi dua
bentuk yaitu positif dan negatif, apabila objek yang dipersepsi
sesuai dengan penghayatan dan dapat diterima secara
rasional dan emosional maka manusia akan mempersepsikan
positif atau cenderung menyukai dan menanggapi sesuai
dengan objek yang dipersepsikan. Apabila tidak sesuai
dengan penghayatan maka persepsinya negatif atau
cenderung menjauhi, menolak dan menanggapinya secara
berlawanan terhadap objek persepsi tersebut.
Robbins (2008) menambahkan bahwa penyebab munculnya
persepsi negatif seseorang dapat muncul karena adanya
ketidakpuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber
persepsinya, adanya ketidaktahuan individu serta tidak
adanya pengalaman inidvidu terhadap objek yang
dipersepsikan dan sebaliknya, penyebab munculnya persepsi
positif seseorang karena adanya kepuasan individu terhadap
objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya
pengetahuan individu, serta adanya pengalaman individu
terhadap objek yang dipersepsikan.
e. Persepsi menyusui
Persepsi atau pandangan ibu terhadap menyusui
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Beberapa nilai-nilai
(pandangan) yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI
eksklusif diantaranya menyusui itu sulit, menyusui mengubah
bentuk payudara, menyusui menyebabkan kesukaran
menurunkan berat badan, ASI belum keluar di hari-hari
pertama sehingga perlu ditambah susu formula, payudara
kecil tidak menghasilkan ASI, ASI sedikit, ASI tidak cukup
karena bayi minum banyak, susu formula lebih baik dari ASI
karena mengandung vitamin dan zat besi tambahan (Roesli,
2009). Timbulnya keraguan dibenak para ibu ialah tidak
cukupnya produksi ASI untuk kebutuhan bayinya. Sering kali
15
persepsi dan komentar negatif yang diterima ibu membuat
seorang ibu beralasan untuk memulai memberi makanan
tambahan pada bayi sebelum usia enam bulan. Seharusnya
seorang ibu memiliki optimisme bahwa semakin banyak ibu
memberikan ASI maka semakin banyak pula produksi ASI
yang dihasilkan, sehingga kebutuhan bayi terpenuhi
(Arif,2009).
4. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil
tahu sesorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.
Pengetahuan sesorang tentang objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi
dalam 6 tingkatan pengetahuan yaitu:
a) Tahu, diartikan sebagai recall memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b) Memahami artinya dapat menginterpretasikan secara benar
tentang objek yang diketahui, bukan sekedar tahu atau dapat
menyebutkan.
c) Aplikasi diartikan apabila orang telah memahami objek yang
dimaksud sehingga dapat menggunakan prinsip yang diketahui
tersebut.
d) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan dan
Memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah.
e) Sintesis menunjukkan kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis
dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.
f) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu
(Notoatmodjo, 2010)
16
5. Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu yang sudah melibatkan pendapat dan emosi
yang bersangkutan. Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari
3 komponen pokok yaitu:
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek.
Artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran
seseorang terhadap objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek.
c. ecenderungan untuk bertindak (Notoatmodjo, 2010).
Faktor-faktor penguat (reinforcing factor) adalah faktor yang
mendorong dan memperkuat terjadinya perilaku, yang termasuk
faktor penguat diantaranya adalah dukungan sosial.
1) Macam-macam dukungan sosial
Menurut Mercer dalam Bryar (2008) dukungan terdiri dari empat
jenis, yaitu:
a. Dukungan informatif yang melibatkan pemberian informasi,
saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu.
Informasi ini dapat menolong individu untuk mengenali dan
mengatasi masalah dengan lebih mudah.
b. Dukungan penilaian merupakan jenis dukungan dimana
suami bertindak sebagai pembimbing, memecahkan
masalah, dan sebagai sumber validator identitas anggota
dalam keluarga.
c. Dukungan fisik merupakan penyediaan materi yang dapat
memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang,
pemberian bahan makanan, serta pelayanan yang dapat
mengurangi stress karena individu dapat langsung
memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi.
d. Dukungan emosional yang membuat individu memiliki
17
perasaan nyaman, yakin, dipedulikan, dan dicintai oleh
sumber dukungan sosial, sehingga individu dapat
menghadapi masalah lebih baik (Bryar, 2008)
2) Dukungan suami
Pada dasarnya proses menyusui bukan hanya antara ibu dan bayi
tetapi ayah juga memiliki peran yang sangat penting. Suami adalah
orang terdekat ibu yang banyak berperan selama kehamilan,
persalinan dan setelah bayi lahir, termasuk pemberian ASI.
Dukungan suami yang diberikan dalam bentuk apapun, dapat
mempengaruhi kondisi emosional ibu yang berdampak terhadap
produksi ASI. Sekitar 80% sampai 90% produksi ASI ditentukan
oleh keadaan emosi ibu yang berkaitan dengan refleks oksitosin ibu
berupa pikiran, perasaan, dan sensasi. Apabila hal tersebut
meningkat akan memperlancar prosuksi ASI (Roesli, 2009).
3) Dukungan keluarga
Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta
tinggal bersama (Sudiharto, 2007). Friedman dalam Sudiharto
(2007) menyatakan bahwa fungsi dasar keluarga antara lain adalah
fungsi afektif, yaitu fungsi internal keluarga untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta
kasih, serta saling menerima dan mendukung. Dampak positif dari
dukungan keluarga adalah meningkatkan penyusuaian diri
seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan.
Dukungan keluarga seperti ibu, ibu mertua, kakak, atau adik dapat
mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya. Hasil penelitian Ida (2012) menunjukkan bahwa
dukungan keluarga mempunyai hubungan yang bermakna dengan
perilaku pemberian ASI eksklusif. Dukungan keluarga yang
dimaksud dalam penelitian tersebut meliputi dorongan keluarga
untuk memberikan ASI segera setelah melahirkan, membantu
18
dalam mengurus bayi, dan tidak memberikan makanan tambahan
sebelum bayi usia kurang dari 6 bulan.
Faktor- faktor pemungkin (enabling factors) adalah faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitiasi perilaku atau tindakan.
Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan
prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan
misalnya ketersediaan fasilitas kesehatan dan keterpaparan
informasi.
2. Kerangka Teori
19
Gambar 2.1. Kerangka Teori Model PRECEDE-PROCEED. Sumber:
Glanz, Rimer, dan Viswanath. (2005)
3. Kerangka Konsep
Pendidikan
Persepsi
SIkap
IMD
20
21
4. Defenisi Operasional
tabel 2.1
Skor
Defenisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala
Operasional
Pengetahuan Hal – hal yang 1. Pengertian ASI Eksklusif Kuesioner Ordinal Benar = 1
diketahui ibu 2. Manfaat pemberian ASI Salah = 0
tentang ASI bagi ibu dan bayi Kategori :
eksklusif 3. Cara pemberian ASI Baik : 76 – 100%
selama bekerja Cukuo : 56-75%
4. Cara Penyimpanan ASI Kurang : > 56%
5. Cara memberi ASI Perah
Sikap Reaksi atau Sikap terhadap Kuesioner Ordinal Pernyataan positif (+) :
respon ibu pemberian ASI Sangat setuju = 4
terhadap Eksklusif Setuju = 3 Tidak setuju =
pemberian ASI 1. Memberikan ASI 2 Sangat tidak setuju = 1
Eksklusif saja pada bayi Pernyataan negatif (-) :
sejak lahir Sangat setuju = 1
hingga usia 6 Setuju = 2 Tidak setuju =
bulan. 3 Sangat tidak setuju = 4
2. Kepuasan ibu Kategori sikap,
dalam menyusui. 1. Positif jika
3. Tindakan dalam T ≥ T mean
pemberian ASI 2. Negatif jika
eksklusif. T < mean
Persepsi ibu Pernyataan Pernyataan tentang Kuesioner Ordinal Skor diperoleh dari
dalam responden perasaan ibu ketika jawaban responden
menyusui berupa menyusui bayi, keyakinan melalui kuesioner yang
pendapat dan ibu untuk menyusui dan digali berdasarkan
tanggapan hambatan yang dirasakan pernyataan dengan 5
dalam Ibu ketika menyusui.
memberikan kemungkinan jawaban
ASI pada yaitu “sangat setuju”,
bayi. “setuju”, “netral/biasa”,
“tidak setuju”, dan
“sangat tidak setuju”.
Untukanalisis lebih
lanjut dikategorikan
dengan batasan
sebagai berikut:
22
4. Hipotesis
1. Ada hubungan faktor pengetahuan ibu dalam pemberian ASI
Eksklusif di Desa Terambesi Kecamatan Patumbak
2. Ada hubungan faktor sikap ibu dalam pemberian ASI Eksklusif
di Desa Terambesi Kecamatan Patumbak
3. Ada hubungan faktor persepsi ibu dalam pemberian ASI
Eksklusif di Desa Terambesi Kecamatan Patumbak
4. Ada hubungan faktor IMD ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di
Desa Terambesi Kecamatan Patumbak
5. Ada hubungan faktor status pekerjaan ibu dalam pemberian ASI
Eksklusif di Desa Terambesi Kecamatan Patumbak
22
BAB III
METODE PENELITIAN
23
penelitian ini adalah seluruh Ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan pada
Juni - Desember 2020 sebanyak 30 di Desa Terambesi.
3.2 Sampel Penelitian
Menurut Sastroasmoro (2013), sampel adalah bagian (subset) dari
populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat
mewakili populasinya. Cara pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampling jenuh atau total sampling, yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel (Sugiyono, 2006).
Kriteria dalam penelitian ini adalah:
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,
2012). Adapun kriteria inklusi yang diteliti:
1) Ibu yang memiliki anak usia 0 – 6 bulan pada Juni - Desember
2020
2) Bersedia menjadi responden.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012). Adapun kriteria eksklusi yaitu:
1) Ibu yang tidak memberikan ASI.
24
Data yang diperoleh dari tempat penelitian berupa dokumentasi dari Pustu
Sifaoroasi Uluhou yang berhubungan dengan Ibu yang memiliki anak usia
0 – 6 bulan.
4.2 Cara Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data sebagai berikut:
1. Pengumpulan data diawali dari data sekunder yaitu dengan
melihat pencatatan dan pelaporan.
2. Setelah itu peneliti melakukan pengumpulan data primer dengan
membagikan kuesioner faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemberian ASI Eksklusif di Desa Terambesi Kecamatan
Patumbak
3. Kemudian peneliti meminta bantuan kepala desa sebagai
numerator untuk membantu mengumpulkan responden.
4. Peneliti memberikan penjelasan tentang judul penelitian serta
tujuan penelitian, dan meminta kesedian untuk menjadi responden
kepada Ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan. Setelah ibu
bersedia maka peneliti/numerator menyerahkan lembar
persetujuan menjadi responden sebagai bukti bahwa ibu bersedia
dan turut berpartisipasi dalam penelitian.
5. Responden diberi kuesioner faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pemberian ASI eksklusif kepada ibu yang memiliki anak usia 0 – 6
bulan sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 25 pernyataan serta
menjelaskan cara pengisian kuesioner. Dalam mengisi kuesioner
responden didamping oleh peneliti/numerator agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengisian.
6. Setelah selesai pengisian kuesioner, lembar kuesioner
dikumpulkan kembali dan peneliti/numerator memeriksa
kelengkapan jawabannya, supaya tidak ada bagian yang tidak
terisi.
25
7. Setelah semua data terkumpul kepada peneliti, kemudian peneliti
melakukan analisa data.
7. Prosedur Penelitian
26
Survey Pendahuluan
Kiteria Inklusi
Kuesioner Faktor-fakor
yang mempengaruhi
pertumbuhan anak usia
toddler
Analisa Data
1. Pengeditan (Editing)
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan setelah dilakukan pengisian
kuesioner .
2. Pengkodean (Coding)
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
27
Setelah dilakukan pengisian pada lembar ceklist maka akan di buat
master tabel. Master tabel ini untuk mengkategorikan karakteristik
responden.
3. Pemasukan data (Data Entry)
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.
4. Melakukan teknik analisis
Dalam penelitian ini melakukan analisis, hasil pengumpulan data
penelitian ini diolah menggunakan SPSS dengan uji chi-square (Hidayat,
2011).
28
Apabila nilai р< dari α=0,05 maka ada hubungan atau perbedaan antara
dua variabel tersebut. Apabila nilai p> dari α=0,05 maka tidak ada
hubungan atau perbedaan antara dua variabel tersebut.
9. Etika Penelitian
1. Informed Consent (Lembar persetujuan menjadi responden)
Lembar persetujuan diberikan sebelum penelitian dengan memberikan
lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta
mengetahui dampaknya, jika responden bersedia menjadi responden
maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika subjek
bersedia, maka penelitian harus menghormati hak calon responden
2. Anonimaty (Tanpa nama)
Merupakan masalah etika dalam penelitian kebidanan dengan cara tidak
memberikan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya memberi
kode dan inisial nama pada lembar pengumpulan data.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etik dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalahnya.
4. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya
oleh peneliti, hanya kelompok data bermutu yang akan dilaporkan
pada hasil riset.
5. Penelitian telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian
6. Peneliti menanggung segala konsekuensi yang berhubungan
dengan penelitian
Pasien dijelaskan dalam hal tujuan penelitian, prosedur penelitian dan
penghargaan kepada pasien yang menjadi subjek penelitian (Hidayat,
2011).
29
DAFTAR PUSTAKA
31
Lampiran 1
1. Biaya Penelitian
Uraian penggunaan dana penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rencana anggaran dana penelitian
3. Trasportasi 300.000
Total 2.050.000
2. Jadwal Penelitian
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian
Pengajuan
1
judul
Pembuatan
2
proposal
32
Seminar
3
proposal
Pengumum
an hasil
4
seminar
proposal
Perbaikan
5
Proposal
6 Penelitian
Pengolahan
dan analisa
7
data
penelitian
Laporan
8 hasil
Penelitian
Seminar
8 hasil
penelitian
33
Lampiran 2
Dengan hormat,
Partisipasi Anda dalam penelitian ini bersifat bebas. Anda bebas ikut atau
tidak tanpa dikenai sanksi apapun. Atas perhatian dan kesediaannya kami
ucapkan terimakasih.
Hormat kami,
Peneliti
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun,
saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini
35
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
Hari/Tanggal :
cek atau centang (√) pada salah satu jawaban yang telah disediakan.
jelas.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Alamat Responden :
2. Umur :
3. Pendidikan terakhir :
b. SD
c. SLTP
36
d. SLTA
e. Perguruan tinggi
5. Jumlah anak :
B. Data Khusus
1. Faktor Pengetahuan
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan apa yang anda ketahui.
Beri tanda silang (×) pada salah satu jawaban.
a. ASI
c. Susu formula
b. ASI
37
c. Memberikan ASI saja pada bayi usia 0 – 6 bulan
a. Bayi yang diberi ASI lebih kurus daripada yang diberi susu
formula
a. 2 jam sekali
b. Ketika bayi menangis
38
b. Susu formula lebih mudah diberikan daripada ASI
a. 2 minggu
b. 3 – 6 bulan
c. 6 – 12 bulan
2. Faktor sikap
No Pernyataan SS S R TS STS
40
8 Saya merasa nyaman menyusui bayi saya
41
Lampiran 5
CURRICULUM VITAE
Nim : P07524417115
Riwayat Pendidikan :
42